The Secret Admirer

By AlanaKanaya

60.7K 1.9K 614

Antara cinta dan obsesi hanya memiliki arti yang berbeda setipis helaian rambut, seperti mata koin yang tidak... More

Prolog
Bab 1
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Pengumuman
Open PO
Pengumuman Akhir PO
Cuma Ngasih Tau

Bab 2

3.2K 226 37
By AlanaKanaya

"Guys... tebak siapa yang datang bersama Daniel?" Emily berkata sambil tersenyum gembira menatap semua orang yang tengah duduk di karpet apertemennya.

"Bill Gates?" Sudah jelas pertanyaan ini dari Gerard yang hanya dapat tatapan 'yang benar saja' dari Emily.

"Mr. Grey?"

"Oooh.. tolong katakan kalau itu dia!" Ucap Calista mendukung prediksi Alexa yang membuat Theo memutar bola matanya.

"Aku juga berharap kalau itu dia, tapi sayang bukan pria seksi itu yang datang," jawab Emily dengan wajah menyesal.

"Hei, aku di sini, cupcake!" Protes Dylan yang hanya diacuhkan oleh tunangannya itu.

"Apa kita perlu menyewa seseorang untuk melenyapkan Tuan. Abu-abu itu?" Bisik Theo di telinga Dylan.

"Ide bagus, kita akan membicarakan ini nanti," Dylan menjawab dengan bisikan serupa yang membuat keduanya 'tos' dengan minuman kaleng milik mereka.

"Kerelyn Howard?" Alex berkata dengan santai tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi. Penampilan pria itu saat ini terlihat berbeda dengan janggut dan rambut gondongnya dan walaupun ia tak memberi tahu tentang alasan di balik perubahan penampilannya, semua yang ada diruangan itu mengetahui kalau salah satu detektif terbaik NYPD itu tengah dalam aksi penyamaran.

"Bagaimana kau tahu?" Tanya Emily sambil membelalakan mata tak percaya ke arah Alex yang hanya tersenyum sambil mengangkat bahunya santai, "Daniel baru saja menghubungiku, dia bilang sekarang mereka sudah berada si tempat parkir dan dia meminta kita untuk bersikap normal," lanjut Emily sambil menatap semuanya.

Tak berapa lama terdengar suara bel apartemennya bunyi, "Itu mereka!" Seru Emily dengan antusias, "Ingat! Normal, ok!" Ucapnya sambil berjalan ke arah pintu. Tapi semua interuksinya itu hanya sia-sia saja, karena tepat ketika pasangan itu masuk ke ruang TV semua orang kini menatap mereka dengan penuh selidik, untuk sesaat ruangan itu tiba-tiba hening dan itu sukses membuat Kerelyn terlihat salah tingkah sedangkan Daniel hanya memutar bola matanya.

"Apa kalian berkencan?" Seperti biasa Alexa yang terkenal paling ceplas ceplos dari semuanya, mengungkapkan apa yang ada dalam pikiran mereka semua.

"A.. apa?" Tanya Kerelyn dengan gugup.

"Tidak kami tidak berkencan," Daniel berkata sambil berjalan ke arah tengah dan menyimpan 5 dus pizza ukuran besar di atas karpet, mengingat kursi dan juga mejanya telah di geser ke pinggir dan ruangan itu telah di gelar karpet dimana semua orang terlihat duduk santai sambil berselonjor diatasnya.

"Yes! Aku menang," seru Alexa penuh dengan kebahagian sambil menengadahkan tangan ke arah Theo dan Dylan yang dengan menyesal memberi gadis itu uang $10, begitu juga Alex yang memberinya uang dalam jumlah yang sama, sebelum akhirnya dia melakukan tos dengan Gerard dan membagi dua hasil taruhannya itu.

"Em, apa kau memberitahu mereka semua tentang pesanku tadi?" Tanya Daniel sambil kembali memutar bola matanya sebelum duduk di sebelah Alex yang tengah menyisir rambutnya menggunakan tangan karena menghalangi penglihatannya.

"Aku sudah memberitahunya, Daniel, percayalah," ucap Emily sambil kembali duduk di depan Dylan dan bersandar di dada tunangannya itu.

