Mystical Savior

By Arisk_

43.5K 3.1K 269

Ren Katsuo telah ditakdirkan menjadi Pemimpin Pasukan Mistis «Savior» untuk mengalahkan monster yang pernah m... More

Prologue
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 17.2
Chapter 17.3
Chapter 17.4
Chapter 17.5
Chapter 18
Chapter 18.2
Chapter 18.3
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 20.2
Chapter 20.3
Chapter 20.4

Chapter 15

1K 81 18
By Arisk_

Keesokan harinya, waktu pun mulai pagi, matahari mulai memancarkan sinarnya ke permukaan bumi. Burung-burung berkicau begitu merdunya di bawah ranting pohon. Seperti biasanya, hari ini Ren sudah mempersiapkan diri untuk bekerja dan tidak lupa untuk sarapan pagi.

Setelah melakukan hal itu semua, dengan rambut rapi dan pakaian berwarna merah polos, Ren mulai keluar dan bergegas bekerja. Namun di depannya sudah ada Hasekura yang sedang menunggunya. Hasekura tampak terlihat lebih ceria dari biasanya.

"Hasekura....." panggil Ren.

"Selamat pagi!" Sapa Hasekura.

Mereka akhirnya berjalan bersama di pinggir jalan tol. Banyak kendaraan dan pejalan kaki melintas seperti biasa.

Setelah sampai di perusahaan itu, mereka memasuki ruangan mereka masing-masing.

Namun ada hal yang mengejutkan di perusahaan itu.

Yaitu adanya karyawan baru.

Semua karyawan sudah berkumpul di aula dan ingin melihat siapa karyawan itu.

Namun, bukan itu hal yang mengejutkannya, melainkan karyawan itu adalah gadis yang cinta mati terhadap Ren. Dia adalah Natsumi Rei. Teman SMA Ren yang menyukai Ren sejak pandangan pertama.

Bahkan dia memilih sendiri dan tetap mengejar cinta Ren yang begitu cuek. Tetapi, Ren lebih nyaman untuk sendiri.

Alasan Ren ingin sendiri adalah dia tidak ingin membebani hidup siapapun, apalagi menyakiti hati seseorang--Dia sangat membenci hal itu. Sendiri itu adalah hal yang menyenangkan, tapi ada yang hal harus diketahui--tidak selamanya sendiri itu menyenangkan.

Walaupun sudah terpisah selama 2 tahun dari Ren. Natsumi masih belum bisa melupakan sosok dari pria pemalas nan cuek itu. Melainkan dia malah ingin mengejarnya karena sifatnya.

Dengan postur tubuh yang ideal, berkulit putih, rambut ponytail serta memiliki wajah yang imut--tentu saja sebenarnya dia bisa menjadi model. Tapi karena demi Ren, dia ingin menjadi salah satu dari perusahaan itu agar terus bisa mendekati Ren.

Dia pernah menjadi bintang waktu di SMA dan tidak sedikit pria yang menyukai dirinya. Tapi dipikirannya selalu Ren, Ren yang selalu ada dihatinya. Pria pemalas yang membuatnya jatuh cinta.

Ren menatap Natsumi kaget.

"Bu..bukankah itu Natsumi?" Tanya Hasekura.

"Kenapa dia ada disini?" Gumam Ren dalam hati.

Natsumi dengan nada yang menggemaskan mulai memperkenalkan dirinya.

"Perkenalkan namaku Natsumi Rei. Salam Kenal!" Ucapnya dengan senyum lebar.

Pria yang melihat serta mendengar suaranya pun langsung jatuh hati kepadanya.

"Dia cantik sekali.."
"Aku.. aku.."
"Aku mencintaimu..!!"
"Cuitt...!!! Cuit!"

Gumam para karyawan yang melihat sosok Natsumi.

Beberapa puluh menit kemudian, setelah perkenalan sudah berakhir. Mereka melakukan aktivitasnya seperti biasa, mendesain, mencetak serta membuat dokumen dari customer.

Disaat semua pekerjaan Ren sudah selesai, dia kaget tiba-tiba ada Natsumi dibelakangnya dengan memegang kedua pundaknya. Ren mendesah kecil.

"Selamat pagi! Ren-chan!"

