Ma Psycho Boy

By Kim_Hyo07

72.6K 7K 314

Hidup dari seorang yeoja bernama Nam Yoo Jung ini memang aneh. Ia seorang yeoja yang cantik, pintar, kaya, ju... More

1A. "The Novel"
1B. "At Coridor"
2A. "The Earrings Tragedy"
2B. "Jealous"
3A. "A Threat"
3B. "At Rooftop"
4A. "Disappear"
Tae Hyung's Secret
5A. "Between Byeon Baekhyeon and Kim Tae Hyung"
5B. "The Secret Behind Jimin's Death"
6A. "The Testimony"
6B. "Tae Hyung's Past and Tae Hyung's New Friend
7A. "An Interrogation"
7B. "Tae Hyung's Lying"
8A. "After Jimin's Case has Closed"
8B. "The Soul of Moonlight"
9A. "The Beginning of A Disaster"
10. "Again, The Tragedy in The Full Moon's Night"
Epilog...
Attention

9B. "The Truth About Baekhyeon"

2.5K 285 6
By Kim_Hyo07

Special Cameo on This Chapter : Bang Min Ah (Girls Day)

"gwaenchana. Lagi pula, wajahku memang selalu seperti ini setiap malam bulan purnama tiba." – Nam Yoo Jung

"ya, mungkin sudah saatnya kau mengetahui semuanya Yoo Jung-ssi." – Kim Tae Hyung

"sekarang bulan purnama. Apa kau tidak takut?" – Byeon Baekhyeon

9B... "The Truth About Baekhyeon"

Tae Hyung dan Yoo Jung tengah berjalan seiringan di bawah sinar rembulan yang masih setia menemani mereka menuju gerbang sekolah mereka. Kini Tae Hyung sudah berganti pakaian. Ia sudah tidak mengenakan tuxedo berwarna putih tulang lagi. Namun kemeja berwarna putih dengan dua kancing bagian atasnya yang terbuka itu masih menempel pada tubuhnya.

Justru tuxedo berwarna putih tulang yang ia kenakan untuk menghadiri pesta kelulusan sekolah tadi itu kini sudah terpasang dengan rapi di tubuh mungil Yoo Jung. Ya, Tae Hyung menukar celana yang merupakan pasangan dari tuxedo putih tulang yang ia gunakan beberapa jam yang lalu itu dengan celana jeans yang dihiasi oleh robekan-robekan bahan kain jeans itu di bagian lutut dan pahanya. Seperti biasa, namja itu selalu membawa pakaian ganti kemanapun ia pergi karena mungkin saja Tae Hyung harus melakukan suatu "pekerjaan" di waktu yang tidak terduga.

Namun kali ini kasusnya berbeda. Namja itu harus menukar pakaiannya dan memberikan tuxedo itu pada Yoo Jung karena memang yeoja itu lebih membutuhkan pakaian itu sekarang. Ya... bagaimana tidak? Dress yang digunakan oleh yeoja itu sudah rusak. Menyisakan hanya bagian atas dari dress tanpa lengan itu saja. Kalau ada yang bertanya bagaimana bisa hal itu terjadi, maka jawabannya adalah dikarenakan oleh "hukuman" keras sekaligus menghangatkan yang diberikan oleh Tae Hyung pada Yoo Jung di gudang sekolah yang kebetulan baru selesai sekitar beberapa menit yang lalu.

Dan karena Tae Hyung tidak mungkin membiarkan yeoja itu pulang tanpa mengenakan pakaian, tentu saja namja itu segera memberikan tuxedonya pada yeoja itu sebagai pengganti bagian bawah dress itu yang memang sudah tidak ada lagi karena Tae Hyung telah merobeknya dengan kasar.

