Eternity [Taehyung-irene Fanf...

By efangi

29.2K 2.5K 362

Cast : Kim taehyung(taehyung)-BTS Bae ju hyeon (irene)-RED VELVET Kim jongin (kai)-EXO Son wendy (wendy)-RED... More

Eternity: prolog
Eternity : one
Eternity : two
Eternity : three
Eternity : Four
Eternity : five
atention
Eternity : six
Eternity : seven
Eternity : Nine
Eternity : Teen
Eternity : Eleven
Eternity : Twelve
Eternity : Thirteen
Eternity : Fourteen
Eternity : fifteen
Eternity : sixteen
Eternity : seventeen (spesial part)
Eternity : Eighteen
Eternity : Nineteen
Eternity
Eternity : twenty

Eternity : Eight

874 97 9
By efangi

***
3 tahun berlalu

Irene gadis itu sedang duduk di salah satu bangku di dalam toko bunga milik ibu angkatnya.

Sambil sesekali menghirup wangi bunga-bunga yang sangat harum.

Dirinya masih bersyukur karena walaupun kini ia buta dan tidak dapat melihat.
Setidaknya dia dapat merasakan kasih sayang orang-orang di sekitarnya yang sangat menyanginya degan tulus.

Walaupun terkadang ia merasa rindu untuk dapat bernyanyi kembali dan mengapai cita-citanya seperti dulu.

"Sudah tiga tahun berlalu...
Apa wendy masih mengingatku? Apa kai,taehyung,dan ajhumma baik-baik saja?"
Gumam irene sambil menatap dengan pandangan  kosong ke luar jendela kaca.

Ting

"Selamat datang"
Ucap irene lembut dan tersenyum.

"kakak kami ingin membeli bungga mawar yang ada di pojok sana"
Ucap salah satu dari dua remaja perempuan yang baru saja memasuki toko bunga milik ibu irene.

"Oh itu, tunggu sebentar kakak pangilkan orang untuk mengambilnya"
Ucap irene

"Ibu... bisakah ibu mengambilkan bungga mawar merah yang ada di pojok?"
Ucap irene sedikit berteriak mencari-cari ibunya namun tidak mendapat jawaban.

"Kakak bisahkah kakak sedikit bergegas? Kami sedang terburu-buru untuk menghadiri konser debut BTS"
Ucap dua remaja perempuan itu sedikit panik sambil melirik jam tangan mereka takut mereka akan terlambat untuk menghadirinya.

"baiklah.. kalau begitu akan kakak ambilkan"
Ucap irene seraya berdiri dengan tongkatnya dan meraba-raba sekitarnya.

Dua orang remaja yang melihat irene yang berusaha mencari arah pun berbisik.
Mereka tidak mengira bahwa penjual bunga yang mereka temui ini ternyata buta.

"Apa kakak cantik ini buta?"
Bisik salah satu remaja pada temanya.

"Sayang sekali padahal wajahnya cantik"
jawab temanya dengan bisikan pula.
Sayangnya irene yang masih bisa mendangar isi pembicaraan mereka.

Prangg

Irene tak sengaja menabrak vas bungga yang berada di depanya hingga pecah dan sedikit melukai kakinya.
Karena terlalu fokus mendangar bisikan dua remaja tadi.

"Aww"
Ringis irene. Ketika kakinya sedikit teriris pecahan vas tadi.

"Ya ampun irene, apa yang kau lakukan? Kenapa kau tidak memangil ibu saja untuk mengambil bunga?
Duduklah biar ibu yang mengambil bunganya"
Teriak ibu irene yang tiba-tiba berlari dari arah dapur dengan celemeknya karena mendangar suara pecahan dari tokonya.

"Tunggu sebentar yah"
Ucap ibu irene pada dua remaja pelanganya yang sedang menatap irene dengan perasaan bersalah.

Ibu irene pun segera pergi mengambil bunga mawar yang berada di pojok ruangan dan memberikanya kepada dua remaja tadi.

