AIR (Ketika dua air yang berb...

By Rex_delmora

136K 16K 2.2K

Bagaimana bisa? Apa yang akan terjadi? Pria yang berprofesi sebagai penerbang bertemu dengan wanita yang beke... More

AIR*2
AIR*3
AIR*4
AIR*5
AIR*6
AIR*7
AIR*8
AIR*9
AIR*10
AIR*11
AIR*12
AIR*13
AIR*14
AIR*15
AIR*16
AIR*17
AIR*18
AIR*19
AIR*20
AIR*19 (Back to the Semarang)
AIR*20 (Jurang pemisah)
AIR*21 (Pacarku Koplitot)
AIR*22 (Musibah membawa berkah)
AIR*23 (ENDING)

AIR*1

23.3K 1.2K 127
By Rex_delmora

Bug!

"Aw ...," pekik seorang gadis remaja yang baru saja terjatuh dari atas ranjang.

"Prilly, kamu kenapa glongsoran di bawah?" tanya seorang wanita paruh baya yang baru saja masuk ke dalam kamarnya.

"Mami ... sakit." Gadis yang di panggil Prilly itu berdiri mengusap-usap pantatnya.

"Mimpi apaan sih bisa terguling di lantai begitu?" Wanita itu berjalan menyibak gorden kamar yang bernuansa biru laut terang.

"Mimpi di basis korsa sama kakak senior Mami," rengekan manja Prilly memeluk maminya.

"Ya sudah, sana sekarang kamu mandi. Papi sudah menunggu di bawah."

Prilly berjalan masuk ke dalam kamar mandi. Wanita paruh baya itu tersenyum sangat manis melihat anak gadisnya yang dulu masih kecil, kini sudah tumbuh menjadi seorang remaja yang cantik dan mandiri.

"Nyonya Puspa, ini PDH Non Prilly." Seorang ART masuk membawakan PDH biru laut lengkap dengan atributnya.

"Terimakasih Bi, gantung saja di lemari situ," perintah Puspa wanita dengan paras cantik diusianya yang tak lagi muda.

"Baik Nyonya." ART itu menggantung PDH kebanggaan Prilly sebagai seorang taruni di salah satu perguruan tinggi maritim.

ART itu keluar meninggalkan Puspa yang sibuk membereskan tempat tidur putri pertamanya.

"Prilly, Mami keluar ya? Mami tunggu di bawah. Buruan, kamu nanti diantar Papi ke kampusnya." Puspa sedikit mengeraskan suaranya agar Prilly di dalam kamar mandi dapat mendengarkannya.

"Iya Mi," balas Prilly.

Puspa keluar meninggalkan kamar Prilly. Tak berapa lama, akhirnya Prilly keluar dari kamar mandi. Melihat PDH-nya sudah siap tergantung di lemari, langsung dia mengenakannya. Prilly melihat dirinya di depan kaca. Memperhatikan penampilannya saat memakai seragam, seperti ada rasa kebanggaan tersendiri pada dirinya.

Sebuah tali koor berbahan nylon bewarna putih melingkar di bahu kanannya. Tali itu menunjukan bahwa dirinya memiliki salah satu jabatan penting di dalam organisasi batalyon yang ada di kampusnya. Ujung tali itu tergantung kuningan berbentuk seperti peluru. Di depan dada kirinya terpasang kuningan wing dan sebelah kanannya terpasang name tag yang bertuliskan 'Prilly Malca Rissa'. Disetiap ujung kerahnya, terdapat jantra berbentuk roda kemudi yang artinya dia mengambil jurusan Nautik.

"Sudah siap," seru Prilly riang pada dirinya sendiri.

Setelah semua lengkap, lalu dia pergi keluar kamar menemui kedua orangtuanya yang sudah menunggu di meja makan bersama adik perempuan semata wayangnya.

"Selamat pagi Mi ... Pi ... Fia," sapa Prilly ceria lalu mencium pipi Puspa, Rendra dan Fia bergantian.

"Selamat pagi Poltir," balas mereka bersama.

Prilly menarik kursi disebelah Puspa, sangat telaten Puspa melayani keluarganya untuk sarapan pagi ini.

"Bagaimana persiapan kamu prala?" tanya Rendra di sela sarapan mereka.

