Crazy Bunny Coaster ' VKOOK '...

By YOI-TE

241K 16.7K 3.6K

Jeon Jungkook baru saja menamatkan kuliah tahun ini. Jungkook sangat ingin mencoba sesuatu yang baru sebelum... More

Jika Ingin Maka Korbankan Lah! 'PROLOG'
Chapter 2 : Awal Mula
Chapter 3 : Aku Mengutuk Segala Perasaan Cinta
WARNING (Permohonan Maaf) 。・゚・(ノД')・゚・。
Chapter 4 : Aku Berusaha Memahamimu, Bodoh!
Chapter 5 : Bukan Kegelapan yang akan Menyelimutiku
Maaf, Bukan Updatean Hanya Salam Sapa
Chapter 6 : Tumpah Tindih
Chapter 7 : Desa yang Hilang
Chapter 8 : Di Tengah Kabut Bersamamu
Chapter 9 : Langkah Ringan Masih Jauh
Chapter 10 : Cerita Cinta yang Sedih
Chapter 11 : Untaian Benang yang Kusut
Chapter 12 : Seberapa Besar Rasa Sayangmu?
Warning!!!
Chapter 13 : Laut Indah dan Luas yang Menjadi Ibu Bagi Umat Manusia
Chapter 14 : 念 -Nenriki- [Tekad]
Chapter 15 : Bunga Sakura yang Berguguran [Part.1]
Chapter 16 : Bunga Sakura yang Berguguran [Part.2] END
Attention, please
New Publish
Advertisement

Chapter 1: Iseng-Iseng Berhadiah

22.5K 1.3K 227
By YOI-TE


Crazy Bunny Coaster

( Travel Light )

Chapter 1 : Iseng - iseng Berhadiah

Cast:

Jeon Jungkook 

Kim Taehyung

Min Yoongi

Park Jimin

Kim Namjoon

Kim Seokjin

Jung Hoseok

Lee Chan

and Others

(VK, YM, NJ, HC)

Jungkook mengklik website yang baru saja dikirimkan oleh teman fujoshinya. Ia membaca isi formulir dokumen yang tertulis. Isinya seperti CV calon pelamar perusahaan biasa. Jungkook berpikir bagaimana kalau ia mengisi formulir ini. Pasti tidak masalah, toh belum tentu Jungkook yang bakal terpilih. Dilihat dari komentar tentang tweet ini banyak yang like dan retweet beserta pengen ikut. Memangnya website Bangtan Boys ini sangat terkenal ya? Lagipula apa salahnya mencoba? Hehehehe, Jungkook tertawa nista. Mana mungkin system juga terpesona dengan Jungkook hanya karena membaca CV-nya. Dengan penuh percaya diri Jungkook mengisi formulir itu dengan jujur sampai nama pun diisi dengan nama asli. Setelah mengisi semuanya, Jungkook mengirimnya tanpa pikir panjang. Sending. . . Aaah, semoga saja hidup Jungkook yang biasa-biasa ini dapat berubah.

Taehyung membaca setiap file CV yang diberikan Chan kepadanya dan Seokjin. Ia membacanya dengan cermat dan teliti. Hampir semua yang mendaftar untuk menjadi partner Taehyung hanya lah otaku yang doyan misteri atau orang yang pingin tenar. Banyak diantara mereka mengisi formulir dengan kebohongan. Manusia memang membosankan. Kenapa ia harus punya partner baru, huh? Memangnya kenapa kalau Hoseok tidak bisa jadi partnernya lagi? Ia kan bisa menyelesaikan kasus sendiri. Cih! Toh Jimin yang baik hati mau membantunya kok. Taehyung menjauhkan netbooknya. Ia bosan diseruputnya teh merah. Tiba-tiba Chan menghampir Taehyung.

"Dari tadi aku lihat Hyung tidak berminat melihat para pendaftar?" Tanya Chan pura-pura polos.

Taehyung tak menjawab. Ia asik menyusun gula padat berbentuk kotak ke dalam teh merahnya.

"Hyung, aku tau kau membenciku!" Kata Chan menundukkan kepala. Taehyung langsung memandangi Chan dengan wajah aneh. "Aku, aku menghancurkan labirinmu, Hyung. Aku mengambil Hoseok darimu. Maafkan aku, Hyung"

Taehyung memandangi Chan keheranan "Siapa yang bilang kau mengambil Hoseok Hyung? Dia cuma partner berisik! Aku malah senang kau bersamanya. Biar bibir bebeknya itu melindungi dirimu"

"Heeee?" Tanya Chan nggak jadi menangis.

Taehyung mendengus "Kau itu benar-benar magnae tak peka. Liat semua pendaftar yang kau beri padaku" Ucap Taehyung memperlihatkan file di notebooknya. "Tiga perempat dari mereka mendaftar hanya karena ingin dekat-dekat denganmu. Tabiat mereka mesum tiada tara. Kau sebagai admin website ini disangka yeoja otaku sexy yang dapat mendesah bak di anime ecchi!"

". . ." Chan menatap horror mendengar semburan Taehyung.

"Kenapa aku bisa bilang seperti itu? Karena client kita banyaknya yeoja. Kenapa yang mendaftar masuk organisasi kita banyaknya cowo? Padahal Website kita sangat terkenal oleh para-para yeoja akhir ini gara-gara aku berhasil menuntaskan kasus percintaan army(nama kline organisasi Bangtan Boys). Seharusnya yeoja yang banyak mendaftar. Jawabannya hanya karena ingin terkenal dikalangan yeoja, ingin bertemu denganmu, atau berdelusi bahwa dia detektif." Kata Taehyung panjang lebar dengan analisis aliennya.

"U, uuh. Lalu, sekarang gimana Hyung? Pokoknya kau tak boleh sendirian Hyung!" Kata Chan sedikit berteriak.

Taehyung menatap Chan keheranan lagi "Memangnya kenapa?"

"Aku tidak ingin kau sendirian. Pokoknya Hyung harus punya partner yang kuat. Dapat meringankan bebanmu bukan malah memberatkanmu. Aku tidak ingin kau hancur seperti saat sma dulu Hyung." Ucap Chan menarik baju Taehyung. "Tak ada yang boleh menyakitimu Hyungku. . ."

Sungguh Chan itu maknae yang sangat dewasa dari umurnya. Ia tak ingin penyakit autis Taehyung kembali seperti dulu lagi, hanya karena laki-laki itu. Senior di Sma Taehyung yang merangkap sebagai sahabat Taehyung. Demi kacang dan labu makanan yang sangat dibenci Taehyung. Biar lah Chan memasak itu dan menyumpalnya ke mulut Hyungnya. Daripada Taehyung sendirian dan harus berurusan dengan laki-laki kampret itu!

Taehyung menatap kosong teh merahnya "Kau tak usah mengingatkanku padanya lagi. Aku baik-baik saja"

"Tidak Hyung! Dia sekarang sudah jadi salah satu ahli waris organisasi dari perencana kasus pembunuhan keji, Hyung. Hyung dan dia suatu saat nanti akan bertemu di panggung pembunuhan. " Kata Chan memburu Taehyung.

Taehyung tak menatap Chan "Kau tak usah mengkhawatirkan aku. Kalau aku harus bertemu dengannya. Sudah takdir itu namanya" Jawab Taehyung menegadahkan kepalanya.

"Hyung. . ." Kata-kata Chan diintrupsi oleh sebuah email di tablet yang sedang ia pangku.

Chan membuka inbox website Bangtan Boys dengan cepat. Siapa yang berani mengintrupsinya. Email dari @BitterCookies10 . Astaga Chan memekik girang. Taehyung melihat kembali ke Chan kaget. Apa otak Chan sudah konslet ya?

"Hyuungie, ada temanku yang mau mendaftar. Kau pasti suka dengannya. Kami sudah berteman lama tapi di dunia maya sih." Ucap Chan antusias sambil mengirimi email @BitterCookies10 ke email Taehyung. "Dia juga membantuku saat kau kambuh, Hyung"

Taehyung seperti tersedak air ludahnya sendiri. "Apa?" Tanya Taehyung membatu.

"Iya, sepertinya dia salah satu mahasiswa di jurusan psikologi, Hyung. Aku rasa dia sudah wisuda sekarang. Karena saat aku tanya kenapa kau tidak mengupdate tweet-mu akhir-akhir ini. Dia menjawab kalau urusan di dunia nyatanya sedang banyak dan sebentar lagi dia akan keluar sangkar. Aku yakin maksudnya terbebas jadi mahasiswa. Sebelum dia jadi mahasiswa, saat kau kambuh Hyung. Aku sungguh bingung dan mengupdate tweetku dengan 'Tolong aku, hyungku kambuh' Yang lain membalas dengan lelucon seperti 'Hyungmu kambuh mesumnya ya?' dan lawakan lainnya. Ada juga yang peduli, perhatian dan mencoba menenangkanku. Hanya dia yang membalas tweetku dengan 'Kambuh? Kenapa? Apa dia punya penyakit kejiwaan seperti Autis? Atau psychopath?' Dia juga memiliki analisis yang sama denganmu Hyung bahwa teman twitter-ku menganggap aku kanojo yang ada di anime ecchi. Kumohon baca lah, Hyung. Dia sangat baik walaupun nyelekit plus tsundere. Aku yakin dia namja tapi kadang-kadang sifat imut dan manjanya membuatku sedikit ragu" Ucap Chan panjang lebar. Kalau Taehyung mau menerima @BitterCookies10 sebagai partner-nya, Chan berjanji akan buat acara mendoa bersama.

Taehyung membuka inbox tentang data diri dan jawaban @BitterCookies10 pada formulir. Taehyung berpikir keras. Anak polos dari planet mana ini. Dia sampai mengunggah ijasah wisudanya. Benar kata Chan, dia memang anak psikologi. Taehyung sedikit tertarik dengan jawaban yang diberikan 'dia'.

"Hyung?" Tanya Chan tak sabaran.

