Call Me Mommy

By Avissashira

334K 21.5K 489

3 orang yang belum pernah mengecewakan Ali: Bundanya, Kenids dan Prilly. 6 tahun terpisah karena keegoisan or... More

Prolog
1. Masih sama
2. Kenids: Kenids kecewa dad.
3. Shila: Lo ayah Kenids
4. Jepang-Indonesia
5. Liand BACK!
6. Ali: good night sweetheart
8. White Rose
10. Kenids?
11. I love you, dad.
12. Liand Back (2)
tambahan (+)
13. Saudara Kenids
14. failed
15. akhir...

9. Welcome to my life, Prill.

20.5K 1.7K 52
By Avissashira

Cie gak mau vote, diem-diem baca. Hehe 😅

CHAPTER INI DI PRIVASY YEEE:-)
-------------------------------
"Terus?"

"Gue mantan istrinya Ali," Lanjut Shila. Prilly mengeryit, bukannya Ali masih menikah? Atau? Apa ini? Tanya Prilly membatin.

"Kenapa gak kasih kesempatan buat Ali, Prill?" Tanya Dino memandangi Prilly dengan serius.

Prilly menunduk, dalam hatinya kini luka itu robek lagi. Puingan kesabaran dan ketegarannya runtuh. Bagaimana mungkin memberi kesempatan pada laki-laki yang sudah beristri? Mustail sekali.

Tapi tadi, mantan?

"Gue gak mau jadi perusak rumah tangga orang," jawab Prilly lalu mendongak. Jauh didalam iris mata Prilly, baik Dino maupun Shila sama-sama melihat ada sepenggal cinta dan sepenggal sakit hati yang mendalam.

"Ali duda Prill," jawab Shila yang tak sadar berucap tegas. Dalam pengertian Prilly yang menyebut Ali masih berkeluarga membuat Shila tidak nyaman. Bukan karena apa, hanya saja dalam pengertian itu sama saja yang dimaksud keluarga itu dirinya dan Ali bukan? Sedang disampingnya kini sudah ada sosok nyata calon suaminya.

"Oke gini, lo liat Kenids 'kan? Semua orang tau-nya dia anak Ali,"

Prilly menghela nafasnya. Anak yang lucu tadi anak Ali rupanya. Begitu sakit menyalami kenyataan pikirnya. Dan Dino juga menghela nafas, ini kenyataan publik yang bohong, menurutnya.

"Padahal, kenyataannya itu dia anak gue sama Shila, gue yang nanam benih di tubuh Shila. Percaya sama gue, Ali cinta sama lo. Ali rela ngerawat Kenids walau ia tahu Kenids bukan darah-dagingnya. Lo sama Kenids sama berartinya dalam hidup Ali, Prill. Jangan sebut Ali pengecut, karena apa? Dia sadar diri buat deketin lo lagi, dulu- disampingnya masih ada Shila sebagi istrinya. Gue rasa Ali gitu karena gak mau terlihat brengsek untuk kesekian kalinya dimata lo.

Beri dia kesempatan lah Prill, gue yakin Ali masih cinta banget sama lo... Kalo lo pikir selama 6 tahun ini lo doang yang berharap dia balik, lo salah. Tiap hari gue denger dia curhatin lo terus, beda saat gue ungkit Shila. Lo tahu dia bahkan rela pulang lebih awal dari Jepang pas tau lo di Jakarta." Jelas Dino panjang lebar. Prilly menunduk, merespon dalam-dalam perkataan Dino tadi. Senang, sedih, semuanya jadi satu.

"Bahkan, foto lo sama dia bahkan di pajang di meja kerjanya. Sedang gue? Gue istri-nya tapi gak dapat perhatian dari dia. Dulu, dia emang sempat larang gue -secara gak langsung gue sadar dia imam gue berhak ngatur gue tapi gue, gue itu pelacur yang udah gak bisa lari dari kenyataan. Gue pecandu ONS, dan disana gue harap semuanya biar gue yang nanggung dosa, bukan Ali- suami gue.

