[2] BAHASA RASA

By Miftastevadit

46.2K 2.8K 620

SEKUEL : [1] LUKA SEMESTA Blurb : Akhirnya, setelah melewati perjuangan yang panjang Rio bisa berdamai den... More

2 - Quality Love
3 - Sekali-Kali jadi Suporter
4 - Sakit itu Mulai Naik Satu Level
5 - Berdamai dengan Masa Lalu
6 - Kembali Menjadi Keluarga
7 - Mengukir Kenangan Bahagia
8 - Kejutan
9 - Duet Romantis
10 - Demi Kebaikan, Katanya
11 - Kolaps
12 - Youre My Best Brother
13 - Ayo Bangun, Bocah Nakal!
14 - Usaha Seorang Kakak untuk Melindungi Adiknya
15 - Sebut Saja ini, Ikatan Batin
16 - Hidup ini Seperti Roller Coaster
17 - Perihal Ku Ingin Hidup
18 - Ayah Mau Jemput Rio ya?
19 - Menjadi Egois
20 - Strategi Dadakan Cakrawala
21 - Pesona Kapten Basket Cakrawala
22 - Menciptakan Kesan Bahagia
23 - Pedih yang Tak Terucap
24 - Ketika Sepi Mengusik Rindu
25 - Lo Bukan Sahabat Gue Lagi
26 - Menanggung Konsekuensi
27 - Menolak Lupa
28 - Tentang Sebuah Kehilangan
29 - Hilang
30 - Jangan Jadi Manusia Sok Kuat
31 - Sebuah Salam Perpisahan
32 - Demi Seseorang yang Dicintai
33 - Biarkan Semesta Bekerja
34 - Tidak Lagi Bisa Sembunyi
35 - Persahabatan Kita Taruhannya!
36 - Akhirnya Bertemu
37 - Ketika Sahabatmu Rapuh
38 - Meninggalkan Atau Ditinggalkan
39 - Brother Talk
40 - Nanti Kita Cerita Tentang Hari ini

1 - Status Baru

5.1K 114 13
By Miftastevadit

Hari demi hari berlalu dengan warnanya yang khas, menemani, menghiasi lembaran hidup manusia dengan garis yang telah ditetapkan tuhan. Indah, menawan, mengantarkan cerita, cinta, cita dan harap para penikmatnya.

Kini, saatnya bicara bagaimana hening menjaga cinta, bagaimana sepi melindungi kesetiaan. Kita tidak tahu, sekuat apa cinta mempertahankan rasa di hadapan sang pencinta, yang kita tahu, rasa itu memiliki kekuatan diatas rata-rata.

----

"Ngapain coba, itu duo racun jam segini?" Gabriel berjalan menuruni tangga dengan langkah tergesa, hendak membuktikan laporan Bi Inah yang mengatakan bahwa Alvin dan Cakka sudah menunggu di ruang tamu. Seingatnya, mereka tidak ada janji hari ini. dan ayolah, ini hari minggu, dia ingin jadi kaum rebahan seharian.

"Nggak bisa ya, bertamunya ntar aja! gue masih ngantuk!" Gabriel ngomel-ngomel setibanya di ruang tamu, mengambil tempat disamping Alvin yang sedang memainkan ponselnya, wajahnya serius, Ia jadi jiper sendiri mau ganggu.

Cakka cengar-cengir mengahadap si Tuan, "Ya, sorry. Agni bilang gue suruh tunggu disini, katanya para gadis pada mau jemput."

Gabriel menyerngit binggung, "Jemput apaan? Perasaan gue nggak ada janji sama Sivia."

"Gue juga kali." sahut Alvin yang masih belum selesai dengan ponselnya

Cakka mengangkat bahu, Ia menunjukkan layar Handphonenya yang menampakkan pesan Agni semalam. "Baca!" titahnya.

From : Ny. Nuraga

Pokoknya, Kalian berempat kumpul di rumah Iyel besok, sepagi mungkin ya, kita ada hukuman spesial buat kalian!
Agni nd Friends.

Gabriel terkejut membaca pesan itu, "Hukuman apa, coba? nggak jelas banget sih si Agni, Cakk!"

Cakka menggeleng, "Gue juga binggung. orang dia nggak jelasin apa-apa," jelasnya

"Sorry telat!" Rio yang baru datang lansung menyalami Gabriel dan dua sahabatnya, mengambil tempat duduk di samping Alvin dan bersandar di sofa. "Jadi gimana?"

Cakka melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukannya pada Gabriel, Rio membaca pesan itu sekilas lalu mengalihkan pandangannya pada para sahabatnya.