Taehyung hanya menatap Chan dengan wajah yang sulit diartikan. "Entah lah" Jawab Taehyung seadanya. Taehyung menyusun gula padat berbentuk kotak ke teh merahnya hingga seperti menjadi bukit batu.

"Yaah, Hyungie!!! "Kata Chan menarik lengan kaos putih Taehyung gemas. "Hyung pasti akan menyukainya. Dia tampan juga cantik di saat bersamaan. Lelaki terindah . Ya, kan Hyung?"

". . ."

"Hyung, dia pasti akan kaget melihatmu. Karena dia mengidolakan orang sepertimu. Hahahahaha, aku tak sabar dia ada di sini. Aku pasti akan mengodanya terus" Ucap Chan ngaur. Chan mengirim email @BitterCookies10 ke email Seokjin agar Namjoon dapat membacanya. Ia tak peduli Taehyung setuju atau tidak. Chan sangat ingin bertemu dengan @BitterCookies10 di dunia nyata. Tapi, dia tak ingin menampakkan dirinya. Alasan kenapa Chan dapat dekat dengan Taehyung, juga bisa mengatasi Taehyung yang dulu sering kambuh. Karena saran @BitterCookies10. Dia mau bersusah memberikan Chan penjelasan menenangkan anak autis yang kambuh di telepon. Chan punya nomornya, tapi Chan tak ingin mengusiknya atau mencari taunya. Chan berhutang setengah nyawa kepada dia. "Oh, Tuhan. Sebelum aku menikah, aku ingin ada malaikat tanpa sayap berada disamping Hyungku"

Taehyung hanya mendengus remeh. "Tuhan tidak akan mengabulkan permintaanmu bodoh. Karena kau gay. "Kata Taehyung tanpa pikir panjang. Chan hanya cemberut mendengar celetukan Chan. "Kita hanya akan dimusnakan seperti kaum Lot"

"Kita? Berarti kau termasuk dong Hyung?" Tanya Chan mengoda Taehyung. "Kau mulai tertarik padanya kan?"

Taehyung mensobek donat coklat kejunya "Aku asekseual, adikku sayang. Lagipula, aku tak suka labirinku dihancurkan. Aku akan bersama kalian, selalu. Makanya, setelah menikah tetap lah tinggal di markas kita. Aku akan minta Thomas untuk membangun kamar yang besar untuk kalian berdua, juga alat pengedap suara. Supaya saat kalian melakukan sex tidak akan terdengar oleh kami diluar. " Kata Taehyung polos membuat Chan merona seketika.

"HYUUUUNG KAMPRET!!!! Bikin malu saja!" Seru Chan memalingkan wajah meronanya.

Tiba-tiba saja Hoseok datang entah dari mana. "Eiiits, kau mengoda peri kecilku alien?" Tanya Hoseok langsung mengendong Chan ala bridal style.

Astaga Taehyung ingin muntah sekarang. "Ogah" Kata Taehyung singkat memainkan sobekan donatnya menjadi pingiran bingkai foto abstrak.

"Yaaakh, peri-ku kenapa kau merah begitu?" Tanya Hoseok pura-pura cemburu.

Chan menggelengkan kepalanya imut. Ampun deh baru saja Taehyung mengatakan sesuatu yang bikin merona. Sekarang situasi Chan dan Hoseok sangat ambigu bagaimana ia tak merona hebat. Karena teringat kata-kata Taehyung. "Karena kau hyung pabbo, lepaskan aku~" Rajuk Chan bak kepitik rebus.

"Aku mau makan kepiting saus pedas mania jadinya" Celetuk Taehyung polos seperti anak kecil.

Hoseok mengernyitkan keningnya. Ia tau Taehyung sedang mengoda Channya. "Tak akan kubiarkan, bahkan dalam mimpimu alien" Sembur Hoseok berjalan menjauh dari Taehyung masih mengendong Chan ala mengendong Tuan putri. "Makan saja cemilan manismu"

Bagaimana pun Hoseok cemburu dengan Taehyung. Mereka berdua saling mengerti. Bahkan saat Taehyung kambuh, Chan dapat menangani Taehyung lebih baik daripada Seokjin yang notabene kakak angkatnya. Walau akhirnya Hoseok memenangkan hati Chan. Tapi, Chan masih menyisakan ruang special di hatinya untuk Taehyung. Hoseok sangat risih, Chan tau apa pun tentang Taehyung. Sebelum menikah Hoseok harus tanya kepada Chan. Daripada ia gelap mata karena api cemburunya kepada alien yang nyasar ke planet ini. Kenapa Hoseok tidak menanyakan sekarang? Mereka kan hanya di markas bertiga. "Chan, sebenarnya. . ."

"Ada apa Hyung?" Tanya Chan penuh perhatian mengelus pipi Hoseok lembut. Chan benci Hoseok yang berubah agak down.

Hoseok menghela nafas untuk menenangkan diri "Apakah Chanie menyukai Taehyung?"

"HUUUH?" Tanya Chan sedikit berteriak, matanya membulat lebar. "Aku hanya menyukainya seperti saudaraku. Karena kan kami berdua dalam line maknae. Jadi, aku merasa Taehyung sebagai kakak yang mengerti posisiku"

Benarkan tebakan Hoseok. Selalu ada tempat special untuk Kim Alien Taehyung. Hoseok cemberut sedikit memalingkan wajah dari Chan.

"Kau cemburu, Hyung?" Tanya Chan polos. Hoseok merona hebat. "Ayo lah, Hyung. Aku menganggap Taehyung hanya sebagai kakak tak lebih. Di hatiku hanya ada Hoseok Hyung"

Hoseok terperangah.

"Hyung, Taehyung Hyung butuh perhatian lebih kita. Karena ia punya penyakit yang membuatnya special. Aku tak sanggup melihatnya seperti dulu lagi, Hyung. Markas kita hancur! Seokjin Hyung menangis, Namjoon Hyung terbakar amarah, Yoongi Hyung yang cuek jadi murka, Jimin Hyung tak dapat bergerak shock, dan kau Hyung yang paling membuatku terpukul. Kau terluka karena Taehyung Hyung. Tulang punggung hampir rusak akibat melindunginya. Bukannya kau mengajarkan padaku agar kita memperlakukan dengan kasih sayang? Oh, kau terbakar api cemburu kiranya" Goda Chan panjang lebar. Apa sih yang dipikirkan Hoseok Hyung.

Hoseok memandangi Chan dalam "Tapi, terlalu kebetulan Chan. Kau dapat menenangkannya yang kambuh, tau kesukaannya dan bisa masuk dalam lingkarannya."

"Oh, itu semua karena @BitterCookies10 " Kata Chan membela diri. "Maaf selama ini aku menyembunyikannya Hyung. Semua itu karena intruksi darinya. Kau ingat aku sering memakai hanset dan berbicara sendiri kan saat menangani Taehyung Hyung?

Hoseok mengiyakan.

"Karena aku sedang menelpon dengan @BitterCookies10. Sebagai gantinya aku tak boleh menceritakan tentangnya, juga tidak boleh mencarinya dan harus mengantikan posisinya di mata kalian" Jawab Chan lugas dan melihatkan dua page yang Chan buka. Satu email pendaftaran anggota baru dan kedua profil twitter @BitterCookies10.

Hoseok menurunkan Chan dari gendongannya. Ia mengambil tablet Chan. Hoseok membaca email itu dan melihat profilnya. Astaga, jawaban dari anak ini adalah jawaban yang tepat untuk posisi bangku ketujuh bangtan boys. Juga sebagai partner tangguh Kim Taehyung mereka yang special.

Curriculum Vitae

Nama : Jeon Jungkook

Tempat, Tanggal lahir : Busan, 1 September 19xx

Alamat : Seoul

No. Telpon : Tanya ke @DinoSeo442

Email : BitterCookies1001@gmail.co.kr 

Riwayat pendidikan:

(Foto Ijasah Wisuda Jungkook Seoul National University Junrusan Psikologi.)

Pengalaman Organisasi

(Wakil Presiden dari persatuan penanggulangan anak special _penderita tumor, autis, psychopath dini, sociopath, penderita phobia/traumatic, syndrome, dan anak luar biasa lainnya_) *Organisasi ini didirikan oleh anak psikologi di universitas ini. Ini adalah mediasi pertama anak-anak special sebelum ke rumah sakit jiwa. Mereka di terapi dan diberi pengobatan yang layak. Tak lupa konsul dengan psikologi terkenal tamatan universitas ini*

Question and Answer

Q : Alasan mengisi formulir ini?

A : Karena aku tertarik, Apalagi coba!

Q : Menurutmu apakah ada anak special di dunia ini?

A: Semua anak di dunia ini special. Tergantung dari sudut mana anda melihatnya. Tak ada yang sempurna di dunia ini. Selalu nikmati apa yang ada.

Q : Menurutmu ini website seperti apa?

A : Website aneh yang akan merubah hidupku sebelum aku meneruskan kuliah s2ku di universitas yang sama.

Q : Kenapa kau tertarik mengisi bangku ke tujuh?Ini adalah website detektif. Kau akan menjadi partner dari detektif terkenal kami

A : Astaga aku yakin pertanyaan konyol ini kau yang bikin @DinoSeo442. Kampret!!! Aku hanya tertarik dengan tweetmu saja. Hmm, menjadi detektif? Aku lumayan suka baca novel yang genre seperti itu. Aku hanya merasa bosan kau tau. Menjadi seorang partner detektif terkenal yang kau miliki? Semoga aku tak terlihat bodoh di sampingnya. Sungguh aku belum punya pengalaman. Tapi, aku akan berusaha keras untuk ini.

Q : Kami punya musuh licik yang akan merampas 'barangmu'?

