Secret✔

By HanJjemin

67.6K 5.9K 170

Changwook dan Changmin tidak sengaja bertemu, dan mereka bertukar posisi untuk saling merasakan kasih sayang... More

Prolog
I
II
III
IV
VI
VII

V

8.2K 721 11
By HanJjemin


Sepintar-pintarnya kau sembunyikan rahasia, kau pasti tak akan mampu untuk terus menutupnya.

Malam ini Taehee kembali mendapati Yunho menforsil tubuhnya untuk terus bekerja, acara makan malam ini tanpa hadirnya Yunho di tengah mereka, Jihoon hanya bisa mendesah frustasi akan kegilaan Yunho akan Jaejoong, Changmin pun melirik bangku Yunho yang tak terisi.

"Yunho bilang banyak pekerjaan, ia terlalu memaksakan tubuhnya. Hhh, entah sampai kapan Yunho akan berhenti seperti ini." ujar Jihoon, Taehee pun terdiam. Di satu sisi Taehee suka akan kepergian Jaejoong, disisi lain ia terluka melihat Yunho seperti ini.

"Aku baru tau, Appa sama tersiksanya seperti Umma, maafkan aku. Aku bukan bermaksud tidak ingin mempertemukan kalian, aku ingin sekali mempertemukan kalian, tapi ini bukan waktu yang tepat." Guman Changmin dalam hati. Tak banyak percakapan yang mereka lakukan pada acara makan malam tersebut, mereka saling diam pada fikiran masing-masing.

Setelah selesai makan malam, Changmin pun kembali ke kamarnya. Kyuhyun tau akan kondisi Changmin pun mengikutinya. Changmin duduk di tepi ranjangnya kini, Kyuhyun pun masuk ke kamar Changmin dan menutup rapat pintu kamar tersebut. Ia menghampiri dan duduk di samping Changmin.

"Rasanya sulit sekali Kyunie. Orang tuaku saling tersiksa, mereka saling menanti satu sama lain, bahkan tadi siang pun mereka nyaris bertemu, tapi-.. tapi bodohnya aku dan Changwook menghalanginya. Aku merasa sangat jahat Kyu." Kyuhyun hanya mengusap bahu Changmin dengan lembut.

"Tidak Min, kalian tidak jahat, mereka pasti dapat bertemu dan bersatu, percayalah. Kau tidak boleh lemah dan seperti ini. Mana Changmin yang periang, mana Changmin yang mampu melawan Boa Ajhuma, dan mana Changmin yang selalu buatku tertawa akhir-akhir ini." Changmin pun menatap Kyuhyun saat ini, Kyuhyun tersenyum kemudian.

"Semangat. Demi orangtua kalian." Changmin tersenyum dan menganngguk.

"Terima kasih Kyunie."

Di lain tempat, Taehee masih termenung dalam fikirannya, Yunho seperti ini pun karena ulahnya, rasanya ia sangat tidak sanggup lagi untuk menutupi kebenarannya.

"Jihoon-ie." Ujar Taehee yang kini duduk di hadapan cermin, ia hanya menatap kosong pantulan wajahnya dalam cermin tersebut, sementara Jihoon sedang bersandar pada kepala tempat tidur.

"Ya?"

"A-aku-.. " Taehee bingung harus memulai darimana, ia harus menceritakan kesalahannya kepada Jihoon. Jihoon hanya menyeritkan dahinya melihat gelagat istrinya.

"Ada apa?" tanya Jihoon.

"A-aku yang membuat semua kekacauan ini."

"Maksudmu?" tanya Jihoon tidak mengerti.

"Saat di Rumah sakit, Jaejoong melahirkan bayi kembar-.." Taehee pun menunduk, ia takut jika Jihoon tak terima dengan semua yang terjadi, Jihoon yang tadinya bersandar pun lekas duduk tegap mendengar pengakuan Taehee.

"Apa?!"

"Entah mengapa aku memikirkan memberikan satu bayi pada Jaejoong, dan bayi satunya pada Yunho-.. Aku sungguh di kuasai ego ku, aku sangat tidak ingin Yunho menikah dengan Jaejoong."

"Kau ini gila hah?!" Jihoon sudah sangat marah kini, Taehee hanya menunduk terisak.

