Just One Day

By radcpanda

14.3K 597 36

Jeon Naera adalah ibu satu anak. Dia seorang wanita wanita karir yang sangat amat mencintai putranya. wanita... More

Part 1
part 2
part 3
part 4
part 5
part 6
Part 7
part 8
part 9
part 10
Part 11
part 12

part 13

1.7K 82 3
By radcpanda

Perhatian!!!!!. Maaf sekali jika kalian kecewa dengan publishan ff ini. Part yang ada di wattpad ini sebenarnya sama di blog Flync. Tapi ada beberapa part awal yang aku jadikan satu untuk dikrim ke blog. Jd mohon maaf jika kalian kecewa dgn hal itu.
Thanks.
#cubitpipinyapanda


Just one day,
Jika memang KAU berkehendak atas takdirku
Hanya satu hari,
Jika KAU masih mengkasihaniku sebagai umatmu
Just one day,
Maka beri aku secuil harapan MU
Hanya satu hari,
Hanya untukmu, Ayah
Hanya satu hari,
Genggam tanganku, Nak!
Hanya satu hari,
Kesempatan tuk menebus dosaku, demi mereka

###
"Paman...!!!" Gadis itu berteriak kesal, berjalan cepat menghampiri seorang pria yang sedang duduk dikursi kerjanya.
"Apa tak bisa mengetuk pintu dulu" Sindir pria itu dengan muka tanpa ekspresinya.
Gadis itu, Seulbi mencibir. "Sudah dari tadi aku mengetuk pintumu, tapi dasarnya saja kau tak ingin menemuiku". Seulbi memutar matanya jengah.
"Jangan fikir kau artis disini jadi kau bisa berbuat sesukamu". Ucap Seunghyun masih tanpa ekspresi.
"Kenapa? Ada apa?" Tanya nya lagi pada gadis dihadapnya. Dia tidak suka diremehkan oleh anak didiknya.
"Jungkook sudah meluncurkan albumnya. Kapan giliranku, paman?" Tanya Seulbi dengan sikap merajuknya. Bibir gadis itu dipoutkan.
Seunghyun menarik nafas dalam. Kedua jemari tangannya bertautan, menopang sedikit dagu kokohnya.
"Bukankah kau tinggal menyelesaikan rekaman dan music video saja. Apa yang harus diributkan?" Ucap Seunghyun tenang.
Gadis itu terperangah akan jawaban Seunghyun. Dia tidak menyangka kalau dirinya akan diperlakukan seperti ini oleh pria ini.
"Paman tidak bohongkan. Aku tidak ingin kau mempermainkan ku seperti SM" . Pria itu menanggapi ucapan Seulbi dengan senyum asimetrisnya. Terang saja gadis itu berdecak kesal seketika.
"Ah- sial!". Umpat gadis itu berbalik meninggalkan ruangan itu.
"Lain kali pasang bell pintu disini. Ku kira orang yang didalam sini tuli" umpat Seulbi lagi.
Seunghyun mengernyit tak menyaka dengan sikap kasar anak didik barunya itu. Selama ini sikap gadis itu baik-baik saja. Bahkan cenderung penurut. Tapi hari ini?. Apa dia selama ini terlalu baik hingga gadis itu berani bersikap kurang ajar pada dirinya. atau ini hanya sikap Seulbi yang hanya ingin diperlakukan sama seperti Jungkook?. Ah sudalah mungkin ini hanya perasaannya saja.
Seunghyun kembali menatap layar pipihnya yang menanpilkan kebersamaan Kyuhyun, Jungkook dan teman satu grup bocah tersebut. Dia tersenyum sesaat sebelum akhirnya bangkit berdiri meninggalkan ruangannya.
Sesampainya dilobi bawah gedung YG Ent. pria itu tak sengaja bertemu dengan salah satu wartawan yang mengenalnya.
"Selamat siang Presdir Choi" sapa wartawan pria tersebut. Wartawan itu memakai kemeja lengan panjang berwarna soft blue, dengan celana kain gelap, tak lupa name tag kalung bergelantung didepan dadanya.
"Eh- wartawan Go Jaehyun". Sapa Seunghyun balik. Mereka berdua berjabat tangan.
Jaehyun agak sedikit membungkuk, sedang Seunghyun berdiri angkuh dididepannya.
"Ada perlu apa kau kemari?" Tanya Seunghyun langsung.
Jaehyun meringis sesaat sebelum akhirnya menjawab. "Aku ingin berbincang sebentar dengan Park Boom tentang comebacknya" jelasnya sungkan.
Oh~. Seunghyun mengangguk kecil. Berbincang atau bisa disebut dengan mewawancarai Boomie dan sedikit mengorek scandalnya. Jelas Seunghyun tersenyum kecut akan akal wartawan dihadapannya ini. Dasar licik.
