DIA, BUNDAKU? [END]

Da glomyna

208K 19.8K 2.7K

Seorang ibu yang kehilangan anak semata wayang nya dan sangat rindu dengan panggilan "bunda" untuk dirinya Se... Altro

CAST
🐟 01 🐟
🐟 02 🐟
🐟 03 🐟
🐟 04 🐟
🐟 05 🐟
🐟 06 🐟
🐟 07 🐟
🐟 09 🐟
🐟 10 🐟
🐟 11 🐟
🐟 12 🐟
🐟 13 🐟
🐟 14 🐟
🐟 15 🐟
🐟 16 🐟
🐟 17 🐟
🐟 18 🐟
🐟 19 🐟
🐟 20 🐟
🐟 21 🐟
🐟 22 🐟
🐟 23 🐟
🐟 24 🐟
🐟 25 🐟
🐟 26 🐟
🐟 27 🐟
🐟 28 🐟
🐟 29 🐟
🐟 30 🐟
🐟 31 🐟
🐟 32 🐟
🐟 33 🐟
🐟 34 🐟
🐟 35 🐟
Something That I Made
Mau Tanya
SPALL SPILL
Yay or Nay

🐟 08 🐟

5.5K 517 18
Da glomyna

Di tengah malam hari Veranda selaku mami dari Shani menghampiri anaknya itu ke dalam kamar. Ia dapat melihat Shani sedang duduk di balkon kamarnya dengan tatapan kosong.

Veranda mendekati nya dan berdiri di depan pintu balkon tersebut.

"Shani, masuk" Ucap mami ve

Shani pun menoleh tanpa mengubah ekspresi nya

"Iya mam" Ucap Shani lirih

Setelah itu Veranda menutup pintu balkon kamar tersebut lalu menyusul Shani yang duduk di tepi kasur.

"Ada apa si ci?" Tanya mami ve dengan mengambil tangan kanan Shani lalu mengelusnya

Shani tersenyum tipis
"Ga ada apa-apa mam. Cuma masalah kecil aja ko" Jawab Shani

"Ga mungkin masalah kecil. Mami udah lama ga liat kamu bengong kayak tadi di balkon kamar malem-malem kayak gini lagi. Ayo cerita sama mami" Ucap mami ve yang masih kepo

Shani menghembuskan nafas beratnya sejenak.

"Tadi mas cio ajak aku sama dedek buat makan siang bareng. Mas cio minta izin sama dedek buat menikahi aku. Dedek minta waktu buat itu. Tapi mami bisa liat kan sekarang gimana dia? Aku gasuka situasi kayak gini mam" Ucap Shani

Veranda pun membawa Shani ke dekapannya. Sekarang ia paham apa permasalahan diantara mereka berdua.

"Nanti mami ngomong pelan-pelan sama Angel yaa"

Shani menggeleng tak setuju
"Jangan mam, biarin aja kita kasih waktu buat dedek. Kalau mami ngomongin ini lagi sama dia, aku takut dia akan tambah marah dan cuekin aku" Balas Shani

"Yauda"

Setelah itu Veranda menyuruh Shani untuk segera tidur karna sudah larut malam.

--------------------------------------------------------------

Pagi harinya saat Shani hendak masuk ke dalam kamar maminya untuk mengecek Christy, ia berpapasan dengan maminya di depan pintu kamar.

"Mam, Angel udah bangun kan? Sekolah kan mam?" Tanya Shani

"Sekolah ci. Cuma anaknya udah berangkat dari tadi sebelum kamu bangun" Jawab mami ve

"Dia masih marah sama aku ya?"

"Ngga ci, dia cuma lagi berdamai dengan dirinya sendiri agar dia bisa menerima orang lain di hidupnya aja. Udah ah jangan mikir macem-macem. Ayo sarapan ke bawah" Jawab mami ve seraya merangkul Shani turun tangga.

"Aku sarapan di kantor aja mam" Ujar Shani

"Bener sarapan ya?"

Shani mengangguk lalu berpamitan kepada maminya untuk pergi ke kantor.

Sesampainya di kantor Shani melewati para karyawannya dengan tatapan dingin. Lalu tanpa sengaja ia bertabrakan dengan salah satu karyawannya. Shani yang sedang dalam mood jelek itu pun menjadi emosi.

"M-maaf bu s-saya ga se-ngaja" Ucap karyawan perempuan itu kepada Shani

Shani pun mendekati tubuh perempuan itu dan berbisik di telinganya dengan tatapan lurus ke depan.

"Kalo lagi jalan itu liat jalan bukan liat handphone sambil senyum-senyum. Paham?" Ucap Shani dengan nada sedingin kulkas

Karyawan tersebut mengangguk sambil menunduk takut.

Setelah itu Shani beranjak pergi masuk ke dalam lift.

Saat ia masuk ke ruangannya sudah ada Jinan yang duduk bersantai di sofa. Shani melewati Jinan begitu saja dan menaruh tasnya ke atas meja.

