Only You | Chansoo

By Meu_naa

79.1K 7.3K 2.4K

🔞⚠️ Apa yang akan kamu rubah dimasa lalu jika kamu punya kesempatan..? "Dulu aku menyesali tentang keputusan... More

OY 01
OY 02
0Y 03
OY 04
OY 05
OY 06
OY 07
OY 08
OY 09
OY 10
OY 11
OY 12 🔞
OY 13
OY 14
OY 15
OY 16
OY 17
OY 18
OY 19 🔞
OY 20
OY 21
OY 22
OY 23
OY 24
OY 25
OY 26
OY 28
OY 29

OY 27

1K 122 146
By Meu_naa

     

Molly sering banget jadi korban kejailannya bapak Bramasta, waktu umur 2 bulan udah disuruh latihan maen drum.
Syd gak pernah sadar, soalnya dilakuin pas dia lagi lengah, tau tau Carel kirimin dia Vidio Molly.

Molly bilaik "Mak tolongin napa, ni laki lu berulah lagi. Cape gue."

_________________________________________


      Apartementnya terasa sepi, selepas kemarin sore dia mengobrol dengan Kia perihal permasalahannya dengan Syden, malam harinya, kedua mertuanya datang menjemput Syden beserta Molly, mereka tidak mengobrol apapun, namun sepertinya Syden mengetahui kepindahan sementaranya kerumah Kia, sebab ketika Carel kembali, Syd sudah rapih, beberapa bajunya telah berada didalam tas, tadinya Carel menawarkan diri mengantarkan, tapi seperti katanya tadi, 'tidak ada obrolan', Syd tidak menjawab pertanyaannya, pun Carel tidak jua mamaksa, Syden tetap duduk anteng, menemani Molly yang tertidur dipangkuannya, hingga Kia menelopon dan mengatakan kalau sebentar lagi dia akan menjemput Syden atas permintaan anak bungsunya, Kia tidak mengatakan mengapa Syd memilih dijemput dari pada dianterkan, cuman menurut Carel, mungkin dia takut merasa gak nyaman selama dalam perjalanan jika dianterin Carel.

"Kai gue beneran harus ngomong sama dia." Tegas Carel lelah, 5 menit sudah mereka adu mulut, Kai belum memberinya ijin bertemu Bima, bukan karna Bima nggan diajak bicara, namun kayanya Kai tau soal Syden yang dia pulangkan kerumah orang tuanya, alhasil lelaki tan itu pasang badan buat menghindari sesuatu yang menurut dia bisa memperkeruh situasi yang ada.

"Ngomong apaan lu ?--"

"Jangan jangan beneran anak lu."

Carel menghela nafas seusai meneguk air putih dipagi hari yang diliat liat tampak mendung, dia lupa melihat perkiraan cuaca hari ini. "Kenapa pada nuduh gue ?"

"Kan setau kita Bima sebelum sama Yaka sama lu bang ?-"

"Kita juga tau lu berdua belum sama sama move on."

"Sembarang banget lu ngomong." Saut Carel mencabik, andai pembicaraan ini tidak lewat telpon, pasti mulut Kai udah dia sumpal pake cabe merah.

"Kalau gue belum move on, gue gak akan nikahin Syd."

"Ya elah bang, siapapun yang belum move on dari masa lalu juga pasti pada bisa kawin.--"

"Pertanyaannya lu bisa kontrol diri lu gak ? buat gak balik ke masa lalu."

"Bacot apa dah lu, lama lama beneran gue rendem pake rinso."

"Kok marah, bang, gue tau yak, lu kawin sama Syd pas lu belum kelar sama masa lalu, lu kawinin dia cuma kedesak, karna udah rame rumor nggk jelas."

