Secret✔

By HanJjemin

67.6K 5.9K 170

Changwook dan Changmin tidak sengaja bertemu, dan mereka bertukar posisi untuk saling merasakan kasih sayang... More

Prolog
I
III
IV
V
VI
VII

II

7.4K 743 22
By HanJjemin


Matahari pun sudah siap muncul untuk menerangi dunia, Yunho sudah terbangun dari tidurnya. Ia melihat anaknya yang masih tertidur pulas, Yunho tidak ingin membangunkan Changmin, perlahan ia pun turun dari ranjangnya untuk mandi dan bergegas bekerja.

Changmin tampak sangat pulas sekali hingga Yunho tidak tega untuk membangunkannya, setelah semua siap Yunho pun keluar kamarnya, Yunho pun memesankan pada Butler untuk tidak membangunkan Changmin, biarkan Changmin bangun sesukanya. Sang Butler pun mengangguk paham. Yunho pun pergi setelahnya.

.

Di tempat lain, Jaejoong sedang menepuk pelan wajah Changwook yang nampak pulas.

"Changmin sayang, bangun nak. Sudah pagi." Ujar Jaejoong, mata Changwook pun terbuka perlahan, baru hari ini Changwook merasa bangun pagi terindah yang pernah ia alami, ada senyum tulus saat ia membuka matanya, bukannya omelan atau pukulan yang di berikan oleh orang-orang disana.

"Kau tidur pulas sekali hn? Sampai susah Umma membangunkanmu. Cepat mandi. Umma akan pergi sebentar."

"Umma mau kemana?" Tanya Changwook, Jaejoong pun tersenyum dan membelai lembut pipi Changwook.

"Umma mau berbelanja, kemarin Haneul memberi Umma uang lebih, dengan begitu kau bisa makan nikmat." Changwook pun mengangguk, Jaejoong berdiri dan mengusap lembut rambut Changwook, Jaejoong pun pergi setelah itu. Changwook hanya bisa melihat Jaejoong yang menghilang dari pandangannya.

"Terima kasih Umma." Guman Changwook. Changwook pun beranjak dan pergi untuk mandi.

.

Changmin masih setia pada tidurnya, dengkuran lembut pun terdengar. Diluar sana terdengar suara ribut antara Boa dan sang Butler.

"Maaf Nyonya, Tuan Yunho menyuruh saya agar Tuan Muda bangun sesukanya."

"Wow, nikmat sekali dia. Seenakknya saja tidur, sudahlah aku akan membangunkannya. Yunho tidak akan memarahimu. Pergi sana." Ujar Boa, Butler itu pun mengangguk patuh, ia segera pergi. Boa masuk kedalam kamar Yunho, ia melihat Changmin yang tertidur tengkurap. Boa pun mendekati Changmin.

"Sudah saatnya bangun pemalas." Ujar Boa, tapi tidak ada respon sama sekali dari Changmin. Asal Boa tau, membangunkan Changmin itu sangat sulit.

"Hei bangun, bukan saatnya kau bermalas-malasan!" ujar Boa dengan keras, dan menepuk kasar wajah Changmin, karena merasa terganggu, Changmin pun menepis kasar tangan Boa.

"Akkh! Kurang ajar!" Boa pun menatap Changmin dengan kesal.

"Bangun! Atau aku akan memukulmu!" tetap tidak ada respon dari Changmin sama sekali, Boa benar-benar di buat marah oleh Changmin. Boa pun keluar dan mengambil kayu kecil panjang yang ia sering gunakan untuk memukul Changwook. Kyuhyun yang melihat Boa memegang kayu itu pun segera berlari untuk menghindari perbuatan Boa.

"Ajhuma ku-kumohon jangan pukul Changwook." Mohon Kyuhyun, akan tetapi Boa mengabaikan Kyuhyun, ia pun mendekati Changmin yang tertidur, dan..

Cttaaarrrrr

Kayu kecil itu pun menyentuh kasar punggung Changmin, Changmin pun terbangun dengan sangat marah. Changmin menatap dengan penuh amarah Boa.

"Akhirnya bangun juga si pemalas ini. cepat bangun!" Perintah Boa. Changmin masih menatapnya kesal.

"Mengapa diam, kau mau aku pukul lagi?" Changmin pun merampas kasar kayu kecil dari tangan Boa.

