ENJ MARKA

By serly13_

5.7K 2.4K 464

[Follow sebelum baca!!] "Semua orang, punya bahagianya." Cerita ini tentang Marka, dia pernah membuat suatu... More

Chapter 1 - [ Pulang ]
Chapter 2 - [ Tamu Masa Lalu ]
Chapter 3 - [ Penyelidikan awal ]
Chapter 4 - [ Sasaran pertama ]
Chapter 5 - [ Gencatan keluarga ]
Chapter 6 - [ Kecurigaan ]
Chapter 7 - [ Toko kue ]
Chapter 8 - [ Pacar Marka? ]
Chapter 9 - [ Mission 1 ]
Chapter 10 - [ Full day with Sofia ]
Chapter 11 - [ Give hug for you ]
Chapter 12 - [Muncul Pertanyaan Baru ]
Chapter 13 - [ Mengincar Sofia ]
Chapter 14 - [ Ampera dan Kita ]
Chapter 15 - [ Perlahan Terungkap ]
Chapter 17- [ Bukan Cemara ]
Chapter 18 - [ Akankah dijodohkan?]
Chapter 19 - [ Jatuh Hati ]
Chapter 20 - [ Berkaitan ]
Chapter 21 - [ Maaf Terlalu Jauh ]
Chapter 22 - [Saling Waspada!]
Chapter 23 - [ Jauh Sekali ]
Chapter 24 - [ Rapuh dalam Pengkhianatan ]
Chapter 25 - [ Melarikan Diri ]
Chapter 26 - [ Saling mengincar ]
Chapter 27 - [ First Kiss ]
Chapter 28 - [ Kemungkinan ]
Chapter 29 - [ Pasti Ada Ujungnya ]
Chapter 30 - [Mission 2]

Chapter 16 - [ Your perfect! ]

153 77 7
By serly13_

Chapter ini lebih panjang dari biasanya, kalau chapter lain aku rata-rata cuma batasin 1000 kata, di sini kurang lebih kali duanya.

Aku harap kalian enjoy baca ini ya love

...

"Pantainya cantik, tapi ternyata Sofia jauh lebih cantik dari itu. Dia bahkan lebih indah daripada sunset di depan sana"
~ Marka untuk cintanya ~

...



Happy Reading! 💕

Maya berkunjung ke rumah Sofia hari ini, mereka berdua sama-sama libur kerja. Maya ingin mengajak Sofia pergi Barbeque bersama teman-temannya yang lain, sebenarnya rencana ini sudah mereka buat dari jauh hari hanya saja baru bisa terlaksana sekarang.

"Wih jaket baru ya" Maya melihat jaket kulit tergantung di kamar Sofia "tapi kok lo mendadak suka warna item, mana jaket kulit lagi" Maya terus melihat dan mengamati setiap sisi jaket tersebut.

"Buset Sof, brandnya Prada!?" Mata Maya melotot setelah melihat detail jaket tersebut, Maya juga ingat, sebelumnya ia sempat melihat jaket itu di pakai salah satu aktor Hollywood terkenal.

Sofia yang semula fokus mengepang rambutnya di depan cermin kini beranjak mendekati Maya "Emang kenapa May?" Tanyanya, Sofia memang tidak begitu mengerti tentang dunia Fashion namun kata 'Prada' tentu ia tahu.

"Lo beli jaket ini berapa?" Tanya Maya begitu penasaran "Oh, itu di kasih Kak Marka semalem, katanya ambil aja buat aku" dengan santainya Sofia berkata.

Maya menepuk keningnya, ia membuka handphone lalu mengsearching harga jaket tersebut, ia pun memperlihatkan layar ponselnya kepada Sofia.

"Coba lo liat baik-baik!"

Sofia yang juga penasaran berapa harga jaket tersebut akhirnya melihat ke layar "Hah? Delapan puluh sembilan juta!?" Waw fantastic untuk ukuran kantong gadis yang hanya bekerja di toko kue.

Rp. 89.000.000.00, nilai yang besar hanya untuk sebuah jaket polos berwarna hitam,

"Kenapa bisa mahal may? Ini kan kalau di swalayan gak sampe dua ratus ribu" ujarnya.

"Itu karena jaket ini udah premium quality, brand-nya juga udah ternama" Jelas Maya.

"Aku mau balikin aja, May."

"Kenapa? Kalau rezeki itu gaboleh di tolak! Dia kan udah kasih ke kamu jadi kamu terima aja dengan ikhlas" ucap Maya dengan begitu santai.

.
.