"Ma-maaf. Aku menyuruh Jaejoong pergi dari kehidupan Yunho, dan aku memberikan Jaejoong surat perceraian dirinya dengan Yunho, dan aku berkata itu dari Yunho. " Jihoon hanya dapat menggelengkan kepalanya tidak menyangka akan perbuatan yang dilakukan Taehee.

"Hiks-.. la-lalu, surat yang aku berikan pada Yunho atas nama Jaejoong, itu pun bukan Jaejoong yang menulis, itu ulahku."

"Apa?! kau? Jadi itu ulahmu?" Jihoon kini beranjak dari ranjangnya dan menghampiri Taehee yang terisak, Taehee pun mengangguk.

"Ya, itu ulahku."

"Astaga! Mengapa kau sampai bertindak seperti itu? Kau tau dengan ulahmu, Yunho menjadi seperti ini?"

"Ma-maaf, aku menyesal Jihoon, aku menyesal. Jaejoong merebut perhatian Yunho dariku, Jaejoong hanya anak Yatim piatu yang miskin, Jaejoong hanya mengincar harta dari Yunho, itulah alasanku membencinya."

"Ck! Buka matamu! Jika Jaejoong hanya mengincar harta, ia tidak akan mau untuk kau suruh pergi, ia pasti melaporkan perbuatanmu. Ini sudah sangat lama, 19 tahun, kau menutupi ini selama itu Taehee-ya! Aku benar-benar kecewa padamu." Taehee semakin terisak, kesalahannya sangat fatal, ia berfikir Yunho tidak akan seperti ini. Jika saja Taehee tidak mempercayai semua ucapan Boa, Taehee tak akan terpancing untuk melakukan semua ini, ucapan Jihoon ada benarnya, jika Jaejoong hanya mengincar harta, pastilah Jaejoong sudah melaporkan perbuatannya selama ini pada Yunho, dengan begitu Jaejoong masih berada dalam Mansion ini dan hidup nyaman dengan bergelimang harta, tapi tidak, Jaejoong benar-benar menghilang tanpa jejak, bahkan ia tidak mengambil harta Yunho sepeser pun. Apa yang dapat Taehee lakukan? Hanya menyesal. Dan terus menyesal.

.

Hari pun berganti, Yunho tidak pulang ke rumah, Jihoon pun pergi tanpa pamit. Lengkap sudah apa yang Taehee rasakan.

"Ajhuma, kemarin aku melihat tas bagus sekali, sehabis ini kita kesana ya, kita beli tas tersebut." Ujar Boa, Taehee hanya melirik Boa.

"Tidakkah ada fikiran lain selain hanya menghamburkan uang? Seharusnya kau cemaskan Yunho. Hhhh, Kau itu sangat berbeda dengan Jaejoong ya, saat Jaejoong masih berada di rumah ini, ia rela menunggu Yunho sampai tengah malam dan menahan laparnya. Sangat berbeda denganmu yang hanya memikirkan dirimu sendiri." Changmin yang mendengar ucapan Taehee pun segera menatap Taehee tak percaya. Taehee membela Jaejoong?.

"Kenapa membandingkanku dengan gelandangan itu. Ajhuma dengar, dia hanya mengincar harta Yunho saja, dan ia pun berselingkuh dengan Siwon, Ajhuma ingat kan? Lalu surat itu, ah pasti sekarang sudah ada orang lebih kaya yang ia manfa-.."

"Diam! Siwon dan Jaejoong tidak memiliki hubungan apapun, da-dan surat itu aku yang buat agar Yunho melupakan Jaejoong." Changmin pun membulatkan matanya saat mendengar semuanya.

"Ja-jadi itu ulah halmoni?" tanya Changmin, Taehee kini menatap takut Changmin.

"Maafkan Halmoni Changwook-ie, maaf." Changmin menatap kecewa pada Taehee, dalang di balik ini semua adalah Taehee, neneknya sendiri. Ya, Changmin memang tau Taehee ada di balik semua ini, tapi ia sungguh tidak menyangka yang membuat surat palsu itu Taehee, Changmin segera berdiri dan hendak meninggalkan meja makan tersebut. Taehee tidak dapat berbuat apapun, saat ini. Yunho semakin jauh darinya, Jihoon pun mulai mengabaikannya, sementara cucunya yang mulai dekat padanya pun mencoba menjauhinya. Kyuhyun segera beranjak untuk menghampiri Changmin.