"Ini bunga yang kalian minta"
Ucap ibu irene lalu menyodorkan sebuket bunga kepada dua remaja di depanya.

"Terima kasih banyak bibi"
Ucap kedua remaja itu dan membungkuk bersamaan memberi hormat.

"Bibi, kakak, kami permisi dulu"
Ucap kedua remaja itu lalu pergi dari toko.

Pandangan ibu irene pun beralih pada irene yang terus menatap kosong ke luar jendela.

Andaikan saja kini aku tidak buta..-batin irene

Ibu irene yang melihat perubahan raut wajah putrinya yang berubah murung pun segera menghibur irene.

"Sayang.. tadi ibu ketika ibu sedang berbelanja ibu melihat sebuah gitar yang bagus jadi ibu membelikanya untukmu."
Ucap ibu irene seraya menuntun irene untuk menyentuh sebuah gitar yang terlerak di atas meja.

"Wahh.. ini benar-benar gitar,
Tapi kenapa ibu membelinya?
Lagi pula siapa yang akan memainkanya?"
Tanya irene pada ibunya.
Sebenarnya ia memang sudah sangat ingin memiliki gitar sendiri. Dulu ketika ia masih bersekolah di SOPA ia selalu memainkan gitar sacara diam-diam di dalam ruang musik.

Tetapi karena ia bukanlah seorang putri dari seorang pengusaha kaya-raya seperti kang seulgi yang juga Quenka di SOPA dulu yang bosa dengan mudah memiliki apapun yang ia mau.

Karena untuk membiayai dirinya sendiri saja ia harus bekerja sebagai pelayan di klub malam milik kai.walaupun bukan sebagai jalang, tapi tetap saja orang-orang akan mengangap nya sebagai gadis yang buruk.

"Irene"
Suara lembut ibu irene
Membuyarkan segala lamunan irene mengenai masa lalunya.
Kini ibunya telah berjongkok di depan irene seraya mengobati luka di laki irene dengan kotak p3k.

"Ah.. N-Nee ibu"
Ucap irene sedikit terbata.

"Sebenarnya ibu sudah lama memperhatikanmu, ibu selalu melihat mu murung tapi ibu tahu bagaimanapun kau ini adalah mantan murid sopa bahkan dengan nilai-nilai mu yang bagus itu, bukan tidak mungkin kini kau sudah bisa menjadi seorabg idola sekarang ini"
Ibu irene sedikit mengambil jeda. Menarik napas lalu kemudian melanjutkan perkataanya. Tetapi Masih meneruskan kegiatanya mengobati luka di kaki irene.

"sebenarnya ibu pernah mendengarmu menyanyi,bahkan kau bisa dengan lihai memainkan gitar butut milik appamu itu dengan baik walaupun tidak bisa melihat.
Jadi ibu hanya ingin agar kau tetap memiliki harapan untuk meneruskan mimpimu.
Ibu yakin sebuah keterbatasan itu tidak akan membuat putri ibu yang cantik ini menyerah begitu saja dan lari dari mimpinya.
Bukan begitu irene?"
Ucap ibu irene panjang lebar setelah mengobati irene dan menata kembali kotak p3k yang datinya ibu irene pakai.
Ibu irene mencoba menyemangati irene dan memegang tangan irene yang terasa dingin.

"A-apa aku masih bisa dapat melakukanya kembali ibu?"
Tanya irene dengan mata berkaca-kaca ia merasa bersalah sekaligus terharu dengan perkataan ibunya.

"Hmm.. ibu yakin kalau putri ibu pasti bisa melakukanya"ucap ibu irene mengiyakan sambil tersenyum.

"Terima kasih ibu"
Ucap irene seraya menghapus bulir air mata di sudut matanya.

**

Di dalam studio foto milik bighit entertaiment
Taehyung sedang di potret untuk foto teaser album debutnya.

Cekrek

"Bagus"

"Yah pertahankan posisi seperti itu kim taehyung"

Cekrek

Suara jepretan dari kamera sang fotografer yang sedang memotret taehyung untuk foto teaser album debut grup mereka bangtan boys.