"Kerelyn, duduklah," Alexa menepuk tempat di sebelahnya mengundang gadis itu yang terlihat canggung, "Kau tidak keberatan duduk di bawah?"

"Tidak... tidak sama sekali," Jawab Kerelyn sambil menerima selimbut yang Alexa berikan kepadanya untuk menutupi kakinya mengingat malam ini ia mengenakan dress selutut, dan ia akan mengingatnya minggu depan ia harus menggunakam celana panjang seandainya Daniel mengajaknya kesini lagi. Ia pasti akan mengajaknya lagikan?

"Pizzanya sangat enak, thanks D," ucap Theo dengan mulut penuh dengan paperoni pizza.

"Kerelyn yang membelikannya untuk kalian," ucap Daniel sambil mengambil satu potong pizza untuk dirinya.

"Waah benarkan? Kau seharusnya tidak usah repot repot seperti ini," Alexa berkata sambil mencari cheesy pizza yang menjadi favorit dirinya dan Emily, senyum lebar menghiasa wajah keduanya ketika menemukan apa yang mereka cari ada diantara dus-dus makanan itu.

"Tidak merepotkan sama sekali, aku senang kalau kalian semua menyukainya."

"Kami sangat menyukainya... percayalah," Gerard berkata dengan mulut penuh, melihat mereka semua bersikap santai seperti itu membuat Kerelyn bahagia ia sangat mendambakan suasana hangat seperti ini.

"Ceritakan pada kami, bagaimana kalian saling mengenal?" Alex memulai investigasi dengan santai sambil memakan meaty pizza yang topingnya penuh dengan daging asap, sosis, daging cincang, paprika dan keju mozarela, tangan kirinya bertumpu di atas lutut yang jari-jarinya memegang atas kepala menahan rambut depannya agar tak menghalanginya saat ia makan, melihat itu Alexa menggelengkan kepala lalu berdiri menuju kamarnya, saat ini ia kembali tinggal bersama Emily mengingat ia telah kembali ditugaskan di New York.

"Kami bertetangga hampir lebih dari tiga tahun," Kerelyn mengawali ceritanya.

"Kalian bertetangga selama ini? Bagaimana kami tidak mengetahuinya?" Gerard menatap Daniel tak percaya.

"Percayalah, G, awalnya aku juga tidak mengetahui kalau dia artis terkenal," ucap Daniel berusaha membela dirinya.

"Kami hampir tidak pernah bertemu, sampai akhirnya hari itu terjadi," Kerelyn menarik napas panjang sebelum melanjutkan ceritanya, "Daniel, menyelamatkanku ketika mantan kekasihku memukuliku dan aku hampir saja mati seandainya dia tidak mendobrak pintu untuk menyelamatkanku," ucapan Kerelyn itu membuat semua orang terdiam karena terkejut.

"Ya Tuhan... maafkan kami," Calista berkata dengan rasa empati mendalam, yang membuat Kerelyn tersenyum.

"Tidak apa-apa itu sudah lama terjadi, yang penting sekarang aku baik-baik saja, berkat Daniel," ucap Kerelyn sambil tersenyum menatap Daniel lembut yang juga tengah menatapnya, hening selama beberapa saat sampai akhirnya terdengar teriakan kesakitan Alex yang memecah keheningan.

"Awww.. Lexi, pelan- pelan!" Serunya ketika tiba-tiba Alexa menjambak rambut Alex hingga kepala pria itu menengadah kebelakang.

"Maafkan aku, aku sedikit terbawa emosi mendengar ada seorang pria yang memukul seorang wanita," ucap Alexa dengan menyesal sambil mengelus elus rambut Alex, "Pria itu diciptakan untuk melindungi kaum perempuan bukannya menyiksanya," lanjutnya sambil mulai menyisir rambut gondrong Alex menggunakan sisir yang dia bawa dari kamarnya beberapa saat yang lalu, "Tapi bajingan itu malah berani memukul Kerelyn sampai seperti itu!"

"Aww... Lexi, bukan aku yang memukulinya!" Seru Alex karena tanpa sadar Alexa kembali menjambak rambat Alex.

"Ya Tuhan, maafkan aku tak sengaja," ucapnya menyesal sambil kembali mengelus kepala Alex bahkan sekarang dia meniupi kepalanya seperti seorang ibu yang meniupi luka anaknya karena jatuh dari sepeda.