"Sedang cari kapal yang cocok dan memiliki GT yang besar Pi," jelas Prilly.

"Kenapa sih kamu harus ambil pelayaran? Mami sebenarnya berat lepasin kamu. Bayangkan saja anak Mami yang cantik ini terombang ambing di tengah laut." Wajar saja perasaan khawatir seorang ibu memiliki putri yang keras kepala ingin mengambil sekolah pelayaran.

Itu artinya dia harus ikhlas dan rela melepas anaknya untuk mengabdikan diri di perairan yang luas itu.

"Mami mulai lagi deh. Kitakan sudah sering bahas ini."

"Iya, terserah kamu."

Prilly tersenyum manis melihat maminya yang pasrah dan mengalah. Puspa paham betul bagaimana putrinya, semakin dia dilarang justru dia akan semakin menjadi. Rendra yang melihat Puspa makan dengan wajah tak ikhlas hanya mengulum senyumannya.

"Sudah yuk Pi, kita berangkat. Prilly apel staf dulu." Prilly berdiri di ikuti Rendra.

"Fia, Kak Prilly berangkat dulu ya? Kamu sekolah diantar Mami," pesan Prilly mencium sayang adiknya yang masih asyik duduk menghabiskan sarapannya.

"Iya, Kakak hati-hati ya?" Fia adalah adik yang baik dan pengertian kepada kakak satu-satunya itu.

"Siap!!" jawab Prilly.

"Kita berangkat dulu ya Mi?" Prilly mencium pipi Puspa.

"Hati-hati kalau di kos. Jangan lupa solat, makan yang teratur dan kalau butuh apa-apa segera hubungi Mami," pesan Puspa.

"Iya Mami sayang."

Akhirnya Prilly dan Rendra pun keluar diantar Puspa dan Fia sampai di teras depan rumah. Prilly memilih kos dengan alasan lebih dekat dengan kampusnya. Padatnya aktifitas di kampus membuat dia tak banyak memiliki waktu jika harus pulang pergi ke rumahnya. Karena jarak rumahnya dengan kampus menempuh waktu 2 jam. Sebagai seorang taruni Prilly dituntut harus disiplin. Apa lagi jabatan penting yang dia emban. Sebagai polisi taruni, dia harus memberi contoh yang baik untuk seluruh taruni di kampusnya.

"Selamat pagi?" sapa Prilly saat masuk ke yontar tempat kantor staf batalyon.

"Selamat pagi Poltir," balas rekan-tekannya yang ada di dalam yontar.

Prilly duduk di salah satu kursi yang memang disediakan sesuai dengan jabatannya.

"Poltir, saya mendapat laporan, jika salah satu taruni Nautik tingkat satu melanggar aturan," ujar seorang Komandan Polisi yang berarti dia adalah atasan Prilly.

"Siapa Ndan? Kesalahan apa?" tanya Prilly penasaran.

"Melti tahu?" tanya Ndanpol itu.

"Iya, tahu. Memangnya dia melanggar apa?"

"Dia keluar malam melebihi jam batas kita."

Walau pun mereka tinggal di kos yang berbeda-beda, namun hebatnya staf batalyon ini selalu tahu dan dapat mengawasi aktifitas ratusan taruna dan taruni.

"Basisan apa yang akan kita berikan Ndan?" tanya Prilly kepada seorang pemimpin teratas batalyon.

"Basis korsa saja Poltir. Biar kita sekalian memberi pelajaran kepada yang lain. Agar mereka memiliki rasa saling menghormati, kesetiaan, kesadaran, dan semangat kebersamaan," jawab Komandan Batalyon.

Jiwa korsa sering ditujukan kepada negara, korps, atau perkumpulan. dapat diartikan rasa senasib sepenanggungan, perasaan solidaritas, semangat persatuan dan kesatuan terhadap suatu korps.

"Baiklah Ndan, setelah apel taruna, kita tinggalkan tingkat satu Nautik di lapangan."

"Ndanki, bunyikan lonceng. Kita apel pagi dulu," perintah Komandan Batalyon.

"Siap Ndan." Komandan Kompi itu lalu melaksanakan perintah Komandannya.

