Pacar Ku Berondong..

By Kwoniedew

121K 4.3K 54

"Cinta bukanlah tentang berapa lama kamu mengenal seseorang, tapi tentang seseorang yang membuatmu tersenyum... More

PART 1 Bad Mood
PART 2 My Dream..
PART 3 Dijodohkan ?
Part 4 Jeremy where are you?
Part 5 Secret..
Part 6 Hide...
Part 7 pencarian..
Part 8 Pov Jeremy
Part 9 Pov Jeremy part II
Part 10 Surprise To Rio
Part 11 Tanda Tanya...
Part 12 Di luar Dugaan..
Part 13 What the...
Part 14 Perjodohan Di Terima..
Part 15 Kesepakatan..??
Part 16 Quality Time..
Part 17 Kejutan..??
Part 19 Dia Datang Kembali
Part 20 Confused..??
Part 21 Cemburu..??
Part 22 Sakit Hati..??
Part 23 Pengakuan.
Part 24 Mungkinkah aku..??
Part 25 Kebenaran (part 1)
Part 26 Kebenaran (part 2)
Part 27 Kebenaran (Part 3)
Part 28 Perasaan apa ini?
Part 29 Keraguan..
Part 30 Kecewa
PART 31 TAKTIK..
PART 32 REUNI
Part 33 New Life
PART 34 Wedding My Besties
PART 35 Dilamar ?
PART 36 Without You
PART 37 Who Is She ?
PART 38 Flashback

Part 18 Reuni SMA

7.1K 178 1
By Kwoniedew

"Mell ayyoo buruaannnn" teriak Sarah membangunkanku.

"Husshh sannaaa pergii gue gak mau ikut" ku kibaskan tanganku padanya sembari menutupi telingaku menggunakan bantal.

"Isshh gak seruu kalau gak ada lo Mel. Masa personil kita kurang satu sihh.. Apa kata temen-temen yang lain nanti"

Masa bodoh sama ucapan mereka nanti. Toh aku juga gak akan dengar cibiran mereka nanti. Setidaknya biarkan aku gak ikut ke acara reuni sekolah itu karena aku gak ingin membuka kenangan masa lalu ku yang buruk hanya karena melihat pria itu lagi disana.

"Percuma lo maksa-maksa gue juga. Jawaban gue tetep sama" tegas ku.

"Oh yaa bagaimana kalau gue yang memaksa" Jeremy masuk ke dalam kamar ku tanpa permisi kemudian dia memberi isyarat pada Sarah agar keluar.

"Baiklah lakukan sebisa lo Jer karena gue tetep gak mau ikuuutttt...!!!"

Tiba-tiba saja ceklik..!!!

A--aappa yang ia lakukan kenapa dia mengunci pintunya.

"Oke sekarang tinggal kita berdua disini. Jadi apa lo mau ngerubah pemikiran lo itu sekarang nona Carmel" tanyanya sambil tersenyum miring serta menaikan satu alisnya.

Kemudian dia berjalan kearah ku sambil mengeluarkan seringainya yang mampu membuat bulu kuduk ku meremang seketika. Aku mencoba bergerak mundur kebelakang sampai akhirnya tubuhku tersudut diujung dinding kamarku.

Kini salah satu kakinya sudah berada diatas ranjangku. Perlahan tapi pasti dia merangkak mendekatiku.

"Mm-mmaau aa-aappa dddiiaaa sebenarnya. Apa yang mau dilakukannya padaku. Ohh tidaakk tatapan nya,sorot matanya berbeda dari biasanya. Dia kelihatan seperti menginginkan sesuatu dari ku."

"Aappaa yang harus kulakukan. Tubuhku sulit digerakan,lidahku kelu,untuk bersuara saja gak bisa apalagi teriak"

Sejengkal lagi dia berada tepat didepanku.
Ini gilaa....!!!!!
Ini mustahil...!!!!
Gak mungkin dia tega melakukan ini padaku.

"Maaammaaa Carmel takuutttt" batinku berteriak.

Ku coba sebisa ku menghindar darinya tapi tak bisa,semakin aku bergerak mundur itu malah membuat ku semakin tersudut. Kini tangannya meraih pergelangan tanganku sejurus kemudian dia menarik ku hingga membuatku tersungkur diatas tubuhnya.

Kedua tangannya melingkar dipinggangku. Mengunci setiap pergerakan dariku,percuma saja semakin aku berusaha melepaskan pelukannya maka semakin erat pula tangannya memeluk pinggang ku.

