**
Irene sedang berada di dalam sebuah ruangan bercat putih yang sudah bisa di tebak bahwa kini gadis cantik itu sedang berada di rumah sakit.
Hari ini dengan di temani oleh ibunya irene pergi datang ke rumah sakit untuk melakukan pengecekan berkala untuk memeriksa keadaan matanya.
Karena ayah jiah dan jien sedang berusaha mencari pendonor mata bagi irene.
"Eomma apa kita akan menemukan orang yang ingin mendonorkan matanya untuku?" Tanya irene harap-harap cemas mengengam erat jemari ibunya.
Ibu irene hanya bisa mengelus surai hitam putrinya untuk menenagkan irene. "Aiggoo mau bagaimanapun kita tidak boleh putus asa sayang, tuhan pasti telah merencakan segala sesuatu baik adanya"
Ucap ibu irene seraya bersenyum hangat.
"Ah tapi eomma tidak bisa berlama-lama di sini menemanimu,adikmu miri pasti sudah menungu ibu di tempat penitipan"
Ucap ibu irene sambil melirik jam tanganya.
"Kalau begitu eomma harus segera menemui miri, aku bisa di sini sendiri atau biar ku telepon wendy saja untuk menemaniku jadi eomma tidak perlu menghawatirkan aku"
Ucap irene berusaha meyakinkan ibunya bahwa ia tidak apa-apa.
Setelah kepergian ibunya irene pun segera meminta tolong pada salah satu perawat rumah sakit untuk mencari kontak wendy di ponselnya dan menelepon wendy dan setelah telah tersambung irene pun segera mengucapkan terima kasih kepada parawat tersebut.
"Yeoboseo"
"Yeoboseo wendy, apa kau mandengarku? Yeoboseo"
Pip
"Kenapa di putus sambunganya? Apa dia sedang sibuk?"
Gumam irene bingung ketika
Sambungan teleponya di putuskan secara sepihak oleh wendy.
"Baiklah sepertinya tidak ada piliha lain lagi selain meminta tolong pada perawat tadi lagi untuk menghubungi jiah dan jien"
Ucap irene yang kemudian segera meminta tolong kembali pada perawat tadi untuk mencari kontak kedua saudara kembar tersebut
"Yeobeoseo jiah ini eonni"
"..."
"Apa sepulang sekolah nanti, kalian bisa datang menjemput eonni di rumah sakit?"
Tanya irene ragu-ragu.
"..."
"Baiklah terima kasih banyak."
"..."
"Heheh sampai jumpa lagi"
Irene pun segera mengakhiri pangilanya dan segera memasukan tasnya ke dalam tas miliknya dan berniat untuk mencari tempat duduk.
Meraba-raba dinding di sekitarnya. Tetapi ia malah tidak sengaja mendorong salah satu pintu ruang inap salah satu pasien.
Brukk
Pintu yang ternyata tidak terkunci itupun terdorong cukup kuat dan membuat irene terjatuh tepat di depan pintu itu.
"Aww"
Ringis irene ketika terjatuh membuat sang pasien yang berada di dalam ruangan itu yang awalnya sedang mengupas potongan apel di tanganya menghentikan kegiatanya tersebut dan beranjak untuk membantu irene.
"Astaga nona kau ceroboh sekali" ucap sang pasien yang ternyata adla ajhuma itu membantu irene kembali berdiri san membawanya untuk duduk di samping ranjangnya.
"Ah.. maaf ajhumma sudah merepotkanmu"
Ucap irene merasa bersalah.
"Tunggu!! Wajahmu apa kita sudah pernah bertemu sebelumnya?"
Tanya sang ajhumma mentap irene lekat mencoba mengingat-ingat wajah irene.
"Ah benarkah? Aku tidak tahu tetapi mungkin saja kita pernah berpapasan di jalan" ucap irene.
"Eoh kau benar"
Jawab ajhumma itu masih tetap menatap irene lekat karena baru menyadari bahwa ternyata gadis cantik di depanya itu tidak bisa melihat.
Apa benar gadis ini irene?_batin ajumma itu.
"Kira-kira apa kau pernah mengenal seseorang yang bernama tae-tae sebelumnya?"
Tanya ajhumma itu berniat memastikan bahwa gadis yang ada di hadapanya ini benar-benar irene.
Raut wajah irene pun berubah menjadi sayu seketika. Melihat perubahan raut wajah tersebut ajhumma itu pun mengalihkan pembicaraanya karena merasa tidak enak pada irene.
"A-aku.."
"Ahh.. tidak usah terlalu di pikirkan aku hanya sedang bercanda tadi. Tapi kenapa nona bisa berada di rumah sakit ini?"
Tanya ajhumma itu pada irene.
Dia benar-benar irene, tapi mengapa kini menjadi buta? Kasihan sekali dia_batin ajhumma itu merasa iba.