A : AKU SANG NAMJA BRENGSEK!!!! Pertanyaan apa ini? Website sinting. Kau tak perlu mencemaskanku, aku ini sudah ban(sabuk) hitam. Aku ini sudah menjadi sabem (sebutan guru yang mengajar di perguruan taekwondo bersabuk hitam). Akan aku habisi semua yang menghalangi partner detektifku itu. E, eh kenapa aku jadi seperti orang yang mengandalkan otot saja ya

Q : Partnermu orang yang memiliki kelainan jiwa tapi ia sangat membantu kami

A: Seperti sociopath yang bermanfaat, begitu? Aku pernah dengar kiasan ini dari Sherlock Holmes. Terserah lah, aku dapat berinteraksi dengannya. Aku malah senang, kalau partnerku seperti itu. Aku sangat tertarik dengan mereka. Tenang saja, aku akan baik-baik saja. Semoga kita bisa menjadi partner yang langgeng

Q: Pertanyaan terakhir, kau akan kami uji dengan sebuah kasus. Kami tidak dapat menerimamu begitu saja. Semoga kau beruntung dan dapat bergabung dengan kami Bangtan Boys

A :Baik lah kirimkan berkas kasusnya padaku. Aku mengerti, semoga aku dapat bergabung dengan anda semua Bangtan Boys. Semoga saudara beruntung mendapatkan partner dan sekaligus pengisi bangku ketujuh.

Hoseok tak habis pikir, siapa anak ini dengan tenang tanpa ambisi dan juga kepercayaan diri yang tinggi. Chan memberikan beberapa pertanyaan bodoh lagi. Ampun deh!!!

"Dia akan menjadi bagian dari kita Hyung. Harus!!!!!!! Semua karena Jeon Jungkook, aku dapat menangani Taehyung Hyung dengan hebat sampai kau cemburu begitu" Celetuk Chan girang sambil menowel-nowel pipi Hoseok.

Hoseok menggigit jari telunjuk Chan "Kau akan ku makan, Chanie"

"YAAAAAAAAAAAAAAAAAAAKH!!! Hobie Hyuuuuung"

Taehyung sudah memperhatikan mereka berdua dari tadi termasuk mencuri dengar. Dibelakang Hoseok dan Chan yang sedang bergelut manja, Taehyung menatap kosong. Mungkin benar Taehyung adalah spesies Jones yang menjijikkan. Harus mencari jodoh secepatnya sebelum berlumut. Apakah Taehyung akan menjadi Shinichi kudo yang mendapatkan Ran mouri sekaligus perhatian Ai Haibara. Atau akan mati sendirian seperti Sherlock Holmes? Persetan! Taehyung tak suka dunianya berubah akan ku cincang @BitterCookies10 itu. Siapa nama aslinya Jeon Jungkook?

Taehyung keluar dari markas. Ia tidak meninggalkan note apapun. Ia tidak ingin merusak pasangan lovely dovey itu. Taehyung menggunakan tambahan coat dan syalnya. Ia tak ingin mati kedinginan di awal tahun ini. Banyak yang sudah berubah ya. Taehyung sampai di taman dan duduk di bangku taman memandangi air pancuran. Banyak pasangan muda mudi lewat di hadapan Taehyung. Ada juga keluarga kecil yang melewati pandangan Taehyung bersenda gurau. Taehyung membenamkan dirinya pada syal abu-abunya tebal. Dingin . Kenapa kau meninggalkanku Hyung. Batin Taehyung melihat air pancuran sendu. Seorang laki-laki muda berparas tampan sekaligus cantik melewati pandangan Taehyung. Surai beserta mata hitam yang lebar, hidungnya yang mancung, bibir ranum menghiasi kulitnya yang seputih susu madu. Walau tak seputih Yoongi. Rahangnya yang pas dan gerakannya yang lucu. Bak setengah androgini. Laki-laki itu sedikit kepayahan membawa kantong belanjaan dari kertas yang hampir menutupi wajahnya. Ia sedikit kewalahan karena ada kerikil yang tanpa sadar dia pijak. Kantong kertas itu goyang membuat beberapa apel mengelinding di rerumputan taman. Namja itu memungutinya dengan gesit. Salah satu apel itu mengunjungi kaki Taehyung. Taehyung menatapnya dalam diam. Ia menyodorkan tangannya untuk mengambil apel itu. Sesaat kemudian pandangannya bertemu dengan lelaki tampan sekaligus cantik itu yang sedang jongkok menghadap Taehyung. Lelaki itu mengeluarkan senyum kelincinya.

"Kamsahamnida" Ucap Namja itu setengah androgini itu.

Taehyung langsung memberikan apel ke namja itu dalam diam. Taehyung masih menatapnya tenang masih menyembunyikan setengah wajahnya di syal tebalnya. "Apakah anda kedinginan?" Tanya Namja surai hitam sambil menyibakkan poni lurus hitam Taehyung. Ia meraba wajah Taehyung merasakan apakah Taehyung kedinginan. Ia duduk di samping Taehyung, lalu mengacak kantong belanjaannya tadi. Ia mengambil gelas kecil plastik bercorak garis-garis putih hijau. Kemudian meletakkan gelas itu ditengah mereka duduk. Ia membuka ransel kain berwarna merah hitam kotak-kotak. Kemudian mengambil termos sedang didalamnya. Ia membuka hot chocolate sachet dan menuangkan isinya ke gelas plastik mini tadi. Selanjutnya, menuangkan air panas dari termos tadi ke dalam gelas yang sudah berisi serbuk hot chocolat tadi. Ia mengaduk agar serbuk hot chocolat tadi larut. Hot chocolat dadakan namja androgini tadi selesai. Ia tersenyum kelinci kepada Taehyung lagi, lalu menyodorkan minuman itu. "Sebagai rasa terima kasihku"

Taehyung menatapnya datar.

"Aku tidak menyampurkan dengan racun atau apapun kok. Memang sih terkesan terlalu berlebihan untukmu. Tapi, suhu tubuhmu dingin. Bisa-bisa menurun drastis. Ayolah~ Minum ya?" Bujuk Namja itu menyodorkan gelas plastik dihiasi putih hijau garis-garis.

Taehyung masih saja tenang "Minum lah oleh mu dulu"

"Baiklah. Kau mencurigaiku, menyebalkan!" Kata Namja tadi cemberut ketus. Ia minum sedeguk hot chocolat yang dibuatnya. "Minum dibagian bekasku. Supaya kau percaya padaku"

Taehyung memalingkan wajahnya memandang air pancuran lagi "Bisa saja ada racun dibibirmu. Kalau aku meminum bekasmu, aku akan mati" Jawab Taehyung membuat Namja kelinci itu merengut.

"Kau jahat!!! Curigaan sekali seperti L 'Death Note' " Gerutu Namja itu menghabiskan coklat panas itu sekali teguk tandas. Ia membungkus gelas kotor itu dengan kantong plastic kecil dan memasukkan ke kantong belanjaannya. "Jangan lama-lama di sini ya, tubuhmu nanti kedinginan." Namja itu membereskan barangnya dan mengambil beanie merah cadangannya. Ia memasangkannya ke kepala Taehyung, juga penutup telinga bulu-bulu putih. "Kyeopta~" Namja itu tertawa renyah dan cantik melihat Taehyung yang sudah didandaninya. "Jangan lupa pulang ya? Aku duluan, ada berkas file penting yang akan datang ke flatku. Semoga kita dapat bertemu Tuan Lawliet"

Taehyung hanya menatap Namja kelinci itu dengan mata lebar yang kosong sambil memiringkan kepalanya. Posisi duduknya berubah menjongkong diatas bangku taman. "Sampai jumpa juga, Raito-kun" Balas Taehyung dengan logat jepangnya.

"Hidoiiii!!!! Aku benci Raito tau! Jangan panggil aku dengan sebutan itu." Seru Namja surai hitam itu menghentakkan kakinya. Dasar pria sinting!

"Bukannya L dan Light juga pasangan yang bagus bagi fujoshi dan fudanshi. Mereka pasangan kekal, bukan?" Tanya Taehyung asal.

Namja itu memandang Taehyung dengan wajah marah khasnya, mendengus "Kau masokis, huh? Kalau Light benar-benar menyukai L, ia tidak akan menyelakai L sampai mati!"

"Itu harus kalau tidak ia mau kalah. Kemenangan adalah segalanya. Menguasai" Jawab Taehyung menatap namja itu sengit.

Namja itu mulai menenangkan ekspersinya "Kekanak-kanakan sekali! Setelah menang apa yang didapat Light? Hanya kesepian dan kematian!" Bantah Namja kelinci itu.

"Kesepian dan kematian adalah akhir dari umat manusia. Semua juga akan mati" Kata Taehyung menyudutkan Namja itu.

Namja itu mendengus lagi. "Kan sudah tau! Makanya gunakan masa-masa kehidupanmu ini dengan benar. Menang bukan jawaban, sekali-sekali mengalah tak apa. Walaupun berakhir sendiri tapi selama hidup ada yang menyayangimu dan menangisi kematianmu"

Taehyung diam, ia ingat dengan member Bangtan Boys dan Chan sebagai admin websitenya.

"Anda pasti memiliki satu atau lebih orang yang mencemaskanmu. Aaaah, senang bisa berdebat denganmu Tuan L. Jaa nee~" Ucap Namja itu berlari menerobos kerumunan orang-orang meninggalkan Taehyung yang terpaku melihat sosoknya yang tengelam. Entah kenapa Taehyung merasa baru-baru pernah melihat wajahnya. Tunggu dulu!!! Taehyung membuka Ipadnya. Ia mencari aplikasi email, lalu mengkliknya. Membuka email Chan berisi data diri @BitterCookies10 . Foto formal @BitterCookies10, Jeon Jungkook ada disitu. Wajah dia juga Namja kelinci tadi mirip, bukan mirip tapi mereka orang yang sama. Taehyung berdiri di bangku taman. Ia meneliti setiap kerumunan. Shit!!! Kemana Namja tadi pergi.

"Oiiiiii, Tae!!! Aku memcarimu, bodoh" Kata Jimin menarik ujung coat Taehyung dengan nafas tersengal-sengal sehabis marathon. "Yoongi Hyung, aku menemukannya"

Yoongi yang mendengar teriakan Jimin, langsung menghampiri mereka berdua.

"Tae dari mana kau dapat beanie dan penutup telinga lucu itu?" Tanya Jimin heran. Tumben, biasanya mana ada orang akan memperhatikan Taehyung yang auranya setipis makhluk halus. E, eh makhluk alien maksudnya. Apalah yang penting makhluk asing."