"Jj-jjer please jangan macam-macam sama gue. Kalau gak..."

"Kalau gak apa sayang..?? Lagian kenapa sih kok kamu kaya takut gitu sama aku. Emang kamu lupa hemm,sekarang aku kan calon suami kamu jadi aku berhak atas segalanya" ucapnya menyela perkataan ku.

Dasar sinting..!!! Otak mesum..!!! Apa yang dipikirkan pria ini..?? Apa kah akal sehatnya sudah tak ada lagi..?? Jadi aku harus bagaimana,percuma saja aku melawan karena tenaga nya jauh lebih besar dari ku. Yang ada aku makin kehabisan tenaga dan nafas gara-gara terlalu banyak gerak.

Sedetik kemudian Jeremy membanting tubuhku kesamping. Kini posisi kami saling bertukar arah,aku dibawah sedangkan dia diatas. Kulihat seringainya makin menjadi,sorot matanya menandakan bahwa dirinya ingin segera menerkam tubuhku.

Kini jari-jarinya bermain di pipiku. Membelai lembut wajah ku dari dahi turun ke hidung lalu mengakhirinya tepat di atas bibir ku. Sentuhannya membuat jantung ku hampir mencelos keluar. Desiran hangat menerpa tubuhku,sebelumnya aku gak pernah merasakan hal seperti. Degup jantungku pun berpacu lebih cepat. Nafas ku mulai tak beraturan,keringat dingin membanjiri seluruh tubuhku.

Diusapnya bibir ku menggunakan jari-jarinya. Jeremy tersenyum puas,terlihat jelas bahwa dia sangat menikmatinya. Kini tangannya menyentuh daguku hingga membuatnya sedikit terangkat. Kemudian wajahnya didekatkan kearah ku. Kini jarak kami semakin dekat,dapat kurasakan hembusan nafasnya yang teratur menerpa wajahku.

Gila,bisa-bisanya dia masih bersikap santai disaat seperti ini. Itu terbukti dari detak jantungnya yang normal,tidak seperti ku yang sudah tak beraturan dan tak menentu. Pangkal hidung Jeremy menyentuh ujung hidungku. Aroma wangi tubuhnya merangsek masuk memenuhi rongga hidungku.

Kini wajahnya dibuat miring. Kurasa dia ingin mencium ku. Oh Tuhan aku harus bagaimana. Haruskah aku diam saja dan menikmatinya atau haruskah ku dorong tubuhnya sekuat tenaga agar aku bisa terlepas darinya. Tapi aku tak bisa melakukannya,tubuh dan tanganku sulit untuk digerakan. Otak dan tubuh ini berjalan gak singkron.

Baiklah mungkin aku harus diam dan menikmatinya. Lagi pula nanti dia akan menikahiku. Yaa sedikit ciuman sih gak masalah lah buatku. Asalkan jangan sampai dia meminta lebih. Kupejamkan kedua mataku pertanda aku siap menerima ciumannya. Cuma ini satu-satunya yang bisa ku lakukan. Ku harap aku tidak menyesalinya.

Namun tiba-tiba....
"Hahahahahha" terdengar suara gelak tawa darinya. Apa yang sebenarnya terjadi,kenapa dia tertawa seperti itu. Apa ada yang salah diwajahku sehingga dia bersikap seperti itu.

Perlahan kubuka mataku melihat apa yang terjadi. Kini Jeremy sudah melepaskan tubuhnya dari ku. Dia duduk disampingku sambil terus berusaha menahan tawanya.

"Kkk--kenapa...???" Tanyaku heran.

"Maksud lo,kenapa gue gak nyium lo gitu... Oh yaa ampun gue gak nyangka lo nungguin itu padahal gue cuma bercanda loh" jawabnya santai.

Apaaaaa...!!!! Jadi maksudnya tadi dia hanya mengerjaiku saja..??? Dia gak bener-bener mau ngelakuin itu...?? Ini gila,,pria sinting ini sudah hampir membuatku berpikir yang tidak-tidak. Akan kubunuh kau sekarang juga....!!!!

"Eeiitsss gak usah ngeliat gue kaya gitu. Hati-hati ntar bola mata lo keluar lagi" desisnya masih sambil menahan tawa.

"Bener-bener lo minta gue bunuh Jer" ucap ku kesal.