"Maaf Halmoni, Ajhuma. Aku mau menyusul Changwook." Ujar Kyuhyun, Taehee diam tidak merespon, ia hanya menatap ketiga bangku kosong yang ada di hadapannya saat ini.

.

Changmin segera menghubungi Changwook saat ini, tak lama Kyuhyun pun masuk kamar tersebut dan berdiri di samping Changmin.

"Hyung. Kita harus menghentikan semua permaianan ini, bawa Umma ke Taman kota sekarang, aku akan mengajak Appa." Ujar Changmin.

"Tapi Min, apa tidak apa?"

"Tak akan terjadi apapun Hyung, kau tega melihat mereka terus seperti ini? aku akan ceritakan semua padamu nanti, ikuti saja apa kataku."

"Ba-baiklah, aku akan membawa Umma sekarang."

"Ya." Changmin pun mematikan komunikasinya, ia melirik Kyuhyun setelahnya dan tersenyum. Kyuhyun pun membalas senyuman tersebut.

"Tindakanku ini tidak salah kan Kyu" tanya Changmin, Kyuhyun pun menggeleng.

"Tidak Min, Taehee Moni sudah mulai menerima Ummamu, aku yakin tak akan terjadi apapun."

"Terima kasih Kyu, yasudah aku harus ke kantor Appa secepatnya, aku takut Changwook hyung dan Umma menunggu lama. Kau diam disini dan lihat kondisi Halmoni dan rumah." Kyuhyun pun mengangguk. Changmin segera pergi ke kantor Yunho di antar oleh supir keluarga Jung. Changmin sungguh tidak sabar untuk segera membawa Yunho bertemu dengan Jaejoong dan memberitahukan semuanya.

.

.

Changwook sudah membawa Jaejoong ke Taman kota kini, Jaejoong pun tidak mengerti mengapa Changwook mengajaknya ke Taman kota pagi-pagi seperti ini.

"Mengapa ajak Umma ke Taman pagi-pagi begini hn?" tanya Jaejoong.

"Ahh, biar kita bisa menghirup udara segar dan melihat Taman yang indah Umma." Ujar Changwook, ia terus melirik jam tangannya karena Changmin belum kunjung datang.

"Kau ini." Jaejoong pun tersenyum.

"Yasudah kita duduk dulu Umma. Kita nikmati pagi ini, hehe." Kekeh Changwook, mata Changwook terus melirik setiap sisi taman menunggu kedatangan Changmin, tak lama setelahnya yang ia tunggu pun datang, Changmin bersama Yunho. Sudah saatnya Changwook untuk pergi bersembunyi membiarkan Yunho bersama Jaejoong.

Yunho pun heran saat Changmin datang ke kantor dan memaksanya untuk mengikutinya ke Taman, Yunho tidak mampu menolak permintaan Changmin.

"Kejutan apa yang kau maksud hn?" tanya Yunho, Changmin hanya tersenyum.

"Sebentar lagi Appa akan tau, Appa sekarang ke arah sana dan Appa akan tau kejutan dariku. Harus Appa sendiri yang melihatnya." Ujar Changmin, Yunho hanya menyeritkan dahinya dan menatap heran Changmin.

"Sudahh cepat." Yunho pun menuruti permintaan Changmin, ia segera berjalan, Changmin hanya tersenyum melihatnya, tak lama kemudian Changwook datang menghampirinya. Changmin melirik Changwook dan tersenyum.

Yunho berjalan dengan hati yang berdegup cepat, entahlah ia merasa akan ada sesuatu yang membuatnya terkejut. Langkahnya pun melemah saat ia melihat sosok yang sangat ia rindukan selama ini.

"Yun-iee aku mencintaimu, sangat mencintaimu."

Jantung Yunho semakin berdegup dengan cepat, matanya sudah sangat memanas, apakah ini nyata? Apa ini benar?

"J-Jae." Ujar Yunho, Jaejoong pun menoleh ke sumber suara, mata doe itu pun terbuka lebar, Jaejoong sangat terkejut akan kedatangan Yunho. Ia pun segera berdiri dari duduknya.