"Ada kelinci muda yang mengkasihaniku" Jawab Taehyung meloncat turun dari bangkunya.

"Astaga! Bisa tidak turun dengan lebih normal?" Tanya Yoongi kaget.

"Kelinci muda?" Tanya Jimin mencerna kata-kata Taehyung. Taehyung sudah berjalan mendahului dua sejoli itu.

Yoongi mengeret Jimin agar tak tertinggal atau kehilangan Taehyung lagi. "Kalau bertemu lagi, jangan lupa minta ia jadi peliharaanmu. Supaya kau tak keluar seperti ini lagi. Aku sampai encok mencarimu" Sembur Yoongi.

"Ok, Hyung tua"Jawab Taehyung asal.

Yoongi geram dan Jimin menggelus punggung calon kekasihnya itu.

Di Apartemen Jungkook

Jungkook meletakkan belanjaannya di meja dapur. Ia melepaskan jaket dan beanie-nya. Ia merebahkan tubuhnya di atas kasur. Jungkook malas bergerak dan membuat makanan malam. Untung Jungkook membeli bento di super market tadi. Jungkook memejamkan mata, ia sungguh capek harus belanja di hari dingin begini. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu apartemen Jungkook.

"Pakeeeet!!!" Teriak seseorang diluar.

Jungkook berjalan malas ke arah pintunya. Ia membuka pintu. "Ya" Jawab Jungkook. Si pengantar paket langsung menyodorkan slip pengiriman dan paket bingkisan itu. Jungkook menandatanganinya. Si pengirim paket mengambil slip itu. Ia memasukkan satu untuknya dan diberikannya ke Jungkook satu. "Thanks" Ucap Jungkook seadaanya. Si pengirim itu tersenyum dan memberikan salam bow, pergi begitu saja.

Jungkook tak habis pikir, bukanya terlalu tampan pria tadi menjadi pengantar paket itu. Kulitnya putih seputih vampire, senyumnya semanis gula dengan kesan bad boy tipis. Badannya tidak terlalu tinggi tapi kakinya bagus bak yeoja. Persetan! Tuan L lebih tampan darinya. Apaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa? Tuan L? Muka Jungkook merona hebat. Apa yang baru saja disebut oleh hati kuburannya. Mantra kematian kali yah.

Di Mobil Park Jimin

Yoongi melepaskan topi dan jaket seragam tukang pengirim bingkisan. Ia melempar ke muka Jimin yang tak berhenti tertawa dari tadi. "Kalau tidak demimu kecebong hanyut! Aku tak akan mau menyamar seperti tadi lagi. Demi apron pink Seokjin Hyung! Amit-amit! Aku swag hacker professional ". Sembur Yoongi pedas bak sambalado menghempaskan dirinya di kursi samping kemudi menatap jendela.

Jimin sudah merona hebat dengan bunyi parade jantung mengiringinya. 'Astaga tenangkan dirimu, Park Jimin. Sadar lah!' Batin Jimin mencubit pipi gembilnya berulang kali imut.

"Oiiii, jalankan mobil sekarang juga. Cebolku yang imut" Bisik Yoongi ditelinga Jimin seduktif.

Telinga jimin merona bak apel merah yang siap panen. "Nee, Hyung" Jawab Jimin menghidupkan mesin mobil.

Di Apartemen Jungkook

Jungkook masih saja mengantuk. Ia membuka bingkisan tadi dengan sembarangan. Ia melihat beberapa berkas file, baju penyamaran dan rambut palsu beserta make up juga intruksi. Jungkook menguap lagi. Astaga, mereka benar-benar serius. Palingan hanya pesta penyamaran atau gathering pengemar detektif. Jungkook memeriksa tanggal kapan misi itu di jalankan untung 2 hari lagi. Jungkook dapat tidur dulu. Ia mengambil bento yang ia beli di super market tadi. Ia memakannya dengan rakus. Jangan lupa minum susu sebelum tidur biar tinggi. Memangnya Jungkook mau setinggi apalagi eoh? Jungkook menganti pakaiannya dengan piyama tidurnya. Jungkook menaiki kasur sambil menyelimuti dirinya. Belum beberapa menit Jungkook sudah tertidur. Dalam mimpinya, ia memimpikan berdebat lagi dengan Tuan L-nya. Kenapa Jungkook tak menanyakan namanya? Karena Jungkook juga tidak ingin dia tau siapa namaku. Jungkook harus terlihat sempurna didepan teman-teman jurusannya, keluarga dan calon pasiennya. Jungkook merasa bodoh mengatai Tuan L tadi, tapi itu kebenarannya kan? Untuk saat ini saja Jungkook tak dapat melaksanakan kalimatnya sendiri. Karena memperlihatkan diri aslimu adalah hal paling mustahil. Ayo lah, siapa yang tak pernah beracting didalam kehidupannya? Pasti pernah sekali atau dua kali bukan? Jungkook bukan takut dibully. Jungkook belum siap seribu mata menghujamnya dengan pandangan asing dan aneh. Makanya Jungkook menyukai orang-orang berkelebihan special dan aneh. Ia bangga kepada mereka semua.

Jungkook adalah salah satu pewaris perusahaan properti terkenal di korea. Ia berusaha meyakinkan Ayahnya agar ia bisa di jurusan psikologi. Ia berdalih kalau menjadi psikolog adalah bisnis yang menguntungkan. Karena semakin hari ke hari masyarakat banyak yang stress, depresi berakhir gila. Apalagi, ayahnya jadi salah satu sponsor Rumah Sakit Jiwa. Semuanya berjalan mulus seperti rencana Jungkook. Mengelabui Ayahnya dan mendapatkan cita-citanya. Contoh ngeyel yang bagus kan? Oh, Jungkook tidak hanya punya pesona memikat tapi juga akal bulus licinnya.

Di Markas Bangtan Boys

"Kenapa kau memberikan kasus itu Hobie Hyung?" Tanya Jimin sehabis pulang dari mengantarkan bingkisan bersama Yoongi. Yoongi mendudukkan dirinya di sofa. Taehyung masih menatap 12 LCD yang menunjukkan video berbeda-beda. Yoongi tak habis pikir bagaimana cara Taehyung menjaga focus satu-satu video ini. Yoongi membaringkan dirinya di samping Taehyung yang duduk di sofa sambil menaikkan kedua kakinya. Jemari-jemarinya berada dikedua lututnya. Mata Taehyung masih focus melihat itu.

"Tidak ada alasan yang khusus Chim chim" Jawab Hoseok seadaanya. Ia sedang membersihkan print out file kasus yang sudah clear ditangan Taehyung. "Lagian Namjoon menyetujuinya?"

"Apa Taehyung tau kasus itu? Bagaimana kalau aku membatu si anak baru itu Hyung?" Tanya Jimin lagi. Ia mencomot pan cake strawberry ice cream Chan dengan sendok yang entah dimana ia dapat.

"Yakh~ Hyung" Jerit Chan memukul lengan Jimin gemas.

Hoseok menganggukan kepalanya. "Nggak usah. Tae sepertinya tidak terlalu berminat tapi ada yang aneh. Ia sudah membahas kasus lain yang harusnya diselesaikan tepat saat tanggal misi Jungkook akan dilaksananakan. Aneh kan? Kenapa dia terburu-buru seperti itu ya?"

"Mungkin, Taehyung Hyung ingin melihat kemampuan Jungkookie" Jawab Chan melahap habis pan cakenya. Hoseok menghapus sisa ice cream di pipi chan dengan tisu. "Gomawo Chagi~"

Jimin mempoutkan wajahnya.

"Ada apa Chim Hyung?" Tanya Chan memiringkan kepalanya beberapa derajat.

"E,eeto aku juga pingin dimanja-manja dengan Yoongi Hyung" Jawab Jimin malu-malu. Ia mengesek kedua pahanya grogi.

Hoseok mendelik "Si vampire itu belum juga menyatakan perasaannya padamu?" Tanya Hoseok berwajah aneh.

"Ck, tenang saja Chim Hyung. Chan akan bilang ke Yoongi Hyung" Timpal Chan dengan gaya sok dewasanya.

Jimin menggelengkan kepalanya imut. "Ja, jangan. . . Itu memalukan. Biarkan saja Yoongi Hyung sadar sendiri. Mungkin, aku yang kepedean. Hehehehe" Ucap Jimin kaku. Ia meninggalkan duo sejoli pergi ke kamarnya.

Taehyung mendengar pembicaraan mereka bertiga mulai bersuara kepada Yoongi. "Hyung, sampai kapan kau menunda-nunda pekerjaanmu?" Tanya Taehyung menggigit potongan Tiramissu jar cake-nya.

Yoongi membuka matanya yang terpejam. "Kampret. Aku baru saja mengerjakan pekerjaanku. Banyak bacot kau bocah" Seru Yoongi membalikkan tubuhnya menghadap ke sandaran sofa.

"Oh, bagus lah kalau begitu. Kita akan kedatangan orang baru loh. Mungkin saja dia dapat membuat Jimin bertekuk lutut melihat pesonanya. Atau mungkin sisi seme Jimin jadi bangkit melihat anak itu. Aku tidak mau couple dengan Hyung sambalado sepertimu. Aku benci kalah. Pergi sana Hyung~ Hus hushus~ Aku gak mau skinship denganmu" Kata Taehyung poker face mengusir Yoongi dengan sendoknya.