"Ini sudah jam 12 siang. Sebentar lagi istirahat," jawabnya datar.

"Ren.. bolehkah aku bertanya sesuatu?"

"Kerjakan pekerjaanmu dulu sana."

Natsumi memasang wajah manja. Entah kenapa Natsumi sangat senang ketika dekat dengan Ren.

Ini mengingatkannya waktu SMA--bisa dibilang ini adalah pengalaman Ren yang paling buruk.

Hal itu juga tidak ingin diingatnya lagi. Bahkan selamanya.

Natsumi mencium Ren.

Mungkin beberapa orang melihat orang berciuman adalah pengalaman yang paling berharga atau momen yang paling diingat.

Sampai saat ini pun, bibir Ren masih merasakan bekas ciuman dari bibir Natsumi. Terasa melekat dan tidak mau menghilang.

Dia tidak mau untuk mengungkapkannya. Itu adalah hal yang paling buruk.

"Kau tak pernah berubah ya. Aku jadi ingin mencium bibirmu lagi."

"Hei. Ini bukan ecchi."

"Kenapa?! Kau suka 'kan dengan ciumanku?"

"Tidak.. aku tak ingin hal itu terjadi lagi."

"Kenapa?!"

Kedua tangan Natsumi langsung memegang pipi Ren.

"Sejak kapan kau ada di depanku?"

"Aku mencintaimu, Ren-chan!"

"Kau salah."

"Ren-chan!!!!!!"

Ren mencoba berdiri dari kursi dan melepaskan pegangan dari Natsumi. Dia segera ingin keluar dan beristirahat untuk membeli makanan.

Tidak lupa, dia juga mengajak Hasekura untuk makan bersama. Dia tidak ingin mengajak Natsumi.

"Hasekura..! Ikut aku!"

"Hum.. tunggu. Aku masih merapikan sertifikat yang masih berantakan."

"Ayo cepat!"

"Kau mau kemana, Ren-chan?!"

"Tidak aku hanya ingin keluar sebentar."

"Aku ikut!"

"Ayo!" Bentak Ren terhadap Hasekura.

Ren mengabaikan setiap ocehan dari Natsumi. Hasekura pun sudah menghampiri ruangan Ren.

"Natsumi-chan.. apa kau tidak ikut makan bersama dengan kam?"

"Tidak! Dia sudah kenyang!" Potong Ren.

Ren menarik lengan kanan Hasekura dan segera meninggalkan Natsumi sendirian.

"Tu...tunggu.. Ren-san!"

Setelah keluar dari sana, Ren dan Hasekura berjalan menuju restoran.

"Kenapa kau sangat membenci Natsumi-chan?" Tanya Hasekura.

"Apa maksudmu?"

"Maksudku kenapa kau sangat tidak menyukai Natsumi-chan? Padahal dia itu cantik dan baik," jelas Hasekura.

"Aku tak mengerti. Hati ini terasa tidak mau berbaur dengan siapapun.." jawab Ren.

"Apa kau sedang dalam masalah? Mungkin aku bisa membantumu."

"Tidak. Aku tak ada masalah."

"Jika kau ragu, coba diamlah dan dengarkan suara hatimu."

"Suara.. hati?"

"Kau pasti akan mendapatkan jawabannya."

Ren mulai merasakan sesuatu--seperti ada makhluk asing ada disekitar sini. Tidak ingin berlama-lama, Ren mulai berlari dengan kencang meninggalkan Hasekura.

"Ren-san! Kau mau pergi kemana?!"

Hasekura juga ikut berlari mengejar Ren.

Ren merasakan jika monster ada di luar bangunan angker itu. Dengan langkah begitu cepat, sepuluh menit dia sudah sampai di depan bangunan itu.

Dengan mengejutkan, penyihir kegelapan--Goro Daiki sudah ada di depan bangunan itu. Dia mulai mengatur napasnya yang terengah-engah karena berlari dengan kencang.

"Ke..napa.. kau ada disini?"

"Aku hanya ingin melihat dunia ini."

"Melihat.. katamu?"

"Dunia ini ternyata indah ya?"

"Apa kau tidak ingin menghancurkan kami?"

"Aku bisa menghancurkan dunia ini sendiri. Hanya saja..."

"............."