"Y-yunie." Yunho sudah menatap Jaejoong dengan mata berkaca saat ini, Jaejoong sendiri bingung harus berbuat apa, ia sendiri masih tidak yakin jika orang yang di hadapannya saat ini adalah Yunho. Air mata Yunho pun mulai jatuh dan mengalir pada pipi Yunho, tangan Jaejoong pun secara tidak sadar menyentuh dan menghapus air mata tersebut. Jantung mereka sangat berdegup cepat, mata Jaejoong pun sudah memanas saat tangannya menyentuh wajah Yunho, ini nyata dan bukan mimpi, itulah fikiran Jaejoong. Yunho segera mengambil tangan Jaejoong yang mengusap air mata pada wajahnya, ia segera mengecup tangan kurus Jaejoong dengan penuh rindu. Bibir Jaejoong bergetar menahan isakan. Yunho tersenyum dengan wajah penuh air mata saat ini.

"Akhirnya aku menemukanmu Jae." Ujar Yunho, jantung Jaejoong berdegup dengan cepat mendengarnya, mulutnya seakan terkunci dan tidak dapat berkata apapun. Jaejoong hanya terus menatap Yunho dengan penuh rindu, tangannya pun di genggam erat Yunho.

"Ka-kau kurus sekali hn? Apa tidak makan teratur?" tanya Yunho, Jaejoong semakin terisak mendengar pertanyaan tersebut.

"Hei, mengapa menangis hn? Aku tidak memarahimu Jae, tidak akan. Jangan menangis." Ujar Yunho, Jaejoong pun menyandarkan kepalanya ke dada Yunho, Yunho pun memeluknya dengan sangat erat, mereka menyalurkan rindunya selama ini dalam pelukan, pelukan yang sangat Jaejoong rindukan, aroma tubuh yang sangat Jaejoong bahkan Yunho rindukan. Mereka menangis? Ya, tapi bukan menangis sedih, mereka sangat senang akan pertemuan mereka dan bahkan karena terlalu senangnya hingga mereka menangis. Changwook dan Changmin hanya tersenyum melihat kedua orang tua mereka kembali bersama. Yunho pun mengecup pucuk kepala Jaejoong dengan penuh kasih sayang, Yunho juga memeluk Jaejoong dengan erat seakan ia takut untuk melepaskan Jaejoong 'lagi'.

Changwook dan Changmin menghampiri keduanya kini.

"Bagaimana kejutanku Appa?" ujar Changmin, mendengar suara Changmin, Yunho dan Jaejoong segera melepaskan pelukannya, Yunho pun terkejut saat melihat Changwook dan Changmin berdiri bersama.

"Cha-Changwook?" ujar Yunho melihat Changmin, Changmin pun menggeleng.

"Changmin, dan Changwook di sebelahku." Ujar Changmin, Yunho kini melirik Jaejoong meminta penjelasan.

"Changmin, saudara kembar Changwook Yun, ia anakmu, anak kita." Ujar Jaejoong.

"Kembar? Ba-bagaimana bisa?" ujar Yunho masih tidak mengerti.

"Awalnya aku pun terkejut dengan kenyataan ini, Ummamu memberikanku Changmin bayi dan mengatakan bayi ku yang lain tak dapat terselamatkan, tetapi Tuhan berkata lain Yun, aku kembali di pertemukan dengan anakku, anakku masih hidup Yun." Ujar Jaejoong tersenyum.

"Umma?" Jaejoong pun mengangguk.

"Tapi aku tidak pernah mengetahui bahwa kau melahirkan anak kembar Jae, Umma membawa Changwook saat bayi padaku dan memberikan aku surat darimu bahwa kau tidak menginginkan merawat Changwook dan kau pergi tanpa boleh aku mencarimu." Ujar Yunho.

"Itu surat Halmoni yang buat Appa, ia sudah mengakuinya tadi pagi." Yunho terkejut mendengar ucapan Changmin, ia tidak menyangka Ummanya bisa melakukan hal sejauh ini. wajah Yunho pun mengeras, tangannya sudah mengepal kini.

"Sudahlah Yun, itu sudah berlalu, ng-.. Ummamu pun sudah mengakuinya." Ujar Jaejoong. Yunho, Changwook dan Changmin hanya menatap Jaejoong. Jaejoong tak ingin membahas masa lalu itu lagi, baginya kini dapat bersama kedua putranya dan kembali bertemu Yunho sudah sangat cukup.