Damnit!!! Si alien ini membuatnya murka. Yoongi mencoba menahan amarahnya. Tapi, melihat wajah Taehyung. Satu! Dua! Tiga! "BRENGSEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEK!!!!! Siapa yang ingin mesra-mesraan dengan makhluk tak bermoral sepertimu. Aku bertahan seperti ini, supaya kau tak kesepian bodoh!" Teriak Yoongi murka. "Kalau aku bersama Jimin. Kau akan sendirian, bagaimana pun akan ada jarak antara sahabat kita yang tak punya pasangan dengan yang punya pasangan"

Taehyung berwajah datar menatap Yoongi. Ia tidak terpancing sedikit pun oleh kemarahan Yoongi. "Aku tak butuh rasa kasihanmu, Hyung. Urus saja calon pendampingmu. Toh, aku akan di partnerkan juga. Jadi, tenang saja aku tak akan kesepian." Kata Taehyung meminum coklat panasnya. "Tenang saja, Hyung"

"Aku tak perlu diceramahi olehmu!!!" Seru Yoongi. Sungguh apa yang sedang dipikirkan oleh Taehyung itu. Yoongi benar-benar malas melawan bocah yang sudah dianggap adiknya itu. Yoongi pergi ke kamarnya sambil menutup keras pintu kamarnya.

"Tenang saja, Hyung. Penyakitku tak akan kambuh lagi. Aku sudah tau bagaimana cara mengendalikannya. Arigatou" Ucap Taehyung dengan suara kecil.

Chan dan Hoseok yang mematung tadi sadar seketika mendengar pintu kamar Yoongi yang dibanting keras. Jimin keluar dari kamarnya. Berjalan ke arah ruang tamu lagi.

"Ada apa Taehyung? Yoongi Hyung kenapa?" Tanya Jimin cemas melihat pintu kamar Yoongi.

Taehyung mengaduk coklat panas acuh. "Tensinya naik. Dia kesal padamu. Karena kau duluan ke kamar. Padahal Yoongi Hyung butuh dirimu" Kata Taehyung innocent sambil menjilat sisa coklat di sendoknya.

"Apaaaa?" Teriak Jimin blushing seketika. Jimin berlari ke depan kamar Yoongi dan membuka pintu kaamar Yoongi. Kemudian masuk.

"Sebenarnya Taehyung itu peka ya, Hyung?" Tanya Chan merinding.

Hoseok mencium pipi Chan gemas. "Iya, Taehyung sudah menjadi hebat sekarang, Chanie. Makanya, tak ada yang harus dikhawatirkan lagi"

"Bukan Taehyung Hyung yang aku pikirkan Hyung. Tapi BitterCookies Hyung bukan Jeon Jungkook Hyung. Apa ia bisa bertahan dengan semua ini? Mendekati Taehyung sama dengan mendekati jurang kematian" Batin Chan sendu. Ia tersenyum pahit.

Beberapa menit kemudian, Namjoon dan Seokjin datang ke markas. Tampang mereka sangat kelelahan. Namjoon merebahkan diri di kursi makan. Seokjin membukakan jas Namjoon dan meletakkannya dalam mesin cuci. Ia membawa dua cangkir green tea untuk mereka berdua. Namjoon meminum teh tersebut. Begitu juga dengan Seokjin. Chan datang membawakan beberapa jar cake beda rasa untuk Namjoon dan Seokjin. Seokjin sangat antusias mendapatkan cake itu. Chan berpamitan ingin tidur, sedangkan Hoseok masih asyik didepan PC-nya mencari informasi dan barang bukti yang dapat membantu kasus yang sedang ditangani Taehyung. Taehyung masih menatapi LCD itu sambil menyusun sendok dan garpu, entah dari mana Taehyung mendapatkannya. Namjoon membuka suara.

Sebenarnya ruang tamu markas mereka sangat besar seperti aula. Disudut kiri depan ada sofa abu-abu, meja panjang, 12 LCD tergantung di dinding juga 1 set personal komputer beserta meja dan kursi disudut paling kiri serta lemari besar tempat Taehyung menyimpan mainannya di sudut kanan. Disudut kanan depan ada dua meja komputer beserta kursinya tak lupa mesin fax, printer dan rak buku. Di tengah ruangan ada meja panjang dengan dua sofa panjang, dua sofa kecil berhadapan- hadapan berwarna coklat susu. Di sudut kanan ada meja kerja Namjoon dan meja kerja Seokjin berformasi L. Sedangkan di sudut kiri ada dua meja computer punya Hoseok dan Chan beserta sofa menengah berwarna hijau terang. Di antara sudut kanan dan sudut kiri belakang ada meja bulat besar yang dikelilingi oleh tujuh kursi sebagai meja makan, juga lemari. Di sudut tengah paling belakang ada tempat mencuci piring dan rak piring beserta lemari penyimpan makanan. Ini sudah tidak bisa disebut ruang tamu lagi. Karena para member Bangtan Boys adalah orang yang tidak suka ribet. Saat klien datang mereka tak perlu susah ke ruangan lain. Langsung ditangani di ruangan ini. Yang paling menyebalkan adalah daerah kekuasaan Taehyung di sudut kiri depan. Ia menghabiskan 2/3 ruangan depan dan hanya menyisihkan 1/3 ruang untuk Yoongi dan Jimin. Walaupun mereka tidak keberatan. Karena mereka bisa saja membaringkan diri tidur di sofa Taehyung. Taehyung tak mempermasalahkan. Yang bikin pusing Seokjin adalah arena bermain Taehyung yang memisahkan daerah kerja dia dan daerah kerja Jimin dan Yoongi. Kenapa disebut arena bermain karena bisa saja ruangan itu disulap menjadi miniatur shinkansen terbaru atau miniatur kota Seoul atau akihabara. Atau menjadi arena perang salib mainan tentara Taehyung akan menghiasi arena itu. Saat Jimin akan memberikan berkas ke Taehyung, dia harus menari balet atau salto agar tidak menginjak mainan Taehyung. Belum lagi puzzle besar berwarna hitam yang akan membuat Yoongi jatuh dengan gaya swagnya.

"Aku sudah bicara dengan Taekwon Hyung dan Jaehwan Hyung juga menyetujui kasus yang kau ajukan Hoseok" Kata Namjoon mengeraskan suaranya.

"Okay, Namjoonie" Kata Hoseok tak kalah keras.

"Taehyung, aku akan membelikan satu set personal computer untuk anggota baru kita. Jadi kau bisa meletakkan lemari besarmu ke kamar." Ucap Seokjin sambil memakan cake manisnya.

"Kau bisa meletakkannya di samping personal computerkukan Hyung? Lagian aku juga tidur di sini. Nggak mau tidur di kamar." Kata Taehyung berkilah.

"Oh, dimana Jungkook akan tidur nanti ya? Namjoon kan belum merehap markas kita." Tanya Hoseok mengalihkan pembicaraan agar Taehyung tidak disembur oleh Seokjin. Hoseok kasihan kepada Taehyung, sering sekali orang lain menyemburnya.

Namjoon mengajak rambut soft pink-nya. "Suruh saja, dia tidur di kamar Taehyung. Lagian Taehyung kan selalu tidur bersama kekasihnya si sofa abu-abu empuk." Jawab Namjoon asal.

"Bagaimana Tae? Masalahkah bagimu?" Tanya Seokjin khawatir. Seokjin takut Taehyung kambuh lagi karena ada orang baru menggangu labirinnya.

"Nggak Hyung. Suruh saja ia lebih bersih. Sepertinya dia jorok." Jawab Taehyung datar sambil membaca berkas file kasus.

Seokjin terdiam 'Tumben'

Hoseok mengerut keningnya 'Lagi?'

Namjoon sudah tertidur "Zzzzz"

Kasus Hati yang Terbuka

Jungkook sudah berdandan seperti intruksi yang diberikan oleh salah satu anggota Bangtan Boys bernama Kim Namjoon. Dalam intruksi itu Jungkook harus menyamar jadi anak laki-laki berumur 17 tahun. Ia diundang sebagai adik dari klien Sandara Park. Jungkook menggunakan kaus berwarna toscha mint dipadu padankan dengan cardigan warna kulit beserta celana levis sky blue. Ia menggunakan converse coklat tua dan black hat. Jungkook juga mengganti rambutnya menggunakan rambut palsu berwarna coklat tua, sesuai intruksi Kim Namjoon. Ia juga menggunakan alat komunikasi jarak jauh di telinganya. Ia juga menyiapkan earphones beserta smartphone di sakunya. Jungkook menggunakan tas selempang berwarna sama dengan sepatunya. Tas selempangnya berisi berkas dan intruksi Namjoon lainnya. Tiba-tiba pintu apartemen Jungkook diketuk oleh seseorang. Ia membukakan pintunya.

"Apa kau sudah siap?" Tanya Sandara Park dengan gaya asiknya. Ia menaikkan sunglassnya untuk melihat dandanan Jungkook. "Kau pantas jadi adikku. Sebenarnya aku ragu mau menyewa anak bangtan boys. Ini perayaan ulang tahun yang sangat menyenangkan. Jangan sampai kau meminum vodka, ingat usiamu"

"Baiklah" Jawab Jungkook berusaha ramah. Padahal dalam hati kampret ini kakak-kakak girang.

Jungkook dan Sandara Park sudah sampai di villa tempat acara ulang tahunnya. Sandara park bercerita teman-teman jurusan seni dan budaya ingin membuat acara perayaan ulang tahunnya. Dia tidak henti-hentinya menceritakan teman-temannya yang akan ditemui oleh Jungkook nanti. Ada Park Chanyeol, Lee Jin Ki, Lee Chae Rin dan Kim Chae Min. Park Chanyeol adalah pangeran di kampusnya. Ia orang yang sangat keren, idaman wanita, baik hati dan ramah. Lee Jin Ki adalah teman Park Chanyeol. Ia orang yang baik hati, santai dan easy going. Lee Chae Rin adalah salah teman klub Sandara Park. Ia orang yang tenang dan nyentrik. Yang terakhir Kim Chae Min adalah teman perempuan Sandara Park. Ia salah satu senior Sandara Park yang banyak membantu.

Mereka berdua akhirnya sampai di villa. Park Chanyeol, Lee Jin Ki, Lee Chae Rin dan Kim Chae Min sudah menunggu kakak beradik palsu ini. Mereka menyambut Sandara dan Jungkook dengan suka cita. Mereka semua asyik membicara hal-hal biasa sampai isu terkini. Kim Chae Min mengajak Sandara Park untuk membuat pie apel sebagai cemilan.