"Omong-omong presdir. Bukankah Jungkook itu adalah salah satu artismu?". Alis Seunghyun bertaut akan pertnyaan Jaehyun.
"Ya" jawabnya langsung.
"Tidak. Aku kira pertukaraan artis antar dua management raksasa seperti YG dan SM itu hanya sebuah omong kosong" jelasnya disertai ringisan tak tau malu Jaehyun.
Seunghyun menatap tajam wartawan itu. Tersenyum kecut. "Tentu saja tidak".
"Hahaha kurasa demikian presdir. Mana mungkin YG mau menukar salah satu anak didik yang berbakat seperti Jungkook, kalau tidak ada alasannya". Papar Jaehyun mulai mengorek informasi dari Seunghyun. Tapi bukan Seunghyun namanya kalau masih bisa dikelabui oleh akal licik wartawan seperti Jaehyun.
"Jelas itu tidak mungkin terjadi. YG dan SM sudah sepakat akan meramaikan dunia Entertain yang mulai sepi ini" Kilah Seunghyun.
Jaehyun hanya bisa meringis mendapat jawaban yang tak sesuai dengan perkiraannya.
"Oh begitu presdir. Sepertinya baru-baru ini Jungkook menelurkan album solonya bersama SM"
"Ya, aku juga baru tahu beberapa hari ini" Jawab Seunghyun menanggapi.
"Dan sepertinya Jungkook begitu nyaman dan dekat dengan salah satu presdir SM yang bernama Kyuhyun. Apa hari ini kau ada waktu presdir untuk membicarakan tentang Jungkook pada waktu masih menjadi anak didikmu, Presdir?". Tanya pria itu lagi masih tidak mau kalah.
"Ahaha, Maaf ku kira aku masih tidak punya waktu untuk itu, wartawan Go" ucap Seunghyun berkelit.
Seunghyun tampak mengikis lengan blazernya, melihat jam tangan yang melingakar dipergelangannya. Untuk mengelabui wartawan sialan yang ada dihadapannya.
"Ah aku sudah terlambat. Mungkin lain waktu kita bisa ngobrol lagi".
Seunghyun mendongak sebentar menatap Jaehyun sebelum akhirnya membelakangi wartawan itu dan meninggalkannya.
###
"Ada apa?" Kyuhyun menepuk bahu Jungkook pelan. Bocah itu sempat berjingkat kaget, sebelum akhirnya tersenyum masam.
"Tak apa" jawabnya lemah.
"Cepat ganti baju. Setengah jam lagi kita akan keluar untuk memberikan konfrensi pers pada wartawan". Sekali lagi bocah itu hanya mengangguk lemah menanggapi ucapan Kyuhyun. Jungkook berjalan tanpa semangat meninggalkan Kyuhyun untuk segera mengganti pakaian nya di ruang ganti yang telah disediakan panitia acara.
Hari ini, hari pertama Jungkook menghadiri acara Jumpa penggemar dan wartawan yang sangat ingin tahu tentang peluncuran album solonya. Kalau dulu Jungkook akan merasa tenang karena sudah terbiasa menghadapi ribuan orang dengan teman satu grupnya, kali ini lain. Bocah itu harus menghadapi ribuan orang tersebut seorang diri, tanpa hyungdeulnya, tanpa Eommanya, melainkan dengan Kyuhyun yang belum sepenuhnya dia kenal. Memang benar dengan Kyuhyun meskipun masih terasa canggung, Jungkook masih bisa merasa tenang, karena pria tersebut paling tidak mau menemaninya.
Tapi disaat seperti ini yang dibutuhkan Jungkook hanya eommanya. Tapi malah wanita itu tidak ada. Awalnya Jungkook masih bersabar ketika kemarin janji temu makan siang dengan eommanya tiba-tiba batal karena Naera ada urusan mendadak. Kedua, disaat Jungkook tampil pertama kalinya dipanggung untuk album solonya, eomma nya itu juga ingkar. Dan hari ini sudah ketiga kalinya, Naera ingkar pada putranya. Itulah alasan bocah itu tidak mood akan acaranya hari ini.
"Sebenarnya ada apa nak" . Kyuhyun menepuk bahu bocah itu. Pria itu mendapati anak didiknya melamun untuk kesekian kali, untuk beberapa jam ini.
Jungkook mendongak. "Paman" ucap Jungkook pelan. Bahkan dia yakin pria dihadapannya tidak mendengar apa yang dia ucapkan barusan.
"Kau gugup?" Tanya Kyuhyun pada bocah dengan setelan tuxedo bergarisnya itu. Jungkook mengangguk kecil.
"Tenanglah, aku ada disampingmu" ucap Kyuhyun menenangkan. Pria itu menepuk bahu Jungkook memberi semangat, seulas senyuman terbit di bibirnya.
"Trima kasih Ajjushi" .