"Selesai"
Ucap sang fotografer. Tak lama kemuian para staf pun membubarkan diri.

Begitu pun taehyung yang kini sedang duduk dan beristirahat setelah berpose di depan kamera hingga membuat sebagian tubuhnya keram.

Drtt..
Drtt..

Setelah Ponsel taehyung berdering. Tidak butuh waktu lama kini taehyung sudah mengambil jaket miliknya dan mengendarai mobilnya menjauh dari gedung bighit.
Setelah membaca pesan dari kai.

Setelah menempuh perjalanan jang cukup jauh.
Kini taehyung sudah memarkitkan mobilnya di depan apartemen mewah milik kai.

Ting
Tong

Tarhyung memencet apartemen milik kai dan tak lama kemudian pontu apartemen pun terbuka.

Cleck

"Seperti biasa kim taehyung semua buket bungga yang di kirim pengemarmu itu sudah aku simpan di tempat yang aman."
Ucap kai kemudian mempersilahkan taehyung untuk memasuki apartemen mewahnya.

Sebagai artis kim taehyung tentu saja memiliki banyak pengemar. Tapi taehyung tidak pernah memberikan alamat aslinya kepada media tapi malah memberikan alamat apartemen kai.

Karena itu setiap pagi sebelum kai pergi untuk melayani pasiennya di rumah sakit, kai harus lebih dulu membereskan setiap paket kiriman dari semua pengemar taehyung.

"Tapi hari ini kau juga di beri kiriman buket bunga oleh pengemarmu"
Ucap kai yang sedang mencoba mencari buket bungga yang dikirimkan oleh pengemar taehyung.

"Lalu?? Memangnya ada apa dengan buket bunga itu?"
Tanya taehyung yang baru saja dari dapur kai dan membawa segelas kopi panas umtuknya.

"Apa kau tidak ingat jika ibu menyuruh kita untuk menjenguknya di rumah sakit? Jadi mungkin saja kita akan membutuhkan sebuket bunga untuk meluluhkan hatinya. Mengingat sudah beberapa minggu ini kita selalu saja sibuk dengan pekerjaan kita masing-masing dan tidak menyempatkan diri untuk menjenguk ibu"
Ucap kai.

"Baiklah kalau begitu kapan kita akan menjenguk ibu di rumah sakit?"

"Mungkin besok atau lusa tapi setelah membeli bungga untuknya tentunya. Akhir-akhir ini ibu menjadi sedikit lebih ceria karena kata ibu ada orang yang selalu mengirimkanya buket bunga untuknya setiap akhir pekan"

"Benarkah?? Jadi karena itu. Sekarang ibu sudah menganti hobinya untuk merawat bunga-bunga di taman rumah sakit"
Ucap taehyung lalu kembali meyeruput kopinya.

"Jangan-jangan yang mengirim ibu bunga itu adalah salah satu pengemarmu yang sedang mencoba mengambil hati mu taehyung"
Ucap kai sambil tertawa. Padahal tidak ada yang lucu dengan perkataan kai barusan.

"Ck.. Becandaanmu itu tidak lucu hyung."
Ucap taehyung kesal lalu melempar bantal sofa yang ada di sampingnya ke kepala kai.

Tbc

Ngak nyambung?
Tidak memuaaskan? Ini author nulinya buru-buru soalnya kasihan juga readers yang udah nunguin ff ini.

Semoga suka..
Author juga masih akan di sibukan sama ujian nasional. Jadi di mohon pengertiannya yah readers..

See you.

Continue Reading

You'll Also Like

100K 17.8K 187
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
73.3K 7.1K 20
Romance story๐Ÿค Ada moment ada cerita GxG
97.9K 16.7K 25
Kecelakaan pesawat membuat Jennie dan Lisa harus bertahan hidup di hutan antah berantah dengan segala keterbatasan yang ada, keduanya berpikir, merek...
1M 84.6K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...