"Oke baiklah kayanya lo marah sama gue bukan karena gue bersikap kaya gini kan..?? Melainkan lo kecewa karena gue gak jadi nyium lo,,iyaa kannn????" goda nya sambil mengedipkan sebelah matanya padaku.

"Dasaaarrr sinntiiinggggg" teriak ku sambil menjambak rambutnya dengan kasar. Gak perduli dia mengaduh kesakitan minta dilepasin. Hari ini gak ada ampun buatnya. Kalau perlu kujambak dia sampai semua kulit kepalanya terlepas dari sana.

"Mellll awww saakittt.." sentakan tangannya berhasil membuat ku menghentikan aksi ku. Jeremy meringis kesakitan sambil mengusap-usap kepalanya.

"Ini pelajaran buat lo karena udah ngerjain gue" desis ku penuh amarah.

"Iyaa abis kalau gak gini lo gak bakalan bangun dari tempat tidur lo ini. Udah sekarang gue mau lo ganti baju dan dandan yang cantik karena gue gak mau temen-temen gue nanti bilang kalau calon istri gue jelek" ucapnya sambil melengos turun dari ranjangku dan keluar dari kamar.

Kuatur nafas ku sampai bisa kembali normal lagi. Kusentuh dadaku untuk merasakan degup jantung ku sekarang,perlahan detak jantung ku berangsur normal lagi. Huuuhhh rasanya semua otot-otot persendian ku mengendur secara tiba-tiba ketika mendapat perlakuan seperti itu darinya.

Entah kenapa sekarang perasaan ku menjadi aneh dan gak karuan bila didekatnya. Perasaan ini hampir sama sewaktu aku menyukai Nino dulu. Tapi kenapa,bukannya aku tak mencintainya...?? Lalu kenapa mendadak jadi aneh kaya gini sih...

Ini sih gak bener. Kuharap ini cuma perasaan ku saja. Sebaiknya mulai sekarang aku harus jaga jarak dengannya. Jangan sampai hal yang kutakutkan terjadi. Karena sampai kapanpun aku gak akan bisa mencintai sahabatku sendiri dan aku gak mau melanggar kesepakatan yang telah kami buat semenjak SMA.

*****

"Yuhhuuu akhirnya sampai juga"

Ahhh sekolah SMA kami. SMA Pelita Bangsa. Gak banyak berubah disini. Masih sama seperti dulu hanya saja beberapa pondasi agak sedikit berbeda,mungkin saja itu dilakukan untuk membuat sekolah ini terlihat kokoh dan nampak seperti bangunan baru.

Dina si ketua osis kami dulu sengaja mengadakan acara reuninya disini. Dia bilang sihh biar lebih dapet fell nya aja secara kan reunian sekolah makanya diadain nya juga disekolahan.

Dan memang sepertinya semua orang yang hadir disini terlihat sangat gembira dan menikmati. Mungkin mereka jadi flashback ke masa lalu gara-gara bisa kembali kesini. Walaupun semua teman-temanku bilang kalau masa sekolah adalah masa yang paling menyenangkan dan membahagiakan tapi tetap saja buatku tidak.

Justru di SMA lah kehidupan yang kulalui terasa berat. Gak ada tuh yang namanya kenangan manis,yang ada malah kesengsaraan yang kuterima. Kesengsaraan mencintai seseorang yang gak pernah melirik ku sama sekali. Padahal jika kalian tau mana ada pria yang menolak pesona dan kepintaran ku sewaktu di sekolah dulu.

Bahkan mereka berlomba-lomba mengejar dan menyatakan cintanya padaku. Tapi semua itu ku tolak secara halus karena gak ada satupun dari mereka yang mampu menarik perhatianku. Tak jarang Rio dan Jeremy menganggap ku wanita aneh bahkan mereka beranggapan bahwa aku adalah pecinta sesama jenis karena mereka gak pernah melihatku jalan bersama pria saat itu.

Bukan hanya mereka saja yang bilang begitu melainkan hampir semua murid disini pun menganggapnya seperti itu. Tapi aku gak perduli dengan rumor murahan seperti itu,bagiku mereka hanya gak mengerti alasanku melakukan itu semua.

Hingga suatu hari seorang pria datang mencuri hatiku. Dia adalah Nino murid pindahan di sekolah ku,bagiku dia berbeda dengan pria-pria yang kutemui selama ini. Pembawaannya yang tenang dan cool membuatku merasa nyaman hanya dengan melihat wajahnya saja.