Tepat di depan gerbang besar rumah Marka, Sofia dan Maya berdiri di sana bersama Pak Adul. Pria gembul itu tengah menelpon ke dalam rumah khususnya Marka, ia memberitahu jika Marka kedatangan tamu.

Wajah Maya begitu memalas, ia sangat heran dengan Sofia, kenapa temannya ini ingin mengembalikan barang yang sudah di berikan untuk dirinya? Bukan kah itu merendahkan?

Beberapa menit berlalu, akhirnya Marka keluar dari rumahnya dan menghampiri mereka berdua di Pos satpam. Marka mengenakan atasan kaos hitam polos dan bawahan pendek selutut, terlihat rumahan namun masih terkesan elegan dan mewah, terlebih arloji di tangannya yang menambah kesan manis.

"Hai" Sapa Marka saat melihat keduanya.

Sofia tersenyum sementara Maya melambaikan tanganya. "Hai!" sahut mereka serentak.

Marka terkekeh, ia memperhatikan keduanya secara bergantian. Pakaian mereka begitu bertabrakan, Sofia yang sangat berwarna sementara Maya flat, full hitam. Marka sedikit heran, bagaimana keduanya bisa berteman?

"Ada perlu apa?" Tanyanya sembari memasukan tangan ke dalam saku celananya.

Sofia menyodorkan paper bag pink yang ia bawa. "ini, jaket kamu" mata Marka memicing.

"Jaket? Kenapa dibalikin, kan gue bilang ambil aja" Marka tak menyambuti paper bag tersebut.

"Gak tau nih Sofia, padahal gue udah bilang, gak baik nolak pemberian seseorang" sambung Maya.

"Maaf kalau kesannya aku nolak, tapi harga jaket ini terlalu mahal buat aku, lagi pula beberapa kali kita ketemu aku sering liat kamu pakai jaket ini, pasti ini jaket kesayangan kamu kan. Makanya aku mutusin buat balikin jaket ini ke kamu lagi" jelas Sofia secara panjang lebar.

Marka pahan dengan maksud gadis itu, ia sebenarnya sudah menyangka hal ini akan terjadi. Ia pun mengambil paper bag berisi jaket tersebut dari tangan Sofia.

"Yaudah kalau gitu" Kata Marka.

Sofia tersenyum membalas ucapan Marka "kalau gitu kita pamit ya" ucapnya.

"Mau kemana?"

"Kita mau Barbeque sama temen-temen" Jawab Maya cepat.

"Naik apa kesana?"

Mendengar pertanyaan itu Maya tahu betul ini adalah kesempatan emas "Kita naik motor, yah walau pun cuaca lagi gak mendukung" Katanya sambil mengipas-ngipasi diri dengan tangan.

"Make-up udah cantik gitu masa mau naik motor, gue anter ya?" Tawar Marka dan tentunya langsung di iyakan oleh Maya. Maya tidak mau keduluan Sofia yang menjawab, karena sudah pasti Sofia menolak.

Didalam mobil milik Marka ketiganya kini melaju ke tempat Barbeque yang berada di dekat pantai. Sofia duduk di depan, Maya sendiri di belakang sementara Marka tentunya menyetir.

"Motor yang kalian pake tadi punya siapa?"

"Punya Maya."

"Iya punya gue, kebetulan adanya cuma itu. Mobil udah dua minggu di anter ke tempat service belum di bener-benerin" kata Maya pula.

"Anter aja ke bengkel gue, ntar gue suruh anak-anak benerin" ucapnya.

"Serius lo?" Marka mengangguk.

"Alhamdulillah ya Allah, mahal gak di tempat lo?" Maya memastikan terlebih dahulu biaya yang akan ia keluarkan.

"Gratis buat temennya Sofia" Sahut Marka lalu melirik ke arah gadis yang duduk di sebelahnya.

"Thanks bos. By the way, nama gue Maya , temennya Sofia"

"Marka"

Selama di mobil Sofia tidak terlalu banyak berbicara, bahkan dirinya lebih tertarik untuk melihat pemandangan di sepanjang jalan. Sofia tidak mengerti tentang otomotif atau semacamnya, jadi ia hanya mendengarkan sambil menyimak saja apa yang keduanya sedang bahas.

.
.

Tak terasa kini mobil mereka sudah berhenti di tampat tujuan, memakan waktu setidaknya setengah jam untuk sampai ke sini. Mereka berjalan memasuki tempat yang hampir mirip sebuah restaurant pada umumnya, tapi kali ini viewnya sedikit berbeda.