"Oh, jadi kau adik sepupunya Sandara Park ya?" Tanya Jin Ki kepada Jungkook yang sedang menyamar.

"Ya, perkenalkankan namaku Park Tae Oh" Jawab Jungkook asal. Soalnya tidak ada nama palsu untuk Jungkook di intruksi Namjoon. Ogah banget Jungkook mau memperkenalkan nama aslinya. Jungkook tidak terlalu suka bergaulan dengan anak terkenal dan elite ini. Rahang Jungkook pasti akan keram karena berusaha tertawa terus. Bangsat! Benar-benar hidup yang menantang ya, Jeon Jungkook.

"Kau tahu kakakmu itu sangat menakjubkan" Seru Chae Rin riang. "Dulu saat ia taun pertama, kakakmu itu langsung menjadi Ratu pas masa orientasi berakhir. Lukisannya juga cepat terjual. Belum lagi pentas drama akhir tahun yang digarapnya. Semuanya mendapatkan posisi nomor satu loh!"

"Ya, Kak Sandara memang terlahir sempurna" Jawab Jungkook berusaha ramah. Ingat Jungkook itu Cuma ramah kepada orang yang membuatnya tertarik. Orang normal biasa mah jangankan dilihat, dilirik saja tidak.

"Tapi, sahabatku ini juga tak kalah pesonanya." Godan Jin Ki merangkul bahu Chanyeol bersahabat.

'Apa pesona? Oh, tidak! Aku mulai geram dengan junior-junior ini' Batin Jungkook gusar padahal ia tersenyum lembut.

"Kau kan memang playboy? Kabarnya anak tahun satu baru saja kau tolak sampai dia menangis ya kan?" Timpal Chae Rin sambil menyodorkan cola ke Jungkook alias Tae Oh.

"Bu, bukan seperti itu kok" Bantah Chanyeol canggung.

"Jangan rendah diri begitu, Pangeran kampus" Kata Chae Rin mengedipkan sebelah matanya pada Chanyeol.

"Hahahahaha" Tawa Jin Ki membahana sambil merangkul Jungkook dengan tangan kanan, sedangkan tangan kirinya meminum vodka botol. Sedangkan Chae Rin cekikikan.

Ah, mati lah rahang Jungkook. Jungkook tertawa miris dalam hati.

Setelah beberapa menit Sandara Park dan Chae Min keluar dari dapur. Mereka berdua membawakan pie apel sebagai cemilan andalan mereka berdua. Mereka berdua bergabung untuk bersenang-senang. Setengah mereka sudah mabuk. Ucapan selamat ulang tahun dari Dosen jurusan mereka datang tepat jam 12.

"Lihat, Pak Lee menepati janjinya. Ia mengirimkan ucapan selamat dari fax" Kata Chae Min riang. "Lihat Sandara"

"Untung ya kita menyewa villa ini" Timpal Chanyeol senang.

"Sssst" Ucap Jungkook. "Kak Sandara tertidur."

"Ya, kok tidur sih Sandara. Baru saja mau bersenang-senang" Dengus Chae Rin sebal.

"Hari akan panjang nih. Kita harus merayakan ulang tahun setelah dia bangun. Bagaimana kalau kita pergi karaoke dulu?" Tanya Chanyeol mengusulkan.

"Boleh, boleh. Ayoooooo" Teriak Jin Ki. "Kita naik mobil saja, supaya cepat."

Lima belas menit mereka sampai di tempat karaoke. Jungkook sebenarnya tidak suka meninggalkan Sandara sendirian. Karena bagaimana pun Sandara adalah kliennya. Tapi, tak mungkin Jungkook menolaknya. Sandara meminta bantuan ke Bangtan Boys hanya karena ia merasa seperti diincar oleh salah satu temannya. Jungkook tidak bisa membuat alasan lagi. Jin Ki mulai bernyanyi, suaranya bagus seperti penyanyi terkenal. Chae Rin mengajak Jungkook bernyanyi tapi Jungkook menolaknya halus. Chae Rin, Jin Ki dan Chanyeol pergi ke toko buka 24 jam untuk membeli kopi dan rokok. Sekaligus ke kamar mandi. Karena kamar mandi tempat karaoke sedang direnovasi.

"Aaah, akhirnya kalian kembali. Mana Jin Ki?" Tanya Chae Min.

"Jin Ki berjalan-jalan dulu untuk menghilangkan mabuknya. Nanti dia kembali kok. Sudah jam tiga pagi. Ayo kita kembali. Kamar kita juga berantakan" Jawab Chae Rin.

"Betul, ayo kembali ke Villa" Timpal Chanyeol menguap lebar. Ia melihat ke arah jendela. "Eh? Astaga lihat itu ada kebakaran!"

"Tidak itu Villa yang kita sewa kan terbakar! Sandara!!!!" Ucap Chae Min panik.

"Loh? Ada apa ini?" Tanya Jin Ki datang masih setengah sadar.

"Bukan ada apa! Villa yang kita sewa terbakar!!!" Teriak Chanyeol murka.

Jungkook langsung menyambar kunci mobil dari tangan Jin Ki. Mereka semua mengikuti Jungkook yang berlari. Mereka sama-sama masuk ke dalam mobil sewaan. Jungkook marah, betulkan firasatnya. Jungkook mengebut sampai ke Villa. Api sudah menjalar besar. Chae Min menanyakan apa sebaiknya mereka menelepon ke telepon villa agar Sandara bangun. Tapi, Chanyeol membatah bahwa telepon fax sudah terbakar hangus. Jungkook menyuruh Chae Min menjauhkan motornya. Karena dapat memicu api menjadi semakin besar. Sebelum itu Jungkook mengambil helm motor Chae Min untuk menerobos villa. Chanyeol melihat Jungkook langsung mengikutinya karena khawatir. Jungkook melihat Sandara tidur di lantai bukan di sofa seperti tadi. Jungkook mengendong Sandara. Sedangkan Chanyeol membimbing Jungkook keluar dari kebakaran. Chae Rin sudah menelepon pemadam kebakaran dan ambulans. Selanjutnya pemadam kebakaran datang memadamkan api agar tak merambat ke tempat lain. Begitu juga ambulans yang datang langsung menangani Sandara. Jungkook kena marah oleh pemadam kebakaran. Mata Jungkook langsung kabur. Ia merebahkan dirinya di teras toko lain.

Jungkook mulai berpikir bukannya ini kasus sangat mirip dengan salah satu kasus di manga detektif conan? Iya, kasus ini mirip dengan kasus cinta pertama. Ran pernah salah sangka bahwa cinta pertama Shinichi adalah korban kasus ini padahal tidak. Eh, tapi tunggu dulu Jungkook harus menemukan bukti dahulu. Lalu, Jungkook masuk ke TKP. Jungkook melihat ruangan sekitar. Tidak ada yang mencurigakan. Ia masuk ke dalam ruangan tempat Sandara tidur. Ia baru ingat kenapa Sandara ada di lantai ruang tamu ya? Padahal, mereka meninggalkan Sandara tidur diatas sofa. Kenapa terlalu mirip ya? Oh, iya Jungkook ingat salah satu dari mereka mengatakan hal aneh tadi. Tiba-tiba salah satu anggota pemadam kebakaran memegang bahu Jungkook dari belakang.

"E, eh?"

"Apakah Anda salah satu teman korban?" Tanya Petugas pemadam kebakaran berhidung besar.

"Ya, Pak. Sebenarnya saya adik sepupunya." Jawab Jungkook tersenyum tipis.

"Kasihan sekali ya, Kakak Anda. Dia sedang ulang tahun kan?"

"Ya, Pak. Dari mana Bapak tahu?"

"Aaa, ini ada sisa fax ucapan ulang tahun. Jangan lupa berikan pada kakakmu ya? Cuma ini saja yang tersisa."

Jungkook melihat sisa dua bagian kertas yang telah terbakar itu "Apa penyebab dari kebakaran ini ya, Pak?"

"Itu kalian meletakkan kue diatas kursi dan lupa mematikan lilinnya. Lihat satu kursi ini hangus paling parah dan meja telpon fax ini juga"

Jungkook ingat semua penjelasan kasus di manga konan itu. Berarti Cuma satu yang bisa jadi pelakunya. Jungkook harus memastikannya dulu. "Terima kasih atas informasinya, Pak"

Jungkook mengirim chat kepada Namjoon. Ia mengetik bahwa ia sudah tahu siapa pelakunya. Lalu, apa yang akan dia lakukan selanjutnya. Namjoon membalas chat Jungkook dengan 'Buktikan sendiri apa dia pelakunya atau tidak? Beritahu analisismu pada pelaku'. Jungkook menelan ludahnya kasar. Kalau ia salah bagaimana. Oh, demi pesona Jungkook yang mutlak! Ia tidak ingin memalukan dirinya. Tapi, Jungkook sudah tidak sabar ingin tidur. Karena semalam ini ia hanya tidur sebentar dan kepalanya sedikit pening gara-gara menyelamatkan Sandara.

Jungkook memanggil si pelaku ke ruangan sebelah. Ia menyiapkan segala peralatan yang dibutuhkan. Jungkook juga minta tolong pada pemilik super market yang memiliki mesin fax. Jungkook juga baru tahu kalau si pelaku juga melakukan hal aneh seperti memasukkan kertas yang terbalik. Kenapa terlalu mirip dengan kasus di manga Conan. Jungkook juga bertanya kepada Jin Ki apakah ada yang menyukai manga conan dan dengan cerianya Jin Ki mengatakan mereka itu beda club loh, tapi yang bikin mereka dekat adalah karena mereka pencinta conan. Jungkook mulai percaya diri dan sekarang Jungkook berada di ruangan bersama pelaku.