Hall yang dimiliki SM ent. Yang memang diperuntukkan untuk acara-acara penting seperti pertemuan dengan klien-klien SM dari luar kiranya cukup menampung beberapa puluh wartawan yang sudah diperuntukkan untuk mereka. Bukankah ini juga acara Jumpa fans?.
Benar, acara Jumpa penggemar diadakan setelah sesi wawancara berlangsung. Sesi wawancara sendiri berlangsung hanya 30 menit. Kenapa demikian?, karena Kyuhyun tak ingin mengambil resiko jika para wartawan yang sangat licik bertanya. Selain itu juga bagi Kyuhyun, Jungkook masih terlalu polos jika harus menghadapi beberapa orang wartawan yang sangat lihai. Dan entah mengapa Kyuhyun merasa ada sesuatu yang mengganjal pada hatinya hari ini, tapi entalah.
Setelah sesi pembuka yang langsung dipimpin oleh orang kepercayaan SM, dan sedikit penjelasan tentang diadakannya jumpa pers, kini giliran sesi tanya jawab yang langsung akan di jawab oleh Jungkook.
"Bagaimana perasaan anda tentang album solo ini" tanya salah satu wartawan berambut emas diantara kerumunan wartawan.
Bocah itu tersenyum. "Ku kira aku tak perlu menjawabnya. Kalian pasti sudah tahu, aku sangat bangga".
"Lalu kesulitan apa yang anda hadapi dan aku mendengar pembuatan music videonya di ambil diluar negeri. Apakah benar?"
Satu, dua pertanyaan dari wartawan dapat dijawab oleh bocah itu dengan sangat baik. Kyuhyun hanya melihat Jungkook menjawab pertanyaan dengan sesekali dia menambahi. Kyuhyun bangga melihat anak remaja disampingnya ini sepertinya sudah mahir meladeni beberapa pertanyaan wartawan. Kyuhyun sendiri menjawab sekali dua kali pertanyaan yang memang ditujukan padanya. Sampai akhirnya waktu tinggal beberapa menit lagi menjelamg akhir konfrensi tapi di menit terakhir seseorang wartawan berambut klemis bertanya pada anak remaja itu.
"Kami lihat kau dan CEO barumu sekarang begitu dekat. Apa ada hubungan khusus antara kalian?. Apa kalian memiliki ikatan darah?. Mengingat kalian memiliki kemiripan yang sama?". Itu Jaehyun. Kyuhyun sangat mengenalnya. Wartawan yang dikenal Kyuhyun begitu licik dalam memutar balikkan fakta.
Kyuhyun tersenyum kecut menanggapi pertanyaan wartawan itu. Kyuhyun menoleh pada bocah lelaki yang duduk disampinnya.
Pria itu mengerutkan kedua alisnya setelah beberapa menit mendapati bocah lelaki disampingnya masih bergeming menutup mulutnya rapat, mata hitamnya menggelap, muka bocah itu memucat dengan gigi begemeletuk. Pria itu meneliti lagi, lengan Jungkook yang dari awal konfrensi diletakkan santai dimeja dididapannya, kini tersembunyi saling mengepal diatas masing-masing pahanya. Seakan baru tersadar dengan keadaan Kyuhyun mengalihkan kepalanya menatap lagi kerumunan wartawan dihadapannya. Mengatur ekspresinya yang tadi sempat terkaget akan reaksi syok bocah disampingnya.
"Kami dekat? Tentu. Hubungan Khusus? Aku selalu menspesialkan anak didikku". Ucap Kyuhyun dengan senyuman simpulnya. Pria itu menepuk punddak bocah lelaki disampingnya.