Hening. Tidak ada seorang pun dari kedua manusia itu yang mengeluarkan suara barang sebuah dehaman sekalipun. Hanya suara hembusan semilir angin juga langkah kaki mereka berdua saja yang terdengar memecahkan keheningan malam itu. Sinar bulan purnama masih setia menemani mereka. Dan justru seolah terlihat semakin menerangi suasana kota Seoul.

"mianhae," ucap Tae Hyung yang akhirnya membuka suara. Yoo Jung menolehkan kepalanya, menatap namja itu bingung. "mian? Untuk apa?" tanyanya. "untuk luka yang kau alami akibat perbuatan kasarku padamu tadi. Wajahmu jadi terlihat lebam dan banyak bekas goresan," jelas namja itu tanpa menoleh ke arah Yoo Jung sedikit pun. Yeoja itu hanya tersenyum menanggapi penjelasan Tae Hyung, lalu mengangkat kepalanya menatap bulan purnama yang tengah memancarkan sinarnya tepat di atas kepala mereka berdua.

"gwaenchana. Lagi pula, wajahku memang selalu seperti ini setiap malam bulan purnama tiba."

Tae Hyung sempat menghentikan langkah kakinya beberapa detik sebelum akhirnya kembali melanjutkannya agar Yoo Jung tidak menyadari hal itu. Namja itu diam. Secara tiba-tiba bibirnya terasa begitu kaku. Rasanya seperti... membeku. Tae Hyung tidak mampu berucap apapun setelah mendengar kalimat yeoja itu. Namun akhirnya langkahnya pun terhenti tepat di depan gerbang Seoul National High School.

Yoo Jung yang sadar akan berhentinya namja itu pun akhirnya ikut menghentikan langkah kakinya, lalu menatap Tae Hyung bingung. "wae?" tanyanya sembari menautkan kedua alisnya. "Yoo Jung-ssi," ucap namja itu pelan yang lebih terdengar seperti sebuah gumaman. Ah, tidak. Akan lebih tepat disebut sebagai sebuah bisikan. Yoo Jung masih menatap Tae Hyung penuh tanda tanya.

Akhirnya namja itu pun memberanikan dirinya untuk menatap balik yeoja itu. "masalah penyiksaan yang terjadi padamu setiap bulan purnama itu..." ucap Tae Hyung menggantungkan kalimatnya. Yoo Jung sedikit terperanjat dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Tae Hyung. Hatinya mulai bertanya-tanya akan maksud dari kalimat gantung yang baru saja keluar dari mulut namja itu.

'ya, mungkin sudah saatnya kau mengetahui semuanya Yoo Jung-ssi.'

"Tae Hyung-ssi?" ucap Yoo Jung pelan membuyarkan lamunan Tae Hyung. Namja itu menghela nafasnya pelan, sebelum akhirnya menatap kedua manik hitam legam yeoja itu semakin dalam. "sebenarnya... pelaku dari penyiksaan itu adalah-"

Drrtt~ Drrtt~ Drrtt~

Suara deringan ponsel yang bergetar dalam saku celana jeans Tae Hyung berhasil membuat namja itu menghentikan kata-katanya. Tae Hyung pun segera mengambil ponselnya. Dan kedua alis milik namja itu pun hampir saling bertautan akibat nomor tidak dikenal yang muncul di layar ponselnya. 'pelanggan, kah?' batinnya sebelum akhirnya mengangkat panggilan tersebut.

"yeoboseyo," ucap seseorang di seberang sana, seorang yeoja. Dari suaranya, Tae Hyung sudah dapat menebak bahwa yeoja itu pasti seumuran dengannya. Atau mungkin lebih tua satu atau dua tahun. "ini benar tuan Kim Tae Hyung, kan?" lanjut yeoja itu lagi. "ne," jawab Tae Hyung singkat dengan suara dinginnya yang khas. "ah, syukurlah kalau aku tidak salah. Appaku memintaku untuk memesan kan 5 porsi karee daging kacang hitam. Sama seperti biasanya,"

Tae Hyung terdiam selama beberapa saat. "kau... anak dari tuan Park Jeong Soo?" tanyanya kemudian. Yoo Jung memilih untuk diam dan memperhatikan. "ne. Aku puterinya," jawab yeoja itu di seberang sana. Sebuah pemikiran aneh berhasil memasuki otak Tae Hyung. Namja itu terdiam selama beberapa saat, sebelum akhirnya kembali membuka mulutnya.