"Jadi ini kegiatanmu membangunkan orang HAH?! Kau ini di ajarkan sopan santun tidak oleh orang tuamu!" ucap kesal Changmin, Boa dan Kyuhyun memandang tak percaya Changmin yang melawannya.

"Be-beraninya kau!" Ujar Boa takut.

"Buat apa takut dengan orang sepertimu!"

Ctaaarrr

Changmin pun mengayunkan kayu tersebut ke lengan Boa sehingga Boa memekik sakit.

"Sakit!" Marah Boa. Changmin hanya tersenyum sinis melihatnya.

"Sakit? Kau fikir aku tidak sakit? HAH?! Sekali lagi kau memperlakukan ku seperti itu, habislah kau!" Changmin mencengkram tangan Boa dan menatapnya tajam. Kyuhyun mundur perlahan, Changmin sangat menakutkan saat ini.

"Aku akan laporkan perbuatanmu kepada Yunho!" ujar Boa. Changmin pun tersenyum.

"Laporkan saja, aku pun akan melaporkan perbuatanmu padaku, serta bukti di punggungku." Mata Boa pun membulat sempurna, Changmin mampu melawannya kini. Changmin melepas kasar pegangannya di tangan Boa, dan melempar Kayu pemukul tersebut ke arah Boa.

"Ambil itu, buang jauh-jauh!" ujar Changmin, Boa pun berdecak kesal dan pergi. Kyuhyun masih menatap Changmin heran. Changmin pun melirik Kyuhyun dan pergi berlalu meninggalkan Kyuhyun yang terdiam. Changmin kembali ke kamarnya dengan kesal.

"Ck! Senakal-nakalnya diriku, Umma tidak pernah memukulku. Kuat sekali Changwook menghadapi orang gila seperti ular itu." Changmin pun membuka Kaosnya dan melihat punggungnya yang merah di depan cermin.

"Merah lagi! Ck!" kesal Changmin, Changmin benar-benar tidak habis fikir, mengapa Changwook tidak laporkan ini kepada Appanya? Pantas saja saat awal bertukar posisi Changwook memperingati Changmin agar berhati-hati terhadap Boa. Untung saja memar semacam ini hal biasa untuk Changmin, Changmin pun segera menuju kamar mandinya untuk lekas mandi.

Di Lain tempat, Jaejoong berjalan menuju pasar, ia akan memasakan sesuatu yang sangat nikmat untuk anaknya. Entahlah, Jaejoong merasa seperti bertemu seseorang yang sangat lama ia rindukan saat melihat Changwook yang ia anggap Changmin saat ini. Tak jauh dari keberadaan Jaejoong, Mobil Yunho pun berhenti karena lampu merah, Jaejoong pun menyebrang saat lampu merah. Ia melewati mobil Yunho saat ini, Jika saja Yunho tidak sibuk dengan berkas-berkasnya di belakang, Yunho pasti melihat Jaejoong. Tapi sayang, takdir belum mempertemukan kalian. Supir Yunho pun segera melajukan mobilnya saat lampu kembali hijau.

.

Changmin sudah selesai mandi, ia pun mengenakan celana training panjang dan Kaos. Changmin pun keluar dari kamarnya menuju dapur, aroma sedap pun membuat perut Changmin yang masih kosong berbunyi untuk segera di isi. Changmin melihat Taehee yang sedang memasak di bantu para maid, Changmin tersenyum dan menghampirinya.

"Pagi Halmoni." Sapa Changmin seramah mungkin, Taehee hanya mengabaikannya. Changmin tau ia di abaikan, tetapi ia tak akan jera mengambil perhatian Taehee.

"Moni masak apa? aromanya nikmat sekali, boleh aku bantu?" tanya Changmin, Taehee hanya menatap Changmin tak suka.

"Kalau mau membantu, pergi dari dapur ini, aku malas melihatmu." Ketus Taehee, Changmin masih setia mengabaikan ucapan pedas neneknya. Changmin pun mengambil alih salah satu pekerjaan seorang maid yang memotong bawang.