"Aku sedang melakukan pemeriksaan pada mataku ajhumma, sekaligus sedang mencari pendonor untuku tapi aku tidak yakin akan ada yang mau mendonorkan matanya semudah itu untuku" ucap irene menjelaskan.
Mereka pun terlarut dalam pembicaraan mereka.
Irene bahkan bercerita mengenai keluarga dan masalah yang tengah di hadapinya pada ajhumma itu tanpa merasa cangung.
Ia merasa sangat nyaman ketika berada bersama ajumma yang baru di kenalnya itu.
Entah kenapa ia merasa bahwa seperti sudah pernah mengenal ajhumma itu sebelumnya.
Mereka bahkan tertawa terbahak-bahak ketika ajhumma itu membuat lelucon kecil.
Ah.. entah kenapa sekarang aku merasa legah setelah menceritakan semuanya pada ajhumma ini, aku bahkan tidak ingat kapan terkhir kali aku bisa tertawa lepas seperti ini_Batin irene bahagia.
Mereka terus saja bercanda hingga bunyi dering ponsel irene menghentikan sejenak aktifitas yang telah membuat perut kedua nya agak sakit karena terus-terusan tertawa dari tadi.
Drtt
Drtt
"Yeobeoseo"
"..."
"Eoh jiah baiklah eonni akan segera menungu di ruang tunggu"
Pip
"Apa dua gadis kembar yang tadi kau ceritakan itu sudah datan menjemputmu?"
Tanya ajhumma itu.
"Ah.. iya ajhumma sepertinya aku harus segera pergi, kapan-kapan aku akan mampir lagi ketika sedang melakukan pemeriksaan" ucap irene.
"Tidak ajhumma rasa kita tidak akan bisa bertemu lagi setelah ini. karena kau tidak akan mungkin sering-sering mengunjungi rumah sakit lagi setelah ini" ucap ajhumma itu membut irene hanya bisa mengerutkan keningnya bingung.
"Jika ini mengenai penyakit ajhumma, maka ajhumma harus terus berjuang untuk melawanya bukankah ajumma sendiri yang mengatakan bahwa ajhumma masih mempunyai urusan yang belum sempat ajhumma selesaikan?"
Ucap irene. Membuat ajhumma itu menundukan kepalanya dan sedikit berpikir lalu kemudian mengangkat kepalanya kembali dan tersenyum menatap irene penuh arti.
"Sebnarnya sekarang ajhumma sudah menemukan tujuan hidup ajhumma"
Jawab ajhumma itu sambil memandang lurus irene.
"Maksud ajhumma?"
Tanya irene bingung.
"Sudalah nanti juga kau akan mengetahui maksud ajhumma, jadi apa mau ajhumma antarkan ke ruang tunggu?"
Ucap ajhumma itu.
"Jika ajhumma tidak keberatan"jawab irene senang.
Ajhumma itu pun mengantar irene dan menungu hingga gadis itu pergi dari rumah sakit.
Dalam hatinya ajhumma itu merasa sangat bahagia.
Penantianya selama ini telah membuahkan hasil.
Mulai sekarang kau tidak perlu khawatir lagi dengan hidupmu irene, aku akan mengantikanmu.
Menjadi matamu agar bisa melihat dunia kembali_batin ajhumma itu.
"Eomma apa yang eomma lakukan di sini, bukankah sudah ku katakan untuk tidak berjalan-jalan sendirian" teriak kai menghampiri ibunya.
Tbc
Jelek? Gimana bagus ngak?
Ternyata ajhumma itu ibunya kai sama taehyung loh...
Selanjutnya kira-kira ceritanya jadi kayak apa?
Di chapter 15 nanti akan ada momen wendy sama kai.
"Kaidy couple" loh jadi di tunggu aj yah^^
?
?
?
Apa nantinya irene bisa menjadi artis?
Atau..
.
.
.
.
Bisa.
Bisa.
Bisa....
...
B I S A ...
.
.
.
BISA NGAK KALIAN JANGAN JADI SILENT READERS YANG CUMAN BACA SETELAH ITU MENGHILANG TANPA JEJAK?
SETIDAKNYA TEKAN TANDA BINTANG YANG ADA DI POJOK KIRI BAWAH ITU⬇
KALAU EMANG KALIAN NGAK TAHU KAYAK APA BENTUKNYA INI AUTHOR KASIH TAHU -> (☆)
TAPI KALAU MEMANG KALIAN BACA CERITA INI SAAT OFFLINE, TEKAN AJ KOK KARENA VOTE NYA AKAN TETAP TERKIRIM JIKA KALIAN SUDAH PUNYA PAKET.
-SEKIAN-
TAPI ...
Author jadi malas nih buat lanjutin eternity.
Banyak SELENT READERS
yang ngak mau :
-- Vote --- soalnya ..😩😩
Author lagi krisis kuota jadi maaf yah kalau nanti updatenya agak lama^^
Ayo!!! Terus berikan author semangat
Unutk melanjutkan eternity yah😯😯
Saranghae readers♡♡😍😍