"arrasseo. Di mana posisimu sekarang?" tanyanya. "di... daerah Dongdaemoon. Tidak di pusatnya, tapi di sebuah taman yang letaknya berada di pinggiran kawasan Dongdaemoon." Tae Hyung menganggukan kepalanya mengerti, lalu segera memutuskan sambungan telpon. Ia lalu menatap Yoo Jung dengan tatapan dingin dan datarnya. "nugu?" tanya Yoo Jung.

Tae Hyung tidak menjawab. Ia hanya diam sembari memasukan kembali ponselnya ke dalam saku celananya. "mian, aku tidak bisa mengantarmu pulang. Aku sedang ada urusan sekarang," ucap Tae Hyung sambil memandang Yoo Jung tanpa ekspresi. "urusan mendadak? Apa itu sangat penting?" tanya Yoo Jung dengan tatapan tajam yang berhasil menembus manik hitam namja itu.

Tae Hyung hanya menganggukan kepalanya pelan sebagai jawaban. "ada sesuatu yang harus kupastikan," jelasnya kemudian. Yeoja itu hanya menghembuskan nafasnya sedikit berat sebelum akhirnya berkata, "gwaenchana," dengan menyunggingkan senyum terbaik yang ia miliki. "geurom... jaga dirimu baik-baik," ucap Tae Hyung sembari mengelus singkat puncak kepala yeoja itu sebelum akhirnya pergi meninggalkannya sendirian di ambang gerbang sekolahnya.

Pandangan Yoo Jung masih tertuju pada punggung milik Tae Hyung yang terlihat semakin menjauh dari posisi berdirinya sekarang. Dan sebuah senyuman manis tak henti-hentinya menghiasi wajah cantik yeoja itu meskipun Tae Hyung sudah benar-benar menghilang dari pandangannya. Ingatan tentang apa yang telah mereka berdua lakukan dalam gudang sekolah yang sudah tidak terpakai itu begitu jelas terputar kembali di otaknya. Dan entah karena apa, yeoja itu merasa bahagia.

Bukan, bukan karena mereka telah melakukan hal "itu". Melainkan karena namja yang begitu ia sukai akhirnya menyampaikan perasaannya yang sesungguhnya. Meskipun bukan dengan ucapan "saranghae", tapi dengan hukuman menyakitkan sekaligus manis itu membuktikan bahwa Tae Hyung sangat mencintainya. Dan Yoo Jung sangat mengerti bahwa namja itu melakukan hal itu karena ia tidak mau melihat dirinya diperlakukan seenaknya oleh Baekhyeon. Apa lagi yeoja itu memang tidak pernah menyukai Baekhyeon. Dan ia sangat senang karena ia akhirnya tahu bahwa sebenarnya Tae Hyung sangat peduli padanya. Saat itu juga, Yoo Jung mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Tae Hyung satu bulan yang lalu padanya.

"semua pengakuan yang keluar dari mulutku di ruang interogasi itu hanyalah sebuah kebohongan,"

Yoo Jung kembali mengulum senyumnya, 'sekarang aku mengerti, Tae Hyung-ah.'

"Jung-ah," panggil seseorang tiba-tiba yang entah sejak kapan sudah berada di belakang Yoo Jung dan menepuk pundak yeoja itu pelan. Yoo Jung segera menolehkan kepalanya, dan ternyata Baekhyeon sudah berdiri tepat di belakangnya. "mau pulang bersama?" tanyanya. Yoo Jung berpikir sejenak, lalu ia mengambil ponsel yang berada di saku dalam tuxedo milik Tae Hyung dan segera melihat beberapa buah angka yang terpasang di layar ponselnya.

