AURORA

Bởi diosas_diosas

25.7K 1.6K 646

Selamat datang di kisah rumit antara Putera, Dinda dan Renata (Tata) yang akan membawa kita pada kenyataan pa... Xem Thêm

MOOD BOARD
The Atmadja
Bening!
Dark Brown Eyes!
The Thorn Rose
Cinta Pertama
Boomerang
Burn down
Warm Hug
Chaos!
Sexy Brain
One Night Stand 🔞
After Care 🔞
WHAT??
Starting Point
Blooming
First Trial
Poles Apart
Anniversary
Aurora Borealis 🔞
Four Years Later
Overcome The Truth
Keresahan
Cruel Fate
Another Side
Memmories
Flame
Kita Harus Apa?
Blood Debts
Birthday Girl!
Truth Or Drink!
Terbagi Dua
Luka
Renata's Rebel Era
The Cold Man
A Man For Renata
Designted Wound
Putera's Charm
Not Your Side Chick!
Rumor Spreaded
Precious Time
Curahan Hati
Revenge Party
A long night! 🔞
Extinguished Aurora
Broken Heart
Reasons
Begging
Surrounder
The Deal
Bestie
Extra : Pobia
Departing
Explain
Two sides
Extra Part : Toronto!
Extra : California Girl
Lost or Lust? 🔞
The Waiting
Anomali 🔞
The Glimpse of Us
Angry
Extra : Don
PUWI
Tukar Cincin
Spoil 🔞
Efforts
Extra : What is Love?
Like I'm Winning
Birthday Tragedy
The World Collapse
Broken
The Judgement Day
First Date 🔞
Extra : Pamer!
Shock after Shock
Apologize
The Engagement
Attention Please!
Fiancé & Fianceé 🔞
Go-Public!
Wedding Preparation 🔞
Pingit
Rebel
Something Wrong
Heart Attack
Heart to Heart

Versace On The Floor

299 21 18
Bởi diosas_diosas

One month later,

***

Renata tampil dengan sangat sempurna dengan balutan gaun keluaran Versace yang sangat iconic. Gaun panjang berwarna hitam dengan belahan yang juga sangat tinggi hingga setengah dari pahanya. Belahan di bagian dadanya juga cukup terbuka memamerkan gundukan kenyal yang terlihat begitu seksi. Tidak hanya itu, ada beberapa bagian dari gaun itu yang terbuka dan memamerkan kulit putih Tata di bagian bawah dada hingga ke perut. Tak ketinggalan ada deretan peniti berwarna emas yang menjadi statement point di gaun andalan keluaran Versace itu.
Rambutnya yang dia sanggul semakin membuka akses kepada mata semua orang yang ingin menikmati leher jenjang dan tulang selangkanya yang seksi.

Stylist pribadi Tata sengaja membiarkan leher gadis itu polos tanpa hiasan emas atau berlian. Dia ingin menunjukan perhiasan yang lebih indah dari sekedar benda-benda berkilau itu. Yaitu kulit leher dan kulit bagian atas dada Tata yang memiliki warna merata seputih susu dan mulus tanpa cela. Sepertinya semua orang malam ini setuju kalau pilihan stylist pribadinya itu adalah sangat tepat. Tata jadi kelihatan semakin bersinar, bahkan melebihi para selebriti yang hadir malam ini.

Rangkaian acara malam ini dibuka dengan speech dari president of Versace Asia Pacific, seorang pria bule yang sangat berpengalaman di bidang luxury brand selama bertahun-tahun. Kemudian ada acara fashion show, dimana Tata duduk di bagian paling depan sejajar dengan sang Presiden dan artis-artis papan atas Asia. Media-medi luar negeri yang tidak mengenal Tata, pasti berpikir bahwa dia adalah salah satu Brand Ambassador nya Versace karena si Miss Chanel Asia itu, malam ini benar-benar sangat menjiwai menjadi Miss Versace yang vibes nya dark, elegant and sexy!