"Lexi, hentikan!" Pintanya sambil bergidik karena geli, ia paling tidak tahan kalau ada seseorang menyentuh tengkuknya atau meniupi bagian leher dan telinganya, "Cepat lakukan apapun yang kau mau lakukan dengan rambutku!"

"Aku pasti sudah selesai kalau kau tidak selalu berteriak!"

"Aku berteriak karena kau menjambaku, Lexi!"

"Jangan terus memanggilku, Lexi!"

"Awww... baik-baiklah!" Alex menyerah karena karena gadis itu kembali menjambak rambutnya.

"Aaah aku suka Alex sang penurut," ucap Alexa sambil kembali menyisir rambut Alex lalu menguncir bagian atasnya hingga tak lagi menghalangi penglihatan pria itu.

"Jadi dimana bajingan itu sekarang?" Dylan bertanya tanpa menghiraukan perdebatan kecil antara Alex dan Alexa.

"Dia dihukum empat tahun penjara, jadi sepertinya masih di dalam sana, dan aku berharap dia tak pernah di bebaskan," ucap Kerelyn yang langsung dapat anggukan setuju dari ketiga gadis lainnya.

"Siapa nama bajingan itu?" Tanya Alex yang sekarang terlihat keren dengan rambutnya yang diikat, ia mengambil minuman soda dihadapannya lalu membukanya.

"Simon... Simon Javier."

Alex terbelalak menatap Kerelyn, ia membiarkan kaleng sodanya menggantung di udara, dan reaksi pria itu membuat semuanya terdiam dan saling pandang.

"Apa kau mengenalnya?" Daniel bertanya sambil menatap Alex serius.

"Iya, aku mengenalnya," jawab Alex dan mengalihkan pandangannya ke arah Daniel, "Dia telah di bebaskan beberapa bulan lalu."

Pernyataan Alex itu sukses membuat semua pria yang berada di ruangan itu mengumpat dan para perempuan mengucap nama Tuhan, sedangkan kerelyn langsung memucat. Kilasan kejadian tiga tahun lalu kembali menyeruak kepermukaan dan rasa dingin tiba-tiba merambati tulang belakangnya, bulu kuduknya berdiri.

"Kau tidak apa-apa?" Emily bertanya sambil menggenggam tangan Kerelyn yang terasa dingin.

"Iya, aku... aku baik-baik saja," Kerelyn berusaha tersenyum walaupun terlihat sangat dipaksakan, "Oh tidak, aku tidak baik-baik saja," lanjutnya dengan ketakutan yang sangat kentara dan itu membuat semua orang merasa prihatin untuknya.

"Kau tidak usah takut, aku akan menjagamu," Daniel berkata dengan sungguh-sungguh, "Untuk sementara, jangan pergi sendirian, apa kau paham?" Lanjutnya lebih berupa perintah daripada pertanyaan. Mendengar itu hati Kerelyn tiba-tiba merasakan hangat dan ia yakin kalau pria itu akan memegang ucapannya untuk menjaga dirinya.

"Kerely, maafkan aku harus menanyakan sesuatu padamu," Alex berkata dengan serius, "Apa kau tahu kalau dia pengedar narkotika?"

Semua orang terbelalak mendengar pertanyaan Alex, Kerelyn mengerutkan keningnya sesaat sebelum akhirnya menggelengkan kepala.

"Aku tahu kalau dia pemakai karena pernah melihatnya menggunakan obat-obatan dan itu yang menyebabkan aku ingin berpisah dengannya, tapi yang terjadi saat itu aku berakhir di Rumah Sakit, tapi kalau seorang pengedar... aku benar-benar tidak tahu."

Alex mengangguk mendengar cerita Kerelyn, "Sebaiknya kau berhati-hati, Kerelyn, dan kalau dia berani menemuimu lagi kau cepat hubungi polisi untuk meminta bantuan, apa kau paham?" Lagi-lagi lebih bersifat perintah daripada pertanyaan, tapi hal itu kembali membuat dadanya terasa hangat oleh perhatian.