"Gimana nih, Yo? ngeri gue, pasti bakalan nggak masuk akal nih mereka ngerjain kitanya!" ujar Gabriel

"Kita pakai aja strategi PDKT-nya Cakka Nomor 14, ngerayu. Pokoknya jangan mau kalah deh, balik keadaan sekalian," jelas Rio yang kembali menyandarkan badannya di sofa, sisa serangan semalam masih terasa meski tidak sesakit biasanya. "Lo pada pikirin deh gimana caranya, gue masih ngantuk banget."

"Yaelah, mentang-mentang kemanten baru." sindir Cakka sengaja

"Peje, peje, peje"

"Berisik ah!" kali ini Alvin yang menyahut, netranya menatap sendu pemuda lain yang bersandar di badan sofa, meringis pilu mengingat apa yang tidak sengaja dilihatnya semalam. kalau saja Pak Dedi tidak mengintruksikannya untuk mundur, tentu Alvin akan dengan senang hati menjadi samsak pesakitan sahabatnya. Sejenak dia lupa, Rio adalah manusia dengan kepala sekeras batu koral.

❇❇❇

Cakka menatap Agni yang memasang muka jutek sejak mereka masuk ke dalam mobil. seketika niat merayu yang semula direncanakannya menguap, yang ada malah jiper duluan.

Sekitar setengah jam yang lalu, Agni kompak datang bersama para sahabatnya. Entah dari mana ide hukum - menghukum ini, tapi yang jelas alasannya sama sekali tidak masuk akal. Mana ada cewek yang menghukum cowoknya hanya karena batal nonton seleksi basket adik kelas?

Pasalnya dua hari yang lalu ada seleksi pemain inti bagi anak-anak kelas tujuh, Deva dan Ray ikut dan kata Ify, mereka berdua berhasil masuk tim inti dan akan mengikuti pertandingan persahabatan pekan ini.

Lagi, cowok-cowok mengiyakan saat para gadis meminta untuk datang ke pertandingan, dengan dalih membayar janji yang batal kemarin. tapi kata Agni, hukuman tetap saja hukuman, tidak ada toleransi soal itu.

30 menit perjalanan...

Cakka menghentikan mobilnya di sisi taman kota sesuai perintah sang pacar, membuka pintu lalu turun kemudian mengikuti langkah Agni yang menariknya di tengah kerumunan anak-anak dan orang dewasa yang sedang bersantai ria menikmati hari libur.

"Jadi, gue mau lo ngamen disini, lumayanlah duitnya buat beli makan siang," pinta Agni kemudian.

"Lah, gue bawa duit kok, Agni sayang. Ngapain pake ngamen segala sih." Cakka memelas, ada aja tingkahnya si Agni.

"Bodo, pokoknya gue maunya lo ngamen," putus Agni "Gue liatin dari sana, kalau lo curang, gue ngambek pokoknya!" lanjutnya sebelum berlalu menuju kursi panjang yang tidak jauh dari tempat mereka berhenti.

Cakka menelan salivanya kasar, bukan main si Agni, kalau begini caranya bukan hukuman lagi pembunuhan karakter. Bagaimana mungkin, salah satu most wanted Cakrawala yang fansnya bertebaran dimana-mana harus mengamen di tempat umum?

Cakka melihat sekelilingnya enggan, ramai sekali disana, bisa hancur reputasinya kalau sampai ada anak Cakra yang melihat, merekam dan memviralkan videonya di media sosial? Kalau sampai Om Dedi Conbuzier tertarik dan mengundangnya ke Hitam Putih kan bisa gawat?

Cakka bimbang, memikirkan segala kemungkinan yang bisa saja terjadi sampai pandangannya tertuju pada sekelompok anak kecil yang tampak asyik memainkan alat musik alakadarnya di tengah sekumpulan keluarga yang tengah bersantai, bernyanyi dengan suara mereka yang khas, wajahnya mengumbar senyum cerah meski wajah tergurat lelah. Tiba-tiba teori Rio di sofa tadi terbesit dikepalanya, cepat saja Cakka berlari kearah anak-anak itu.

Ribuan hari aku menunggumu
Jutaan lagu jutaan lagu tercipta untukmu
Apakah kau akan terus begini

Masih adakah celah dihatimu
Yang masih bisa ku tuk singgahi
bawalah aku ke mana kau mau.

Tahukah lagu yang kau suka
Tahukah bintang yang kau sapa
Tahukah rumah yang kau tuju
Itu a...ku

Agni menikmati suara renyah lelakinya dari kejauhan, Cakka bernyanyi ditemani sekelompok anak kecil yang tampak heboh memainkan gendang dari bekas galon air, krecekan dari tutup botol, dan bahan lainnya yang telah dijadikan alat musik.