'23,46. Ini artinya hampir tengah malam,' batin yeoja itu. Ia lalu kembali memasukan ponselnya ke dalam saku bagian dalam tuxedo berwarna putih tulang milik Tae Hyung, dan segera menatap Baekhyeon. "eotte?" tanya Baekhyeon lagi. "ehm... ne, kajja!!" jawabnya dan segera melangkah lebih dulu dari Baekhyeon keluar gerbang sekolah.

Bukan tanpa alasan Yoo Jung memilih untuk menerima ajakan pulang bersama dari namja itu begitu saja. Kurang dari 15 menit lagi tengah malam tiba. Dan yeoja itu sangat sadar bahwa malam ini adalah malam bulan purnama. Jadi... ya, bisa dibilang Yoo Jung merasa ketakutan saat ini. Dan yeoja itu merasa bahwa pulang sendirian menggunakan angkutan umum yang kemungkinan memang sudah jarang di tengah malam seperti ini itu adalah sesuatu yang sangat tidak mungkin.

Ma Psycho Boy

Yoo Jung terus berjalan di depan Baekhyeon, tanpa menyadari bahwa namja itu tengah memperhatikannya. Pikirannya terus tertuju pada Tae Hyung. Ingatan tentang kenangan indah yang mereka lakukan malam ini terus merasuki pikiran Yoo Jung. Cahaya bulan purnama terlihat semakin terang dalam keadaan malam yang semakin gelap dan udara yang semakin terasa menusuk tulang.

"KTH," gumam Baekhyeon begitu pelan, namun dapat didengar dengan jelas oleh Yoo Jung karena suasana yang sangat hening. Bahkan mereka dapat mendengar suara deru nafas mereka masing-masing. Yoo Jung menghentikan langkahnya. Membuat namja yang berjalan di belakangnya itu pun turut berehenti. Yeoja itu membalikan tubuhnya, menatap Baekhyeon penuh arti.

Sedangkan namja itu hanya balas menatap Yoo Jung dengan tatapan bingungnya. "apa maksudnya? Kenapa luka goresan berbentuk huruf seperti itu bisa berada di lehermu?" tanyanya. Yoo Jung hanya diam. Bibirnya tiba-tiba terasa begitu kaku. Ia merutuki pilihannya untuk pulang bersama dengan namja itu tadi. Batinnya terus berkata, 'kenapa kali ini kau begitu pabbo, Jung-ah? Harusnya kau ingat dengan tanda yang Tae Hyung berikan di lehermu. Harusnya tadi kau menolak ajakan Baekhyeon. Dasar pabbo!!'

"apa kau melakukan sesuatu bersama Tae Hyung tadi?" tanya Baekhyeon dengan tatapan intensnya. Yoo Jung kembali tersentak dengan pertanyaan Baekhyeon. Bibir dan tubuhnya seolah terkunci. Yeoja itu tidak bisa berkata apapun. Bahkan hanya sekedar menggerakan kepalanya sekilas untuk memberikan jawaban pun tidak bisa ia lakukan. Dan karena hal itu, sebuah seringaian kecil terukir di bibir namja yang biasanya selalu mengukir sebuah senyuman manis khasnya.

Namun sayangnya, awan yang melintas berhasil menghalangi sinar rembulan dan membuat Yoo Jung tidak melihat apa yang terjadi pada bibir namja yang sangat menggilainya sejak SMP itu. Dan saat sinar bulan kembali menerangi kedua orang yang tengah berdiri tepat di bawah bulan purnama itu, Yoo Jung berhasil menangkap sebuah kilatan merah yang mamancar dari mata indah milik Baekhyeon.