Oh iya, soal larangan dari Putera untuk tidak mengenakan baju yang aneh-aneh sudah dia lupakan sama sekali. Yang penting lelaki itu sudah bilang kalau dia akan membackup dirinya dari kemarahan sang Papi. Dan soal ancamannya tadi lewat pesan singkat yang cukup membuat jantung Tata berdebar, juga sudah dia lupakan! Besok saat fotonya beredar dan si calon suaminya itu melihat pakaiannya, paling dia hanya perlu minta maaf dan Putera juga akan melupakannya. Lagipula, ini kan tidak terlalu seksi. Tidak seterbuka baju yang dia kirimkan ke Putera tadi siang kan? Atau? Sama saja ya? Ah Tata tidak peduli! My body my rule!

Kalau dipikir-pikir lagi, lucu juga ya menggoda Putera seperti tadi siang. Tata jadi tahu kalau ternyata Putera punya rasa marah juga. Bahkan bisa dibilang lelaki itu cukup bisa mengimbangi bercandaan Tata yang cukup menjurus. Apa yang dilakukan Tata tadi siang kepada Putera melalui pesan singkat itu adalah sesuatu yang spontan. Tiba-tiba saja dia penasaran dengan reaksi si 'pria lempeng' yang sudah satu bulan lebih setelah peristiwa di bandara, tidak melakukan pergerakan apa-apa terhadapnya.

Tidak pernah bertukar pesan layaknya calon suami istri, tidak pernah bertemu, apalagi ngedate! No, Big No! Hubungan mereka sangat profesional. Kalau harus saling bertukar pesan, topiknya tidak jauh-jauh soal Ibu dan juga Papi. Entah hanya titip salam, mengantarkan oleh-oleh dari Ibu, atau sang Papi yang beberapa kali meminta Putera untuk datang ke rumah. Dan setelah pria itu datang ke rumah Tata, apakah dia datang untuk ngapelin satu-satunya anak gadis di rumah itu? Oh tentu tidak! Pria itu lebih banyak menghabiskan waktu bersama Papi di ruang kerjanya. Entah apa yang dibahas! Tapi Tata sering mendengar mereka tertawa dan bercanda dengan akrab. Tidak salah kalau Putera dinobatkan sebagai salah satu "the most wanted to be son in law" di kalangan anak-anak konglomerat lainnya. Sekarang terbukti kalau dia memang jago mengakrabkan diri dengan calon mertua!

"Permisi Nona Renata, perkenalkan saya Andre, General Manager dari hotel Kempinsky Indonesia." Tata yang sedang mengambil minuman di salah satu meja bar yang tersedia di ballroom mewah itu, tiba-tiba dikagetkan dengan kedatangan seorang pria berumur 40-an yang berpakaian sangat rapih.

"Oh iya, ada keperluan apa ya?" Tata mencoba tersenyum ramah.

"Begini Nona, saya diberikan pesan oleh atasan saya untuk memberikan ini kepada Nona dan juga tim nya Nona Renata." Si General Manager (GM) itu memberikan 3 buah amplop berwarna perunggu kepada Tata.

"Sorry, ini apa ya?"

"Ini kunci akses kamar president suite kami, khusus untuk Nona Renata dan timnya."

"Tapi saya gak pesen Pak. Saya memang berniat mau open room, tapi lagi diurus sama asisten saya."

"Oh tidak perlu repot-repot Nona, kita sudah sediakan 3 kamar president suite untuk anda."

"Bukan maslah repotnya Pak, saya gak mau terima apa-apa dari orang asing!"

"Mohon maaf Nona, ini dari bos kami. 'Pak bos loh, Nona'." Andre seperti memberikan kode dan penekanan pada kata "Pak Bos" yang dia harapkan akan dimengerti oleh Tata.

