Little Family ❤ [IDR] - Compl...

By ayeahlee

138K 9K 354

Cerbung ini merupakan sequel dari Terjebak Cinta Iqbaal. Gue harap, cerbung ini bisa disukai banyak orang ☺ A... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Announcement
Part 14
Part 15
Part 16
Information

Part 6

8.9K 594 10
By ayeahlee

Sebelumnya, gue peringatin ya. Part ini mungkin absurd banget karena ada yang nggak logis kayaknya. Pokoknya kalo mau yang mana yang nggak logis baca aja deh, tapi jangan mumet yak. Jangan kek gue, gue yang nulis tapi gue yang mumet. Pokoknya, cukup gue aja yang mumet. Gue nggak rela kalo kalian mumet karena cerita gue ini. udah kali ya bacot gue, males bacot lama-lama.

***

"Sabar aja.. Kalo jodoh nggak bakal kemana kok. Asalakan kamu berusaha dan terus berdoa pasti kamu bisa dapetin cewek idaman kamu itu.."

"Aminn.." ujar Bagas. 'Dan semoga lo bisa cepet peka sama perasaan gue,' lanjutnya lagi dalam hati.

Lalu keduanya terdiam. Bagas sibuk dengan jalanan dan pikirannya sedangkan (namakamu) juga sibuk membalas line dari suami, teman, abangnya dan Kak Nadhine.

"Gas?" panggil (namakamu) kemudian. Bagas menoleh sekilas. "Ya Miss??"

"Masih jauh nggak?"

'Gue kira Miss mau bilang kalo dia suka sama gue,'

"Bentar lagi kok Miss," jawab Bagas.

Tidak kurang dari lima menit, mereka sudah berada d pelataran rumah sakit. Bagas lalu memarkirkar mobilnya dan keluar bersama dengan dosennya.

Mereka berdua berjalan berdampingan. Orang yag baru saja melihat mereka pasti berpikiran bahwa mereka berdua adalah pasangan kekasih. Namun nyatanya tidak. Hubungan mereka hanya sekedar seorang dosen dan mahasiswa.

"(namakamu)? Kamu kah itu?" tanya seorang wanita yang berpakain dokter. Ia menghampiri (namakamu) dan Bagas.

"Oh Jane!" pekik (namakamu) setelah beberapa saat memperhatikan wanita di hadapannya. Menurut keterangan dari (namakamu), Jane adalah teman kuliahnya dulu. Mereka sama-sama mengambil jurusan psikolog.

"Ku kira kamu sudah lupa," kata Jane, ia memeluk tubuh ramping (namakamu).

"Tidak. Aku mana mungkin bisa melupakan teman sebaik kamu," balas (namakamu).

"Ada perlu apa kamu kesini?" Jane melepaskan pelukannya lalu melirik ke arah Bagas yang sejak tadi diam. "Dann.. laki-laki di samping mu siapa?"

"Aku ingin melihat pasien-pasienmu," (namakamu) melirik Bagas, "Dan ini Bagas. Dia mahasiswaku,"

Jane menganggukkan kepalanya, "Hei, kamu kan yang datang tiga hari yang lalu. Benarkan?"

Bagas tersenyum seraya mengangguk, "Benar dok,"

"Wah, kamu ingin melihat pasienku karena bocah ini kan?" Jane berkata pada (namakamu). (namakamu) terkikik kemudian mengangguk.

"Kalau begitu aku antarkan kamu ke pasien yang telah membuat anak didikmu ini terjungkal ke kolam," Jane terkekeh. Bagas yang mendengar hanya pasrah dan mengerucutkan bibirnya.

"Oh ya bagaimana kabarmu?" tanya Jane. "Aku baik. Kamu sendiri bagaimana? Sudah mempunyai calon?" goda (namakamu).

"Aku sih baik. Tapi soal calon, aku lagi nggak berminat untuk kali ini. kamu sendiri gimana hubunganmu dengan Iqbaal?"

Iqbaal?

Bagas segera memasang telinganya dengan cermat.

(namakamu) tertawa, "Aku bahkan sudah menikah," (namakamu) memperlihatkan cincin pernikahannya.

Bagas terkejut.

'Jadi Miss (namakamu) sudah menikah?'

'Bodohnya gue selama ini nggak ngelihat cincin di jarinya Miss,'

'Dan selama ini, gue sia-sia?'

