Happy reading
Brumm...
Deril membawa motor milik Abang nya menuju lokasi dengan Lion yang duduk di belakang.
"Lo, mau balapan lagi?" Tanya Lion.
"Hah?!" Teriak Deril.
Deril tidak begitu mendengar kan ucapan Lion, karna Deril membawa motor nya sangat laju.
"Lo, mau balapan lagi?" Tanya Lion lagi.
"Hah?!"
"Udah lah capek gua" kesal Lion.
"Gua nggak denger!!" Kesal Deril.
Mereka jadi sama-sama kesal di atas motor, tidak butuh waktu lama mereka sampai di tempat biasa Deril sering balapan.
"Tuh, datang dia" celetuk Toni menunjuk ke arah Deril.
Jaya tersenyum dia mendekati remaja itu.
"Datang juga Lo, gua pikir Lo nggak bakalan datang"
"Heh, keripik kentang gua selalu menepati janji"
Jaya tersenyum ke arah Deril, sementara remaja itu menatap nya dengan tatapan mengintimidasi padahal sama sekali tidak ada.
"Kalau gitu kita bisa mulai sekarang" ucap Jaya.
"Tunggu!!"
Kedua nya menoleh ke arah sumber suara, ternyata itu Juan salah satu teman dari Jaya.
"Lo, mau ikut balapan tapi Lo harus pakai motor Toni"
Deril menatap ke arah Juan.
"Kenapa harus motor dia?" Tanya Deril.
"Biar sama dengan motor Jaya" ucap Toni.
Jaya tidak tau apa rencana teman nya itu, seperti nya dia tidak mempermasalahkan selama dia bisa bertanding dengan Deril yang pastinya dia akan memenangkan nya.
"Lah, nggak bisa gitu dong!" Celetuk Lion.
"Selama gua balapan nggak pernah ada aturan motor nya harus sama!!" Ucap Deril.
"Kalau kek gitu, artinya Lo nggak berani lawan Jaya" ucap nya.
Jaya tersenyum melihat nya dia memasang wajah sombong yang ia miliki.
"Dih, apasih!!" Kesal Lion.
"Motor kek gitu, kalah dengan motor ini" lanjut nya.
Siapa yang bisa menandingi motor milik Raja, modelan terbaru dan pasti nya daya kecepatan lebih tinggi dari pada motor yang di tawarkan oleh mereka.
"Berarti Lo, nggak mampu" ucap Jaya.
Juan dengan Toni saling bertatapan memberikan syarat.
"Oke, gua siap pakek motor itu" ucap Deril.
"Ril, mendingan motor ini Lo bisa menang"
"Tenang aja Yon, orang takut kalah memang gitu" ucap nya.
Deril pergi ke motor Toni dia Menaiki nya.
"Ril, Lo yakin?" Tanya Lion.
"Tenang aja gua pasti menang"
Kedua nya berdiri di garis star sama-sama menghidupkan motor masing-masing.
"1, 2, 3, gooo!!!" Pekik mereka sama-sama.
Brum...
Brumm....
Kedua motor itu melaju meninggalkan garis star, kedua nya saling berpacu tapi motor yang di gunakan Daril sama sekali tidak bisa selaju motor Abang nya.
"Sial!!" Kesal nya.
Jelas saja motor itu seperti sudah di modifikasi agar dia bisa kalah.
"Gua akan menang!!" Gumam nya.
Saat di tikungan motor Jaya melesat laju mendului nya, Deril menancapkan gas motor itu untuk berbelok seperti trik bisa yang ia gunakan.
"Kok, gini" gumam Deril.
Motor itu tidak bisa berhenti dia berusaha untuk mengeremnya tapi sayang nya rem di motor tidak berfungsi dengan baik.
"Sial!!" Kesal nya.
Mau tidak mau Deril harus melompat, agar tidak bertabrakan dengan tugu yang ada di depan nya.
Brak...
Belum sempat Deril melompat, motor itu tersentak oleh sesuatu yang ada di depan.
Tubuh Deril terpental jauh, hidung nya tersungkur hingga menabrak aspal jalan.
"Deril!!!" Teriak Jaya.
Jaya yang tadi nya terus memperhatikan Deril lewat belakang, saat tidak merasakan sosok remaja itu dia berbelok untuk melihat nya karna dia merasa ada yang tidak benar dengan ucapan teman-teman nya tadi.
"Astaga!!"
Jaya berlari melepaskan helm nya, pergi secepatnya di dekat Deril.
"Hey, Deril" ucap nya.
Deril di bangun kan Jaya, remaja itu sudah bersimbah darah di wajah nya.
"Bertahan lah!!" Ucap nya.
Jaya segera menelpon teman-teman untuk segera ke lokasi.
"Cepat ke sini!!" Teriak nya.
Kedua teman nya pergi ke lokasi, Lion juga ikut dia menggunakan motor yang di gunakan Deril tadi.
"Cepat panggil ambulans!!" Ucap Jaya.
Toni dan Juan ikutan panik, mereka tidak mengharapkan hal ini terjadi.
"Kenapa bengong cepat!!" Bentak Jaya.
Mereka panik segera menghubungi ambulans untuk datang, Lion baru sampai dia terkejut saat melihat Deril di pangkuan Jaya.
"Deril!!"