Apel pagi staf adalah rutinitas setiap hari, sebelum mereka mengadakan apel pagi untuk para taruna. Apel dilaksanakan untuk mengecek kelengkapan diri dan kedisiplinan taruna. Berbaris beberapa sap dengan posisi tegap. Komandan Batalyon mengecek kelengkapan taruna, sedangkan Prilly keluar barisan membantu mengecek kelengkapan taruni. Selesai pengecekan, para staf batalyon itu mengambil posisi push up. Kegiatan push up salah satu rutinitas dalam apel.

Selesai apel staf kini giliran apel seluruh taruna. Semua berbaris sesuai dengan kelas dan jurusannya. Pemimpin apel kali ini adalah Poltir Prilly. Kali ini yang mengecek kelengkapan para taruna adalah seluruh staf batalyon. Selesai push up mereka kembali ke posisi awal. Berdiri sempurna.

"Selamat pagi!" Suara tegas Prilly dari depan ratusan taruna.

"Selamat pagi!" balas semua serempak.

"Tingkat satu Nautik setelah barisan saya bubarkan silahkan tinggal ditempat," perintah Prilly tak terbantahkan.

Debaran jantung dan suasana tegang menyelimuti kelas tersebut. Sudah dapat ditebak jika seperti ini. Pasti salah satu di antara mereka melakukan pelanggaran.

"Bubar jalan!" suara lantang dan tegas Prilly memerintah.

Para taruna bubar kembali ke kelas masing-masing, kecuali para staf dan salah satu kelas yang di perintahkan Prilly untuk tinggal ditempat.

"Yang merasa melanggar aturan silahkan maju kedepan." Komandan Batalyon memerintah tanpa menunjuk orangnya secara langsung.

Ini bertujuan untuk mengetes tanggung jawab dan kesadaran para taruna, sebagai seorang taruna sejati. Seorang taruni maju ke depan. Sebuah hukuman korsa di pilih. Korsa membentuk kekompakan dan persatuan antar taruna. Push up, lari mengelilingi lapangan dan hukuman lainnya sudah di tetapkan dalam peraturan. Selesai menjatuhkan hukuman, Prilly masuk ke dalam kelas mengikuti pelajaran seperti yang lainnya.

***

"Cindai, ini pelajaran Pak Budi ya?" tanya Prilly kepada teman satu kelas yang duduk di sebelahnya.

"Iya, tapi Pak Budi sepertinya belum hadir deh Pril," jawab Cindai sambil mencatat sesuatu.

"Poltir, ke depan dong? Aku butuh penjelasan nih." Ardiawan adalah komandan pleton di dalam kelas itu.

"Memang kamu mau tanya apa sih Ndanton?" Prilly menghampiri Ardiawan yang sepertinya sedang kebingungan.

"Ini loh Poltir, mereka bertanya sama aku, kenapa sih kapal laut yang besar dan terbuat dari baja dan besi bisa mengapung di atas laut? Coba kamu jelaskan. Kan kamu asisten dosen," titah Ardiawan.

Prilly maju dan berdiri di depan kelas, mengambil spidol dan menulis di whiteboard soal yang dipertanyakan teman-temannya tadi.

"Baiklah teman-teman, saya akan menjawab dan menjelaskan pertanyaan kalian ini." Prilly mengambil buku panduan agar tidak keliru menjelaskan kepada teman-temannya.

"Semua itu tentunya akan terjawab dengan menggunakan kaidah-kaidah yang terkait dengan fluida. Kita semua pasti tahu dan mengenal hukum Archimedes, seorang ilmuwan yang berasal dari Yunani. Archimedes mengemukakan dua hukum apung. Kalian tahu nggak apa hukum apungnya?" tanya Prilly kepada seluruh teman-temannya.

Prilly menyapu pandangannya ke depan, berharap ada seorang temannya yang mengetahui hukum apung.

"Saya tahu Poltir," sahut Dermaga.

"Iya, apa Dermaga? Kamu bisa sebutkan?" tunjuk Prilly kepada Dermaga yang sudah siap berdiri di tempatnya.

