My Doctor, My Love (Tersedia...

By nikendarcy

3.2M 120K 5.8K

Sebagian part telah dihapus. Tersedia di Playstore, KUBACA APP, KARYAKARSA THE DOCTOR SERIES - 1 Aku tidak pe... More

1. Bencana Masa Lalu
3. Kehilangan
4. Insiden Yang Terjadi
5. Malaikat Berambut Pirang
6. Renata
7. Kegilaan Sementara
8. Separuh Hatiku Masih Miliknya
9. Egois
10. PULANG
11. Sahabat Yang Selalu Ada
12. Panggilan Telepon

2. Pengkhianatan

189K 10.6K 352
By nikendarcy

Noura mematikan ponsel dan membanting tubuhnya ke kasur. Lagi-lagi Edward sibuk. Akhir-akhir ini Edward jarang sekali punya waktu luang. Jadwal Edward memang sangat padat sekarang. 

Pria itu baru saja diterima bekerja di perusahaan elektronik besar di London. Saat ini dia sedang mengurus kepindahannya dari Jerman ke London. Ujian baru saja selesai, dan Edward sudah mendapatkan pekerjaan. Sedangkan Noura harus bersiap menjalani sebuah hubungan jarak jauh karena ia belum tahu akan bekerja di mana sesudah ini.

Sejujurnya, Noura berharap ia bisa tinggal bersama Edward di London. Dirinya dan Edward selalu bersama sejak dulu. Pria itu cinta pertamanya dan ... mungkin ... cinta sejatinya.

Bosan berdiam diri di kamar, Noura memutuskan untuk berjalan-jalan. Ia bekerja paruh waktu di sebuah kantor majalah sebagai seorang copy editor untuk mengisi waktu luang dan hari ini ia sedang libur. Tadinya, ia ingin menghabiskan hari liburnya bersama Edward, tetapi rupanya pria terlalu sibuk.

Memainkan ponselnya, Noura membuka kontak telepon dan melihat siapa saja 'kandidat' orang yang bisa ia 'culik' untuk hari ini. Matanya berbinar saat ia melihat sebuah nama. Nama yang selalu membuatnya bahagia.

"Ada apa? Kau mengganggu hari liburku," jawab orang itu dengan suara mengantuk.

Noura terkikik. Orang itu, Nayla Angelica Aditama, sahabat satu-satunya yang ia miliki."Bangun tukang tidur! Malas sekali kau ini. Coba saja jika Nathan tahu, dia akan mencari wanita lain."

Sebentar lagi, Nayla akan menikah dengan Nathan yang juga adalah sahabat dari kakak Nayla.

Nayla tertawa di ujung sana. "Nathan sudah tahu dan dia tetap mencintaiku."

Noura ikut tertawa. Nayla adalah gadis yang beruntung memiliki Nathan yang begitu mencintainya. Kadang iamerasa iri pada Nayla. Bukan berarti Edward tidak mencintainya. Bukan itu. Hanya saja... entahlah, ada sedikit rasa di hati Noura yang meragu pada Edward. Benarkah Edward masih seperti dulu?

"Ayo kita jalan-jalan. Aku bosan di rumah," katanya kemudian.

"Di mana kekasih abadimu?"

"Dia sibuk. Ayolah, Nay, aku bosan." Noura mencoba merajuk lagi. Biasanya gadis itu akan luluh jika ia merajuk.

"Oke, baiklah! Tapi kau ke sini ya? Dan bawakan aku sarapan."

"Hei! Kau pikir aku kurir!"

Nayla terkikik. "Käse brezel dan latte ya." Dan dengan kurang ajarnya, gadis itu langsung mematikan ponselnya. Dasar Nayla ini.

Ia dan Nayla sangat dekat sejak mereka mulai kuliah di sini. Bagi Noura, Nayla bukan hanya seorang sahabat. Nayla adalah saudara perempuan yang tidak pernah ia miliki sebelumnya. Noura adalah bungsu dari empat bersaudara. Kakaknya semua laki-laki. Dan Noura sangat menyayangi Nayla seperti saudaranya sendiri.