Carel tarik nafas, lalu berucap pake nada agak tegas. "Gue nikahin dia, karna gue pengen lindungin dia. Lu tau sendiri, berita gue pacaran sama Syd, ditambah fitnah sana sini, udah ngusik kehidupan pribadi dia, mungkin kalau gue nikahin Syd, gue bisa leluasa jagain dia, dan bikin orang orang stop ngejugde dia, karna gue beneran sayang, bukan disuruh perusahaan. Jujur gue muak sama berita yang ngasih statement kalau gue masih pacar Bima, bahkan pada bilang gue bakal nikah sama dia." Ujarnya memijat kening, entah berapa gelas dia minum buat menahan emosi yang secara tak terduga dipancing Kai, kala dia nyaris lengah.

"Beneran muak, atau pura pura muak--"

"Beneran ngelindungi atau justru bikin Syden lebih berantakan."

Satu kalimat terakhir Kai berdengung memekakan telinga, Carel tidak memiliki sesuatu buat membantah, yang bisa dia lakukan hanya menggertakan gigi, awal awal pernikahannya dengan Syden memang tidak berjalan baik sesuai kemauannya, maka ketika Kai mempertanyaan itu, pikirannya tiba tiba ngeblank, mungkin kalau karakter di inside out beneran ada, kayanya sekarang mereka lagi ngacak ngacak rentetan kertas memory nya buat dibaca ulang, biar Carel punya jawaban yang tepat, namun pada akhirnya, dia cuma menghembuskan nafas.

"Gue udah janji waktu dialtar mau bahagiain Syd sehidup semati, gue udah janji dhadapan tuhan, dan itu adalah janji paling gede yang pernah gue ucap.-"

"Jadi, jangan halangin gue buat ketemu Bima, gue bakal jelasin setelah gue dapetin apa yang gue mau dari dia. Gue lakuin ini demi Syden, demi rumah tangga gue sama dia, mungkin ini satu satunya yang bisa selamatin pernikahan gue.-"

"Please Kai bantuin gue, gue gak ada maksud apapun, semua pikiran buruk lu gak akan terjadi, gue butuh banget ngomong sama dia, berdua doang."

Lama Carel tidak memdengar sautan, sampe Kai sendiri berdecak kecut. "Makannya bang, jangan libatin orang lain dalam rumah tangga lu.-"

"Syd gak mungkin asal tuduh, kalau lu udah sepenuhnya lupain Bima, kalau lu tetap gak ada urusan sama Bima, gue yakin, Syd gak akan punya pikiran gitu.-"

"Kejadian dulu, pasti bikin dia trauma, pasti bikin Syd was was terus ninggalin lu berdua dikerjaan yang gak bisa dia mantau 24 jam, selalu ada celah dimana lu bisa berdua doang sama Bima, dan celah itu yang buat Syden terus keinget kebaikan lu yang sama mantan aja perhatiannya tetep sama.-"

"Lu gak bisa terus jadiin status kedeketan lu berdua dipublik karna kalian idol satu group, gak mungkin cuek cuek an, tapi gue liat liat, lu berdua deketnya emang berlebihan.-"

"Inget bang, kebaikan bisa jadi bumerang."

Suasana kembali sunyi begitu telpon dimatikan, kedua lengan besarnya bertumpu pada meja makan, kepalanya menunduk dalam, mencoba menyelesaikan tumpukan masalahnya satu satu, dan yang paling penting, dia punya alesan buat bawa Syden kembali kerumahnya sesuai kesepakatannya dengan Kia.

Awalnya Carel cuma mau menitipkan Syden sebentar, sekitar 2-3 hari, sementara dia akan membereskan apartment, jadi nanti Carel jemput Syden buat pulang kerumahnnya, kenapa Carel menitipkan Syden, karna biar mereka gak berantem terus, seperti sebelum belumnya, Carel slalu ingin punya waktu sendiri setiap mereka berdebat, walau sebenarnya, dia agak kecewa terhadap tuduhan Syden, serta sifat keras kepalanya yang kelewat batas, mungkin dengan ini, mereka bisa sama sama introfeksi diri.