"Pak bos? Siapa? Saya gak kenal sama Pak Bos anda! Jadi jangan mengada-ada ya! Sembarangan sekali sih masa hotel sekelas ini bisa-bisanya berbuat seperti ini terhadap saya? Bilang sama Pak Bos kamu itu, jangan merendahkan saya ya! Saya mampu beli kamar president suite di hotel ini sendiri! Jangankan semalem! Setahun juga saya mampu!" Suara Tata mulai meninggi, dia sangat tersinggung dengan perbuatan dari General Manger hotel bintang lima ini. Enak saja mau sembarangan membukakan kamar untuk dirinya dan juga timnya! Emang Tata cewek apaan?

"Mohon maaf Nona, sepertinya Nona salah paham. Bos saya itu maksudnya.." Sang GM terlihat gelagapan dan panik. Sekarang sudah ada beberapa orang yang memperhatikan mereka berdua karena suara gaduh dari Tata.

"Udah deh! Bilang ya sama Bos kamu itu! Saya ini sudah punya calon suami! Jadi jangan sembarangan menggoda calon istri orang!" Suara Tata semakin meninggi dan Pak Andre semakin panik.

Tiba-tiba di tengah kepanikan itu muncul suara dari belakang Tata yang membuat gadis itu dan Pak Andre terdiam.

"Pak Andre, sudah biar saya saja yang menangani."

Tata menoleh dan melihat seseorang yang datang dengan senyuman yang terukir lebar di bibirnya. Bahkan bukan hanya senyuman, tapi seperti menahan tawa! Si pemilik senyuman dengan lesung pipi menawan itu, membuat Tata shock! Kenapa manusia yang jauh sekali dari daftar orang-orang yang mungkin diundang ke acara fashion seperti ini, bisa adi di tempat ini? Sedang apa dia?

"Putera?" Ucap gadis itu pelan, hampir tidak terucap.

"Mohon maaf Tuan, saya sudah membuat kesalah pahaman."

"Enggak Pak, gak ada yang salah kok. Calon istri saya memang begini." Putera melirik Tata yang ada di sebelahnya, hanya sesaat dengan tatapan waspada. Lalu berbalik lagi dan mengatakan kalimat selanjutnya dengan berbisik kepada GM andalannya. "Emang agak galak! Jadi tolong dimaklumi, ya Pak!"

"Baik Tuan, saya mohon maaf sekali lagi."

"Gapapa, sini kuncinya biar saya yang kasih. Terima kasih banyak ya Pak."

"Baik Tuan, kalau begitu saya permisi." Tak lupa Pak Andre juga memberikan salam kepada Tata dengan takut-takut sebelum dia pergi.

"Bagus! Good job!" Kini fokus Putera sudah sepenuhnya dia alihkan kepada Tata yang masih terlihat bengong di tempatnya.

"Komitmen lo sudah teruji! Good girl!" Putera memberikan usapan lembut di kepala Tata. Sangat lembut sampai dia pastikan kalau usapannya tidak akan merusak tatanan rambut gadis itu yang sudah tertata rapih.

"Lo kok bisa ada di sini sih!?" Tata akhirnya bersuara setelah terdiam lama karena shock!

"Loh kenapa?"

"Jawab! Kenapa lo bisa masuk ke sini? Ini kan private party! Gak sembarangan orang bisa masuk!"

"Gak tau, tadi dibolehin aja tuh masuk sama penjaga pintunya." Pangeran muda ini memasang wajah pura-pura bodoh.

"Gak lucu ish!"