"Ya ampun, Lo apakan teman gua!!"
Jaya tidak menjawab dia panik untuk membawa Deril karna darah nya tidak bisa berhenti.
"Kalian pasti berbuat curang!!" Ucap Lion.
"Heh, jangan asal tuduh ya!!" Ucap Toni yang sudah panik setengah mati.
"Benar kan, kalian menyuruh Deril pakai motor itu biar dia kalah kan!!"
Toni mendorong tubuh Lion hingga dia terhuyung ke belakang.
"Jaga omongan Lo ya!!"
"Benar kah!!"
"Cukup, sekarang yang paling penting bawa Deril ke rumah sakit!!" Ucap Jaya.
Ambulans sampai, mereka segera membawa Deril ke rumah sakit.
"Deril, gua mohon bertahan lah" ucap Jaya yang ada di sana memegang tangan Deril.
Kondisi Deril sudah tidak sadarkan diri, wajah nya tidak bisa di kenali karna sudah tertutup darah yang menyeluruh.
10 menit kemudian
Tidak jauh dari lokasi mereka menuju rumah sakit, Deril segera di tanggani dokter dia di bawa masuk ke UGD.
"Moga Deril nggak apa-apa" gumam Jaya.
Tidak lama datang Lion, dia berlari mau masuk ke ruangan UGD.
"Jangan!!" Ucap Jaya.
"Kenapa, tidak boleh"
"Biar dokter aja yang menangani nya"
Lion diam dia melihat dokter dan suster menangani Deril di dalam lewat kaca yang ada di pintu nya.
"Kenapa bisa kek gini?" Tanya Lion curiga dengan Jaya.
"Gua nggak tau, waktu gua mau lihat dia udah jatuh gitu aja"
"Gua yakin kalian pasti main curang" ucap Lion.
"Iya kan kalia-"
"Deril di mana!!" Teriak Ruby.
Ruby datang dengan Raja, mereka berlari dengan wajah cemas.
"Di dalam"
"Apa...apa ... yang terjadi pada putra ku!!" Ucap Ruby.
"Mommy calm down" ucap Raja sambil mengusap lembut punggung ibu nya.
"Kenapa bisa kek gini.."
Ruby terhuyung ke belakang untung Raja siap siaga menangkap nya.
"Mommy, don't worry, everything will be fine" (Bu, jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja) ucap lembut Raja.
"Hiks...hiks..Deril, mommy kan dah bilang kamu harus makan dulu sebelum pergi" ucap nya.
Raja membawa Ruby duduk di kursi yang sudah di sediakan dia memeluk ibu nya itu agar tenang.
"Shhh...Everything will be fine"
"Gua harap Deril baik-baik aja" gumam Lion.
Raja menatap remaja itu, dia melihat nya setelah sekian lama akhirnya dia bisa melihat wajah yang ia pikir kan selama ini.
"Gimana bisa seperti ini?" Tanya Ruby.
"Lion, nggak tau tadi dia baik-baik aja" ucap Lion.
Raja melihat Lion memegang kunci motor nya, dia tersenyum senang bahwa motor yang ia punya di pakai oleh Lion.
"Kamu siapa?" Tanya Ruby.
"Saya teman Deril" ucap nya.
Deril menoleh ke arah Ruby, tapi mata nya bertemu dengan Raja sejenak mereka saling bertatapan.
"Bukan, aku tau kamu teman nya Deril tapi siapa dia?" Tunjuk Ruby ke arah Jaya yang kini menatap Deril sangat lekat.
"Dia kakak, kelas kami" ucap Lion
Jaya menghela nafas baju nya penuh darah dari Deril, dia melihat ke arah Ruby saat dia mendengar kan bahwa mereka sedang bercerita.
"Kamu siapa anak ku!!" Ucap Ruby.
Setau Ruby hanya Lion teman Deril, selebihnya dia tidak tau lagi.
"Saya teman nya" ucap Jaya.
"Dia tuh, yang bawa Deril balapan!!" Kesal Lion yang menatap tajam ke arah Jaya.
Raja memperhatikan nya.
"Cute" batin nya.
"Heh, gua nggak tau ya ceritanya dia bisa gitu!!" ucap Jaya dengan nada tinggi nya.
Raja menarik Lion saat tangan Jaya mau menampar nya.
"Don't touch him" ucap Raja.
Bugh...
Bugh...
Bugh...
Ruby memukul Jaya menggunakan sandal nya, dia geram sekali dengan remaja itu.
"Oh, jadi kamu yang sering mengajak Deril balapan"
"Iya, dia tuh yang sering bawa Deril balapan" ucap Lion sambil bersembunyi di belakang Raja.
Raja berusaha menenangkan ibu nya, dengan menarik sandal jepit yang di pegang Ruby.
"Eh..aduh..aduh.."
"mommy... stop" ucap Raja.
"Biarin aja dia di pukuli biar mampus!!" Ucap Lion menarik-narik baju Raja agar pemuda itu bisa di jadikan pelindung nya.
Raja tersentak dia diam sejenak, membiarkan Ruby memukuli remaja itu sementara dia bisa berdiri lama di depan Lion.
"Uuuu...Rasain....!!!" Teriak nya.
Raja terkekeh melihat nya, kalau seperti ini dia mungkin akan betah lama-lama berdiri.
Tbc