"Biar aku kerjakan." Ujar Changmin, Taehee hanya melirik Changmin. Mata Changmin pun mulai memerah karena pedas akibat irisan bawang. Wajah Changmin begitu manis saat ini, jujur saja Taehee ingin tertawa melihatnya, tingkah Changmin sangat mirip dengan Yunho saat remaja dulu.

"Mengapa mengupas bawang harus sesulit ini, aashhh." Yunho menghapus air mata yang mengalir kini, Taehee hanya tertawa melihat anaknya.

"Aaaaahhh, periihhhhhh." Changmin berulang kali menghapus air matanya dengan kaosnya, matanya sangat perih akibat bawang yang ia iris tersebut. Taehee pun menyuruh maid menggantikan untuk mengaduk masakan, Taehee menghampiri Changmin.

"Jangan terus kau lap, yang ada semakin perih." Changmin hanya dapat memejamkan matanya, ia tidak sanggup untuk membuka matanya.

"Perih sekali Monnii."

"Cepat cuci tanganmu dan wajahmu." Ujar Taehee, Changmin pun mengangguk patuh, secara tidak sadar Taehee pun tersenyum, baru kali ini ia melihat sosok Yunho yang dulu periang pada diri Changmin yang ia anggap Changwook. Changmin kembali menghampiri Taehee yang memasak.

"Uuuhhmmm nikmat sekali aromanya." Puji Changmin, ia pun mengusap perutnya yang sedari tadi berbunyi, tangan Changmin pun siap mengambil masakan yang masih ada di wajan tersebut.

Plak

Taehee pun memukul pelan tangan Changmin. Changmin hanya merengut kesal.

"Panas, yang ada tanganmu melepuh." Ujar Taehee, Changmin tersenyum kemudian. Changmin pun mendekati Taehee dan memeluk Taehaee dari belakang.

"Moni perhatian sekali denganku, aku sayang padamu." Rayu Changmin, lagi-lagi Taehee merasakan kehadiran Yunho dulu. Sebenarnya Taehee merindukan sosok Yunho dulu sebelum perdebatan yang terjadi antara mereka, tapi saat ini Taehee merasa senang karena sikap Changmin yang sangat mirip Yunho.

"Sudah sana kau makan roti dulu, lain kali jangan bangun terlalu siang." Ujar Taehee, Changmin pun mengangguk dan segera meninggalkan Taehee menuju meja makan dan mengambil beberapa roti untuk mengganjal perutnya, Changmin duduk dengan santainya sambil melahap beberapa roti, tak lama setelahnya Kyuhyun pun datang menghampirinya. Changmin tersenyum lembut pada Kyuhyun.

"Pagi kyu." Ujar Changmin.

"Ini sudah siang Changwook-ah." Changmin pun tertawa mendengarnya. Jika ini di rumahnya yang kecil, Changmin menganggap ini pagi, ternyata perbedaan waktu di rumah kecilnya dan mansionnya sangat jauh.

"Changwook-ah, apa yang terjadi padamu hn?" Changmin kembali menyeritkan dahinya, sepertinya Kyuhyun memang sangat mencurigai dirinya.

"Maksudmu?"

"K-kau seperti bukan Changwook yang ku kenal. Sikapmu, cara bicaramu, semuanya." Ujar Kyuhyun, Changmin pun menghentikan acara makan roti tersebut.

"Apa bedanya, apa wajahku berubah tampan? Ahaha." Gurau Changmin, Kyuhyun tidak tersenyum, ia masih tetap menatap Changmin.

"Changwook-ah, apa ini benar dirimu?" Changmin semakin bingung harus menjawab apa, ini baru hari kedua Changmin, dengan sangat mudah orang mengetahui kau bukan Changwook.

"Kyunie, apa kau tidak suka dengan sikap ku yang sekarang?" tanya Changmin, Kyuhyun pun menggeleng.

"Bu-bukan begitu, aku sangat suka, kau lebih periang, kau sangat hangat, dan kau pun tak membiarkan orang menyakitimu. Tapi ini sangat bukan seperti dirimu." Changmin tersenyum dan mengusap lembut wajah Kyuhyun.

"Kau menyukai aku yang dulu atau yang sekarang hn?" tanya Changmin, Kyuhyun pun menunduk.