Jungkook menoleh dengan fikiran yang masih blank, mendapati pria itu menyadarkannya. Seakan mengikuti instruksi Kyuhyun, bocah itu bediri dan ikut membungkuk dihadapan para wartawan.
"Terima kasih telah hadir pada hari ini". Tutup Kyuhyun mengakhir acara jumpa pers itu. Pria itu memutar badan bocah disampingnya. Yang menurut Kyuhyun masih sedikit linglung. Pria itu merangkul pundak Jungkook menggiringnya keluar dari hall menuju ruang istirahat mereka yang sudah disediakan panita tentunya.
Setelah sampai diruang istirahat sekaligus ruang ganti, Kyuhyun masih melihat muka Jungkook yang masih pucat, dengan pandangan mata yang masih kosong. Terbesit keinginan pria itu menanyakan apa yang dipikirkan Jungkook saat ini. Sedari awal acara belum dimulai pria itu sudah melihat ketidaknyamanan pada sikap bocah itu. Jungkook terlihat murung beberapa hari ini. Dan kalau tidak salah tebak, pria itu juga merasa ada yang janggal akan berubahan sikap bocah itu ketika akan berakhirnya konfrensi pers tadi.
"Nak..." tepuk Kyuhyun pada bahu bocah itu. Kyuhyun meringis miris mendapati Jungkook duduk menhadap cermin rias dihadapanya dengan pandangan kosong.
"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Kyuhyun lagi.
Hening. Tak ada jawaban dari bocah itu.
"Seharusnya aku bisa menjawabnya" Ucap Jungkook dengan suara seraknya. Mata remaja lelaki itu masih menatap kosong sosok dirinya yang terpantul didalam cermin.
"Seharusnya aku bisa menjawabnya. Bukan begitukan paman?" Tanya bocah itu lagi.
"Apa maksudmu" tanya Kyuhyun yang tak mengerti akan pembicaraan anak remaja itu.
Tapi tak ada jawaban yang didapat Kyuhyun. Malah dia melihat Jungkook yang sekarang memejamkan matanya, rapat. Menarik nafasnya beberapa kali dan menghembuskannya.
"Masih ada beberapa menit sebelum acara jumpa penggemar dimulai. Kau bisa bebicara sedikit tentang masalahmu" ucap Kyuhyun akhirnya. Pria itu tidak tega melihat raut muka Jungkook yang sangat mengenaskan pikirnya. Bocah itu dapat merubah sikap, dan raut mukanya dalam sekejap.
"Aku tak apa paman" Bocah itu tersenyum kearah pria yang saat ini pasti tengah khawatir terhadapnya.
Kyuhyun menggeleng, menepuk bahu Jungkook. Ada senyum yang terselip diujung bibirnya.
"Aku tahu, menjadi orang yang dikenal masyarakat tidak semenyenangkan itu. Kadang kau harus memasang topengmu. Kau tidak harus menyimpannya sendiri. Ada orang-orang yang mau mendengar keluh kesahmu".
Jungkook tersenyum samar menanggapi ucapan Kyuhyun. Bahkan air mata yang sejak tadi ditahannya seakan mau runtuh. Tidak, mungkin bukan dengan Kyuhyun, Jungkook akan bercerita meskipun pria ini nyatanya begitu baik padanya. Tapi rasa nyaman itu belum dia dapat seperti ketika Jungkook bersama Eommanya.
"Aku tak apa" Jungkook menggeleng sekali lagi.
Kyuhyun menarik nafas pasrah. Itu hak Jungkook mau atau tidak membagi permasalahanya. "Baiklah" ucap Kyuhyun dengan sekali tarikkan nafas.