'Apa gue lagi mimpi? Mimpi buruk tepatnya...'

'Please, siapa aja tolong bangunin gue drai mimpi buruk ini. gue nggak rela kalau Miss (namakamu) udah nikah'

'Sayangnya.. Gue nggak mimpi..'

Bagas merasakan sesak di dadanya. Dan ia sangat lemas sekarang. Bahkan ia sudah tertinggal oleh kedua wanita yang bercakap-cakap dengan riang tadi. Hingga...

"Bagas! Hei! Ayoo.." tegur (namakamu). Bagas mendongak dan segera menyusul (namakamu). Walau hatinya sekarang seperti teriris-iris pisau daging. Ia mencoba kuat. Ia tak mau dianggap lemah oleh Miss (namakamu), wanita yang membuatnya sakit hati.

Mungkin ini juga salahnya. Seharusnya ia mengetahui dulu seluk-beluk dari Miss (namakamu) sebelum terlalu jauh mencintai wanita itu. Namun, dia terlalu bodoh dan terbuai oleh kecantikan dan perhatian dari dosennya itu.

Dan sekarang, ia harus berbuat apa? Mengatakan pada Miss (namakamu) bahwa ia sangat menyukai dirinya? Itu gila! Mana mungkin gue ngelakuin itu ke orang yang udah nikah. Yang ada gue dirujuk ke rumah sakit ini, batinnya.

"Nah kita sampai," Jane berhenti lalu mengedarkan pandangannya bermaksud mencrai pasien yang dimaksud karena disini tidak hanya ada dua orang pasien namun lebih dari sepuluh.

"Lihat! Kamu lihat perempuan yang duduk di kursi seorang diri itu? Yang sedang tak melakukan apa-apa," kata Jane menunjuk pasien yang di maksud. (namakamu) mengangguk. "Itu pasiennya. Kamu coba dekati dia. Tapi jangan dikeras," Jane beralih pada Bagas, "Dan kamu sebaiknya disini saja bersamuku. Mengawasi (namakamu)," Bagas mengangguk patuh.

Dengan langkah mantapnya, (namakamu) menghampiri pasien yang membuatnya tertarik. Menurutnya pasien itu tidak jauh berbeda umurnya dengannya, hanya dia lebih muda. Mungkin dua tahun dari dirinya.

"Hai," sapa (namakamu) ramah. Pasien itu mendongak dan menatap (namakamu) dengan sayu. "Bolehkah aku duduk disampingmu?" lanjut (namakamu). Pasien itu mengangguk.

"Mungkin kita bisa berkenalan. Namaku (namakamu). Dan kamu?" (namakamu) mengulurkan tangannya seraya tersenyum. Selama dia kuliah dan menjadi dosen, jika kita beradapan dengan orang yang terganggu jiwanya, kita harus bersikap tenang.

Pasien itu menatap uluran tangan (namakamu). Ia sedikit ragu namun kemudian menerima uluran dari (namakamu) dan menyebutkan namanya, "Maura,"

"Maura, itu nama yang bagus," puji (namakamu). "Dan kamu cantik," lanjut (namakamu). Ia menyisipkan sehelai rambut milik Maura ke belakang telinganya.

Maura tersenyum walau kemudian ia kembali lagi ke wajah sedih dan datarnya. Walau begitu (namakamu) sudah merasa senang.

"Tampaknya kamu sedang sedih. Apa kamu mau bercerita dengan aku?" Maura menatap dalam bola mata milik (namakamu). "Maura, aku orang baik-baik. Kamu bisa percaya padaku," (namakamu) meyakinkan lagi.

"Akuu.. Aku..." kata Maura. (namakamu) dengan sabar menunggu. "Aku benci dengan pacarku,"

"Mengapa?" tanya (namakamu).

"Dia telah berselingkuh dibelakangku dan aku baru mengetahui sehari sebelum kami menikah," Maura nampak sudah nyaman dengan (namakamu).

"Aku mengetahuinya sendiri. Pacarku itu berada di kamar sebuah hotel dengan selingkuhannya yang ternyata sahabat ku sendiri," Maura menangis. (namakamu) memandang Maura dengan prihatin. Ia tahu rasanya di hianati pacar dan sahabatnya sendiri, yang sudah dianggap bagaikan keluarga.