"Gue mau sendiri nan" Ucap Shani

"Lo belum sarapan. Gue disuruh mami mastiin lo sarapan disini, gue udah beliin makanannya" Jawab Jinan yang masih santai duduk disana

"Nanti gue makan"

"Ga ada nanti nanti"

"Gue bilang nanti Jinan. Keluar dari ruangan gue!" Balas Shani sedikit mengeraskan suaranya

"Lo kenapa si?"

"...."

"Shan, lo kenapa?" Ucap Jinan dengan memegang kedua bahu Shani

"Gapapa nan" Jawab Shani dengan melepas tangan Jinan yang berada di bahunya

Jinan menatap Shani dengan tatapan menyelidik

"Angel?" Ucap Jinan

Shani hanya diam tidak menjawab dan fokus ke layar komputer sambil mengetik.

Jinan langsung menghentikan gerakan tangan Shani di atas keyboard. Lalu Shani pun mendongak kepada Jinan

Sedangkan Jinan menatap Shani dengan ekspresi bertanya. Shani menghela nafasnya sejenak

"Kayaknya dia marah sama gue. Semaleman dia tidur sama mami dan tadi pagi juga dia berangkat sekolah pas gue masih tidur. Gue belum ngeliat dia hari ini, sorry kalo emosi gue naik turun tadi" Ujar Shani

"It's okay Shan. Kalau gue boleh tau, kenapa dia bisa marah sama lo?"

"Mas Cio minta izin ke dia buat nikahin gue"

"Terus?"

"Yaa dia kepikiran sama itu. Angel bukan orang yang gampang nerima orang baru dihidup dia apalagi ini soal pengganti papanya" Jelas Shani

Jinan hanya mengusap-usap punggung Shani setelah dia mengerti dengan permasalahannya.

"Gue gapapa ko nan. Lo lanjut kerja aja" Ucap Shani

Jinan mengangguk seraya tersenyum
"Kalo butuh apa-apa ada gue ya Shan" Ucap Jinan sebelum keluar

Shani mengangguk

--------------------------------------------------------------

Jam sudah menunjukkan waktu makan siang tapi wanita itu tetap saja tidak berhenti bekerja sedari tadi. Bahkan sarapan yang sudah ada di mejanya sejak tadi pagi pun belum disentuh sama sekali.

Ia hanya minum kopi saja tanpa peduli perutnya masih kosong. Hingga akhirnya ia merasakan perutnya bergejolak tidak enak. Ia pun langsung ke kamar mandi.

Tidak ada yang dikeluarkan selain cairan bening dari mulutnya. Perutnya mual dan kepalanya sangat pusing.

Ia keluar dari kamar mandi dengan menyurai rambutnya ke belakang. Namun saat berjalan ke arah mejanya pandangan matanya buram. Sedetik kemudian dia tidak bisa menopang badannya lagi dan langsung jatuh tergeletak ke lantai.

Jinan yang akan mengajak Shani makan siang pun membuka pintu ruangan Shani. Alangkah terkejutnya saat ia melihat Shani pingsan di lantai.

"ASTAGA SHANI" Pekik Jinan yang langsung menghampiri Shani

Ia pun berusaha membawa Shani ke dalam kamar dan membaringkannya disana. Buru-buru Jinan menghubungi mami ve.

"Halo mam, Shani pingsan di kantor. Mami bisa dateng kesini?"

"....."

"Oke mam, Jinan tunggu mami"

Setelah itu Jinan menaruh ponselnya dan memijit pelipis Shani dengan minyak kayu putih.

Kalen ga lupa kan kalo mami ve itu dokter tapi baru pensiun hehe

Beberapa menit kemudian mami ve datang dengan wajah khawatirnya.

"Kenapa bisa pingsan nan?" Tanya mami ve sambil membuka tasnya untuk mengambil alat medisnya

"Jinan gatau mam, tadi waktu masuk ke ruangan Shani buat ngajak Shani makan siang bareng dia udah tergeletak di lantai dalam kondisi pingsan" Ucap Jinan

Veranda menghela nafas beratnya setelah selesai memeriksa anaknya itu.

"Kebiasaan Shani ini emang ga pernah berubah" Ucap mami ve sambil menyiapkan suntikan

"Kenapa mam?" Tanya Jinan

"Dia pasti minum kopi disaat perutnya masih kosong" Jawab mami ve

"Mami tu ga pernah percaya kalo dia bakal sarapan di kantor kalo mood nya lagi ga baik gini. Sekarang juga udah jam makan siang, gimana lambungnya ga perih coba" Lanjutnya bersamaan dengan selesainya menyuntik punggung tangan Shani

"Mam, apa perlu Jinan telfon Angel buat kesini?"

"Nanti aja nan, mami gamau bikin dia ga fokus belajar. Tunggu sampai dia pulang sekolah aja" Sahut mami ve

"Umm.. yauda Jinan beli makanan dulu ya mam, mami juga pasti belum makan kan?"

Veranda tersenyum dan mengangguk kepadanya
"Terimakasih sayang"

Jinan pun beranjak pergi ke kantin.

Skip

Jam pulang sekolah pun tiba. Saat Christy di dalam taksi untuk menuju ke rumahnya ia mendapat telfon dari omanya.

"Halo oma" Sapa Christy lebih dulu

"...."