Noura bergegas mempersiapkan diri karena tidak ingin Nayla terlalu lama menunggu. Berhubung ini hari libur, tidak ada yang namanya dandan. Ia memang membiasakan kulitnya untuk 'bernapas' di hari libur.

Kaus oblong, celana panjang, dan sepatu kets menjadi pilihan outfit-nya hari ini. Rambutnya yang berwarna pirang itu, ia biarkan tergerai. Sebenarnya ia bosan dengan rambut itu. Ia ingin mengubah warnanya. Mungkin ia bisa mengajak Nayla ke salon saja hari ini. Ia ingin berambut coklat.

Noura berjalan menuju restoran favoritnya untuk membelikan pesanan Nayla. Restoran itu tidak jauh dari apartemennya tinggal. Biasanya ia dan Edward akan sarapan bersama di sana. Dirinya dan Edward memang tidak tinggal satu apartemen walaupun mereka adalah sepasang kekasih. Noura bahkan belum pernah bercinta dengannya.

Mungkin bagi sebagian orang, ia dianggap kuno karena masih mempertahankan keperawanan di usianya yang sudah masuk dua puluh satu tahun. Namun itu adalah prinsipnya. Dan sejauh ini, Edward menghormati itu.

"Guten Morgen, Noura," sapa Frank, pria gendut pemilik restoran kecil ini.

Noura tersenyum dan menghampiri Frank. "Guten Morgen, Frank. Buatkan aku dua käse brezel dan dua latte," katanya sambil duduk di bangku tinggi di depan bar.

Frank mengangguk dan segera membuatkan pesanannya. Mata Noura berputar menikmati keadaan restoran Frank yang selalu ramai. Dan saat itulah ia melihatnya. Edward terlihat memasuki restoran dengan merangkul mesra pinggang seorang wanita yang dari bajunya saja ia yakin bukan wanita baik-baik. Apa-apaan ini?

"Edward!!" Teriak Noura dengan marah.

Edward menoleh dan seketika wajahnya pias.Noura turun dari kursi dan menghampiri mereka berdua. Tampaknya ia akan menjadi tontonan pagi ini. Oh, tapi peduli amat!

"Bisa kau jelaskan padaku siapa perempuan ini, Ed?"

"Siapa gadis kecil ini, Sayang?" Tanya wanita itu sambil menoleh pada Edward.

"Sayang?" Noura menatap mata Edward. "Sayang?? Edward, kau selingkuh??"

Edward menunduk dan tampak salah tingkah. Dan tahulah Noura jawabannya. Iasudah bersama Edward sejak bayi. Noura tahu bagaimana lelaki itu saat berbohong, saat takut, saat merasa bersalah. Dan ia pikir, ia tahu semuanya tentang Edward, tetapi ternyata ia salah. Noura tidak menyangka Edward melakukan ini padanya tanpa ia sadari.

"Aku rasa kita cukup sampai di sini, Ed!"

"Noura, dengarkan aku," Edward menahan lengannya. "Kau tahu bagaimana rasanya tidak bisa menyentuh orang yang kau cintai?"

Mata Noura melebar. Apa?? Jadi ini semua hanya soal seks??

"Aku ini pria dewasa. Aku bukan orang munafik yang tidak butuh seks sepertimu."

Sudah. Cukup sudah. Noura meraih gelas kopi, entah milik siapa, dan mengguyurkannya pada muka Edward. Edward berteriak kesakitan.

"Makan itu, Brengsek!"

Ia keluar dari restoran Frank tanpa membawa pesanannya. Dadanya terasa sesak. Namun anehnya, tidak ada air mata yang keluar. Noura berlari, terus berlari hingga ia sampai di sebuah taman kota. Napasnya terengah-engah, tetapi tetap saja ia tidak bisa menangis walaupun dadanya terasa sakit sekali.