Lo berhak penuh sama Ali. Maafin Ali, gue tau lo pun tau kalo ini gak sepenuhnya bahkan gak pernah diinginkan oleh Ali. Gue rasa lo cewek yang pinter Prill. Gunain kesempatan ke-2 kalian masing-masing buat saling intropeksi diri. Anggap 6 tahun lalu itu seb---"

"Gue mau Ali yang jelasin semua, gue mau denger dari Ali. Bisa?" Potong Prilly. Shila dan Dino saling berpandangan lalu menatap Prilly sedikit lega.

Dibalik situ, ada sepercah kesempatan yang Dino lihat untuk sahabatnya. Dan dibalik sana, Shila yakin ada seseorang yang tepat untuk Ali- si mantan suami.

"Besok pagi kita bedua pergi entah kapan kembali, gue harap lo sama Ali bisa jagain Kenids. Gue percaya lo bisa jaga anak gue. Kelak, kalau kami bisa buat jelasin sama Kenids, kami bakal balik." Jelas Dino kembali.

Prilly mendongak, untuk yang kali ini dirinya tidak tahu menahu soal Kenids. Prilly hanya bisa menatap bingung kearah keduanya.

Dino dan Shila bangkit diikuti dengan Prilly. Rupanya mereka mau pamit pulang, terakhir Dino berpesan agar Prilly lebih menimbang-nimbangkan kesempatannya lagi. Prilly menangguk samar, setelah itu Kenids dan dua orang tamunya beranjak untuk pulang.

[×][×]

Prilly mengendarkan pandangannya kesekitarnya. Sialnya hanya banyak pohon yang ada di sisi jalan dan seperti sebuah kebun karet kecil di samping kanan jalan. Disebelah kirinya, terlihat sebuah danau besar dengan pondokan kecil di sudut danau. Prilly menghela nafasnya, ia tidak mengenali tempat ini, rasanya sudah terlalu lama ia pergi dari Jakarta hingga lupa dengan tempat-tempat dan jalan di Jakarta. Seingat Prilly, dahulu disini hanya hutan-hutan saja tidak dan sekarang sudah berubah seperti jalan tol yang senyap.

Rembulan malam ini seperti teman Prilly menuju alamat rumah yang dikirimkan Dino tadi. Prilly berniat ke rumah Ali, katanya Ali sakit tadi. Ditambah lagi kabar dari Maya yang mengambarkan kalau Ali sempat pingsan di kantor. Naluri sebagai kekasih 6 tahun silam datang lagi, kecemasan dan kekhawatirannya membuncah kerika tahu Ali sempat pingsan. Mungkin Ali teramat capek sekarang.

Prilly menyetopkan mobil-nya di depan gerbang putih itu. Aneh, seketat ini kah rumah Ali pikirnya. Tadi, sekitar 400 meter dari gerbang ini ada gerbang pula. Prilly menggeleng, rupanya mantannya ini sekarang sudah benar-benar kaya dan sukses.

Prilly membuka kaca mobilnya, menatap satpam yang tersenyum memberi hormat kepada dirinya. "Atas nama Prilly?" Tanya satpam itu sopan.

Prilly menangguk saja sambil tersenyum. "Silahkan," Prilly lagi tersenyum setelah itu ia melajukan mobilnya di perkarangan rumah Ali yang penuh dengan bunga-bunga indah.

Disinilah dirinya, di depan pintu bercat putih besar dengan dark dedaunan yang terlihat samar. Prilly lagi-lagi tersenyum memandang takjub hasil kerja mantan kekasihnya itu. Harusnya dirinya seperti Ali ini selama 6 tahun lalu, bukan hanya murung memikirkan Ali. Prilly berdecak menyesali kelakuannya 6 tahun yang lalu.

"Siap-- Prilly?! Astaga! Demi apa bunda liat kamu lagi?!" tante Laily histeris menatap wanita di depannya ini. Bahkan Laily langsung membawanya kedalam dekapan.

Setelah melepaskan, "Hay tante..." jawab Prilly kikuk. Dengan cepat Laily membawa Prilly ke dalam rumah.