"Hukum apung itu ada dua, yaitu 1. Benda yang tenggelam di dalam suatu fluida akan mengalami gaya apung ke atas sebesar berat fluida yang dipindahkannya. 2. Benda yang terapung memindahkan fluida yang beratnya sama dengan berat benda tersebut. Itu yang saya tahu Poltir," jawab Dermaga.

"Iya, betul yang dijawab Dermaga tadi. Jadi kapal bisa mengapung itu kita gunakan hukum apung ke-1 ya?"

"Poltir!" Panggil seorang lagi berdiri mengangkat tangannya ke udara.

"Iya, ada apa Wisnu?"

"Fluida itu apa?"

"Pertanyaan bagus Wisnu," sahut seorang teman yang mungkin saja sama tidak tahunya dengan Wisnu.

"Jadi fluida itu sub-himpunan dari fase benda, termasuk cairan, gas, plasma, dan padat plastik. memiliki sifat tidak menolak terhadap perubahan bentuk dan kemampuan untuk mengalir," jelas Prilly namun sepertinya orang-orang yang berada di dalam kelas itu kurang memahaminya.

"Poltir, bisa menjelaskan lebih simpelnya saja?" usul Cindai yang tidak memahami penjelasan Prilly.

"Baiklah, fluida itu suatu zat yang bisa mengalami perubahan-perubahan bentuknya secara continue atau terus-menerus bila terkena tekanan atau gaya geser walau pun relatif kecil."

"Jadi seperti zat cair, gas, air, dan udara dapat disebut fluida dong, Poltir," sela Ardiawan yang mungkin sudah sedikit memahami maksud penjelasan Prilly tadi.

"Iya, betul Ndanton, karena zat-zat itu dapat mengalir. Sebaliknya batu dan benda2 keras tidak termasuk fluida. Seluruh zat-zat padat tidak dapat dikategorikan sebagai fluida karena zat-zat tersebut tidak bisa mengalir secara continue. Sudah pahamkan apa itu fluida?" tanya Prilly kepada teman-temannya untuk meyakinkan diri jika apa yang sudah dia jelaskan dapat dimengerti.

"Iya, kami sudah paham, Poltir," jawab semua orang di dalam kelas itu.

Prilly tersenyum lega karena dia berhasil menjelaskan dan teman-temannya mampu menangkap apa yang dia sampaikan.

"Poltir, jelasin dong, mengapa kapal bisa mengapung?" sahut teman sekelas Prilly yang belum paham.

"Jadi begini, kapal laut itu memiliki rongga atau bisa disebut hollow, sama seperti tiang listrik dari besi atau tulang kita. Karena kapal itu berongga, maka ketika kapal tersebut berada di atas air, kapal itu memberi tekanan kepada air. Nah, prinsip ini dikenal dengan istilah 'displacement'.
Berat dari kapal itu menekan air ke bawah, lalu dengan besar gaya yang sama, air memberikan tekanan kepada kapal dengan arah yang berlawanan. Paham?" jelas Prilly panjang lebar.

Semua teman-teman Prilly masih belum dapat mencerna penjelasan Prilly, membuat Prilly menghela nafas dalam. Memang susah jika kita mempelajari sesuatu yang menyangkut logika. Jika kita bayangkan tidak mungkin sesuatu yang berat dapat mengapung hingga berhari-hari bahkan berbulan-bulan di atas air seperti kapal yang sejatinya terbuat dari besi dan baja.

"Poltir, kami belum paham. Bisa di jelaskan lebih mudahnya nggak? Biar kita paham," pinta seorang temannya.

"Baiklah, tapi sebelum aku jelaskan bisakah kalian mengambilkan aku mangkok dan air dalam bak?" pinta Prilly.

"Okey, aku ambilkan dulu." Ardiawan keluar dari kelas mencari apa yang dibutuhkan Prilly.

Setelah apa yang di butuhkan Prilly sudah siap di depan kelas, semua teman-temannya maju ke depan agar lebih jelas, untuk apa Prilly meminta benda itu?

"Nah, taruh mangkuk ini di atas air, mangkoknya mengapungkan?" Prilly menaruh mangkok itu di dalam bak yang berisi air tadi dan benar saja mangkok itu mengapung mirip persis seperti kapal laut.

"Setelah itu, coba deh kamu tekan mangkuknya perlahan-lahan ke dalam air. Apa yang terjadi?" titah Prilly kepada Ardiawan sambil semua teman-temannya memperhatikan serius.