"Tersenyumlah Yun." Ujar Jaejoong kembali menarik kedua tepi bibir Yunho. Yunho pun tersenyum kemudian, Changwook dan Changmin sangat senang melihatnya. Jika ini mimpi bagi Yunho dan Jaejoong, ini adalah mimpi terindah, dan jika ini nyata, inilah moment yang selalu mereka nanti.

.

Kini Yunho, Jaejoong, Changwook, dan Changmin sudah berada di rumah kecil Jaejoong. Jaejoong membuatkan makanan untuk Yunho dan kedua anaknya, sementara itu Yunho masih melihat sekeliling rumah yang sangat kecil itu, miris rasanya jika membayangkan selama ini Jaejoong dan anaknya tinggal di tempat seperti ini dan hidup dengan penuh kekurangan. Kini Yunho menatap kedua putranya yang tengah asik mengobrol dihadapannya. Yunho tersenyum kemudian.

"Sejak kapan kalian menipu Appa hn?" tanya Yunho. Changwook dan Changmin pun melihat Yunho kini, mereka berdua hanya tersenyum.

"Baru beberapa hari ini Appa, setelah acara ulang tahunku." Ujar Changwook.

"Jadi selama itu kalian menipu Appa hn? Dan bagaimana kalian bisa bertemu?" tanya Yunho kembali.

"Saat acara itu, Appa salah memeluk dan mengucapkan selamat ulang tahun, bukan Changwook yang di tarik oleh butler tersebut Appa, tapi aku." Ujar Changmin, Yunho hanya tersenyum.

"Astaga, seperti itu. Appa benar-benar tertipu oleh kalian."

"Ya, kami bertemu saat mengganti pakaian, jujur saja aku terkejut saat ada yang menyamai ketampananku." Kekeh Changmin, Changwook hanya memutar bola matanya menyaksikan kembali kepedean Changmin.

"Kau yang menyamai ketampananku." Ujar Changwook, Yunho pun terkekeh melihatnya.

"Hyung-ya!"

"Sudahlah, lalu bagaimana kalian sampai bertukar posisi? Dan mengetahui kalian itu bersaudara?"

"Niat kami bertukar posisi hanya untuk merasakan kasih sayang Appa dan Umma yang tidak kami rasakan Appa. Kami hanya berfikir wajah kami ini hanya kebetulan mirip, dan akhirnya aku mengajak Changmin untuk melakukan ide gila ini." ujar Changwook, Yunho memperhatikan setiap detail cerita kedua anaknya.

"Kami mengetahui kami saudara dari potret Umma di kamar Appa, awalnya aku hanya niat mengambil bantalku yang tertinggal, disitulah aku menyadari ada potret Umma, karena penasaran aku pun menggeledah laci Appa untuk mencari maksud semuanya, sampai aku temui surat yang mengatas namakan Umma, awalnya aku sangat marah dengan Umma, aku berfikir semua kesulitan ini dari Umma, aku tidak memperdulikan pertukaran ini, aku mendatangi Umma dan menyudutkan Umma tanpa memberikan dia kesempatan menjelaskan semuanya, aku membuat Umma menangis. Rasanya aku sangat buruk mengenang itu, utung saja ada Haneul, ia melihat surat gugatan cerai dari Appa dan dari sana lah kami tau, Umma tidak salah sepenuhnya." Jelas Changmin.

"Surat gugatan cerai? Appa tidak pernah melakukannya." Ujar Yunho, Changmin dan Changwook tau akan hal itu, mereka hanya memastikan, dan ternyata itu benar bukan ulah Yunho.

"Selama ini Umma bersedih karena menganggap Appa membencinya." Ujar Changmin kembali. Yunho hanya terdiam.

"Umma orang yang baik yang pernah ku kenal Appa, ya walau aku baru mengenalnya dan hidup di tempat kecil seperti ini, aku sangat senang." Ujar Changwook, Yunho kembali terdiam. Selama ini dirinya benar-benar serasa di permainkan. Tak lama setelahnya Jaejoong datang membawakan makanan buatannya.

"Maaf membuat kalian menunggu." Ujar Jaejoong, ke tiga orang disana hanya tersenyum menyambut Jaejoong. Changmin sudah siap akan piringnya. Jaejoong pun menyiapkan makanan untuk Yunho dan selanjutnya untuk Changwook dan Changmin.