"aku hanya bertanya. Tidak usah terlalu dipikirkan. Kajja, lanjutkan perjalanan pulang kita!!" ucap Baekhyeon sambil menunjukan kembali senyuman manis khasnya. Yoo Jung hanya menganggukan kepalanya pelan karena ia masih cukup terkejut dengan apa yang ia lihat barusan. Ia pun segera membuang jauh-jauh pemikiran anehnya tentang Baekhyeon., lalu kembali melanjutkan langkah kakinya. Berjalan di tengah sinar rembulan yang seolah selalu mengikuti langkahnya.

"sekarang bulan purnama. Apa kau tidak takut?"

Yoo Jung kembali menghentikan langkahnya. Otaknya kembali memutar kejadian-kejadian buruk yang terjadi padanya setiap malam bulan purnama. "aku tahu... jalan pintas ke arah rumahmu agar kau bisa cepat pulang dan kau tidak akan kembali disakiti oleh namja itu lagi," ucap Baekhyeon lagi. "dari mana... kau tahu tentang hal itu?" tanya Yoo Jung pelan lalu membalikan tubuhnya untuk menatap Baekhyeon dengan perasaan sedikit takut. Dan tepat pada saat itu...

Buukk!!

Belum sempat ia membalikan tubuhnya seutuhnya, sebuah balok kayu berhasil membentur kepala yeoja itu keras. Membuat yeoja itu jatuh tersungkur dan pandangannya pun menjadi gelap dengan seketika. Hembusan angin malam kembali bertiup, dan berhasil membuat sebuah awan dengan ukuran yang lebih besar dari awan-awan yang berada di sekitarnya bergerak menghalangi sinar rembulan.

Sesaat saat awan kembali bergerak dan membiarkan sinar rembulan untuk bersinar kembali, Baekhyeon dan Yoo Jung sudah tidak berada di tempat itu lagi.

Ma Psycho Boy

Kedua kelopak mata yeoja itu terbuka secara perlahan. Menampakan sebuah pemandangan yang sudah tidak asing lagi baginya. Gudang yang berada di pinggiran kota Seoul, gudang yang letaknya sangat terpencil, tempat yang selalu ia kunjungi setiap kali malam bulan purnama datang. Tempat itu adalah tempat yang membuat Yoo Jung harus pulang dengan tubuh yang dipenuhi oleh luka lebam di tubuhnya.

Pandangannya menyapu setiap sudut yang dimiliki oleh ruangan itu. Dan sama seperti biasanya, gudang itu terlihat sangat gelap. Cahaya rembulan pun hanya dapat masuk sedikit dari celah kaca jendela yang sudah pecah, dan juga ventilasi gudang itu. "kau sudah sadar?" suara yang terdengar dari balik sudut gelap gudang ini pun berhasil membuat yeoja itu tersentak.

Suara itu... adalah suara yang sangat Yoo Jung kenal.

"kau sadar lebih lama dari yang kuperkirakan,"

Ma Psycho Boy

Namja bermarga Kim itu tengah berdiri di sebuah taman di pinggiran kota dengan seorang yeoja yang berada tepat di hadapannya. Tatapannya terlihat begitu dingin dan menusuk. Bahkan yeoja itu sampai sempat bergidik karena tatapan namja itu. "sebenarnya apa maumu?" tanya Tae Hyung dengan nada suara yang terdengar dingin, sama seperti biasanya.

"tentu saja aku ingin mengambil pesanan appaku. Geuraesseo... eoddi?" jawab yeoja bermata bulat, berambut panjang lurus sepundak dengan warna hitam mengkilatnya, juga dengan pipi yang terlihat chubby sambil menengadahkan tangannya ke arah Tae Hyung. "tidak perlu berpura-pura. Aku tahu kau bukan lah puteri dari tuan Park," respon Tae Hyung dingin akan jawaban yang diberikan oleh yeoja yang sebenarnya bernama Bang Minah itu.