"Apa kabar sayang? Aduh bunda kangen banget sama kamu." Ujar tante Laily menyambut Prilly. Prilly masih bingung dengan keadaannya, ah bukan bingung, canggung tepatnya.

"Eh? Sehat kok tan, tante sendiri?" Tanya Prilly.

"Udah gak mau lagi panggil bunda ya? Tante aja ya? Iya deh,"

"Sehat kok tante," lanjutnya.

Sementara Prilly, ia menggatuk tekuknya yang tidak gatal karena ucapan tante Laily tadi. Bukan ia tidak lagi mau memanggil bunda, hanya saja ia takut di bilang tidak sopan pada mertu-- oke lupakan Shila.

"Mau minum apa sayang?" Tanya Laily lagi, dan Prilly ia menjawab dengan gelengan kepala ringan.

"Prilly mau jenguk Ali. Kata Dino, Ali sakit ya bun?"

Laily memandangi Prilly penuh curiga disertai mata yang berbinar. Dalam benaknya, ada percah harapan lagi anaknya untuk mendapatkan istri yang baik dan sesuai harapan Laily lagi.

"Kamu---"

"Ah enggak bunda, cuma mau nengok aja kok," potong Prilly. Di depannya, Laily menghela nafasnya kasar. Mungkin, dalam batinnya ia mendesah kalau semuanya sudah pupus.

"Ali di kamar, ayo bunda anter,"

***

Prilly menyapu pandangannya di kamar besar milik Ali. Kamar yang di dominasi dengan cat kuning serta puluhan stiker spongebob di dindingnya. Prilly menahan senyumnya, mungkin itu stiker Kenids pikirnya atau memang stiker yang sengaja Ali pasang, sejatinya Ali memang sangat menyukai spongebob.

Diliriknya kebelakang, ternyata Laily hanya mengantarkan di depan pintu saja. Dengan ragu, ia kembali berjalan menuju ranjang Ali. Disana, Ali meringkuk di balik selimut biru tua. Senyum Prilly merekah seketika mengingat selimut biru tua itu hadiah dari dirinya untuk Ali kala itu.

Prilly menarik sofa yang ada disampingnya. Tak ada kursi, jadi terpaksa harus membawa sofa ke pinghiran ranjang Ali.

"Bandel banget sih, jadi sakit 'kan?" Gerutu Prilly seraya menatap Ali yang tertidur pulas dengan nafas teratur.

"Eh, ini apa lagi? Kok gak diminum sih Li! Jangan bilang kamu masih punya dendam sama obat!" Omel Prilly.

Peduli setan ia mengomeli orang tidur yang sakit. Jika menyakut Ali, maka bawelnya Prilly akan muncul lagi. Ditambah sekarang, kening Ali benar-benar panas.

Prilly beranjak mengambil kain lalu mengompres Ali di ketiaknya. Ok, mungkin kalian bingung kenapa diketiak 'kan? Nyatanya, mengompres itu di tempat pembulu darah yang besar seperti ketiak atau batas antara paha dan pinggang.

"Makasih ya," Prilly langsung menatap Ali yang bergumam tadi. Dilihatnya mata Ali memerah dan bibirnya pucat pasi.

"Mata aku panas," gumam Ali lagi. Prilly menatap khawatir ke arah Ali. Diambilnya air di atas nakas lalu membantu Ali duduk dulu di tepi ranjang.

"Minum dulu," Ali menangguk lalu meminum air yang di berikan Prilly.

"Obatnya juga," tambah Prilly.

Ali menatap Prilly sayu seraya menggeleng- menolak permintaan Prilly.

"Minum atau aku pulang? Eh--Tapi kamu udah makan?"

Ali lagi-lagi menggeleng lemah. Ia kembali berbaring sambil menatap Prilly lembut.

"Liur aku pait," adu nya.

Prilly beranjak dari duduknya lalu menuju dapur. Walau sempat di tahan Ali, ia tidak peduli berlalu ke arah dapur Ali.

"Emm... bi." Panggil Prilly pada salah satu pembantu di sana. Dengan sopan bibi itu menghampiri Prilly.