"Makanlah." Ujar Jaejoong, mereka pun mengangguk dan makan dengan lahapnya. Changmin tersenyum senang melihat ini semua. Ini pertama kalinya semenjak perpisahannya Jaejoong tersenyum tanpa beban.

"Masakan Umma yang terbaikk, uuhmmm." Puji Changmin, Jaejoong hanya terkekeh mendengarnya.

"Iya Min, tidak ada yang menandingi masakan Umma." Lanjut Changwook.

"Umma kalian adalah koki nomor satu di dunia ini." timpal Yunho, Jaejoong sudah sangat merona mendengar pujian dari ketiga orang yang sangat berharga untuknya.

"Makan yang banyak, dan setelah ini kalian harus membayarnya." Gurau Jaejoong, Yunho dan Changwook hanya tertawa mendengarnya, sementara Changmin tersenyum menatap Jaejoong, Jaejoong tanpak sangat senang saat ini, mereka makan dengan sangat lahapnya.

"Jae."

"hn?"

"Surat gugatan cerai itu, aku tidak tau sama sekali, aku tidak pernah berniat menceraikanmu sama sekali." Jaejoong hanya tersenyum mendengarnya.

"Ya sudahlah Yun, itu sudah berlalu bukan?"

"Kau masih istriku Jae, kembalilah, ikut denganku, tinggallah bersama aku dan anak-anak." Ajak Yunho, Jaejoong hanya terdiam, apa yang harus ia lakukan? Ia ingin tinggal bersama Yunho dan keluarga kecilnya, tetapi, ia sendiri takut untuk kembali.

"Jae, ku mohon." Ujar Yunho sekali lagi.

"Umma terimalah ajakan Appa." Ujar Changwook.

"Tapi Yun, a-aku-.."

"Tidak akan ada yang dapat melukai Umma lagi, ada aku dan Changmin, percayalah." Changwook memastikan, Jaejoong melihat Changmin kini, Changmin pun mengangguk, begitupun Changwook. Jaejoong menghela nafas beratnya kini dan menatap Yunho.

"Baiklah." Ujar Jaejoong, Yunho pun tersenyum senang disambut sorakan riang oleh Changwook dan Changmin, Jaejoong tersenyum, tetapi jujur saja ia takut dengan apa yang akan terjadi nanti, apakah ia kembali di tolak oleh Nyonya Jung untuk kedua kalinya? Jaejoong takut untuk menghadapinya, sangat takut.

Changmin sudah menghubungi Kyuhyun tentang kedatangan Ummanya nanti, Kyuhyun pun senang mendengarnya. Kini Jaejoong sedang mempacking pakaiannya dan pakaian Changmin, jantungnya terus saja berdegup cepat, apa ini jalan yang benar untuk dia ambil? Rumah ini sudah sangat berati untuknya, tempat inilah saksi dirinya dengan susah payah membesarkan Changmin.

.

"Jeongmalyo?!" ucap Haneul terkejut saat Changwook menceritakan semuanya. Changwook mengangguk senang.

"Ya, Sore ini kami akan kembali ke rumah Appa." Ujar Changwook riang, tetapi wajah Haneul pun berubah murung setelahnya.

"Ah, begitu? Baguslah." Ujar Haneul.

"Aku sangat berterima kasih padamu Haneul, kau sangat membantu kami." Ujar Changwook.

"Itu gunanya teman bukan? Kyuhyun pun membantu kalian." Changwook mengangguk riang, entahlah apa yang kini Haneul rasakan, ia sendiri bingung. Saat Changmin bersama Kyuhyun, Haneul tak merasakan kecewa, tapi saat Changwook berkata Kyuhyun adalah orang yang dijodohkan untuknya, rasa sakit itu ada.

"Ah yasudah, aku harus kembali pulang membantu Umma dan Changmin. Aku kemari hanya untuk menemuimu saja. Sampai jumpa." Ujar Changwook lekas pergi, Haneul hanya melirik Changwook yang telah pergi.

.

SECRET

.