"Yang lucu itu lo, Ta! Sumpah lucu banget!" Putera kembali teringat bagaimana tadi Tata tertangkap basah mengatakan dengan lantang kalau dia sudah memiliki calon suami! Sebenarnya sudah sejak satu jam yang lalu, lekaki itu hadir di tempat itu. Mulai dari saat Tata masih duduk santai menikmati lenggak lenggok para model di atas catwalk, hingga kini acara minggle antara para tamu undangan. Dan dari satu jam yang lalu juga, pandangan Putera terus terfokus pada calon istrinya itu. Bukan hanya karena tampilannya malam ini yang sangat mempesona tapi juga karena  dia sangat suka melihat bagaimana si gadis bisa bersenang-senang di tengah pekerjaannya. Ternyata melihat seseorang yang sangat passionate dalam mengerjakan pekerjaannya adalah another turn on point di mata Putera.

"Apaan sih? Apanya yang lucu?"

"Lo itu terlalu kepedean jadi orang! Siapa coba yang mau godain lo? Orang lagi mau menunaikan tanggung jawab kok malah dikira mau godain calon istri orang!"

"Hah? Apaan sih? Gw makin gak ngerti!"

"Ya tadi lo ngomong apa ke GM gw?"

"Hah? GM.. lo?"

Putera mengangguk dengan senyuman geli. "Iya, Pak Andre yang tadi ngasih key card ke lo itu adalah salah satu GM andalan gw."

"Jadi? Pak bos yang dimaksud sama bapak tadi itu adalah, lo? Emang hotel ini juga punya keluarga lo?"

Lagi-lagi Putera mengangguk dengan senyuman yang sangat menyebalkan di mata Tata. "Jadi lo gak tau? Pantesan tadi Pak Andre kena damprat. Lo kira bos nya dia adalah om-om mesum yang mau open room sama lo, gitu?" Putera menertawakan wajah Tata yang sekarang terlihat bengong dan sangat malu itu!

"Sialan! Jangan ketawa-ketawa deh!" Sangking banyaknya jaringan hotel yang dikelola oleh keluarga Atmadja, Tata sampai tidak tahu hotel mana saja yang merupakan milik lelaki itu!

"Loh kenapa? Mendingan ketawa kan daripada marah-marah kayak siapa tuh tadi?"

"Gak lucu ish!" Tata berjalan dengan kesal dan malu, meninggalkan Putera yang mengekorinya dari belakang. Dia tidak tahu harus menyembunyikan wajahnya di mana, karena tadi dia dengan sangat terang-terangan dan bangga mengakui kalau dia adalah calon istri orang! Dan tanpa dia ketahui, ternyata orang yang di maksud, menonton semua aksinya itu!

"Jangan pergi dulu dong! Kalo salting masa begini sih seorang Renata?"

"Idih! Siapa yang saliting?"

"Ini? kabur-kaburan?!"

"Enggak! Gak kabur! Orang gw mau ambil minum!" Seketika Tata menghentikan langkahnya. Hal itu malah semakin membuat Putera tertawa. Terbukti sudah kalau perempuan ini memang sedang salah tingkah!

"Nah gini dong, masalah kita belum selesai!"

"Masalah? Masalah apa?"

"Nih gw mau menunaikan tanggung jawab gw." Putera memberikan tiga amplop berwarna perunggu yang isinya adalah key card presiden suite room di salah satu hotel bintang lima termewah di Indonesia.

"Gak usah lah, gw kan bisa booking sendiri. Asisten gw udah nge-booked kok!"

"Ya pake aja buat asisten lo kalo gitu kamarnya. Yaang ini, buat lo kamarnya" Putera memberikan satu amplop khusus yang bertuliskan nomor kamar 1001. "Ini khusus, kamar pribadi gw di hotel ini. Jadi lebih terjamin semuanya."

"Kamar pribadi lo? Wah! Gw makin gak mau! Pasti bekas cewek-cewek lo yang lain! Nope, thank you!"

"Cemburuan juga ya ternyata Nona Renata ini! "

"Cemburu? Enggak ya! Dih kepedean parah!" Tangan wanita itu mulai terlipat di depan dadanya.