"Kalau boleh jujur aku menyukaimu yang seperti ini, kau sangat baik. Aku sangat merasa bersalah karena kau tampak tidak menyukaiku, aku tau kau tidak menyukai perjodohan ini, tapi kau tidak bisa menolak. Maaf Changwook-ah." Kini Changmin melihat mata Kyuhyun yang telah berkaca, Changmin mengusap lembut pipi Kyuhyun dan memeluknya.

"SSttsss tenanglah, aku akan menjadi yang selalu yang kau ingin." Nyaman yang Kyuhyun rasa saat Changmin merangkulnya dengan begitu erat. Jika Kyuhyun boleh meminta, ia sangat ingin kehangatan ini selalu. Changmin merasa nyaman memeluk Kyuhyun saat ini, hati tidak bisa berbohong bukan? awal ia melihat Kyuhyun di ponsel Changwook hatinya pun sudah berdegup dengan cepat, dan 2 hari ini ia banyak melakukan interaksi dengan Kyuhyun, tidak ada salahnya jika hatinya nyaman bersama Kyuhyun.

.

Changwook dan Haneul pun jalan bersama saat ini, Haneul menemani Changwook untuk mencari pekerjaan untuk Changwook.

"Min, sudah berapa perusahaan yang kita datangi dan semuanya tak mau menerima dirimu." Changwook pun mengangguk lesu.

"Iya, tidak ada lowongan pekerjaan untukku, mereka memilih sarjana untuk perusahaannya." Haneul pun menyeritkan dahinya.

"Bahasamu itu Min, mengapa jadi sok tenang seperti ini." Haneul pun meninju pelan lengan Changwook, Changwook hanya mengaduh sakit dan mengusapnya.

"Sakit Haneul-ya." Ujar Changwook.

"Helooo, Kim Changmin. Tidak biasanya kau mengeluh sakit, biasanya kau membalas pukulanku." Ujar Haneul. Changwook pun tersenyum.

"Mana bisa aku memukul namja semanismu Haneul." Pipi Haneul pun memerah kini, Haneul melanjutkan perjalanannya sebelum Changwook melihat merah wajahnya.

"Jangan menggodaku dan akhirnya menjatuhkan perasaanku Min, bukannya kau sudah memutuskan kita hanya sebatas teman?" ujar miris Haneul, Changwook hanya menyeritkan dahinya tidak mengerti. Haneul menyukai Changmin sejak lama, Haneul pernah menyatakan perasaannya terhadap Changmin, akan tetapi Changmin menolaknya. Haneul mencoba menerimanya walau dalam hatinya sangat menyakitkan. Changwook mengejar dan menghampiri Haneul, ia pun menyamakan langkah.

"Ahh, aku lapar." Ujar Changwook mengalihkan pembicaraan, ia sangat tau Haneul tak baik kali ini. Changwook pun merangkul dan menarik Haneul.

"Yakkk! Mau mentraktirku? Aku tak mau mentraktirmu Min, kau itu rakus." Ujar Haneul, Changwook hanya tertawa mendengarnya.

Wajah bisa saja sangat mirip, tapi sikap dan sifat sulit untuk disamakan, jika kau dekat dengan orang tersebut,pasti kau menyadari perbedaan di antara mereka. Karena sikap tidak dapat mengelabuimu.

.

Jaejoong termenung, inilah yang Jaejoong lakukan jika sedang sendiri di rumah. Melamun. Jika tidak ada pekerjaan, fikiran Jaejoong pun selalu teringat akan Yunho, maka dari itulah sedari dulu Jaejoong menyibukan dirinya agar Yunho tidak memasuki otaknya. Sayang saja, fisik Jaejoong sudah sangat lemah karena terforsil untuk terus bekerja.

"Aku mencintaimu Jae, sangat. Menikahlah denganku. Aku berjanji aku akan membahagiakanmu." Yunho menggenggam erat tangan Jaejoong, Jaejoong tersenyum dan menahan tangis haru.