Di tempat lain Namjoon, Seokjin, Hoseok, Chan, Yoongi, Jimin dan Taehyung memperhatikan Jungkook dari kamera tersembunyi di topi Jungkook _yang Jungkook sendiri tidak sadar_ . Mereka memperhatikan Jungkook dari layar komputer atau laptop apple yang mereka miliki. Sedangkan Taehyung melihatnya melalui LCD yang jumlahnya lebih dari belasan. Taehyung merasa kasus ini terlalu murah. Kenapa Hoseok memberikan kasus ini pada Jungkook? Apa Jungkook penyuka anime? Otaku? Kenapa Hoseok tahu? Chan jawabannya! Calon Suami Hoseok itu pasti memberi tahu Hoseok akan Jungkook. Kampret!!! . Tapi, kenapa harus ada Park Chanyeol salah satu petinggi organisasi. Taehyung mulai gusar. Semoga Jungkook baik-baik saja. Kenapa Taehyung berdoa untuk namja itu? Entah mungkin karena Taehyung tahu kalau Jungkook dan Namja yang menyapanya di malam bersalju adalah orang yang sama. Jungkook adalah orang asing yang mau saja meladeni Taehyung yang aneh plus sinting. Jangan lupa mulutnya yang muktahir dan dingin. Lengkap sudah menu komplit sifat Kim Taehyung. Seokjin memperhatikan Taehyung yang tak henti-hentinya memperhatikan gerak – gerik Jungkook. Sekali-sekali Taehyung menggigit ujung kukunya tanda bahwa Taehyung memikirkan sesuatu dan sedikit cemas.

"Taehyung, Cookie imut ya kan?" Tanya Chan riang dengan suara melengkingnya membuat buyar lamunan Seokjin.

Taehyung mendelik Chan. Chan pura-pura bersembunyi di belakang kursi Hoseok. Hoseok hanya tertawa konyol. Namjoon menghela nafas sambil menggelengkan kepala. Seokjin hanya bisa tersenyum miris bersama Yoongi. Sedangkan Jimin tertawa terpingkal-pingkal diatas kursi kerjanya. Astaga Yoongi sangat cemas melihat pose Jimin. Bisa saja anak itu jatuh dan kepalanya mendarat duluan. Yoongi menyentil kening Jimin sehingga Jimin berhenti tertawa. Jimin meringis dengan wajah cemberutnya. Ia membelakangi Yoongi ngambek. Astaga! Yoongi mengumpat dalam hati. Yoongi menarik kursi kerja Jimin yang memiliki roda sehingga kursi kerja Jimin dapat mendekat ke kursi kerja Yoongi. Jimin masih saja ngambek karena Yoongi merusak acara -Mari ketawai Kim Taehyung sampai pagi-. Yoongi membalikkan kursi itu kehadapannya agar ia bisa melihat Jimin. Yoongi mengelus bekas sentilannya yang merah. Entah kenapa warna merah itu menjalar sampai pipi Jimin. Jimin mengontrol detak jantungnya yang tak karuan. Ia hanya bisa menunduk kepalanya. Sedangkan Suga asyik mengelus kening Jimin yang memerah karenanya. Sungguh semakin hari ke hari Jimin itu makin imut. Apalagi dengan rambut oranye cerah itu. Padahal dulu Taehyung pernah mewarnai rambut dengan oranye gelap tapi Taehyung jadi terkesan bad boy. Berbanding terbalik dengan Jimin yang sangat manis seperti jeruk mandarin.

"Hyung, tembak saja dia" Celetuk Taehyung tidak bermaksud menggangu kegiatan mereka.

Yoongi menatap Taehyung jenggah.

Jimin mendeath glare Taehyung mengisyaratkan 'Kampret kau menggangguku dengan Hyungku tercinta'

Taehyung membalas death glare Jimin dengan bertelapati 'Siapa suruh mengetawaiku seperti itu'

Jimin masih menatap Taehyung tajam, begitu juga Taehyung.

"Heiiiii!!! Jangan bertatapan seperti itu nanti Jimin bisa mencintai Taehyung loh" Goda Namjoon memperburuk permasalahan. Seokjin mencubit lengan kekasihnya.

Yoongi kembali membenarkan duduknya. Lalu, memperhatikan layar netbooknya.

"Ck, mana mungkin aku suka Taetae. Lagian aku, aku sudah punya orang yang aku sukai." Bantah Jimin lirih.

Taehyung kembali menatap LCDnya yang belasan "Lalu, kenapa tak mengatakannya?" Tanya Taehyung mengunyah keripik kentang rasa orijinal.

"Aku, aku takut merasa sakit yang luar biasa" Jawab Jimin menerawang sambil meremas celana jeans bagian paha.

Taehyung mengguncang bungkusan keripik kentang yang kosong ke wajahnya. "Bukannya kau sering merasa kesakitan yang luar biasa seperti ditembak, dipukuli dan hampir diperkosa oleh om-om kekar?" Bantah Taehyung santai.

"Brengseeek!!! " Umpat Yoongi dalam hati. Ia benar-benar ingin mengubur alien yang satu ini.

Jimin terkejut mendengar kata-kata Taehyung. Ia teringat dengan kenangan pahit yang sudah dilupakan selama setahun. Ia dipaksa oleh petinggi organisasi agar menaklukan ketua gangster penjual organ manusia yang ternyata gay. Gangster itu membuat resah para army.s _klien mereka_. Jimin ingat bagaimana ia disekap dan disuruh mendeguk obat perangsang oleh ketua mesum itu. Untung saja Yoongi dapat mengckrack sistem penjaga gedung tersebut. Yoongi membawa netbook tipisnya yang didisain dapat keluar dari celah pinggang Yoongi. Kalau Yoongi menekan tombol on-nya. Sehingga Yoongi dapat menyelamatkan Jimin walaupun ia sedang menghack sistem. Yoongi mendobrak pintu kamar dan menembak mati kepala ketua gengster yang hampir mencicipi tubuh manis Jimin. Yoongi menendang Om kekar busuk itu ke lantai. Kemudian mendekap tubuh Jimin yang gemeteran. Jimin yang sudah menelan obat perangsang tadi, kesusahan menahan gejolaknya. Tapi, Yoongi yang tidak tahu akan kejadian itu tetap mendekap Jimin erat. Untuk pertama kalinya Jimin melihat wajah kacau Min Yoongi. Wajahnya merah menahan amarah, matanya menyipit buas tapi pancaran sedih dan kalut berubah menjadi satu. Yoongi menatap Jimin dalam. Jimin tersadar dari logika gilanya. Ia berusaha keras agar tak terangsang. Yoongi memeluk Jimin sampai Jimin pingsan karena menahan rangsangan obat itu. Jimin gemetaran, ia tidak ingin mengingat kejadian itu lagi. Kenapa Taehyung tega, padahal ia sudah mengubur dalam kenangan itu?

Taehyung melanjutkan kalimatnya yang putus, karena semua orang hening seketika. "Kenapa kau takut kesakitan Jimin? Bukannya hal yang menyakitkan dalam ingatanmu tanpa sadar itu adalah awal kebahagian bagimu. Kenapa kau melupakan kejadian yang membuat kau sadar bahwa mencintainya? Kenapa kenangan manis itu jadi terlupakan hanya karena kenangan menyakitkan yang melapisinya? Ingat Jimin, ingat lah betapa rasa menakutkan itu berubah menjadi musim semi yang indah. Penyemangat hidupmu. Kenapa kau mencoba melupakannya?" Tanya Taehyung menatap Jimin dengan mata kelam kosong yang mengintimidasinya seperti Lawliet di anime Death Note.

Jimin ingat bukannya kejadian itu yang membuatnya semakin menyukai Yoongi Hyung. Jimin mengerutkan keningnya, dirinya benar-benar bodoh dan tak peka.

Sebenarnya gara-gara kejadian itu Yoongi agak ragu menyatakan perasaannya pada Jimin. Yoongi merasa Jimin jadi penderita homophobic. Dia sering teriak histeris saat tengah malam selama seminggu. Yoongi menenangkan Jimin yang kalut itu. Makanya Yoongi mengurung niatnya. Tapi, entah kenapa para anggota Bangtan tetap mencoba menjodohkan mereka. Biar lah Yoongi tak bisa mendapatkan Jimin. Melihat Jimin tersenyum cerah saja sudah seperti hadiah ulang tahun terhebat.

Jimin hanya takut kalau dia benar-benar diperkosa waktu itu. Ia tidak mau! Bagaimana pun hanya orang yang dicintai saja yang boleh, Min Yoongi.

Hoseok meneguk air mineralnya cepat. Ia tak menyangka seorang Taehyung yang hampir mendekati ke anti sosialan bisa bicara seperti itu. Chan hanya bisa melongo, sungguh ia speechless. Seokjin tak bisa mengedipkan matanya. Adiknya sudah semakin dewasa. Seokjin tersenyum cerah senang sambil menggoyangkan kedua tangannya naik-turun. Namjoon hanya tertawa penuh arti. Berhasil, ia memancing umpan.

Taehyung kembali menatap LCD tanpa rasa bersalah. Ia menatap wajah Jungkook. Namjoon mulai heran. Namjoon sudah memperhatikan LCD Taehyung yang memiliki satu tampilan berbeda di pojok. Bukannya hanya satu kamera pengawas di hat Jungkook dan alat penyadap di cardigan Jungkook. Seharusnya tampilan LCD Taehyung yang belasan sama gambarnya tapi diantara LCD belasan itu ada sudut gambar yang berbeda. Namjoon yakin Taehyung memasang kamera pengawas lain di sekitar hat Jungkook.

Jungkook membuka hat, kemudian meremas ujung diameter black hat. Jungkook menatap belakang hatnya. Jungkook tersenyum ke arah hidden camera yang ditempel Taehyung tapi Jungkook tidak menyadarinya. Jungkook bergumam lembut "Semoga aku bisa melaksanakan misi dengan baik dan lancar. Semoga" Jungkook menyatukan keningnya dengan bagian belakang hat hitamnya. Entah kenapa Jungkook merasa ada seseorang yang melindunginya dan menatapnya dengan hangat. Sungguh aku benar-benar kepedean.

Jungkook mengundaang pelaku ke ruangan itu.

"Kenapa kau mengajakku ke sini, Tae Oh?" Tanya Pelaku menatap sekeliling ruangan.

