Pacar Ku Berondong..

By Kwoniedew

121K 4.3K 54

"Cinta bukanlah tentang berapa lama kamu mengenal seseorang, tapi tentang seseorang yang membuatmu tersenyum... More

PART 1 Bad Mood
Part 18 Reuni SMA
PART 2 My Dream..
PART 3 Dijodohkan ?
Part 4 Jeremy where are you?
Part 5 Secret..
Part 6 Hide...
Part 7 pencarian..
Part 8 Pov Jeremy
Part 9 Pov Jeremy part II
Part 10 Surprise To Rio
Part 11 Tanda Tanya...
Part 12 Di luar Dugaan..
Part 13 What the...
Part 14 Perjodohan Di Terima..
Part 15 Kesepakatan..??
Part 17 Kejutan..??
Part 19 Dia Datang Kembali
Part 20 Confused..??
Part 21 Cemburu..??
Part 22 Sakit Hati..??
Part 23 Pengakuan.
Part 24 Mungkinkah aku..??
Part 25 Kebenaran (part 1)
Part 26 Kebenaran (part 2)
Part 27 Kebenaran (Part 3)
Part 28 Perasaan apa ini?
Part 29 Keraguan..
Part 30 Kecewa
PART 31 TAKTIK..
PART 32 REUNI
Part 33 New Life
PART 34 Wedding My Besties
PART 35 Dilamar ?
PART 36 Without You
PART 37 Who Is She ?
PART 38 Flashback

Part 16 Quality Time..

2.4K 103 2
By Kwoniedew

"Bagaimana,lo setuju kan sama ide gue..?? tanyanya lagi.

Iyaa ada benernya juga sih apa yang dia bilang barusan. Ide yang dia tawarkan padaku sangat menguntungkan untuk kami berdua. Tapi bagaimana kalau sampai kedua orang tua kami tau rencana ini. Pasti bakalan kecewa berat sama kita berdua. Gak kebayang,apa lagi kalau sampai tante Nia tau pasti penyakitnya bakal kambuh dan mungkin saja makin memperparah keadaannya.

"Yaa gue sih setuju Jer,tapi kok gue takut yaa buat ngelakuin ini. Lo gak khawatir kalau nanti orang tua lo tau yang sebenernya,bukannya itu malah bikin nyokap tambah sakit yaa...???" ucap ku khawatir.

"Makanya jangan sampai ketauan lah. Kita coba bertahan sampai satu tahun pernikahan,dan selama waktu itu ditentukan kita sama-sama bebas buat cari pacar. Nah kalau kita udah sama-sama dapet yang cocok yaa udah kita cerai aja. Simpel bukan..??"

Entahlah aku masih bingung dengan apa yang ia tawarkan.
"Lalu kalau sampai setahun kita sama-sama gak menemukan yang cocok gimana..??" Lanjut ku.

"Iya kita tetep cerai Mel. Dan setelah itu kita bebas mau ngapain aja. Lagian emang lo mau hidup berdampingan terus menerus sama orang yang gak lo cinta..??"

"Hemm okelah gue setuju asal jangan sampai ada yang boleh tau rencana ini termasuk Sarah,Rio dan Natalie" Jeremy mengangguk setuju sambil menyesap ice capucino nya.

Jeremy mengantarkan ku pulang setelah kami menyelesaikan makan siang. Selama diperjalanan tak banyak dari aku maupun dirinya yang saling bicara lagi. Kulihat dia fokus menyetir,matanya tertuju kearah jalan didepannya. Aku pun menyibukan diriku sendiri dengan memainkan game diponsel ku. Situasi yang kaya gini nih yang gak aku suka.
Akhir-akhir ini juga kurasakan sikap Jeremy jauh berbeda terhadapku. Dia gak sama seperti Jeremy yang aku kenal dulu. Bahkan sekarang aku malah gak kenal dia yang sekarang. Sosok nya begitu asing buatku. Mungkin karena perjodohan ini lah yang menyebabkan dia bersikap seperti itu padaku. Jujur saja aku merindukan dirinya yang dulu. Huuffttt...

"Lo gak mau mampir dulu..?" tanya ku pada Jeremy sebelum turun dari mobilnya.

Dia menggeleng cepat.
"Gak deh Mel,lain kali aja"

Aku hanya mengangguk mengiyakan jawabannya sebelum akhirnya kakiku melangkah menuju pintu pagar. Masih sempat kulihat mobil Jeremy meninggalkan rumah ku sampai akhirnya mobil itu menghilang di ujung belokan sana. Ada perasaan gak menentu di dalam hati ini melihat sikapnya seperti itu.