"...... lihat.. langit berwarna biru ya?"

Ren menoleh ke atas dan melihat langit yang begitu biru. Dengan angin sepoi-sepoi menambah suasana menjadi indah. Goro begitu menikmati dunia manusia seperti saat ini.

Tetapi, Goro masih teringat dengan apa yang terjadi dua belas tahun yang lalu. Dia masih membenci manusia. Bahkan dia sangat ingin memusnahkan seluruh umat manusia.

"Mungkin..-"

"Ren-san!" Panggil Hasekura yang sudah sampai di bangunan itu.

"Hasekura.. kenapa kau mengikutiku?"

"Aku hanya ingin memastikan bahwa kau baik-baik saja!" Jawab Hasekura.

"Sekarang apa tujuanmu?"

"Tujuanku? Tunggu..
Jangan bersembunyi seperti itu!" Ucap Goro yang menyadari sosok orang lain yang melihat.

Orang itu pun mulai memperlihatkan dirinya yang sedang bersembunyi di balik pohon yang cukup besar. Tidak lain dia adalah Natsumi Rei.

"Rei..!"

Ren mulai menghampiri Natsumi. Terlihat Ren cukup kesal karena dirinya yang selalu ada.

"Kenapa kau mengikutiku! Ini berbahaya!" Bentak Ren kasar.

"Aku..."

Setelah melihat itu, sifat Goro mulai berubah kembali.

"Jadi itu sifat alami manusia?"

Goro melompat ke depan lalu memukul Ren dengan tangan kanannya hingga Ren mundur terbentur pohon itu.

"Ren..!" Teriak Hasekura.

Hasekura mulai menghampiri Penyihir Kegelapan lalu mendekapnya dari belakang. Dia mencoba memasukkannya ke dalam bangunan tua itu. Ren juga tidak tinggal diam--dia juga ikut membantu Hasekura.

"Lepaskan aku...!" Pinta Goro.

Mereka terus mencoba membawa Goro ke dalam. Hasekura mendobrak pintu itu lalu mendorongnya ke dalam. Mereka akhirnya masuk ke dunia Naria 《Pararel》. Tepatnya di Serikat tepat di tengah hutan.

Pintu bangunan itu pun langsung tertutup seketika saat mereka bertiga sudah masuk.

Setelah mereka berhasil masuk, Goro lalu memberontak untuk melepaskan dirinya. Tubuh Goro begitu kuat, dia lalu menepis mereka berdua.

Goro memukul perut Hasekura lalu menendangnya hingga terguling ke belakang.

"Hasekura..!"

"Aku pikir manusia sudah berubah.. Tapi dugaanku itu adalah salah.."

Saat melihat Ren membentak Natsumi begitu keras. Goro sudah mulai menyadari sesuatu tentang manusia--manusia sekarang sudah tidak penting baginya.

Dia terus mengatakan kepada mereka berdua jika manusia adalah makhluk yang lemah, egois dan tidak pernah memiliki kehidupan yang berharga. Tetapi, Hasekura dengan perlahan bangkit dan menjawab..

"Manusia memiliki kehidupan yang berharga!"

"Apa katamu?! Apa kau tak  melihat yang baru saja dilakukan oleh Ren.."

"Itu..." gumam Hasekura menunduk.

Sebuah rantai api langsung melilit tubuh Goro. Goro masih terdiam dan tidak ingin memberontak. Bahkan dia membiarkan rantai panas itu melilit tubuhnya.

Hana akhirnya datang untuk membantu Ren dan Hasekura.

"Kau tak apa-apa?"

"Ya."

"Walaupun kau masih bisa menggunakan sihirmu. Tapi... kau tetap lemah tanpa tongkat sihirmu," ucap Goro.

Goro benar-benar mempunyai pemikiran dan insting yang kuat. Dia juga sudah merasakan hal yang sama--jika ada makhluk atau orang lain yang mengikutinya.

"Croja! Keluar kau!" Teriak Goro.

Monster Croja mulai menunjukkan dirinya. Sesuai dengan perintah Akahito, dia akan memantai pergerakan Goro. Namun--pemantauannya kini sudah diketahui oleh Goro sendiri.

"Kita bicarakan nanti, Croja!"