"Itu kamar gak pernah dipake cewek manapun kok, kecuali Ibu! Ibu suka nginep di hotel ini kalau lagi ke Jakarta. Soalnya ada satu menu makanan keraton yang jadi kesukaan Ibu."

"Ya tapi, ini tuh bener-bener berlebihan deh Put!"

"Berlebihan? Ini poin perjanjian kita nomor tiga kan? Gw berkewajiban memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan lo, ya kan?"

"Ya iya sih, tapi.."

"Nih, udah terima!" Putera menarik satu tangan Tata dan menyerahkan tiga amplop itu kepadanya.

"Iya deh! Iya! Sombong banget mentang-mentang yang punya hotel! Congrats, for made me look dumb di depan karyawan lo tadi!"

"Gantian dong! Tadi siang lo yang udah buat gw look so dumb waktu gw masih di tengah-tengah meeting!"

"Emang gw ngapain?"

"Ngirim foto yang tidak senonoh!"

"Ish sembarangan banget! Foto yang gw kirim biasa aja ya!"

"Iya sih, lebih luar biasa penampilan lo malem ini! Bener-bener emang nih gak bisa dibilangin! Bandel!" Putera meletakkan kedua tangannya di pingganggnya, seperti orang yang sedang marah.

"Lo marah sama gw karena baju ini?"

"Enggak! Mana berani gw marah sama lo! Lo kan gak salah, ya kan? Gw lagi marah sama si Versace ini! Kurang ajar banget dia! Ngapain sih menjual baju yang belum jadi begini?" Putera memandangi gaun yang sedang membalut tubuh Tata.

"Ini lho liat! Peniti segede-gede rante kapal ini lagi berjuang keras buat mempertahankan harga diri kamu!" Putera menggeleng-geleng. Tubuh Tata memang terlihat luar biasa indah saat dibalut gaun ini, tapi tetap saja calon suami mana yang tidak khawatir kalau melihat calon istrinya pakai baju yang sangat rawan begini?

"Norak! Ini tuh fashion namanya! Perlu gw kasih kuliah umum lagi tentang sejarah dan visi misi nya Versace sampai bisa bikin baju-baju begini?"

"Gak! Gak usah! Cukup gw sebagai penikmat aja! Ampun Ta!"

Kali ini  gantian Tata yang tersenyum geli melihat Putera yang sepertinya sudah trauma dengan omelannya tentang proses pembuatan dan value dari sebuah tas mewah, di atas motor waktu itu.

"Btw, Ini kuncinya kok ada tiga? Banyak amat!"

"Buat tim lo, katanya lo ke sini sekalian kerja bareng tim lo kan? Kurang gak? Ada berapa tim nya?"

"Serius? Tim gw lo kasih president suite semua?"

"Iya lah, gak boleh membeda-bedakan manusia. Walaupun lo calon istri gw, tetep aja gw harus adil, ya kan? Lagi pula kalau tim lo happy, kerjaannya jadi bener dan lo juga yang akan terbantu."

Tata terdiam dan memandangi Putera dengan tatapan tidak percaya. Laki-laki di depannya ini begitu baik, sampai ke urusan tim nya Tata saja dia pikirkan dengan baik.

"Pasti tim gw seneng banget."

"Oh ya? Syukur deh."

"Nanti nama lo gw sebut saat meeting penutupan panitia acara ini."

Putera tertawa mendengar kalimat yang lebih terdengar seperti ledekan dari Tata.

"Gw perlu dateng juga gak? Sekedar kenalan doang gitu sambil lambai-lambai tangan waktu lo nyebut nama gw?"

"Gak!" Jawab Tata dengan sewot. "Jangan senyum-senyum! Lo belum jawab pertanyaan gw."

"Pertanyaan apa?"

"Kenapa lo bisa ada di sini?"

"Kerja lah! Biasa, emang gw suka keliling sambil kontrol aja."

"Malem-malem gini?"

"Ya kapan aja, random and unplanned! Jadi gw bisa tahu keadaan yang sebenarnya."