Sikapnya yang tertutup membuatku semakin penasaran untuk semakin mendekatinya. Namun sayang berbagai macam cara yang sudah kulakukan demi untuk menarik perhatiannya hanya terbuang sia-sia. Dia mengabaikan ku bahkan hanya untuk sekedar melirik semua usahaku saja tidak. Hingga tiga tahun lamanya rasa cinta ini gak pernah hilang dari hatiku. Namun semua itu perlahan sirna ketika aku lulus dari sana.

Perlahan tapi pasti aku mampu melupakan dirinya yang menjadi cinta pertama ku saat disekolah. Ahh Nino mungkinkah sekarang dia datang keacara ini..?? Mungkinkah aku bisa menjumpainya kembali setelah bertahun-tahun lamanya..?? Rasanya gak mungkin,mengingat dia paling gak suka dengan keramaian.

"Heehh bengong aja,mikirin apa sih lo" sentakan Sarah mengagetkanku.

"Ahh bukan apa-apa" jawabku sambil tersenyum tipis. Kulihat Rio dan Jeremy sudah menghilang. Sejak tiba disini mereka pergi meninggalkan ku dan Sarah untuk bertemu dengan teman-temannya yang lain. Sedangkan aku tak ada yang ingin kutemui disini karena sahabatku sendiri pun yaa cuma mereka bertiga lah.

"Sarraahhhh sini" teriak salah satu wanita yang sedang berkumpul di dekat panggung. Mereka semua adalah teman eskul mading nya Sarah dulu. Yaa gak heran sihh nih anak langsung pergi gitu aja tanpa pamit dulu padaku,karena hampir sebagian waktunya disekolah dulu adalah bersama mereka itu.

And well,tinggalah aku seorang diri tanpa mereka bertiga. Sudah kuduga pasti jadinya kaya gini,mereka meninggalkanku sendirian demi teman-teman mereka itu,makanya sejak awal kenapa aku gak mau datang kesini yaa karena hal ini salah satunya. Lebih baik aku jalan-jalan sebentar lah mengelilingi sekolah ini,gak ada salahnya kan lihat-lihat.

Kutinggalkan ruang aula itu dan berjalan keluar. Ruang kelas ku tujuan utama saat ini,lagi pula acara nya belum dimulai jadi aku masih punya waktu sebentar untuk kesana. Kelas ku gak jauh kok dari aula,letaknya pun dilantai dasar. Ruangannya terletak disamping tangga yang menuju kelantai satu,jadi gak perlu susah-susah buat naik turun tangga segala.

Begitu hampir sampai disana,samar-samar kulihat seseorang berdiri sambil menatap kedalam kelas ku. Ohh mungkin dia salah satu teman sekelas ku. Aku tak bisa mengenali wajahnya karena posisinya yang membelakangiku. Dia memakai celana chino berwarna hitam dengan atasan kemeja panjang berwarna senada.

"Nih orang pakaiannya item-item kaya orang mau kepemakaman aja" gumamku dalam hati. Apa mungkin sebaiknya kusapa saja yaa,kan lumayan ada temen ngobrol.

"Haii lo dikelas ini juga..?" sapa ku padanya namun pria itu hanya mengangguk tanpa menoleh ku.

"Ishh gak sopan tau ada yang ngajak ngomong tapi dicuekin gitu aja"

"Emm kalau boleh tau lo siapa yaa,soalnya kelas gue juga disini berarti tandanya kita temen sekelas kan" semoga ucapanku barusan membuatnya berpaling padaku.

Gak ada jawaban dari nya selain anggukan kepalanya saja. Ini manusia apa bukan yaa,kok mendadak aku jadi merinding gini sih. Tapi kulihat kakinya napak kok berarti dia manusia,aaahh syukurlah. Mendadak dia mulai membalikan tubuhnya kearah ku,nah sebentar lagi bisa kukenali dia siapa. Ngeliat dari posturnya sih kayanya dia si Tomy deh.

Dan kemudian jeng jeng jeng.....!!!!

"Niinnnooooo...!!!!!!"

Continue Reading

You'll Also Like

436K 34K 23
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
2M 119K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...
3M 256K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
837K 28.5K 55
cerita ini menceritakan kisah seorang " QUEENARA AURELIA " atau biasa dipanggil nara.gadis yang bekerja sebagai pelayan cafe untuk memenuhi kebutuha...