Di dalam bangunan tadi terdapat bermacam furniture dengan hampir seluruhnya berwarna putih, terus ke kebelakang sana ada sebuah pintu belakang yang menuju ke spot foto berlatarkan bunga-bunga tulip yang dibudidaya lokal dan di belakangnya lagi masih terdapat sebuah pintu terakhir, di mana itulah tempat yang mereka tuju.

Restaurant outdoor yang menyugukan view pantai pasir putih dan laut yang biru, benar-benar tempat yang pas untuk menghabiskan waktu bersama teman juga keluarga.

Mereka berjalan menghampiri meja panjang yang sudah ramai oleh teman-temannya itu.

"Woi, sohib gue udah dateng!" Teriak salah satu dari mereka.

Maya melambaikan tangannya dan berjalan di depan. "Akhirnya kita libur juga" katanya sambil meletakan tas yang ia bawa ke atas meja.

"Hampir stres gue di suruh kerja mulu," sahut yang lain.

"Eh, ada Sofia juga ternyata" kata wanita berambut pendek itu saat melihat kedatangan Sofia.

Sofia tersenyum dan menyapa semua yang ada di sana."Apa kabar?"

"Baik banget Sofi, gaji gue naik bulan ini."

"Yah gini-gini aja Sof, belum married married juga."

"Kemarin baru putus, hati gue masih sakit parah" ujarnya seraya memasukan potongan daging ke dalam mulut.

Sofia dibuat terkekeh oleh jawaban teman-temannya, mereka selalu histeris dan berlebihan dalam bereaksi.

"Duduk Sofia jangan berdiri mulu."

"Oh, iya kak" Sofia melihat kursi yang ada disekitar sana, namun semuanya sudah terpakai. Ia melihat lagi ke meja yang berbeda namun ternyata juga sama.

"Duduk sini" Kata Marka yang membawakan tiga tempat duduk sekaligus. Marka memberikan kursi itu untuk Sofia, Maya dan tentu untuk dirinya.

"Cie-cie Maya, lo kok gak bilang sih May mau bawa orang tambahan" Cetus salah seorang yang bernama Fiola.

Maya langsung melihat ke arah Sofia dan Marka.

"Oh, iya" "Ini Marka, temennya Sofia" Maya memperkenalkan Marka, wajah Marka terlihat biasa saja, ia tak menimbulkan ekspresi apapun yang membuat semua orang di sana merasa canggung.

"Coba dong perkenalkan dulu" ujar Fiola, gadis ini tampak penasaran dengan Marka.

Sofia melirik Marka sekilas dengan ekor matanya.

Marka tetap diam di tempat duduknya, "Gue Marka, temennya Sofia" ucap Marka, Sofia sedikit tersenyum saat lekaki itu menyebutkan namanya.

Mata Fiola dan beberapa perempuan lainya yang ada di sana berbinar, "Suaranya tuh loh."

"Iya, kayak ngajakin berumah tangga."

Cringe, pikir Marka mendengar pujian bodoh itu.

Usai dengan perbincangan, mereka masing-masing fokus melahap makanan yang sudah tersedia di atas meja panjang tersebut. Semua terlihat menikmati suasana dan hidangan yang di suguhkan. Semakin sore, view yang terlihat semakin cantik, matahari yang akan berpulang memberikan warna orange kekuningan untuk langitnya.

Mereka yang ada di sana tentu mengabadikan moment di tempat itu, setelah makan mereka beranjak mendekati pantai untuk bermain air.

Sofia belum berniat meninggalkan meja, ia masih makan dengan lahap walau hanya sendirian, Marka masih duduk setia di sampingnya hanya saja lelaki itu tidak makan.

"Pelan-pelan" katanya ketika melihat Sofia begitu terburu-buru, ia menyelipkan poni Sofia yang tertiup angin ke belakang daun telinga gadis itu, "Ada jepitan?"

Sofia mengangguk. "Di dalam tas," sahutnya dengan mulut penuh makanan.

Marka meminta izin pada Sofia sebelum membuka tas kecilnya, ia mengambil jepitan kecil berwarna biru muda untuk di pasangkan ke kepala Sofia. "Udah, kalau gini kan gak bakal tebang ke muka" Ucap Marka setelah jepit itu selesai ia pasangkan.

"Makasih kak."

Sambung Marka, "Gue yang harusnya makasih" Sofia heran dengan ucapan lelaki itu, ia pun menengok ke samping sembari mengerutkan dahinya.