"Oh itu rahasia sukses jaringan hotel keluarga Atmadja?"

"Diajarin sama Ayah, katanya sebenarnya semua pekerjaan di perusahaan yang kita miliki itu adalah pekerjaan kita sendiri. Karyawan ada hanya untuk membantu kita. Jadi, sebagai owner, kalo porsi kerjanya lebih banyak dan jam kerjanya gak menentu, ya itu wajar! Karena kita adalah pemiliknya bukan karyawan yang jam kerjanya jelas."

"Hmmm.. Alasan yang cukup panjang, tapi masuk akal!"

Putera tersenyum geli karena sepertinya Tata masih belum percaya dengan alasannya. "Serius gw Ta, bukan cuma alasan."

"Ooh jadi memang lagi kerja ya Tuan Putera Atmadja? Bukan sengaja lagi ngikutin gw kan?" Tiba-tiba muncul sebuah ide gila di kepala Tata. Dia sengaja mendekat ke arah lelaki yang kini hanya mengenakan kemeja putih dan dasi biru dongker, warna yang sama dengan warna celana yang dia kenakan. Hingga kini mereka berdua hampir tidak berjarak. Sepatu mereka saja sudah menempel di bawah sana, kebayang kan sedekat apa mereka sekarang? Tangan gadis itu dengan santai hinggap di bagian dasi sang pria dan sengaja membenarkan posisinya yang sudah tidak singkron. Posisi mereka yang begitu dekat dan suasana lampu yang temaram membuat Putera kesulitan bernafas dengan normal dan sesekali jakunnya terlihat naik turun. Tangan lelaki itu terlihat begitu awkward, karen seharusnya saat adegan-adegan begini, tangan si lelaki harusnya bertengger di pinggul sang gadis. Tapi Putera masih cukup sadar untuk tidak menyentuh wanita itu sebelum dia mengizinkannya.

Setiap nafas yang Putera hirup terisi oleh harumnya aroma dari tubuh gadis ini. Ada aroma rose, musk dan sedikit Citrus yang sangat seksi! Sebagai seorang pemain professional, Tata bisa menangkap pergerakan yang tidak biasa dari pria itu. Dan hal itu membuat Tata tersenyum dalam hati. Tapi belum selesai, dia masih ingin menyiksa pria di depannya ini lebih lama.

"Yang bener dong pake dasinya, jangan malu-maluin keluarga Atmadja." Ucapan Tata lebih terdengar seperti bisikan di telinga Putera. Dan hal itu semakin membuat laki-laki itu merinding.

Perlahan pandangan Tata merambat dari dasi, jakun, ke leher lelaki itu. Yang entah bagaimana terlihat lebih seksi karena adanya dua buah tahi lalat di sana.

"Wah.. Ternyata lo punya tahi lalat ya di leher lo?" Tata semakin berani menyentuh leher lelaki yang dari tadi hanya bisa terdiam itu. Senyuman dan tawa meledek dari Putera, sudah hilang sama sekali. Boro-boro senyum, mau nafas aja sulit! "Gw juga punya tahi lalat di leher belakang, malu liat gak?"

"Hmmm?" Tanya Putera tidak fokus!

"Gw punya tahi lalat di belakang leher gw, lo mau liat gak?" Tata mengulangi Kalimatnya.

"Bo.. Boleh.."

Melihat wajah Putera yang semakin tegang, Tata merasa menang! Tapi masih dia sembunyikan senyum kemenangan itu dalam-dalam. Gadis itu berbalik membelakangi Putera dan pemandangan yang sekarang Putera lihat di depannya sungguh semakin menggerus imannya! Tengkuk leher putih mulus dengan anak-anak rambut yang semakin membuatnya terlihat menggoda. Belum lagi bagian pundak dan bahu yang tidak tertutup apapun terlihat sangat kinclong hingga sesekali berkilauan saat terkena cahaya. Sialan! Sepertinya Putera ingin sekali menuntut Versace karena sudah berani-beraninya membuat baju seperti ini! Tata tidak salah! Versace yang salah!