Jumpa penggemar diadakan dihall yang berbeda tapi masih dalam lingkup wilayah SM Ent. Dihadiri seratus fans beruntung dengan sistem acak ketika membeli kaset cd dioutlet seluruh Korea.
Acaranya sendiri cukup simple hanya dibagi beberapa sesi yang intinya mempromosikan album, sedikit bernyanyi, dan ditutup dengan acara foto bersama penyanyi yang di idolakan, siapa lagi kalau bukan Jungkook.
Tapi bayangan Kyuhyun sang penyelenggara acara agaknya tak sesuai dengan apa yang dia impikan. Acara sukses? Itu benar. Tapi pria itu tak melihat sosok Jungkook yang seperti biasanya. Bocah itu masih kedapatan melamun disela-sela acara tanda tangan. Dan Kyuhyun tak suka itu. Mungkin kali ini pria itu dapat memakluminya mengingat Jongkook yang sepertinya menyembunyikan sesuatu hingga membuat moodnya hancur.

####
"Kau ada dimana?. Kenapa sulit sekali menghubungimu?" Tanya Kyuhyun tanpa jeda. Bahkan dia berbicara cukup keras untuk merealisasikan kekesalannya pada wanita yang saat ini disebrang telepon.
Wanita itu sendiri hanya menanggapi tanpa minat nada suara Kyuhyun yang menurutnya terlalu menuntut. Bukan karena apa, tapi Naera terlalu lelah untuk sekedar menanggapi ocehan Kyuhyun. Plis, yang Naera butuhkan sekarang istirahat, akibat jadwalnya yang sangat padat. Bahakan yang dibutuhkan Naera sekarang hanya menemui putranya, dia sudah kangen Jungkook.
"Kau masih disitukan?" tanya pria itu lagi. Kyuhyun menggeram kesal karena sedari tadi Naera hanya berdehem saja untuk menanggapi pertanyaannya.
"Ah sudalah. Kau sudah bertemu dengan Jungkook. Sudah dua hari ini anak itu tidak datang untuk latihan".
Naera sempat terperanjat akan ucapan Kyuhyun tersebut. Ya, dia baru ingat sudah beberapa hari ini dia lalai menanyakan kabar putranya itu. Bahkan hanya bertelpon barang semenit saja tidak bisa iya lakukan. Wanita itu pikir putranya sudah berada ditangan yang tepat, yaitu Kyuhyun. Naera percaya penuh pada pria itu. Tapi ini apa, kenapa Kyuhyun malah bertanya seperti itu kepadanya. Kenapa sekarang hatinya menjadi tidak tenang. Kau kemana Nak?, maafkan ibu yang kali ini lalai.
"Ak....Aku harus segera kembali. Akan kubari nanti" kata wanita itu menutup sambungan teleponnya dengan Kyuhyun.
Naera menekan pedal gas mobilnya. Berpacu cepat menuju rumahnya. Entah kenapa perasaan tidak enak mulai merayapi hatinya. Bodoh. Bodoh. Wanita itu terus mengunpat dalam benaknya. Semoga saja tidak terjadi hal yang tidak diinginkannya. Lindungi putraku tuhan.