Kulihat mama sedang menonton tv diruang tengah. Mama tersenyum begitu melihat ku pulang. Sempat dia menyuruhku untuk duduk didekatnya dan menceritakan hal yang kualami dengan Jeremy hari ini. Tapi aku menolaknya secara halus dengan alasan bahwa aku agak kurang enak badan. Akhirnya mama menyuruhku untuk segera istirahat dikamar. Aku juga minta padanya agar jangan ada yang menemui ku untuk beberapa jam kedepan.

Rasanya sulit sekali bagiku melakukan ini. Berpura-pura di depan semua keluarga bahwa aku dan Jeremy juga bahagi dengan perjodohan ini. Namun dibelakang mereka kita berdua malah bersekongkol demi kelangsungan hidup kedepannya. Membohongi mereka semua sampai setahun lamanya.

Aku tau pikiran ku menentang keras hal ini. Kalau memang dari awal tujuan Jeremy mau menikahiku karena ini kenapa gak dibatalin aja sekalian,toh sama aja kan tante Nia akan sakit-sakit juga. Malah akan tambah memperburuk keadaan jika ia tau yang sebenarnya tentang rencana yang Jeremy buat.

Yaa tapi biar gimanapun juga aku sudah menyanggupinya. Aku harus tetap bertahan selama satu tahun hidup bersama Jeremy. Dan setelah itu aku akan hidup menjadi janda tanpa cinta dari suaminya. Anggap sajalah aku ini sedang ber-acting.
Dan mulai dari sekarang acting ku dimulai.

*****

Sebulan setelah itu hubungan ku dengan keluarga Jeremy semakin baik. Bahkan aku sering menemani tante Nia untuk kerumah sakit menjalankan kemoterapi. Aku merasa semakin hari sikap tante Nia sangat baik padaku. Dia pernah bilang bahwa dulu dia selalu ingin mempunyai anak perempuan tapi pada kenyataannya yang lahir justru anak laki-laki itupun hanya satu dan gak ada lagi. Mungkin Tuhan hanya mentakdirkan dia mempunyai satu anak saja sehingga harapannya yang ingin punya anak perempuan harus ia kubur dalam-dalam.

Namun tante Nia malah bersyukur karena akulah dia bisa merasakan mempunyai anak perempuan seperti apa. Tak jarang karena perhatian dan rasa sayangnya yang berlebihan padaku,beliau sering membelikan ku baju dan kebutuhan wanita pada umumnya. Kebanyakan baju yang ia belikan buatku adalah baju-baju yang seperti Jeremy pernah kasih di hari ulang tahunku waktu itu.

Katanya tante Nia sih penampilanku sehari-hari jauh dari kesan feminim dan gak sesuai sama wajah ku yang cantik ini. Maka dari itu dia ingi sekali merubah total penampilanku ini. Setiap bertemu dengannya saja aku tidak diperbolehkan memakai celana jeans berataskan t-shirt yang memang merupakan ciri khas dari seorang Carmel.

Jika itu kulanggar maka tante Nia akan merasa sedih. Dan lagi-lagi aku mematuhinya karena mengingat kondisinya yang seperti ini. Gak apalah selagi itu dalam batas wajar dan bisa kuterima. Asalkan gak nyuruh aku pakai make-up aja tiap kali ketemu dia. Karena aku paling gak suka dandan apalagi kalau harus tebel-tebel memakainya iuuuhhh kaya tante-tante jatohnya.

"Woy bengong aja" sentakan Jeremy membuat ku kaget. Oh iya aku lupa sekarang aku lagi sama dia. Jeremy mengajak ku makan siang setelah mengantar tante Nia pulang kerumah sehabis kemoterapi.

Sentakannya hanya kubalas dengan senyuman tipis.dibibir ku.
"Kebiasaan lo kaya gitu. Mau bikin gue cepet mati yaa gara-gara jantungan" sembur ku asal.

Jeremy hanya terkekeh melihat ku manyun seperti itu.
"Ya abis dari tadi gue tanya mau makan apa ehh lo nya malah bengong kaya gitu"

Ehh masa sih dia bilang kaya gitu. Kok aku gak denger yaa. Apa aku nya saja yang sekarang mendadak jadi tuli. Ahh lupakan,pemikiran bodoh saja itu.

"Terserah lah samain aja" kulihat Jeremy memesankan makanan yang sama seperti yang ia pesan. Si pelayan tersebut mencatat semuanya dan menyuruh kami menunggu sebentar.

"Lo kenapa sih dari tadi gue perhatiin duduk lo gak tenang gitu" tanya Jeremy yang melihatku sedang berusaha menarik-narik ujung dress ku ini. Sumpah deh dress yang satu ini pendek banget bikin risih dan gak nyaman,kalau bukan karena paksaan tante Nia gak bakal mau aku pakai baju kaya gini.