Putera dengan wajah bodohnya mencoba mencari di mana letak sebuah titik hitam di antara kulit putih mulus itu. Tapi tak kunjung dia temukan. Berkali-kali dia telusuri dengan matanya, tidak ada yang terlihat selain kulit mulus milik gadis itu. Rasanya dia tidak sabar untuk menyentuh semua pemandangan yang tersaji di hadapannya ini, tapi sekuat mungkin dia tahan karena dia teringat akan janjinya pada Tata.

"Keliatan gak?" Tanya Tata sambil menahan senyumannya. Dia sangat tahu kartu apa yang sedang dia mainkan.

"Hmm? Dimananya Ta?"

"Di tengkuk gw, ada gak? Ketutupan rambut gw kali?"

"Oh.. Iya mungkin ya?"

"Coba singkirin aja anak-anak rambut gw."

"Oh.. Boleh Ta?"

"Boleh apa?"

"Boleh gw pegang?" Suara Putera terdengar penuh harapan.

"Eh! Gak boleh deng, nih gw aja yang pegang! Lo bolehnya liat aja!" Tata hampir tertawa, dia tahu pasti Putera sudah berharap bisa menyentuh lehernya. Tapi tentunya permainan ini tidak akan semudah itu!
Tata mencoba mengangkat anak-anak rambut di tengkuknya. Tapi kini perhatian Putera bukan lagi ke tengkuk gadis itu, melainkan ke bagian ketiak Tata yang kini terpampang nyata kemulusannya. Putera menarik nafas berat! Bagi seorang pria, ini adalah situasi yang berat! Dia frustasi karena terlalu banyak yang ingin dia lakukan tapi tak satupun yang mampu dia wujudkan!

Sukurin!

"Ada gak Put?"

"Hmmm? Udah Ta! Jangan diangkat tangannya kayak gitu!" Putera mencoba menurunkan tangan sang gadis kembali ke tempatnya.

"Loh kenapa?" Tata berbalik, kini dia bisa melihat dengan jelas wajah sang lawan yang sudah memerah hingga ke telinganya. "Lo gak mau liat tahi lalat gw?"

"Bukan gitu." Putera hanya sanggup menggeleng sambil menggigit bibir bawahnya.

"Eh! Gw baru inget! Kayaknya emang gak ada deh! Kayaknya tahi lalat gw ada di tempat lain, bukan di situ." Senyuman kemenangan di bibir Tata mulai terlihat.

Di titik ini Putera sadar kalau dia sudah dipermainkan oleh perempuan bandel di depannya ini! Tapi dia terlanjur penasaran tentang di mana si tahi lalat kurang ajar itu menempel? Dia iri kepada benda kecil berwarna hitam itu! "Terus? Ada di mana tahi lalatnya?"

Tata semakin kesulitan menahan senyuman penuh kemenangannya. "Hmmmm.. Di mana ya? Dari yang lo liat ada gak tahi lalat di badan gw?" Wanita itu berputar satu kali dengan gerakan yang begitu manja. Dia sengaja! Dia mau tahu sampai mana batas kesabaran seorang Putera!

"Ta, are you flirting on me, right now?"

"Nope! I just make my score! 0 - 1, for me!"

"I think you made a mistake." Putera yang sudah mulai mengerti dengan permainan Tata, membisikan kalimat itu dengan suara yang berat.

"What?" Tanya Tata dengan senyuman penuh arti

"I lost twice from you, today! So the score should be 0 - 2, for you!"

"Twice?"

"Ya, yang pertama waktu lo kirimin gw foto-foto lo tadi siang dan yang kedua, sekarang!"