"B-bunda pingsan?"

"...."

"Iyaa Angel kesana sekarang"

Ia pun meminta supir taksi itu untuk memutar arah.

"Pak, puter balik"

Supir taksi pun mengangguk

Kini perasaan cemas Christy akan bundanya tidak dapat ia bohongi. Dirinya benar-benar sangat khawatir.

"Ini pak, kembaliannya ambil aja" Ucap Christy saat sudah sampai di depan kantor bundanya

Ia pun turun dengan terburu-buru dan langsung berlari agar cepat sampai ke ruangan bundanya.

Christy langsung masuk ke dalam kamar yang ada di ruangan bundanya karna pintu kamar tersebut tidak tertutup.

"Omaa" Panggil Christy sambil melangkah mendekat

"Hei sayang, sini"

Christy memandang Shani dengan sendu.

"Bunda kenapa, oma?" Tanya Christy

Veranda mengusap kepala lalu pipi Christy seraya tersenyum.

"Bunda gapapa sayang. Coba Angel ngomong siapa tau bunda mau bangun" Ucap ve

Christy pun mengangguk dan mengelus pipi Shani.

"Bunda bangun.. Dedek disini bunda. Bunda gaboleh sakit hikss.." Ucap Christy menangis

Perlahan kedua mata Shani terbuka dan ia menyesuaikan cahaya yang menusuk matanya. Pusing yang dirasa masih menyerang kepalanya. Ia menoleh ke sampingnya karna terdengar isakan tangis.

Senyumnya mengembang dengan bibir nya yang pucat.

"Dedek. Bunda kangen sayang" Ucap Shani seraya mengusap air mata Christy

Tapi Christy semakin nangis karna merasa bersalah.

"Hei... Jangan nangis. Bunda gapapa ko, cuma pusing aja nanti juga sembuh. Sini peluk bunda" Ucap Shani dengan nada lemah karna ia memang tidak mempunyai tenaga

Christy pun berbaring di samping Shani dan memeluknya erat.

"Tangan bunda disuntik sama oma" Ucap Christy

"Iya gapapa kan biar sembuh"

Christy mendongak menatap Shani. Sedangkan Shani yang ditatap seperti itu pun merasa gemas lalu mencium bibir anaknya

"Kenapa, hm?"

"Bunda sakit gara-gara aku ya?"

Shani menggeleng
"Ngga, bukan salah dedek. Salah bunda sendiri"

"Tap-"

Cup

Shani memotong ucapan Christy dengan mencium bibirnya lagi.

"Udah jangan dibahas lagi. Bunda mau tanya sama dedek" Ucap Shani

"Apa bunda" Sahut Christy dengan mendusel di dada Shani

"Kenapa tadi dedek berangkat sekolahnya ga tungguin bunda?"

"..."

Shani mengecup pucuk kepala Christy
"Dedek marah sama bunda hm? Dedek kepikiran terus sama yang kemarin, iya?" Tanya Shani dengan suara lembut

Christy pun mengangguk pelan di dadanya.

"Yauda sekarang dedek gausa pikirin itu lagi yaa. Bunda ga akan lakuin kalau dedek belum siap. Bunda gamau dedek kayak semalem lagi, bunda pengen di deket dedek terus. Maafin bunda yaa" Ucap Shani mengelus lembut surai anaknya

"Aku yang harusnya minta maaf bunda. Maafin dedek udah marah sama bunda karna hal itu. D-dedek cuma gamau bikin om cio sakit hati kalau dedek belum bisa lupain papa"

Shani tersenyum mendengarnya. Anaknya ini memang selalu memikirkan perasaan orang lain sebelum bertindak.

"Iyaa bunda paham"

Veranda yang menyaksikan interaksi anak dan cucunya itu hanya tersenyum manis saja.

"Ci makan dulu ya" Ucap mami ve

Shani pun mengangguk

"Bunda mau susu" Ucap Christy yang mendusel di tengah-tengah dada Shani

"Bunda makan dulu yaa" Jawab Shani

Christy pun mengangguk saja. Shani pun duduk bersandar dan ia memberikan iPad nya untuk Christy mainkan agar tidak bosan menunggu nya selesai makan.











TBC

Maaf yach baru up hehe, ini panjang gak si?
Persiapkan diri untuk part ke depannya hehe

Babaiii see you!!!

Tapi untuk vote ☆

Continua a leggere

Ti piacerΓ  anche

Si Bungsu Zee Da fnf

Teen Fiction

63K 3.9K 26
Ini cerita pertama. Jadi, langsung saja dibaca yaa. Maaf jika tidak bagus untuk menuliskan cerita. On Going
94.3K 6.5K 30
🚫BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA🚫 "Dede sayang kalian" "Kami lebih sayang dede" Menceritakan tentang sebuah keluarga yang harmonis, kedua orang tu...
387K 39.8K 35
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. Β° hanya karangan semata, jangan melibatkan...
456K 3K 7
Bagaimana rasanya memiliki dua orang kakak yang begitu posesif dan galak? mari kita cari tau lewat cerita si anak bungsu yang merasakannya. warning! ...