Sebuah tangan besar mengulurkan satu gelas coklat panas yang sangat harum. Noura mendongak dan mendapati Andra, kakak Nayla, berdiri di bangku samping ia duduk.

"Minumlah. Coklat bisa menenangkanmu," ucap Andra sambil duduk di sampingnya.

Noura menyesap minumannya dan memejamkan mata. Meresapi rasa hangatnya coklat yang menjalar turun dari leher ke dada. Melegakan sesak yang ia rasakan.

"Bagaimana kau tahu aku di sini?"

Andra menoleh dan tersenyum. Namun dia tidak menjawab pertanyaan Noura. Pria itu malah asyik menyantap cheeseburger di tangannya yang membuat Noura menelan ludah kelu. Sial, seharusnya ia tidak bernafsu pada makanan di saat putus cinta seperti ini.

Andra kembali tersenyum dan mengulurkan satu kardus lagi pada Noura. Noura menyeringai dan menerimanya. Andra sudah seperti kakak sendiri baginya. Jadi ia tidak pernah malu pada pria ini.

"Jmmamm.. dimmmm... ba..."

"Habiskan dulu makananmu!"

Noura terkikik dan hasilnya ia terbatuk-batuk, tersedak burger. Andra berdecak dan mengelus punggungnya dengan lembut. Noura masih terbatuk-batuk hingga akhirnya air matanya keluar dan tidak mau berhenti.

"Menangislah. Jangan di tahan." Andra meraih bahunya, membawanya ke pelukan pria itu.

Noura terisak-isak di dada Andra hingga jaket pria itu basah oleh air mata. Lama sesudahnya, Noura baru tenang.

"Sudah?" Tanya Andra tanpa bisa menyembunyikan senyumnya.

Noura mendongak dan mendapati mata biru itu menatapnya dengan jenaka. Ia cemberut dan mencubit perut Andra.

Andra terkekeh. "Dasar anak muda!" Dia mengacak rambut Noura, membuat gadis itu semakin cemberut.

"Bagaimana kau bisa di sini?"

Andra menaikkan satu alisnya. "Kau tidak sadar sudah mengambil cangkir kopiku tanpa ijin, Nona?"

Wajah Noura memanas. Ia menyeringai malu pada Andra. "Maaf."

Andra kembali terkekeh. "Seharusnya kau minta maaf pada kekasihmu itu. Wajahnya pasti melepuh."

Noura mencibir. "MANTAN kekasih!"

Tawa Andra meledak tak tertahankan. "Aku suka melihat aksimu saat melempar kopi panas itu padanya, Sayang. Kau keren!"

Noura memutar bola mata dan bangkit dari duduknya. "Kau mau pulang 'kan? Aku menumpang ya?"

Andra mengangguk dan mendahului menuju mobilnya yang diparkir tidak jauh dari kafe tempat insiden itu terjadi. Mereka saling terdiam sepanjang perjalanan menuju rumah Andra. Noura kembali memikirkan pengkhianatan Edward. Ia tidak menyangka rasanya tidak akan sesakit ini. Ia marah, bukan sedih. Hanya karena seks, Edward tega mengkhianatinya. Ia pikir selama ini Edward benar-benar mencintainya hingga pria itu menjaganya. Namun nyatanya?

"Sampai kapan kau akan melamun?"

Noura menoleh dan melihat mereka sudah sampai. Ia menepuk dahinya saat menyadari sarapan Nayla tertinggal di restoran.

"Ada apa lagi?"

"Sarapan Nayla! Aku melupakan pesanannya!"

"Dasar pelupa! Belum juga tua! Lihat ini," Andra menggoyang-goyangkan kantong makanan di tangannya.

Noura terkikik dan keluar dari mobilnya. "Danke! Kau menyelamatkan hidupku!"