"Dan mereka menganggapku gila setelah aku mengobrak-abrik kamar hotel itu. Aku tidak gila, aku hanya frustasi saat itu. Dan sampai sekarang aku maish frustasi,"

"Orang tuamu?" tanya (namakamu).

"Mereka juga menganggapku gila. Dan malam itu juga aku di bawa kesini. Aku pasrah, karena aku tidak bisa berbuat apa-apa. Namun aku terlalu takut jika bertemu laki-laki. Jika aku melihat laki-laki aku seperti melihat wajah pacarku," jelas Maura.

***

"Menurut ku Maura-Pasien tadi mengalami phobia yang terlalu kuat terhadap laki-laki. Ia seakan-akan melihat wajah pacarnya yang telah menghianatinya jika melihat laki-laki. Hal ini bisa terjadi karena otak dan perasaannya tidak terima dengan kejadian yang menimpanya," ujar (namakamu) panjang lebar pada Bagas dan Jane. Saat ini mereka berada di ruangan Jane.

"Wow! Aku dan para dokter disini saja tidak bisa membuat pasien itu menceritakan masa lalunya. Tapi kamu?? Good! Aku bangga padamu (namakamu)," kata Jane.

Bagas tersenyum, ia bangga mempunyai dosen dan bisa menyukai perempuan seperti dosennya itu. Masalah sakit hati, dia masih merasakannya saat ini.

"Kamu berlebihan Jane," ujar (namakamu) dengan malu-malu.

"Hei, aku tidak berlebihan," Jane menyenggol Bagas. "katakan pada dosenmu bahwa dia sangat hebat," kata Jane.

"Eh, iya Miss. Anda sangat hebat. Anda bisa mengalahkan dokter-dokter profesional disini," kata Bagas.

"Hei! Kamu jangan menyindir ya!" bentak Jane dengan garang. Bagas terkejut karena terkena damprat dokter cantik disebelahnya ini. sedangkan (namakamu) tertawa.

"Maaf Dok maaf. Saya terlalu jujur tadi," bukannya mendapat maaf, tapi Bagas malah mendapat jeweran di telinga kanannya.

"Dasar Bocah keterlaluan! Itu sama saja sudah meremehkan dokter. Dan saya sebagai dokter merasa tersungging, eh-maksud saya tersinggung," kata Jane. (namakamu) tidak bisa membendung tawanya saat ini, ia sudah tertawa terpingkal-pingkal.

Bagas meringis, "Dok, tolong lepasin jewerannya. Sakit nih Dok," ringis Bagas.

"Huh, kali ini kamu saya ampuni. Tapi untuk selanjutnya, kamu nggak bisa saya ampuni," kata Jane berlagak seperti seorang yang sangat penting.

"(namakamu), sepertinya aku membutuhkan tenagamu untuk mambantu menyembuhkan phobia pasienku. Kamu bisa membantukan?" kata Jane. Ia sudah memasang wajah memohonnya.

(namakamu) berpikir sebentar, "Itu jika aku sedang tidak sibuk ya,"

"Yaampun. Kau baik sekali (namakamu)," Jane menghampiri (namakamu) dan memeluk dari smaping.

Bagas melihat itu dan membayangkan seandainya ia berada di posisi Dokter Jane. Namun kemudian ia tepis andai-andai itu. Karena ia berpkikir, ia akan membuat hatinya semakin sakit.

Bersambung....

Nah gimana? Ada yang udah nemuin kata yang nggak logis? Coba komenatr gue mau tahu siapa aja yang nemuin. Hehehe...

Oh ya, makasih buat vomments nya ya. Kayaknya gue harus ngasih target terus deh ini. wkwkwkwk...

Target part ini 75 vote dan 15 komentar yoo?? Okee.. sippp dah kalo udah pada setuju.

Author sableng mau pergi dulu... Byeee...

Continue Reading

You'll Also Like

35.2K 2K 10
Oneshot(s) about 2 popular Korean idol groups. BTS and Red Velvet. ••• B A N G T A N V E L V E T [non-au] ••• [!!!] update tidak menentu.
791K 48.8K 35
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
7.8K 711 8
Cast : jeno xiyeon ft 00L & 01L "Bgst yah lo haha lucu deh" 🔥non baku
382K 31.6K 58
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.