Tapi abis denger cerita Carel, Kia yang tentunya terlebih dulu mendengar dari sudut pandang anaknya, memutuskan membuat kesepakatan antara dia dengan Carel, yaitu Carel harus membuktikan sendiri bahwa tuduhan Syden terbukti salah, dan dia punya alesan kuat buat jemput Syden dari rumahnya, tapi jika Carel tidak bisa melakukannya, maka Kia menyuruh Carel menandatangi surat cerai yang segera Kia buat, tenggak waktu yang diberikan mertuanya pun cuma 2 hari, tidak lebih, dia bilang, sekalipun dimata dia Carel menantu yang baik, tapi dia gak mau mengorbankan anaknya yang terus terluka, "Selama 2 taun ini, mamah sabar loh Rel. Kamu tuh baik, tapi kenapa mamah ngerasa Syden terus dijahatin, dari fans fans kamu, fansnya mantan kamu, kenapa kok udah 2 taun berjalan gak ada perubahan.-"

"Syden udah berani ninggalin mimpi dia buat jadi aktor sama penyanyi demi kamu. Jadi tolong, hargai pengorbanan Syden."

Ucapan Kia berputar lagi bak kaset kusut yang dia maksa mainkan, bukannya menenangkan, malah semakin bikin telinga Carel berdenging gak nyaman, bulir bening yang tau tau memenuhi pelupuk matanya mengalir, menambah sesak didadanya. Waktu yang berjalan kian menipis, Carel tidak bisa terus berlarut larut, kehilangkan Syd tidak ada dalam kamusnya, dia harus mendapatkan kembali miliknya.

Sambil menghapus jejak air matanya, Carel membuka kulkas, berniat mengambil telur pelengkap mie rebus yang ingin dia masak, alih alih memesan online, Carel milih masak sendiri, tapi saat pintu kulkas yang baru sempat dibuka dari kemarin sore, Carel mendapati kulkasnya penuh dengan makanan jadi yang ditaro dalam lunch box bening, ada bertumpuk tumpuk dengan isi berbeda, pun didalam frezzer ada masakan serta sambal kesukaannya yang diawetkan didalam plastik yang dipress, Carel mencabut sticky note yang ditulis Syden, tertempel disalah satu tumpukan lunch box.

"Tinggal kamu hangatin, 3 kali makan sehari, persediaannya cukup buat 2 hari kedepan."

Perhatian Syd, serta kalimat sederhana itu berhasil menghangatkan Carel, dia tersenyum haru, mana bisa dia menyia nyiakan Syd, yang bahkan masih memperdulikannya disaat hubungan mereka sedang buruk.

•••••

         Celotehan Molly memenuhi ruang tv dirumah milik keluarga Syden, bayi perempuan yang makin hari lehernya ketutup pipi, saking bulatnya pipi Molly, menyebabkan ruam merah dilipatan lehernya, rasa perih akibat lembab sering membuat Molly nangis, kata DSA kejadian itu biasa dialami oleh bayi, apalagi Molly termasuk bayi yang mudah berkeringat, biar lukanya cepet kering, Syd biasanya membiarkan Molly terkungrap biar kepalanya ngangkat, tapi nih bocah dedemitnya Carel suka banget nunduk, entah mainin karpet bulu pake tangan kosongnya, atau mainin ludahnya sendiri yang ngeces, jadi Syden harus pinter pinter ngalihin perhatian Molly.

Dan kayanya yang paling gampang ngambil perhatian Molly adalah dengan botol susu gambar jerapah miliknya, baru ngeliat bayangan Syd bawa botol sambil duduk aja dia ngeleret rusuh, tanganya mengapai gapai udara, kakinya bergerak semangat, Syd ketawa gemas. "Ribut banget lu, mau ngapain ?"