Jaejoong hanya bisa mendesah frustasi mengingatnya. Jaejoong membuka laci mejanya, ia pun melihat kertas yang sudah sangat lusuh. Itu surat perceraiannya, sampai detik ini Jaejoong tidak menandatanganinya, sampai detik ini ia masih berharap adanya keajaiban, keajaiban Yunho mencarinya dan menerimanya kembali berserta anaknya, Jaejoong tidak berharap Yunho menerimanya, tapi yang sangat Jaejoong harapkan adalah Yunho menerima anaknya. Jaejoong menghapus air matanya yang membasahi pipinya. Ini sudah pukul 15:00 KST, akan tetapi Changwook belum kunjung kembali. Jaejoong pun keluar untuk mencari dimana Changwook. Changwook sudah pergi dari pagi setelah sarapan, Jaejoong sangat takut jika terjadi hal buruk pada Changwook yang ia anggap Changmin.

.

Changmin kembali masuk kedalam kamar Yunho untuk mengambil bantalnya yang tadi pagi ia lupa bawa, ia pun segera mengambil bantal tersebut dan segera kembali keluar, akan tetapi langkahnya terhenti saat melihat sebuah bingkai foto seseorang, Changmin baru menyadari ada poto di sana, rasa penasaran Changmin pun mendorong Changmin untuk melihat poto tersebut. Tau apa yang Changmin rasakan saat ia melihat orang dalam poto tersebut? Terkejut, sakit, matanya serasa sangat panas. Wajah Cantik yang selalu menjadi kebanggaannya ada dalam poto tersebut.

"U-umma? Ba-bagaimana bisa? Orang disamping ini, Appa? Apa maksud poto ini?" Changmin meremas bingkai poto tersebut, ia pun harus mencari tau apa maksud semua ini, ia memberanikan diri membuka laci yang ada di kamar Yunho. Ia membongkar laci tersebut, banyak sekali lembaran poto Jaejoong dan Yunho, Changmin hanya menggeleng tak mengerti. Ia pun menemukan surat yang membuatnya sangat penasaran, Changmin membuka surat tersebut.

'Yun, Maaf aku harus pergi, jaga anak kita, aku tidak bisa merawatnya. Jika ada anak ini hidupku akan sulit. Jangan mencariku.

Jaejoong'

Sakit yang Changmin lihat, apa ini benar ulah Umma yang selalu Changmin banggakan? Changmin hanya memandang wajah cantik Jaejoong yang tersenyum dalam poto-poto tersebut. Changmin selalu menyalahkan Appanya, tapi surat ini. surat ini bukti Yunho tidak salah, Jaejoonglah yang meminta Yunho jangan mencarinya. Changmin segera membawa poto dan surat tersebut, ia tidak memperdulikan jangka waktu pertukaran antara dirinya dan Changwook, ia harus mendapat penjelasan dari sang Umma. Mengapa Changwook tidak pernah mengetahui poto-poto tersebut? Jawabannya sangat mudah, Yunho baru akhir-akhir ini mengeluarkan poto Jaejoong dari dalam lacinya, sementara Changwook pun jarang masuk dalam kamar Yunho karena takut akan Boa atau Taehee tau. Changmin pun segera keluar dan menyetop Taxi, ia tak mau sampai orang rumah ini tau kemana dirinya pergi. Tangan Changmin mengepal kuat, ia sungguh tidak menyangka akan perbuatan Jaejoong.

.

Jaejoong pun kembali pulang karena ia tidak dapat menemukan Changmin, Jaejoong terus berdoa untuk keselamatan Changmin. Tak lama setelah Jaejoong pulang, pintu pun terbuka dengan kasar, Jaejoong pun tersenyum melihat Changmin telah kembali.

"Akhirnya kau pulang sayang, Umma sangat mencemaskanmu." Ujar Jaejoong tersenyum dan mengusap lembut wajah Changmin, Changmin hanya menatapnya dengan penuh kecewa, Changmin pun menepis kasar tangan Jaejoong membuat Jaejoong heran.

"Munafik! Umma pembohong!" ujar kasar Changmin, Hati Jaejoong sangat sakit mendengarnya, sesak yang ia rasakan saat ini, bahkan air matanya sudah menangalir.

"Ka-kau kenapa? Apa maksudmu sayang? U-umma tidak mengerti." Changmin pun memberikan surat serta poto Yunho dan Jaejoong, Jaejoong pun terkejut mengapa Changmin bisa mendapatkan potonya dengan Yunho, sementara Jaejoong sendiri pun tidak memiliki poto apapun karena ia benar-benar di usir dari Rumah sakit tanpa di perbolehkan mengambil pakaian atau barang-barangnya. Jaejoong pun membuka surat tersebut, sungguh sangat terkejut saat Jaejoong melihat isinya. Ia menatap Changmin yang sangat marah saat ini.