Jungkook tersenyum lembut "Aku hanya ingin memperlihatkan analisisku kepadamu, Hyung. Katanya kau salah satu penggemar Conan ya kan? Kata Jin Ki Hyung iya"

"Benar, memangnya kenapa?"

"Kau pasti ingat kasus cinta pertama. Kasus simple yang hampir membunuh cinta pertama palsu Shinichi Kudo, Hyung?"

"Oh, ya aku ingat. Memangnya ada apa, huh?"

"Situasinya sama, bukti, cara juga timingnya sama. Tapi, aku rasa benda itu sudah kau musnahkan ya kan?"

"Apa yang kau bilang ini Tae Oh? Aku tidak mengerti"

"Kau yang hampir membakar Sandara Park, Chanyeol Hyung"

"Caranya sangat mudah. Kita semua tadi malam sama-sama setengah mabuk. Kau keluar ke super market bersama yang lain dan meminjamkan mesin fax disana. Penjaga toko menegurmu karena kau mengirim kertas fax terbalik. Sebelum itu kau kembali ke villa menyiapkan semuanya seperti kue ulang tahun yang lilin belum hidup. Saat fax yang terkirim, kau mengecek sekali lagi dan melihat kertas yang berlepotan kena permukaan krim atas kue ulang tahun. Selanjutnya kau membaringkan Sandara Noona tidur di atas lantai agar tak cepat terbakar. Kemudian kau menghidupkan lilin kue ulang tahun seperti ini. . . " Ucap Jungkook panjang lebar sambil menghidupkan korek api dan membakar ujung sumbu lilin. Kemudian ia memberi arahan ke penjaga toko. Penjaga toko mengirim fax. Lalu, fak itu datang dan dibakar habis oleh oleh lilin kue. Jungkook langsung memadamkannya dengan alat pemadam api ringan (APAR). Park Chanyeol meneguk ludahnya kasar.

"Kau tak punya bukti Tae Oh" Jawab Chanyeol santai menetralkan rasa risihnya.

"Aku punya kau selalu disampingku. Jadi, pasti susah bergerakkan? Lalu, para anggota pemadam kebakaran tak henti-henti mengawasi kalian semua. Chae Rin juga tak hentinya menangis dilenganmu. Makanya hanya ada satu cara agar kertas itu bisa kau buang hanya saat aku duluan keluar mobil. Kau membuang dalam laci mobil Jin Ki. Supaya Jin Ki bisa kena tuduh. Bagaimana Chanyeol Hyung ada yang salah? Sidik jarimu ada disini. Oh, ya aku lupa kau mengatakan hal aneh pada kami. Saat kami ingin menelepon Sandara, kau bilang telpon fax sudah terbakar hangus. Dari mana kau tahu itu Chanyeol Hyung? Padahal kau belum mengetahui bukti-bukti dan bagaimana keadaan tkp. Kau tahu karena kau pelakunya" Kata Jungkook menyudutkan Chanyeol.

"HAHAHAHAHAHA" Tawa Chanyeol mengelegar. "Hebat walaupun amatir. Selamat datang di organisasi kami, Bangtan Boys Website Detective" Kata Chanyeol dengan pose selamat datangnya. "Semoga Anda bisa melayani para army kami" Sambung Chanyeol dengan wajah menggoda andalannya.

Sumpah Jungkook ingin muntah sekarang.

Tiba-tiba saja ruangan tadi berubah. Ruangan itu bergerak turun seperti lift. Jungkook langsung reflek memegang dinding. Ruangan tersebut bergerak seperti sinkansen membawa mereka berdua entah kemana. Jungkook tidak bisa bicara lagi. Ia ketakutan karena Chanyeol adalah pelaku, mungkin saja dia berpura-pura. Kemudian ruangan itu berhenti. Chanyeol menarik tangan Jungkook ke luar gedung. Dimana ini? Jungkook hanya melihat sebuat Villa putih besar dan mewah. Villa itu memiliki gerbang yang dihiasi oleh tanaman hijau menjalar membentuk pagar rumah. Jungkook masih mengikuti Chanyeol masuk ke pekarangan villa itu. Mata Jungkook terpukau oleh taman mawar merah di sisi kiri dan di sisi kanan mawar putih. Jungkook menyuntuh mawar merah sambil mencium aroma yang menenangkan dari mawar itu. Ia menyusul ke arah Chanyeol yang sudah sampai di teras. Ada dua bodyguard yang menjaga pintu villa. Chanyeol menyapanya dan memperkenalkan Jungkook kepada mereka. Jungkook langsung memberi bow greeting. Chanyeol melihat tingkah jenaka Jungkook yang tak hentinya memandangi taman mawar itu. Jungkook sangat menyukai warna merah.

Tanpa Jungkook sadari, Ia sudah ada di lantai dua. Mereka berdua masuk ke sebuah pintu. Betapa terkejutnya Jungkook. Ini ruangan apa aula latihan volly, huh?

Ia melihat enam namja tersenyum kepadanya. Bukan enam tapi tujuh sebab ada seorang lagi duduk di sofa sendirian dengan laptop apple di meja beserta belasan LCD tergantung di dinding. Jungkook merasa deja vu melihat namja itu.

"Selamat datang di Bangtan Boys" Ucap Namjoon menjabat tangan Jungkook. Jungkook langsung mengubah pandangan dari namja di sofa ke Namjoon. "Aku Kim Namjoon, ini kekasihku Kim Seokjin"

Seokjin tersenyum cerah sambil memeluk lengan Namjoon.

"Cookie, selamat datang~ Kau berhasil menjadi anggota yang ketujuh" Kata Chan menyapa Jungkook sambil memeluknya. Jungkook menatap Chan heran. "Hehehehe, maaf. Aku @DinoSeo442 namaku Lee Chan, @BitterCookies10. "

"Dino, jadi kau bukan perempuan ya?" Tanya Jungkook heran. Chan melonggo sambil menggeleng kepala.

"Hai aku Park Jimin. Yang kepala mint ini Min Yoongi" Kata Jimin memperkenalkan diri mereka berdua.

Hoseok mengintrupsi "Aku tunangan Chan @DinoSeo442. Namaku Jung Hoseok. Oh, ya jangan suka sama kepala yang berwarna mint ya~ He is taken."

Yoongi memukul bahu Hoseok. Jimin merona seketika. Hoseok meringis, lalu memeluk Chan dari belakang pura-pura mengadu.

"Hai" Ucap Yoongi singkat.

"Katanya aku menjadi anggota ketujuh. Tapi bukannya jadi yang ke delapan? Soalnya satu lagi duduk di sofa kan?" Tanya Jungkook menunjuk namja berambut hitam kecoklatan tua.

"Oh, aku bukan anggota Bangtan. Aku hanya admin website" Kata Chan tersenyum simpul. "Yang duduk di sofa namanya Kim Taehyung."

"Oh, begitu" Jawab Jungkook tersenyum.

Chanyeol sudah meminum hot chocolate yang dibuatkan Seokjin. "Sudah kan berkenalnya?" Tanya Chanyeol mengintrupsi.

Mereka hanya tersenyum menatap Chanyeol.

"Taehyung salami partnermu. Tak ada bantahan" Seru Chanyeol melipat tangan di dadanya.

Taehyung tidak bergeming. Ia hanya menghadapkan wajahnya ke arah Jungkook. "Hai, Aku Kim Taehyung"

Jungkook shock seketika. Dia kan namja aneh di malam bersalju itu. Jungkook sedikit berlari ke arah Taehyung. Yang lain kaget seketika. Jungkook duduk di samping Taehyung. Ingat Jungkook duduk di sofa Taehyung. Hoseok pucat seketika. Kenapa tidak Hoseok pernah ditendang oleh Taehyung gara-gara duduk di sofa itu pertama kali. Mati si kelinci manis. Seokjin berlari ke sofa supaya Taehyung tak menendang Jungkook. Jimin menarik Yoongi ke sana. Namjoon hanya mengikuti santai. Chan harap-harap cemas.

"Tuan L" Seru Jungkook tersenyum lucu bak kelinci. Ia menyentuh kedua belah pipi Taehyung. Pandangan ini seperti pandangan yang selalu mengawasi dan melindungi Jungkook seperti tadi. Jungkook senang bertemu dengan namja aneh bersalju. Tanpa pikir panjang Jungkook reflek memeluk kilat Taehyung. Tidak hanya Namjoon, Seokjin, Chan, Hoseok, Yoongi dan Jimin yang shock melihat adegan korean drama ini. Chanyeol pun juga.

Ya, Jungkook yakin hidupnya akan semakin menantang dan tak membosankan lagi.

Tapi, kegelapan menghampirinya. Seketika kelam hanya wajah datar Taehyung yang terakhir dilihat Jungkook.

|

|

TBC

|

|

Author Corner:

Alohaaaaaaaaa~ *peluk satu-satu*

Sungguh aku kurang pede dengan ini ff. Semoga ini menjawab kerinduan reader semua. Demi apa, aku sungguh bingung sampai jari manisku tergores serpihan kaca #abaikan

Aku mengabaikan kulitku yang sobek sehingga banyak typo dan alur yang cepat atau lambat. Semoga kalian menyukai ff ini

Selamat membaca~

Jangan lupa voting dan comment ya :*








Continue Reading

You'll Also Like

117K 10.7K 25
Kehidupan si manis dari awal kelas 10 sampai sekarang tidak ada yang berubah. Tidak pernah tenang bahkan sampai murid baru yang menjelma jadi tunanga...
168K 9.7K 23
Kehidupan seorang Jeon Jungkook yang selalu disiksa oleh paman dan bibinya semenjak ia kehilangan kedua orang tuanya. Di pertemukan dengan seorang Ki...
60.1K 4.1K 8
'daddy ... Aku kangen' 'what the hel?! gw bukan daddy lu' 'daddy kapan dateng?' 'the hell... Lagi..' (complete) Short story Vkook Boyxboy Namjaxnamja
22.2K 1.7K 5
Miniseri book "Your Highness". • kelanjutan kisah Husby - Banny • flashback kisah Pangeran & Bodyguard boyxboy taekook