"Dapur dimana bi?" Tanya Prilly lagi.

"Mari..." Prilly mengekori pembantu itu dari belakang, mengantarkannya ke arah dapur megah milik Ali.

"Makasih ya bi," ujar Prilly tulus. Pembantu itu menangguk namun enggan untuk beranjak pergi.

"Aku gak bakal ngambil apa-apa kok bi," kata Prilly lagi. Tersinggung? Emm sedikit.

"Hehe, enggak. Pacar den Ali sekarang cantik banget. Emm... saya permisi" Kata pembantu itu malu-malu. Prilly menayatukan alisnya, setelah itu ia tertawa pelan merasa di puji oleh pembantu Ali.

***

"Makan," suruh Prilly seraya menyodorkan mangkuk bubur di tangannya. Bukan ia enggan untuk menyuapi tapi rasanya... ya, sedikit canggung.

Ali hanya membuka matanya sekilas, diliriknya Prilly yang hanya menyodorkan semangkuk bubur kepadanya.
"Tega ya, nggak ah pait,"

Cih, gak ada roman-romannya banget! Umpat Ali membatin.

"Ih! Aku suapin deh," tawar Prilly lagi.

Ali melirik Prilly sekilas lagi lalu kembali memejamkan matanya.

"Kalo dulu waktu aku tifus juga diapain ya, ya siapa tau gitu ak--"

Dua kecupan hangat mendarat di pelupuk mata Ali. Dengan senyuman Ali membuka matanya lalu duduk di bahu ranjang tanpa dibantu Prilly. Prilly yang melihatnya hanya tersenyum miring menahan tawanya. Ali masih semenggemaskan dulu, masih pecicilan dan berlaku bodoh.

"Sehat 'kan lo? Makan sendiri!" Tuduh Prilly seraya menyodorkan kembali mangkuk berisi buburnya.

Ali mengerucutkan bibirnya. Tatapannya berubah menjadi puppy eyes dengan alibi minta kasih sayang. Pret, sok gitu! Umpat Prilly.

"Aku mau disuapin..."

"Enggak!"

"Ayodong..."

"Males!"

"Sayang... ya?"

Prilly menaikan satu alisnya seraya menahan senyumnya. Mungkin Prilly bisa menahan senyumnya, namun semburat merah di pipi Prilly itu sulit untuk di bohongi.

"Cie merah... suapin ya my rose white,"

Pipi Prilly kian bersemu. My rose white- panggilan sayang Ali dahulu. Dan sekarang, setalah hampir 6 tahun lebih ia tak mendengar kini ia mendengarnya lagi.

My rose white.

A/N: baru nyadar eperibadi kalau dulu Digo nembak Sisi pakai mawar putih juga wkk.

"Oke. Tapi ada syaratnya..." kata Prilly seraya senyum menggoda kepada Ali. Ali menatapnya dengan tatapan meremehkan ditambah senyuman yang menggelikan.

"Apa?"

[×][×]

A/N: TERLALU LAMA SAYA MENGGANTUNG CERITA INI.

BETEWE, ini part cuma buat follewrs aque. Makasih buat 1k follws yaks?

Martapura, 1 Juni 2016
Pavita Avissa

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 35.5K 8
Di balik dunia yang serba normal, ada hal-hal yang tidak bisa disangkut pautkan dengan kelogisan. Tak selamanya dunia ini masuk akal. Pasti, ada saat...
32.2M 2M 103
1# Mavros Series | COMPLETED! MASIH LENGKAP DI WATTPAD. DON'T COPY MY STORY! NO PLAGIAT!! (Beberapa bagian yang 18+ dipisah dari cerita, ada di cerit...
5M 921K 50
was #1 in angst [part 22-end privated] ❝masih berpikir jaemin vakum karena cedera? you are totally wrong.❞▫not an au Started on August 19th 2017 #4 1...
6.4M 716K 53
FIKSI YA DIK! Davero Kalla Ardiaz, watak dinginnya seketika luluh saat melihat balita malang dan perempuan yang merawatnya. Reina Berish Daisy, perem...