Semua orang kembali terdiam larut dalam pikiran mereka masing-masing tapi yang menjadi objek pikiran mereka sama, yaitu tentang Kerelyn dan nasib yang telah dilalui perempuan yang selalu tampil ceria dan tersenyum di depan kamera, mereka kini mengetahui kalau perempuan itu hanya perempuan biasa yang bisa terluka, sedih dan juga ketakutan dalam dunia nyata.

"Jadi film apa yang kau bawa, D?" Theo memecah keheningan dan berusaha mengalihkan pembicaraan dari masalah yang membuat Kerelyn memucat.

"Tidak bisakah kita menonton F&F lagi?" Emily bertanya sambil melihat tumpukan dvd yang Daniel bawa.

"Tidak!" Jawab para pria hampir bersamaan yang membuat Emily cemberut dan langsung mendapat hadiah ciuman lembut dari Dylan dan membuatnya kbali tersenyum.

"Kalau begitu Twi..."

"Tidak!" Semuanya kembali menjawab sebelum Alexa menamatkan ucapannya yang membuat gadis itu cemberut tapi naas baginya karena tak ada yang menghadianya ciuman seperti halnya Emily.

Ketika semua orang masih berdebat tentang film apa yang akan mereka tonton, Alex memberikan kode kepada Daniel untuk mengikutinya, ia berjalan lebih dahulu ke arah dapur yang tak lama kemudiaan disusul oleh Daniel.

"Dengar, D, kau harus menjaga Kerelyn untuk beberapa waktu kedapan, Simon telah merencanakan sesuatu terhadapnya," Alex berbisik sambil membuka lemari es untuk mencari sesuatu.

"Sial! Bukankah seharusnya bajingan itu masih di dalam penjara? Bagaimana mungkin dia bisa bebas?" Daniel menggeram, ia mengingat bagaimana Kerelyn berlumuran darah saat itu dan itu pemandangan yang sangat mengerikan.

"Dengan uang dan kekuasaan semua bisa terjadi, Man," ucap Alex sambil mengeluarkan plastik apel kemudian menutup lemari pendingin itu.

"Apa dia sehebat itu?" Daniel bertanya sambil mengambil mug dari dalam kitchen set dan mengisinya dengan air dingin.

"Simon Javier adalah orang yang bertanggung jawab atas peredaran obat-obatan dari setengah wilayah kota New York."

"Sial!" Daniel mengumpat setelah menyadari dengan siapa Kerelyn berhadapan selama ini, "Bukankah selama ini dia di dalam penjara? Bagaimana dia menjalankan bisnisnya?"

"Sudah ku katakan, D, dengan uang dan anak buah yang setia dia bisa menjalankannya walau dengan tangan terikat."

Mereka terdiam beberapa saat, Alex mulai menggigit apelnya sedangkan Daniel hanya berdiri tampak sedang berpikir.

"Apa kasusmu saat ini ada hubungannya dengan bajingan itu?"

Alex hanya mengangguk sebagai jawaban, Daniel sendiri tak bertanya lebih lanjut mengingat sudah sering sahabatnya itu menjalankan penyamaran dan dia mengetahui bagaimana Alex harus merahasiakan tentang penyamarannya dari siapapun termasuk keluarganya sendiri.

"Yang perlu kau tahu adalah Simon orang yang sangat berbahaya, dia tidak akan membiarkan musuh-musuhnya begitu saja. Dan Kerelyn adalah orang yang dia anggap paling bertanggung jawab terhadap penangkapannya kemarin yang menyebabkan reputasinya sedikit tercoreng dan menyebabkan kerugian cukup besar."

Daniel kembali terdiam memikirkan bagaimana cara menjauhkan tetangganya itu dari bahaya yang sedang mengancamnya.

"Apa sebaiknya dia memberitahu managernya dan meminta beberapa orang untuk mengawalnya?"

Alex mengangguk setuju, "Sebaiknya kita melakukan pencegahan sebelum hal buruk terjadi."

"Baiklah aku akan mengingatkannya supaya memberitahu managernya mengenai masalah ini."

"Apa yang kalian berdua lakukan di sini?"

Daniel dan Alex membalikkan badan menghadap asal suara dimana Alexa tengah berdiri menatap keduanya dengan curiga.