"Semakin aku menekan mangkuk ke bawah, maka seolah-olah air memberikan perlawanan dengan memberikan reaksi, yaitu menekan mangkuk ke arah atas," jelas Ardiawan seperti apa yang dia lihat dan rasakan.

"Nah, tekanan itu yang menyebabkan hingga mangkuk tersebut tetap mengapung. Semakin kamu tekan lagi, semakin berat reaksi dari air dan ketika tekanan yang kamu berikan terlalu besar, akhirnya tenggelam deh. Begitu juga yang terjadi sama kapal. Jika terlalu banyak muatan bisa tenggelam."

"Okey, sekarang kita paham Poltir," sahut Ardiawan.

"Ada yang masih belum paham nggak dengan penjelasan aku ini?" tanya Prilly memastikan.

"Sudah paham kami Poltir. Terimakasih atas penjelasannya," ucap Cindai mewakili semua teman-temannya.

"Iya, sama-sama. Kitakan masih belajar bersama. Jadi kita harus berbagi ilmu dan pengetahuan." Prilly merangkul Ardiawan dan Cindai yang berada di sebelahnya.

"Betul sekali Poltir, kita adalah calon pelaut sejati, yang harus menjunjung tinggi korsa dan tanggung jawab." Ardiawan merangkul teman di sampingnya.

Semua menyambung saling merangkul hingga di depan kelas itu membentuk seperti lingkaran manusia yang mengelilingi bak air yang terdapat mangkok mengapung.

Pelaut sejati berlayar mengarungi samudra, meniti jembatan lautan, dan membelah sukma dalam rindu keluarga. Walau badai menerpa, angin ribut melawan, hujan dan angin, petir, ombak menggulung, dan arus menghanyutkan, tetapi semua bisa dilalui. Tuhan tidak pernah menjanjikan lautan tenang, atau cuaca selalu baik, tetapi Tuhan menjanjikan pelabuhan tujuan yang indah bagi seorang pelaut sejati. Cinta dan kerinduan kepada keluarga adalah dorongan kuat untuk para pelaut ingin segera merapatkan kapal di dermaga.

##############

Semoga cerita ini tak membosankan dan bisa menambah pengetahuan kalian tentang dunia pelayaran dan penerbangan. Di sini saya akan lebih menonjolkan dunia pelayaran. Karena di story sebelumnya saya sudah menonjolkan dunia penerbangan, mungkin soal penerbangan tak sedetail penjelasan pelayaran nanti ya?

Terimakasih untuk support dan dukungannya selama ini untuk saya. Ambil hal yang positif dan buang hal yang menurut kalian negatif.

Terimakasih untuk orang-orang hebat yang sudah selalu mendukung dan menyemangati saya biiestory puspamekar putrimikha Selviastories SorayaMagdalena ukinurpratiwi widy4HS irastories_

Tak lupa untuk semua teman-teman yang tergabung di Keluarga Rex corin_nado itamustafa monalisasalimmm Nelly_Putri nengdj YanthiAfendi NaaNav semuanya maaf yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Namun kalian sama rata karena berkat kalian aku merasa bahawa hasil karyaku ini dihargai. Love you and miss you so much all.

Muuuuaaaahhhhhh

Untuk yang lain yang selalu suka rela memberikan aku vote dan komen, terimakasih. Satu bintang dan satu komen dari kalian dapat selalu menyemangatiku.

Continue Reading

You'll Also Like

29.8M 2.1M 88
[PO DIA ANGKASA 31 AGUSTUS 2021] [FOLLOW SEBELUM DI BACA] HIGHEST RANK #2 IN TEENFICTION ON 19 MARET 2021 ** -Tidak merasakan apa-apa jauh lebih baik...
80.6K 6K 28
[COMPLETED] Abang itu si tukang suruh-suruh adiknya? Abang itu si jago bertengkar dengan adiknya? Atau Abang itu si tukang pembuat onar? Tiga cap jel...
18.6K 1K 33
==="Archer Flight, you are cleared for take-off, over" "roger, Tower. Archer Flight is moving for take-off. Good afternoon, Iswahjudi Tower" "Archer...