"I-ini bukan Umma yang buat, percayalah." Jaejoong memegang tangan Changmin, Changmin sendiri pun bingung harus percaya atau tidak, tapi sudah jelas-jelas nama Jaejoong disana.

"Aku kecewa pada Umma, aku kira Appa yang bersalah akan kesulitan kita, tapi ternyata. Ah!" Jaejoong hanya terisak, ia tak mampu untuk menjelaskan yang terjadi, Changmin dan Yunho memiliki karakter yang sama, ia tidak akan membiarkan orang menjelaskan semuanya saat dirinya sedang marah. Jaejoong terus terisak, Changmin pun tak tau harus berbuat apa saat ini, orang yang sangat ia banggakan membuatnya sangat kecewa.

"Astaga Umma." Sebuah suara pun muncul, Jaejoong dan Changmin melihat ke sumber suara, mata Jaejoong pun membulat sempurna melihat seseorang yang sangat mirip dengan Changmin di hadapannya kini.

"Astaga, Cha-Changminnya mengapa ada dua begini?" Haneul pun terkejut melihat Changmin dan Changwook, Changwook segera menghampiri Jaejoong dan memeluknya.

"Apa yang kau lakukan pada Umma hah?!" bentak Changwook. Haneul pun mengikuti langkah Changwook.

"Dia itu pembohong! Dia bilang Appaku tidak mau menerimaku dan mengusir aku dan dia, tapi apa faktanya dialah yang pergi dari kehidupan Appa!" Jaejoong pun terus menggeleng. Sementara Changwook tidak mengerti apa maksud Changmin.

"Apa maksudmu?"

"Kita memang saudara Changwook-ah! Dia itu memang Umma kita, dan Appamu itu adalah Appaku juga." Ujar Changmin, Changwook pun membulatkan matanya tidak percaya.

"A-apa?"

"Jika tidak percaya lihat ini." Changmin pun mengambil poto dan surat yang ada di tangan Jaejoong, Changwook sangat terkejut melihatnya, ia menatap Jaejoong tidak percaya. Haneul mulai mengerti situasi ini.

"Aku menemukan itu semua di kamar Appa. Semua kesulitan kita itu dari orang ini! aku kecewa." Ujar Changmin, Changwook pun melepas pelukannya terhadap Jaejoong.

"Aku sungguh tidak menyangka Umma seperti ini." Jaejoong semakin terisak mendengarnya, Haneul pun melihat sebuat surat yang ada di kursi, ia pun mengambilnya, Haneul sungguh terkejut melihat itu adalah surat perceraian. Haneul pun melihat Changmin dan Changwook yang sedang menghakimi Jaejoong dan tidak memberikan Jaejoong untuk menjelaskan sama sekali. Haneul pun menghampiri mereka.

"Berhenti memojokan Umma kalian! Lihat ini, jika kalian melihat ini lebih dulu, apa kalian akan menyalahkan Appa kalian seperti yang kalian lakukan terhadap Umma kalian saat ini?" ujar Haneul. Changwook dan Changmin pun melihat surat tersebut. Itu surat cerai dari Yunho untuk Jaejoong, Changmin tidak pernah tau akan surat ini. Changwook dan Changmin kini menatap Jaejoong yang terisak.

"Astaga. Akh!" Changmin mengusap kasar wajahnya, apa yang ia lakukan baru saja? Ia membuat Jaejoong menangis. Bahkan ia terus memojokan Jaejoong tanpa memberikan kesempatan untuk Jaejoong menjelaskan semuanya. Haneul pun berdiri di hadapan Changmin dan Changwook saat ini.

"Aku tidak tau, yang mana Changmin. Aku hanya mau bilang, apa kurang perjuangan Jae Jumma untuk hidupmu? Apa kurang kasih sayangnya? Apa kau merasa sulit selama hidup dengannya?" Haneul menghapus kasar air mata yang mengalir di wajahnya.