Andra menjentik dahi Noura dan mengajaknya masuk ke rumah mungil itu.

"Nayyyyy!!" Teriaknya begitu masuk ke rumah.

"Di dapur,Blondie!" Dia balas berteriak.

Mereka masuk ke dapur dan menemukan Nayla sedang asyik minum kopi bersama Nathan.

"Sejak kapan kau di sini, Than?" Tanya Andra dengan curiga.

Noura dan Nayla saling berpandangan dan terkikik. Andra sama seperti kakak-kakaknya. Overprotective.

"Tentu saja aku menginap."

"Kau ..."

"Natnat! Jangan membangunkan harimau tidur!" Sergah Nayla galak membuat Nathan terkekeh. "Dia baru datang, Kak. Aku sudah kelaparan gara-gara kurirku terlalu lama!" Nayla melirik dengan galak.

Noura menyeringai. "Maafkan aku. Ada sedikit insiden tadi."

Mata bulat Nayla menatapnya lucu. Gadis itu selalu terlihat imut jika seperti itu.

"Aku putus dengan Edward," ucapnya pelan.

Nayla terbatuk-batuk mendengarnya. Nathan mengelus punggungnya dengan sayang.

"Bagaimana bisa?" Tanya Nayla kemudian.

Noura hanya terdiam menatapnya. Tidak mungkin ia bicara dengan Nathan ada di sini. Seolah mengerti, Nayla bangkit dari kursi dan merangkulnya menuju kamar. Di sana, meluncurlah cerita Noura dengan Edward hari ini. Tanpa air mata karena Nayla malah terbahak-bahak mendengar ceritanya. Sahabatnya satu ini memang begitu.

"Itu karma untukmu. Kau ingat pernah menertawakan aku saat aku bercerita soal Dylan?"

Noura ikut terkekeh. Ya, ia ingat bagaimana ia tertawa saat Nayla bercerita bahwa gadis itu pernah dikhianati kekasihnya. Saat itu Noura menertawakan Nayla karena tidak menyangka gadis sepintar Nayla bisa dibohongi kekasihnya. Dan sekarang ia terkena batunya. Sial!

"Ayo kita ke salon. Aku ingin mengecat rambutku!" Katanya setelah mereka berdua puas tertawa.

"Ganti penampilan untuk menyambut cinta baru?"

Noura mengangguk. "Tentu saja! Lelaki bukan hanya si brengsek itu!"

Nayla memeluknya erat. "Itu baru gadisku!"

Ya, lelaki tidak hanya satu. Edward hanyalah bagian masa lalu. Tidak akan ada lagi nama lelaki itu. Ia akan melupakannya. Ia pastikan tidak akan ada lagi nama Edward di hatinya!




================================================================

Nyari playlist part ini susahnyaaa. Hingga akhirnya ketemulah sama Miss Lovato. I love that song! Jangan lupa puter ya.

Have a great weekend all my beloved readers. ^^

Big hugs and kisses,

Niken
#050316# 12.47 Pm

Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 83.1K 64
Sebuah perjodohan gila mengharuskan kedua insan kembali membuka hatinya setelah luka mendalam akibat asmara yang kandas ditengah jalan. Keduanya berl...
5M 585K 26
Keseharian seorang perisai geng motor REVOLVER dan sang putra yang mewarisi sifat ugal-ugalannya ⚠️ HANYA CERITA HUMOR / KOMEDI, TIDAK UNTUK DITIRU D...
3.8M 280K 42
[[Follow sebelum membaca]] -- Kinan, gadis ceria penyimpan banyak rahasia. Di balik senyum indahnya, Kinan menyimpan beribu luka terpendam. Kinan cum...
4M 236K 41
Meninggalkan Indonesia dengan hati yang patah, Ana memulai kehidupannya lagi di Amerika. Melupakan urusan cinta, perasaan dan hatinya. Ahh apa sih ci...