"Ckkk.. kalian pasti sedang membicarakan perempuan," ujar Alexa sambil menggelengkan kepala, yang membuat Daniel dan Alex hanya mengengkat alis santai, "Daniel, Karelyn dari tadi mengawasimu seperti Elang," bisiknya sambil mencondongkan badan ke arah kakak laki-lakinya itu. Daniel mengalihkan pandangannya kearah Kerelyn lalu tersenyum kepada gadis itu yang memang sedang menatapnya.

"Apa kalian berpacaran?" Alexa bertanya dengan santai sambil mengupas apel, tapi berbeda dengan Daniel yang sampai tersedak gara-gara pertanyaan adiknya itu.

"Tidak, kami tidak berpacaran... dia sudah memiliki kekasih, Lexa," jawab Daniel setelah berhenti terbatuk-batuk.

Alexa mengerutkan keningnya tak percaya, "Benarkah? Tapi aku yakin dia menyukaimu."

"Dia Matt Foster, aku melihatnya mengantarkan Kerelyn kemarin malam, dan tadi kau harus lihat bagaimana mereka berpose dalam pemotretan."

"Pemotretan?"

Daniel mengangguk, "Tadi siang mereka berdua baru saja melakukan pemotretan dan aku yang memotretnya."

"Jadi tadi dia bersama kekasihnya dan sekarang bersamamu?" kali ini Alex yang bertanya sambil bersandar di meja dapur dengan santai.

"Dia bilang Managernya ada urusan dan begitu juga dengan kekasihnya."

"Apa dia bilang kalau Matt adalah kekasihnya?"

"Tidak, tapi kau akan mengetahuinya dari bagaimana mereka merapatkan badan satu sama lain," ujar Daniel dengan sedikit kesal.

"Aaahhh." Alex dan Alexa berucap bersamaan sambil tersenyum yang membuat Daniel bingung.

"Apa?" Tanya laki-laki bermata hitam itu sambil menatap double A bergantian.

"Kau cemburu," Alexa berujar yang di dukung Alex dengan anggukan kepala serius.

"Tidak!"

"Iya, dan Matt bukan kekasihnya," lanjut Alexa sambil menggigit potongan apel.

Daniel mendengus mendengar predikai adiknya itu, "Bagaimana kau tahu?" Daniel menyilangkan tangannya di atas dada sambil menatap gadis bermata coklat itu.

"Alex, apa kau akan membiarkan kekasihmu melewatkan sabtu malam bersama pria lain seperti... Daniel?" Alexa bertanya sambil menatap Alex yang langsung menggeleng.

"Tidak, aku akan mengawasinya selama 24 jam."

"Alex apa kau akan membiarkan kekasihmu di antar oleh pria lain seperti.. Daniel?"

"Tidak, aku akan mengantarnya lebih dulu."

"Daniel, bukankah dia yang merawatmu ketika tanganmu terluka?" Daniel mengangguk menjawab pertanyaan Alexa.

"Alex, apa kau akan membiarkan kekasihmu merawat pria lain seperti... Daniel?"

Lagi-lagi Alex menggeleng dengan wajah serius, "Tidak... aku lebih baik menyewakan perawat untuknya."

"Kau lihat? Bahkan pria seperti Alex-pun tidak akan membiarkan kekasihnya merawat pria lain lalu menghabiskan sabtu malam bersama pria itu dan juga teman-temannya... dan kalau Matt Foster kekasihku, aku dengan bangga akan mengenalkannya kepada semua orang," Alexa mengangguk serius mendramatisir hasil presiksinya.

"Apa maksudmu dengan pria sepertiku?" Alex mengerutkan alis menatap Alexa.

"Playboy," jawab Alexa santai.

"Ooooh," Alex mengangguk mengerti.

Daniel terdiam beberapa saat memikirkan ucapan Alexa, "Kalian salah, dia merawatku karena merasa berhutang nyawa padaku, dia tidak melewatkan sabtu malam hanya berdua denganku tapi dengan kalian semua, dia pulang bersamaku karena kami tinggal di gedung apartemen yang sama," ucap Daniel mencoba memberikan hasil pemikirannya sendiri, tapi itu hanya membuat double A meghembuskan napas panjang dan menatapnya dengan prihatin.