Kyuhyun's
Ini sudah kali ketiga aku menghubunginya dalam sehari ini. Langit sudah menampakkan jingganya ketika sambungan teleponku yang kesekian kali akhirnya dia jawab.
"Hallo" semburku cepat ketika sudah terhubung dengan sambungan teleponnya. Dia hanya menjawab dengan gumamannya.
Aku menggeram kesal dengan tingkahnya kali ini. Tak tahukah aku khawatir dengan keadaan putranya yang sudah beberapa hari ini tidak bisa dihubungi. Bahkan tak menampakkan batang hidungnya setelah kejadian waktu itu.
"Kau ada dimana?. Kenapa sulit sekali menghubungimu?" Tanyaku menekan sedikit emosi yang sudah menggebu.
Sekali lagi dia hanya bergumam tak jelas menanggapi pertanyaanku. Ugh-
"Kau masih disitukan?" Tanyaku lagi ketika hening menyelimuti percakapan kami. Aku tak mau ambil pusing dengan sikap wanita ini. Aku hanya ingin menanyakan keadaan putranya sekarang, yang selalu membuatku sulit tidur karena rasa aneh yang aku rasakan. Entalah apa itu.
"Ah sudalah. Kau sudah bertemu dengan Jungkook. Sudah dua hari ini anak itu tidak datang untuk latihan" ucapku tak sabar. Lagi-lagi hanya hening yang ku dapat. Sial-
Haruskah aku mengumpat kali ini karena tak ada tanggapan darinya. Ugh- sial, dan kenapa juga ada perasaan aneh ini. Kenapa juga aku harus menghawatirkan keadaan bocah itu. Tapi, tapi mungkinkah wanita ini juga tidak mengetahui keadaan putranya. Kalau memang iya, sepertinya aku harus mengumpat kali ini.
"Hallo...." lagi-lagi harus aku yang memecah keheningan percakapan ini.
"Ak....Aku harus segera kembali. Akan kubari nanti" ucapnya tanpa merasa bersalah. Dan aku semakin mengumpat kesal karena setelah itu Naera menutup sambungan secara sepihak.
Sial!.

Jungkook's
Dan hari ini terjadilah.
Ketakutan yang tak pernah terpikirkan oleh ku. Ketakutan yang sewaktu-waktu akan merenggut kebahagianku, impianku. Terenggut dengan sekejab oleh kenyataan yang bahkan tak ku ketahui ujung permasalahannya.
Aku harus bertanya kepada siapa disaat seperti ini?. Orang yang aku percaya saja tidak dapat memberi solusinya. Solusi? Eomma?, bahkan eomma tak pernah memberi jawaban itu padaku. Eomma?, jangan kau salahkan dia. Dia wanita yang melahirkanku, mendidikku, merawatku, bahkan mau memberikan separuh hidupnya padaku. Dia wanita yang sudah banyak berkorban banyak untukku. Jangan kau salahkan dia, salahkan aku yang tak memiliki nyali untuk menanyakan permasalahan itu. Salahkan aku, yang sangat menyayanginya hingga tak sanggup menyakitinya.
Sungguh, didalam lubuk hatiku aku sangat ingin mengetahuinya. Aku bukan seorang lelaki yang terlalu tak memperdulikan hal yang sepele seperti itu. Tapi begitu sangat inginnya aku memiliki impian seperti teman-temanku. Keluarga lengkap dengan ayah ibunya. Sungguh, aku bukan anak lelaki yang tangguh seperti yang kalian lihat. Aku hanya bocah lelaki yang sendirian diantara orang-orang disekelilingku.
Eomma...
Eomma...
"Dia tak pernah menyayangimu" .
Itu dia, sosok lelaki berambut hitam, bermata bulat, dengan mata hitamnya. Memandangku mengejek pada posisinya yang saat ini berada pada sudut ruangan kamarku.
Aku mendongak memandangnya tanpa minat. "Dia ibuku" ucapku lirih.
"Tidak, kalau dia ibu mu. Dia sudah memberimu penjelasan tentang masalah ini". Dia menyunggingkan senyum asimetrisnya.
Kepalaku tertunduk, benar. Dia begitu tahu tentang diriku. Bahkan sosoknya serupa denganku. Lelaki dipojok kamar itu terlalu mengerti diriku. Kesakitanku selama ini.
"Kau masih ingat, ketika kita di ejek oleh teman sekelas kita dulu?. Kau sangat tahu alasannya". Aku mengangguk membenarkan ucapannya. Aku masih ingat sekali masa-masa kelam itu.
"Itu karena kita tak memiliki Ayah" ucapnya lagi.
Aku menatap lelaki itu lagi. Melihatnya mengannguk membenarkan argumentnya sendiri, dan tersenyum asimetris.
"Minta jawabanmu sekarang, kita akan terselamatkan dari gosip buruk yang akan mengancam karir mu". Aku mengangguk lagi menanggapi ucapannya.
"Harus sekarang" paksanya.
"Kau harus mendapat jawabnya hari ini"