"Gue gak nyaman Jer" bisik ku pelan. Dia sepertinya paham dengan omonganku,itu terbukti dia melepas kemejanya dan menyampirkannya di pahaku.

"Udah gak risih lagi kan?" aku mengangguk dan tersenyum sambil mengucap terimakasih.

Tak lama pesanan kami datang. Hemm kelihatannya lezat. Ini sih kesukaan aku banget tenderloin stick dengan double beef. Tau aja lagi Jeremy. Hehehe

"Mel,tadi Rio sms gue. Dia ngajak kita ketemuan katanya udah lama gak ngumpul. Sarah juga ada kok nanti" ucapnya disela-sela suapannya.

Emang sih udah lama banget setelah pertemuan ku dengan Jeremy di rumah Rio sebulan yang lalu,baik aku dan Jeremy udah gak pernah ngumpul-ngumpul lagi. Kesibukan ku menemani tante Nia kemoterapi sudah menjadi rutinitas ku tiap minggu dan sisanya ku pergunakan waktu untuk mengecek bisnis olshop ku.

Begitu juga Jeremy yang sekarang sedang sibuk-sibuknya ngebangun bengekel baru lagi dan gak tanggung bukan hanya di satu tempat melainkan di dua tempat berbeda. Jadi bisa dibayangkan dong sesibuk apa dia sekarang. Dan denger-denger dari tante Nia,uang yang ia pakai buat bikin bengkel baru lagi itu boleh pinjem dari Rio loh. Katanya sih kalau suatu saat kejadian kaya kemaren keulang lagi dia gak bakal takut buat kehilangan bengkel itu karena ayahnya gak punya hak buat ngambil alih itu bengkel.

"Iya udah abis dari sini aja. Kita ke cafe biasa aja yaa. Udah lama gue gak makan tiramitsu cake nya. Boleh yaa please" rajuk ku pada Jeremy yang diakhiri dengan mengacak-acak rambut ku asal. Uhh dasar Jeremy gak tau apa aku udah dandan secantik ini masih aja diisengin. Untung rambut ku bisa disisir pakai jari jadi gak usah khawatir bakal kusut.

Tapi kok perasaan ku tiba-tiba aneh gini yaa. Kaya ada sesuatu yang berdebar-debar gitu. Mendadak jantung ku berdegup kencang. Masa sih cuma gara-gara diperlakukan kaya gitu langsung bikin salting kaya gini. Duhh kenapa lagi sih denganku.

"Tarik nafas mel,tarik nafas. Jangan sampai Jeremy tau lo begini bisa-bisa dicengin abis lo" bisikku pada diri sendiri. Untung aja dia lagi asyik sama ponselnya jadi gak liat aku yang kaya gini. Malu ihh rasanya.

"Habiskan makanannya trus kita langsung kesana. Mereka udah mau jalan katanya" aku hanya mengangguk saja menuruti perkataannya tanpa berani menolehnya.

Setelah selesai kami langsung berangkat menuju cafe tempat biasa kami menghabiskan waktu bersama.
Tak butuh waktu lama kami sampai disana karena jarak dari tempat kami makan siang lumayan dekat sehingga tak membutuhkan waktu lama untuk sampai ditempat ini. Kulihat mobil Rio sudah terparkir diantara deretan kendaraan lain di cafe itu.

Aku langsung turun dari mobil Jeremy setelah terparkir dengan benar.

"Mel tunggu" panggil Jeremy sebelum sampai di didepan pintu cafe.

Aku menoleh padanya.
"Apa" tanyaku padanya yang langsung berjalan menghampiriku.

Tiba-tiba saja dengan cepat dia menggenggam tanganku dan membimbing ku masuk kedalam. Lagi-lagi perasaan aneh ini muncul lagi. Kenapa sihh dengan ku. Kenapa juga frekuensi detakannya cepet kaya gini. Ada yang salah dengan jantung ku sepertinya. Mungkin lebih baik akan kuperiksakan kesehatan jantung ku ini besok.

"Heii brotha" panggil Jeremy pada Rio,dan langsung disambut pelukan dari mereka berdua. Sarah yang melihatku datang langsung menghambur memeluk ku erat. Senang rasanya bisa melihatnya lagi. Dia mengajak ku duduk disampingnya.

"Kalian kemana aja sih berdua,mentang-mentang udah mau nikah jadi sok sibuk gitu deh" cibir Sarah pada ku dan Jeremy. Aku hanya bisa tersenyum melihatnya.

"Sorry,gue sama Carmel tuh lagi asik berduaan jadi yaa gitu deh" ucap Jeremy yang langsung disambut ledekan dari mereka semua.

"Ohh jadi karena sibuk pacaran makanya kalian lupa sama kita-kita. Jahat banget deh" lanjut Sarah lagi.