"Makasih ceritanya, gue minta maaf karena awalnya gue deketin lo cuma buat cari tau masalah itu," Marka menarik nafasnya. "Tapi sekarang gue udah gak perlu ngelakuin itu"

Sofia mengangguk sambil mengelap mulutnya. "Iya kak, gapapa kok, aku gak pernah kepikiran kamu mau manfaatin aku, dari awal aku tau kalau kamu juga pasti lagi kesusahan untuk cari barang bukti atau semacamnya," senyumnya mengambang untuk Marka.

Marka meraih pergelaran tangan Sofia. "Sebelum pulang kita liat pantai dulu." Marka menarik Sofia untuk berjalan ke tepian pantai.

Sofia mengikuti langkah Marka yang lebih panjang dari langkahnya, membuat ia harus sedikit lebih effort mengimbangi kecepatan Marka. Keduanya menginjak hamparan pasir di tepi pantai itu, gelombang airnya mengenai kaki mereka.

"Kamu suka pantai?" Tanya Sofia pada Marka.

Marka melihat gadis di hadapannya dengan tangan yang masih tergenggam "Suka, suka banget." Marka tersenyum.

"Aku fotoin ya?" Tawarnya. Marka hanya mengangguk mendapat tawaran itu, respon otak yang begitu spontan. Ia sejujurnya sangat jarang berfoto, bahkan bisa dikatakan anti kamera, namun kali ini Marka tak dapat menolak, ibarat kata otak dan tubuhnya terdorong otomatis.

Gandengan itu terlepas, Sofia mundur beberapa langkah menjauhi Marka, ia mengeluarkan handphonenya untuk membuka kamera. Sofia mengarahkan kamera tersebut pada Marka yang berdiri gagah di sana.

"Senyum," pinta Sofia sembari mempraktikkan apa yang ia maksud dengan gerakan jari tangan.

Marka lagi-lagi menurut, ia tersenyum ke arah kamera, walaupun terkesan palsu namun itu sudah maksimal.

Satu foto berhasil di tangkap, Sofia berlari mendekati Marka, ia memperlihatkan foto tersebut "baguskan?" "Iya bagus." Jawab Marka.

"Ayo foto berdua," ajak Marka tanpa ragu. Ia mengambil handphone Sofia dari tangan gadis itu kemudian merubahnya menjadi kamera depan. Satu foto lagi terambil, dengan latar sunset dan pantai yang biru.

Sofia berlari ke air, ia ingin membasahi kakinya, sementara Marka masih melihat hasil foto mereka.

"Cantik," tanpa sadar kata itu ia ucapkan dengan senyum yang mengembang diwajahnya. Marka beralih melihat Sofia yang tadi bermain air, ia melihat Sofia begitu kagum.

"Sama-sama indah, tapi Sofia lebih." Ketika dirinya melihat sunset, pantai dan Sofia.

Sofia melambaikan tangan. " Marka ayo sini!" Teriaknya.

"Iya, gue pasti dateng!" Balasnya sambil berteriak juga. Marka pun berjalan perlahan menuju tepian mendekati Sofia yang bermain air. Dengan jiwa usilnya ia menendang air tersebut ke arah Sofia hingga pakaiannya basah.

"Marka, kok usil sih!!" Peliknya dengan keras.

Marka tertawa begitu puas melihat Sofia yang meneriakinya, ia pun berlari menjauh dari sana dengan Sofia yang mengejar di belakang.

.
.

Omaga!! kenapa tiba-tiba jadi sosewit bangett sih kalian, harus naik gak sih kapal ini? 

Vote ya anjay, komennya juga!

See you next chapter, semoga kalian cepat kaya....

Continue Reading

You'll Also Like

438 112 20
Amelia, seorang gadis manis yang jadi incaran lelaki bernama Kean. "Aku suka sama kamu!" "Hah?!" Sudah lama Kean menahan perasaan ini, akhirnya mau t...
AZALEA By Queen>3

Teen Fiction

673 387 11
Azalea tidak pernah sekalipun mendapatkan kasih sayang dari kedua orangtuanya, dia hanya mendapatkan kekerasan yang dimana pelakunya adalah orangtuan...
133K 4.2K 62
Bagaimana rasanya tiba-tiba menikah dengan pria yang tidak kita kenal?. Kaget?. Itulah yang dirasakan dua orang berbeda jenis. Lebih-lebih kesalahan...
36.1K 3K 35
"Lo salah orang." "Aku gak salah orang, Dylan." **** Satu sekolah tahu betul, senekat apa seorang Rynella Clarissa Gevanya dalam mendekati Dylan Angg...