"Dia menyukaimu, D," ucap Alex sambil tersenyum menggoda sahabatnya itu.

Daniel terbelalak tak percaya, "Tidak, kau pasti salah."

"Dia benar, Daniel, Kerelyn menyukaimu," ucap Alexa santai sambil tersenyum.

Daniel mengangkat alisnya, "Bagaimana kalian mengetahuinya?"

"Demi Tuhan... kau sangat pintar dalam semua hal, kecuali soal perempuan.. kau tidak lihat bagaimana dia selalu menatapmu dengan mata berbinar?" Alexa terlihat putus asa mengingat bagaimana kakaknya itu kurang memahami bagaimana perempuan.

"Lexi, apa kau akan menghabiskan waktumu untuk merawat pria yang tidak kau sukai walaupun dia telah menyelamatkanmu?" Kini giliran Alex yang bertanya.

"Tergantung, apa dia tampan atau tidak," jawab Alexa santai yang membuat Alex menatapnya kesal.

"Lexi!" Serunya mengingatkan gadis itu.

"Oh baiklah.. tidak, aku tidak akan melakukan itu, tapi aku akan memberikannya uang untuk berobat," ucap Alexa sambil mengangguk.

"Apa kau akan menghabiskan sabtu malam bersama pria lain, disaat kau memiliki kekasih yang sangat tampan dan terkenal?"

"Tidak, tentu saja tidak, aku lebih baik menghabiskan malamku sendirian ditemani Edward Culan," Jawab Alexa serius.

"Lexi, apa kau akan meminta tetanggamu untuk mengantarmu pulang disaat kau bersama kekasihmu?"

"Tidak, aku akan mengancamnya kalau dia tidak mengantarku pulang terlebih dahulu! Atau lebih baik aku naik taxi, tapi kalau tetanggaku itu pria tampan dan menawariku mengantarku pulang, aku akan memikirkannya."

"Lexi, cukup," ujar Alex sambil memutar bola matanya mendengar ucapan gadis itu, "Kau lihat? Bahkan perempuan seperti Lexi-pun tidak akan menghabiskan waktu mereka bersama seorang pria yang tidak dia sukai."

"Apa maksudmu dengan perempuan sepertiku?"

"Jomblo."

"Oooh."

Daniel terdiam beberapa saat memikirkan ucapan double A, dia kembali menatap Kerelyn yang diam-diam tengah mencuri pandang ke arahnya. Gadis seperti Kerelyn yang bukan saja cantik tapi juga artis terkenal tidak mungkin menyukainya kan?

"Oooh... aku benci kalau kalian sudah bekerjasama seperti ini," Daniel menggelengkan kepala menatap keduanya yang hanya tersenyum santai, "Aku lebih suka kalau kalian bertengkar," lanjutnya sambil pergi meninggalkan keduanya.

"Mau bertaruh berapa lama dia akan menyadari perasaannya?" Alexa menatap Alex dengan pandangan menantang.

"Satu bulan," Alex berkata dengan yakin.

"Tiga bulan."

"Yang kalah harus mengabulkan tiga permintaan yang menang," Alex mengajukan taruhannya kali ini.

"Ok, setuju!"

*****
Akhirnya bisa update Daniel \^^/
Sorry for typo and thank u for reading...

Love
Alana K

Continue Reading

You'll Also Like

4.1M 513K 80
Pembelian Novel Version bisa di shopee momentous.publisher❤ Elbiana Angelista Dewaga, siswi cantik SMA Cendrawasih yang terkenal bersikap dingin dan...
529K 30.6K 39
[WARNING⚠⚠ Ada banyak adegan kekerasan dan Kata² Kasar, mohon bijak dalam membaca] ••• Achasa seorang gadis cantik keturunan mafia rusia yang tidak s...
19.8K 2.6K 28
"kenapa menunggu pelangi ? karna menurutku pelangi itu indah jika melihat pelangi itu bisa membuat ku bahagia walaupun hanya sementara" " Kenapa keb...
About Alena By fanyww

Mystery / Thriller

385K 30.8K 75
[15+ / Death riddle; misterius; teka-teki; geng; mafia; kill; kekerasan; badas; sneaky brain; intelligence; action; trust] ^Dimohon Follow Sebelum Ba...