"Kau tau? Dia pun rela tidak makan asal kau makan Min. Masih kurangkah kasihnya untukmu? Seharusnya kau malu pada dirimu sendiri, sudah sebesar ini kau belum bisa membuat dia senang, dan masih membiarkan dia bekerja untukmu. Aku kecewa dengan kalian." Haneul berkali-kali menahan sesak didadanya untuk mengatakan ini semua, air mata Changwook dan Changmin pun terjatuh. Mereka pun menghampiri Jaejoong dan menggenggam erat tangan Jaejoong.

"Ma-maaf, maaf jika Umma membuat-.. hiks-.. membuat kalian sulit." Changwook dan Changmin merasa sakit mendengar permintaan maaf tersebut, mereka semakin erat menggenggam erat tangan kurus Jaejoong.

"Maafkan Minnie Umma, Maaf." Jaejoong pun tersenyum dengan bibir yang gemetar menahan tangisnya, ia menggeleng. Jaejoong mengecup lembut kening Changmin, rasa tenang pun Changmin rasakan saat Jaejoong mengecupnya dengan sangat lembut. kini Jaejoong melihat Changwook, ia sangat senang saat ini.

"A-anakku masih hidup, kedua anakku masih hidup." Jaejoong tersenyum dengan air mata yang membanjiri wajahnya saat ini. Changwook pun mengangguk dan mengecup tangan Jaejoong yang ia genggam.

"Ya, anakmu masih hidup Umma. Aku masih hidup." Changmin dan Changwook pun memeluk Jaejoong dengan sangat erat, begitu pun Jaejoong. Selama ini ia mengira anaknya hanya satu yang selamat, tetapi kini ia tau yang sebenarnya terjadi. Haneul pun tersenyum melihat mereka.

.

Jaejoong pun sudah tenang walau pun wajah bengap sehabis menangis masih terlihat jelas.

"Aku tidak mengerti mengapa bisa ada surat mengatas namakan Umma.?" Ujar Changmin.

"Aku rasa ada pihak yang sengaja memisahkan appa dan umma. Surat cerai itupun aku yakin bukan Appa yang ingin." Changwook pun mulai berfikir akan keganjalan-keganjalan ini.

"Umma ceritakan semuanya, aku mohon." Ujar Changmin.

"Sudahlah, Umma tidak mau membahas ini lagi, yang penting saat ini, Umma tau, kalian tumbuh dengan sehat. Umma hanya butuh kalian." Ujar Jaejoong.

"Appa pun membutuhkanmu Umma." Ujar Changmin, Hati Jaejoong berdegup cepat, ia pun membutuhkan Yunho, tapi perlakuan Yunho saat itu membuatnya takut untuk kembali menemui Yunho. Dan lagi, penghianatan yang Yunho lakukan masih melekat di fikiran Jaejoong.

"Tidak, Appa kalian bahagia tanpa Umma." Jaejoong pun tersenyum. Jauh dalam lubuk hantinya Jaejoong sangat menginginkan Yunho, tapi ia takut akan penolakan Yunho.

Waktu berjalan dengan cepat, sudah pukul 17:30 Kst, Changmin harus segera kembali ke Mansion keluarga Jung, Changmin harus mencari tahu semua kejadian masa lalu karena Jaejoong tidak mau menceritakannya sama sekali, Changmin dan Changwook pun merencanakan sesuatu tanpa sepengetahuan Jaejoong, ia harus membuka semua rahasia yang sudah lama di sembunyikan.

Mampukah mereka membongkar semuanya? Apakah Jaejoong dan Yunho dapat bersama? Sepandainya kau menyembunyikan bangkai, suatu saat baunya pun akan tercium.

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

3.1M 131K 59
The story of Abeer Singh Rathore and Chandni Sharma continue.............. when Destiny bond two strangers in holy bond accidentally ❣️ Cover credit...
293K 9.8K 34
My back was pressed against the wall, and our faces were merely inches away. He gently placed a finger below my chin and tilted my face upward. I tri...
2.8M 61.6K 81
Diana is an 18 year old girl about to start her senior year until she bumps into a woman at the bookstore who has quite the personality. The woman ta...
2.7M 221K 95
RANKED #1 CUTE #1 COMEDY-ROMANCE #2 YOUNG ADULT #2 BOLLYWOOD #2 LOVE AT FIRST SIGHT #3 PASSION #7 COMEDY-DRAMA #9 LOVE P.S - Do let me know if you...