"Ehh bb--bbukkan begitu beb. Jangan dengerin omongan dia. Gak seperti itu kok ceritanya" sanggah ku. Isshhh kenapa ni anak ngarang cerita yang enggak-enggak sih padahal kan dia tau yang sebenernya.

"Sayang kok kamu gitu sih. Seolah-olah aku ini bohong"

Whhaaatttt...???
Demi apa dia panggil aku sayang. Sejak kapan dia berani manggil aku kaya gitu. Oke berpikir postif,ini sebagian dari acting jadi gak boleh salah sangka dulu.

"Udah-udah lo berdua tuh sama aja ya. Gak dulu gak sekarang berantem mulu. Jangan-jangan pas udah nikah nanti kebanyakan berantemnya dari pada mesra-mesraannya" kata Rio.

Uhh jangan harap bisa kaya gitu. Kalau bisa aku akan minta dibuatkan kamar terpisah dari dia biar gak terjadi hal-hal yang kaya gitu.

"Itu gak akan terjadi io. Lo liat aja secepetnya bakal gue bikin perut dia buncit. Lo ngerti kan maksudnya" ucapnya setengah berbisik namun bisa terdengar oleh kami semua. Karuan saja perkataannya membuat Rio dan Sarah tertawa terbahak-bahak.

Ohh Tuhann apa lagi yang dibuat oleh anak ini. Bisa kah dia berhenti bikin aku malu dengan ocehannya yang berbau mesum seperti itu. Bisa gila lama-lama disini.

Gak kerasa waktu berlalu dengan cepat. Jam dipergelangan tanganku menunjukan pukul sembilan malam. Aku pun sudah lelah seharian tertawa karena ulah konyol Sarah. Anak itu selalu saja menjadi bahan bully-an kami. Yaa setidaknya quality time ku bersama mereka sangat menyenangkan. Walaupun sempat diawal aku merasa kesel karena ulah Jeremy yang terus-menerus menggoda ku. Tapi kesininya cukup membuat ku terhibur.

Setelah berpelukan dengan keduanya,Sarah dan Rio pamit pada kami. Mereka berjanji akan sering-sering bertandang kerumah kami jika nanti aku dan Jeremy sudah menikah. Entah kapan pernikahan itu akan dilaksanakan,masing-masing dari kami berdua belum tau pasti.

Disepanjang perjalanan pulang seperti biasa baik aku dan Jeremy sama-sama diam. Yaa aku sadar acting nya pun sudah berakhir. Dia kembali seperti Jeremy yang biasanya. Padahal aku tau sepenuhnya yang ia lakukan pada ku tadi sewaktu dihadapan Rio dan Sarah hanyalah kepura-puraan saja. Tapi kenapa perasaan ku ini gak karuan ketika dia memperlakukan ku seperti itu.

"Mungkinkah aku mulai.....
Ahh tidak-tidak apa yang sedang aku pikirkan. Sadarlah itu hanya sebagian kecil dari sandiwara yang ia tunjukan. Jangan terlalu terbawa suasana yang malah akan membuat susah diriku sendiri dikemudian hari"

Sudahlah dari pada terus-menerus memikirkan hal seperti itu lebih baik aku tidur saja. Melupakan pemikiran ku yang konyol. Mungkin setelah itu aku akan mulai terbiasa dengan sikapnya.

Bbrrrr.....
Dinginnya AC mobil Jeremy menerpa kulit tubuhku. Dengan pakaian semini ini aku jamin akan mudah masuk angin nantinya. Uhh dingin sekali. Kugosok-gosokan tubuhku dengan telapak tangan. Yaa begini lebih baik,sedikit hangat.

"Lo kedinginan Mel..???" tanya Jeremy.

"Iyaa" jawabku singkat masih memejamkan mataku berusaha untuk tidur.

Tiba-tiba Jeremy memberhentikan mobilnya di pinggir jalan. Sempat kulihat dia mencopot kemejanya tadi. Dan sedetik kemudian kemeja itu sudah berada tepat diatas tubuhku.

"Makasih" kataku sambil tersenyum kearahnya.

Dia hanya mengangguk.
"Tidurlah nanti akan kubangunkan" ucapnya sambil mengelus kepalaku pelan.

Ohh tidak jangan lakukan ini lagi Jer. Kumohon...!!!!

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 103K 45
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
2.6M 129K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
GEOGRA By Ice

Teen Fiction

2.4M 98.8K 57
Pertemuan yang tidak disengaja karena berniat menolong seorang pemuda yang terjatuh dari motor malah membuat hidup Zeyra menjadi semakin rumit. Berha...
477K 50.9K 21
*Spin off Kiblat Cinta. Disarankan untuk membaca cerita Kiblat Cinta lebih dulu untuk mengetahui alur dan karakter tokoh di dalam cerita Muara Kibla...