Tata tersenyum dengan penuh kemenangan! "Gw suka cara lo mengakui kekalahan, a very gentleman of you!" Seolah belum puas, Tata memberikan belaian lembut di pipi lelaki itu, tepatnya di bagian rahangnya yang bentuknya hampir kotak.

"Udah ya, main-mainnya! Gw mau lanjut kerja!" Tata mundur beberapa langkah sambil melepaskan jemarinya dari pipi Putera. "Makasih buat kunci kamarnya! Jangan lupa bilang ke Papi juga ya kalau malam ini anak gadisnya gak pulang!" Tanpa tedeng aling-aling Tata meraih jemari Putera dan memberikan satu kecupan di punggung tangannya. Hingga kini ada bekas lipstik yang berwarna merah tua tertinggal di sana.

Tata tersenyum puas saat melihat Putera yang hanya bisa bengong dan memandangi punggung tangannya dengan tidak percaya.

"Udah gw tandain nih, biar gak ada yang berani gangguin kalau lo mau tetep minggle di sini!"

Hah? Bukannya terbalik? Bukankah seharusnya yang lebih dikhawatirkan adalah keberadaan Tata dengan baju seksinya itu? Bukankah harusnya gadis itu yang harus ditandai di jidatnya besar-besar, kalau dia sudah memiliki calon suami? Atau mungkin malah seharusnya wanita yang terlalu menggoda iman itu disarungin aja! Agar tak ada yang menikmati keindahan tubuh itu selain Putera! Setelah mengatakan hal yang cukup membuat Putera geleng-geleng kepala, dengan seenaknya Tata melepaskan jemari Putera dari tangannya dan pergi!

"Tunggu Ta! Gw mau nanya serius sama lo!" Putera kembali menahan tangan sang gadis. Tentunya dia tidak sebodoh itu untuk melepaskan si mawar berduri itu begitu saja!

"Apa? Hmm?" Tata tersenyum tanpa memperlihatkan giginya.

"Lo gak lagi ngasih kode ke gw buat mewujudkan ancaman gw kan?"

"Ancaman? Yang mana?"

"To make your Versace dress laying on the floor?"

Wajah Tata memerah saat mendengar bisikan nakal dari Putera yang terdengar begitu menggoda. Untuk sekarang, Putera sudah cukup puas karena dia  bisa menangkap rona merah itu.

"Forget it! It just in your dream!" Dengan berani Tata menatap mata tajam Putera. "I love this dress and I will never let you make this Versace laying on the floor!"

Putera hanya bisa tersenyum dengan menahan kekalahan telaknya dari seorang gadis yang telah mempermainkannya dengan habis-habisan hari ini! Untuk pertama kalinya setelah berbulan-bulan hidupnya di penuhi awan kelabu, akhirnya adrenalinnya terpacu kembali berkat permainan nakal seorang Renata Samantha Adhisusilo!

***

Can you feel the heat? 🥵🥵
Padahal bukan adegan dewasa, bahkan kissing aja gak ada! Tapi gw kepanasan sendiri waktu nulisnya! 😅

Semoga bisa menemani malam minggu kalian ya mentemen! Enjoy! Jangan lupa sedia es teh satu gentong!
🍺🍺🍺













Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

54.7K 3.6K 26
She can't sleep, except.. Leia: Gue bisa tidur, akhirnya gue bisa tidur lebih dari 2 jam! Bintang: Cewek itu minta tidur bareng gue, eh maksudnya ti...
55.3K 1.5K 75
Setelah 5 tahun mereka tidak pernah bertemu bahkan tidak pernah berinteraksi sama sekali, Arga dan Gisel malah harus bertemu kembali karena DIJODOHKA...
6.3M 329K 59
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...
3.6K 420 21
Jika semua lelaki bisa menghargai perempuan yang tak bisa memiliki anak, mungkin saat ini Kimberly sudah berbahagia dengan Leo. Sayangnya calon mertu...