Bisa dilihatnya, satu-persatu koin dan uang kertas mengisi plastik permen yang di jalankan keliling oleh anak yang paling kecil.

Cakka tampak bernyanyi sepenuh hati, wajahnya merekah cerah hingga tanpa sadar membuat Agni terpana saat netra keduanya saling sapa. Suara sopran Cakka seakan memberi tahunya jika setiap detik bersama lelaki itu adalah bahagia yang Ia inginkan sejak lama.

Ia tertawa mengingat bagaimana menyebalkannya Cakka di masa lalu, sepanjang mereka belum jadian Cakka adalah musuh terbesarnya, bertemu Cakka sama dengan mengibarkan bendera perang. Tapi siapa sangka, seiring berjalannya waktu segala ketidaksukaan itu menuntun keduanya menuju arah yang berbeda, mereka saling jatuh cinta dan tidak ada satu haripun rindu tak hinggap dihati keduanya.

Lantas, apakah mungkin dia sengaja menghukum? Tentu saja tidak.

Agni hanya ingin menikmati suara indah kekasihnya dengan cara berbeda. bukan tidak mungkin Cakka akan mengabulkan permintaannya untuk bernyanyi, namun melihat Cakka bisa menghibur banyak orang rasanya jauh lebih menyenangkan. seperti ada kupu-kupu yang menggelitik perutnya setiap kali Cakka mengerling jail sambil bernyanyi di ujung jalan sana.

ah, Cakka. lo buat gue gila

---

Coba keluar di malam badai
Nyanyikan lagu yang kau suka
Maka kesejukan yang kau rasa
Coba keluar di terik siang
Ungkapkan bintang
yang kau sapa
Maka kehangatan yang kau rasa

Tahukah lagu yang kau suka
Tahukah bintang yang kau sapa
Tahukah rumah yang kau tuju
Itu a...ku

Agni melangkah setengah berlari menyusul Cakka setelah membaca kode tersirat dari wajah cerah lelakinya, memeluknya erat, merengkuh Cakka ditengah kerumunan, mengabaikan banyak orang yang kini melihat kearah mereka, entah apa yang akan mereka pikirkan, kali ini saja, Agni tidak ingin peduli tentang semua itu.


"Cakka sialan, lo gila hah? Ngapain sih masang kode kayak gitu, gue malu tahu nggak!" Agni ngomel-ngomel sambil memukuli lengan Cakka, memaki kebiasaan jahil si biang rese yang kali ini berimbas sangat besar padanya, untung saja dirinya cepat sadar dan segera meninggalkan taman sebelum menjadi tontonan banyak orang, kini keduanya duduk di kursi panjang dibalik pohon besar. Agni tertunduk malu, menyadari kebodohannya, bagaimana bisa dia berlari dan memeluk Cakka seperti itu? bukankah tadi dia ingin memberikan hukuman pada Cakka? tapi kenapa keadaan malah berbalik?

Cakka hanya bisa tertawa diomeli seperti itu, menurutnya kejadian beberapa menit yang lalu itu sama sekali bukan salahnya, Dia hanya sedang bernyanyi sepenuh hati, ditambah rayuan sederhana agar Agni berbaik hati menerima persembahan cintanya pada gadis itu. "Udahlah, kapan lagi coba kamu melukin aku di depan banyak orang kayak tadi, sumpah ya, ag! rasanya nano-nano banget, kayak abis naik tornado sambil dipelukin pacar, gitu" ujarnya senang.

"Nano-nano pala lo, yang ada gue malu Cakka! malu setengah mati, sumpah!"

"Nggak apa-apa, kamu tambah cantik kok kalau lagi malu-malu gini, jadi makin cinta deh."

"Cakkaaaaaaaaa!"

***

Continue Reading

You'll Also Like

246K 5.1K 17
Kesepakatan gila yang diberikan Gavriel lalu disetujui penuh oleh Baek Dahyun, secara singkat membuat hidup Dahyun berubah drastis. Keduanya menjalin...
Say My Name By floè

Teen Fiction

1.2M 70K 34
Agatha Kayshafa. Dijadikan bahan taruhan oleh sepupunya sendiri dengan seorang laki-laki yang memenangkan balapan mobil malam itu. Pradeepa Theodore...
287K 11.1K 40
"bego ini obat perangsang bukan antimo" #lapakbxb Top : gamma Bot : nelv (mpreg) (BxB)
2.4M 123K 27
Madava Fanegar itu pria sakit jiwa. Hidupnya berjalan tanpa akal sehat dan perasaan manusiawi. Madava Fanegar itu seorang psikopat keji. Namanya dike...