Tok.... tok....tok....

Aku mendongakkan kepalaku lagi yang tadi sempat tertunduk, diantara kakiku yang aku tekuk. Tak begitu lama terdengar suara Eomma.
"Sayang....kau didalam. Buka pintunya" pintanya. Terdengar nada hawatir pada suaranya.
"Itu dia. Minta jawabnya sekarang. Maka kita akan terselamatkan" itu suaranya, tapi ketika aku membalikkan kepala untuk melihatnya lagi, sosoknya sudah menghilang.
"Jungkook buka pintunya sayang" ucap eomma dengan nada putus asanya.
Aku bangkit dari posisi meringkukku. Berjalan pelan menuju pintu dan membuka pintu kamarku yang sempat terkunci.
Kuhalangi cahaya lampu yang tiba-tiba saja begitu mengganggu penglihatannku. Mungkin karena sudah terlalu lama aku mendekam dalam kamar tanpa pencahayaan.
Kugeser pelan lengan yang sempat menghalangi mataku. Baru aku bisa melihat wajah wanita dengan kerutan kekhawatiran yang sangat tampak pada raut wajahnya.
"Eomma" ucapku lemah.
####
"Kookie" pekik Naera. Wanita itu langsung memeluk putranya. Perasaan legah kini merambat cepat ditubuhnya.
Naera menarik tubuhnya. Melihat putranya, meneliti tampang putranya yang saat ini lebih mirip zombie.
"Kau kenapa?. Jangan buat eomma khawatir" Naera mengusap wajah putranya yang tampak kusut. Tentu dia masih mengkhawatirkan Jungkook. Tapi rasa itu tidak sekuat tadi ketika belum bertemu dengan Jungkook yang nyatanya baik-baik saja.
Jonkook kembali memeluk ibunya. Memeluk erat menekan emosi yang saat ini sudah ingin ia muntahkan. Tapi dia juga tidak ingin menyakiti ibunya.
Berbeda dengan Naera. Wanita menanggapi pelukkan kuat putranya. Mungkin Jungkook sedang memiliki masalah pikirnya. Dia hanya mengusap pelan punggung putranya, menenangkan. Hingga pelukkan putranya mengendur lemah.
"Mom" ucap Jungkook menumpukkan dagunya dibahu ibunya.
"Hhmm" jawab wanita itu. Tangannya masih setia mengelus punggung putranya.
"Aku boleh bertanya sesuatu?" Tanya Jungkook lagi. Naera mengangguk.
"Apakah aku boleh tahu tentang ayahku?" seketika itu juga usapan tangan Naera berhenti di punggung putranya.

Vote commentnya!!!

Continue Reading

You'll Also Like

7.2M 373K 43
⚠️FOLLOW DULU SEBELUM BACA! ⚠️Rawan Typo! ⚠️Mengandung adegan romans✅ ⚠️Ringan tapi bikin naik darah✅ Neandra Adsila gadis cantik yang berasal dari d...
398K 39.9K 31
Ketika menjalankan misi dari sang Ayah. Kedua putra dari pimpinan mafia Alexander malah menemukan bayi polos yang baru belajar merangkak! Sepertinya...
621K 7.8K 32
YAOI/GAY/HOMO/NFSW/BOYSLOVE (bukan boy pussy) Jangan salah lapak bro, kalo gak nemu cerita yang lo mau di sini pindah aja. Isinya oneshoot atau mun...
51.3K 99 11
desmak