Walaupun sedikit takut, itu hanya sebagai ekspresi palsunya saat berhadapan dengan Goro. Croja hanya terdiam dan menyaksikan perdebatan antara mereka.

Rantai itu akhirnya terlepas dari tubuh Goro. Penyihir bertopeng ini pun dengan perlahan menghilang dari tempat itu.

"Goro...." gumam Ren.

"Hasekura.. kita harus kembali," ucap Ren.

Hasekura menghampiri Ren lalu menarik kerahnya dengan kasar.

"Apa itu sifatmu, hah!"

"Hase.."

"Apa yang membuatmu seperti ini! Apa kau lupa jika kau sudah mempunyai seorang teman?! Jika kau ada masalah, kau bisa bercerita! Aku tidak ingin! Orang yang tak ada kaitannya kau sakiti begitu saja!"

"Maksudmu... Natsumi?!"

"Walaupun Natsumi terlihat seperti itu! Tapi.... dia sangat peduli kepadamu...! Apa kau tidak menyadarinya, Ren-san!"

"Hasekura! Hentikan!" Teriak Hana.

Hasekura begitu kesal karena sifat Ren. Dia tidak menyangka jika dia akan mendorong wanita terutama teman SMA sendiri dengan keras. Sebagai laki-laki, itu adalah sifat yang tidak baik untuk dilakukan. Meski Natsumi terlihat seperti itu--dia adalah sosok wanita yang sangat baik dan sangat peduli.

***

Goro akhirnya kembali ke dunia manusia. Dia sudah berada di atap apartemen dan melihat pemandangan yang begitu indah dari atas.

Tetapi, dia tetap dipantau oleh Croja dari jarak kejauhan--agar tidak ketahui dari Goro. Dan pemantauan ini untuk memastikan agar Goro tidak melakukan apa-apa ataupun berkhianat nantinya.

"Dunia ini sangat indah.."

Goro mulai menyukai dunia manusia yang benar-benar unik dan indah. Tetapi, dia masih membenci sifat manusia--yang serakah, egois dan tidak mau bersyukur.

Dia teringat dengan kakaknya yang pernah tewas dibunuh Akahito tepat di depan matanya.

"Tidak.. dunia ini.. akan aku hancurkan."

Tiba-tiba Goro mendengar suara jeritan dari penduduk sipil Tokyo. Mereka berlari ketakutan karena ada monster Croja sedang membuat ulah di dunia manusia.

Tentunya, ini sangat mengerikan. Makhluk aneh datang ke dunia manusia.

"Hancurkan...!" Gumam monster Croja.

Goro dengan cepat segera menghampiri monster Croja yang hampir menghancurkan sebuah toko.

"Apa yang kau lakukan disini?!"

"Oh... penyihir kegelapan.." gumam Croja.

"Kau tidak bisa melakukan seenaknya tanpa perintahku..!"

"Perintah?! Aku hanya ingin bersenang-senang."

"Aku perintahkan kau untuk kembali...!"

"Aku tak akan mematuhinu..
Aku melakukan semua ini hanya untuk tuan Akahito."

Goro sekilas melihat gadis yang sedang berlari di belakang Croja, gadis itu tampak seperti gadis yang didorong oleh Ren tadi--Natsumi.

"Bukankah itu...?" Gumam Goro.

"Apa aku harus melawanmu, Goro-sama?" Ucap Croja.

"Kau sama saja melakukan pemberontakan terhadapku..."

"Tak apa. Yang penting kesetiaanku ini hanya untuk Akahito-sama."

"Akahito.. Jadi semua ini ulahmu 'kah?" Gumam Goro.

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 74.3K 40
(BELUM DI REVISI) Aline Putri Savira adalah seorang gadis biasa biasa saja, pecinta cogan dan maniak novel. Bagaimana jadi nya jika ia bertransmigra...
602K 36.9K 63
(WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Ini tentang Amareia Yvette yang kembali ke masa lalu hanya untuk diberi tahu tentang kejanggalan terkait perceraianny...
1.1M 104K 32
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...
153K 9.3K 42
Aletta Cleodora Rannes, seorang putri Duke yang sangat di rendahkan di kediamannya. ia sering di jadikan bahan omongan oleh para pelayan di kediaman...