Sore yang dinanti pun tiba, Jaejoong sudah duduk di kursi depan disamping Yunho yang mengemudikan mobil tersebut, jantung Jaejoong sungguh berdegup sangat cepat, Yunho yang melihat ketegangan di wajah Jaejoong pun menggenggam tangan Jaejoong dengan satu tangannya.

"Aku denganmu, tenanglah." Ujar Yunho, Jaejoong tersenyum kecut dan mengangguk.

Tenang? Itu sulit untuk Jaejoong lakukan. Jantung Jaejoong semakin berdegup cepat saat mobil tersebut memasuki pagar yang sangat tinggi, Mansion indah itu pun mulai tampak. Yunho menghentikan mobilnya, Jaejoong hanya memandang penuh rasa takut pintu rumah tersebut.

"Ayo." Ajak Yunho, Jaejoong ragu turun dari mobil tersebut, Yunho menggenggam erat tangan Jaejoong dan mulai menuntun Jaejoong masuk kedalam rumah tersebut, Changmin dan Changwook mengikuti mereka, pintu itu terbuka lebar.

"Yun, yang benar saja, kau mau menikahi gelandangan ini? Kami sudah menjodohkanmu dengan Boa."

Bayangan itu kembali muncul, tangan Jaejoong semakin kuat menggenggam Yunho, Yunho tau Jaejoong sangat tegang kini.

"Kau fikir disini kau akan hidup enak hah? Kau itu hanya pantas jadi Maid, Kim Jaejoong."

Jaejoong sudah tidak bisa mengontrol degup Jantungnya saat ini, tak lama sosok yang Jaejoong takuti pun muncul di hadapannya, Jaejoong tak berani untuk menatapnya kini.

"Astaga, Changwook ada dua?" ujar Boa terkejut melihat kehadiran Changmin dan Changwook bersamaan, sementara Taehee hanya diam. Kyuhyun tersenyum melihat kedatangan mereka dari kejauhan.

"Dia Changmin, kembaran Changwook." Ujar Yunho, dan kini Yunho menatap Taehee dengan maksud 'Umma sangat keterlaluan'. Taehee hanya terdiam tidak dapat berkata apapun.

"Mulai saat ini Jaejoong kembali tinggal denganku, tidak ada yang boleh melarangnya." Ujar Yunho kembali. Taehee hanya terus diam, ia ingin meminta maaf akan semuanya pada Jaejoong, tapi rasanya sangat berat. Akhirnya Taehee memutuskan kembali ke kamarnya untuk menenagkan fikirannya yang sangat kacau saat ini. Boa pun menyusul Taehee. Jaejoong semakin kuat menggenggam Yunho.

"Ada aku dan anak-anak Jae, kau tak usah takut." Ujar Yunho.

"Changmin-ie, kamarmu di samping kamar Changwook, tadi Appa sudah menyuruh maid mempersiapkannya." Ujar Yunho, Changmin pun mengangguk. Yunho segera mengajak Jaejoong ke kamar mereka untuk beristirahat.

Yakinlah Jae, kebahagiaan memihakmu, tak usah kau cemaskan. Tuhan akan segera memberikanmu hadiah dari kesabaranmu.

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

2.7M 222K 95
RANKED #1 CUTE #1 COMEDY-ROMANCE #2 YOUNG ADULT #2 BOLLYWOOD #2 LOVE AT FIRST SIGHT #3 PASSION #7 COMEDY-DRAMA #9 LOVE P.S - Do let me know if you...
293K 9.8K 34
My back was pressed against the wall, and our faces were merely inches away. He gently placed a finger below my chin and tilted my face upward. I tri...
600K 37.1K 48
𝐈𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐓𝐚𝐧𝐠𝐥𝐞𝐝 𝐰𝐞𝐛𝐬 𝐨𝐟 𝐇𝐞𝐚𝐫𝐭𝐬, 𝐚𝐧𝐝 𝐩𝐮𝐫𝐬𝐮𝐢𝐭 𝐨𝐟 𝐓𝐫𝐮𝐭𝐡𝐬, 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐰𝐞𝐚𝐯𝐞𝐬 𝐢𝐭𝐬 𝐦𝐞𝐬𝐦𝐞𝐫𝐢𝐳𝐢𝐧𝐠 �...
848K 21.5K 41
While moonlighting as a stripper, Emery Jones' mundane life takes a twisted and seductive turn when she finds herself relentlessly pursued by reclusi...