Seketika senyuman di wajah yeoja itu menghilang, tergantikan dengan ekspresi dan tatapan datarnya. "jadi kau sudah tahu?" ucap yeoja itu. Tae Hyung hanya memandang yeoja itu tanpa ekspresi, "geuromyo. Tuan Park itu pelanggan setiaku. Dan aku sangat tahu bahwa satu-satunya puteri yang tuan Park punya sudah meninggal satu tahun yang lalu," jelasnya. Minah hanya diam, tidak memberikan respon apapun akan penjelasan Tae Hyung. Dan sedetik kemudian...

Buukk!!

Flashback...

Kedua namja itu menghentikan langkah kaki mereka berdua tepat saat pintu besar berbentuk kayu ruangan aula sekolah itu kembali tertutup. Baekhyeon dan Tae Hyung pun akhirnya saling berhadapan di depan pintu ruang aula. Tae Hyung memandang namja yang tengah berada di hadapannya itu dengan tatapan dinginnya, "apa yang ingin kau bicarakan denganku?"

"kau masih ingat dengan ancamanku saat di sungai Han waktu itu, kan?" jawab Baekhyeon yang balik bertanya. Tae Hyung hanya diam. Ya, tentu saja dia masih sangat ingat dengan ancaman namja itu terhadapnya. Sampai-sampai ia harus mengotori pisau lipat miliknya dengan darah yang berasal dari perut Baekhyeon saat itu untuk balas mengancam namja itu.

"kau hanya punya dua pilihan, Kim Tae Hyung-ssi." Tae Hyung masih diam. Ia lebih memilih untuk membungkam bibirnya dan mendengarkan setiap kata yang akan keluar dari mulut Baekhyeon. "menjauhlah dari hidup Yoo Jung dan yeoja itu akan selamat, atau kau boleh kembali mendekatinya, namun setelah malam ini kau akan melihat kepala yeoja itu tepat berada di depan matamu dengan keadaan yang mengenaskan."

Dan akibat perkataan Baekhyeon, tatapan namja bermarga Kim itu berubah menjadi semakin dingin. "kau mengancamku?" tanyanya. "ani," jawab Baekhyeon ringan. "kali ini bukan lah sekedar ancaman. Kau ingat bahwa malam ini adalah malam bulan purnama, kan?" lanjut Baekhyeon lagi. "sialan kau, Byeon Baekhyeon." Namja yang disebut namanya itu hanya menunjukan senyum kemenangannya.

"kau hanya perlu memikirkan perkataanku dengan baik Tae Hyung-ssi," ucap namja itu lagi kemudian segera melangkahkan kakinya memasuki aula sekolah. Tae Hyung masih diam di tempatnya, dengan kedua tangan yang entah sejak kapan telah mengepal dengan kuat.

Flashback End...

Ma Psycho Boy

"kau sadar lebih lama dari yang kuperkirakan," ucap namja itu sambil melangkahkan kakinya mendekati Yoo Jung. Dan seketika yeoja itu pun membelalakan matanya kaget demi melihat siapa namja yang tengah berjongkok di hadapannya sekarang. Namja itu tidak menggunakan masker hitamnya seperti malam-malam purnama sebelumnya.

"Bae... Baekhyeon?"

Namja itu kembali menunjukan seringaian kecilnya, "kau terkejut?"

TBC...

Continue Reading

You'll Also Like

10.1M 506K 199
In the future, everyone who's bitten by a zombie turns into one... until Diane doesn't. Seven days later, she's facing consequences she never imagine...
4.9M 258K 34
Those who were taken... They never came back, dragged beneath the waves never to return. Their haunting screams were a symbol of their horrific death...
16.4M 546K 35
Down-on-her-luck Aubrey gets the job offer of a lifetime, with one catch: her ex-husband is her new boss. *** Aubrey...
29.1M 921K 49
[BOOK ONE] [Completed] [Voted #1 Best Action Story in the 2019 Fiction Awards] Liam Luciano is one of the most feared men in all the world. At the yo...