Teriakan khas bayi diiringi rengekan Molly menemani tawa rengah Syden sore itu. "Sabar sabar. Badan udah kek anak gajah juga, masih mau nyusu." Dikatain gitu Molly tiba tiba nangis, nggak sabar pengen dipangku, Syden lagi lagi cuma ketawa, terus letakin botol susu disampingnya, barulah dia angkat Molly yang diletakan dipangkuannya,

"Ihh apaan dah, narik narik baju. Ini susunya kan udah siap, tunggu bentar,-"

Dibanding fokus pada susu yang lagi Syden cek suhu panasnya udah mendingan apa nggk, Molly narik narik kerah baju dia, Syden hapal betul apa yang Molly mau, pernah iseng sekali ngasih putingnya buat dihisap Molly ternyata bikin Molly agak ketagihan, walaupun ukurannya tidak sebesar nipple dot miliknya, pun teksturnya yang pasti berbeda, Molly tetap penasaran, beberapa kali jika dipangku Syden, Molly suka kedapati nyari celah biar bisa ngisap nipplenya, tuh bayi sebenernya tau kok punya Syden gak ada susunya, tapi mungkin dia suka ngemutin doang, persis bapaknya, jelas banget kan nih tuyul anak siapa. Mengetahui itu, Syden yang kemarin kemarin suka kasih yang Molly mau abis dia minum susu, sekarang dia kurangi, takut kebiasaan.

Molly baru anteng sehabis Syd jejelin nipple dot kemulutnya, dia anteng minum dengan mata layu. "Jangan tidur ah, gue gak mau gadang." Sepasang mata Molly yang nyaris ketutup dibangunkan paksa Syden dengan narik botol dotnya.

"Apa ngeliatin, gak ada yang belain ye,-"

"Gak ada daddy disini, gak akan belain kamu, sekarang papa jaganya sendiri."

Molly hampir ngerengek digodain emaknya sendiri, Syden senyum tipis, memasukan lagi nipple kedalam mulut mungil Molly, lengan kecil dia nepuk nepuk dada Syden, kadang kasih pijatan kaya anak kucing. "Cengengnya lucu banget sih, dasar mbul, inget gak kemarin dokter bilang apa-"

"Susunya dikurangin, takut obesitas, berat kamu tuh udah melebihi usia kamu, besok harus diet."

Anak sekecil Moly udah disuruh diet, apa gak puyeng nih bocah, ya gimana ya, Molly yang sewaktu dalam perut kecil banget, terus pas lahir diragukan masa pertumbuhannya, sekarang berat badannya naik pesat, bayangin, baru 4 bulan, Molly nyentuh 8,5 kg, padahal rata rata bayi 4 bulan beratnya 5 kg, paling berat 7 kg.

Kemarin Carel ngepost photo Molly yang lagi diajak bercanda mamah Kia, vidio berdurasi 10 detik itu dia dapat dari Aknes, Carel memasukannya ke peed instagram dengan muka Molly yang dia tutupi pake sticker kelinci, ada yang bilang lucu, ada yang bilang penasaran muka bayinya, ada yang bilang cantik, tapi tak sedikit yang bilang kalau Molly kegendutan, dan sebagai orang tua, tentunya Syden disalahkan, katanya dia gak tau berapa berat ideal bayi 4 bulan, serba salah emang jadi Syden.

(Vidio yg dimksud, tpi Molly gendutan dikit, byangin aja. yg mangku Aknes, yg midio Kia.)

"Dek ?"

Syden noleh kebelakang, ngeliat Aknes berdiri didekat pintu masuk, "Kenapa teh ?"

"Tidur ?" Kata Aknes balik tanya,

Syden ngelirik Molly sebentar, baru dia balik arah lagi. "Baru mau." Jawabnya, mata Molly yang ngantuk berat berusaha tetap sadar karna denger suara Aknes, akhir akhir ini Molly lagi demen diajak maen sama anaknya Aknes, jadi dia ngira Aknes mau ngajak dia maen.

"Kenapa ?" Ujar Syden pelan,

"Ada temen kamu didepan, itu Yaka, mau ketemu kamu katanya."

Mimik Syden berubah bingung, ngapain Yaka mau ketemu dia. "Sini Mollynya sama teteh dulu." Aknes jalan mendekat, dipangkuan Syden, ternyata Molly udah beneran tidur.

"Titip teh."

Hati hati, takut Molly kebangun, Aknes bawa Molly dari pangkuan Syden, Namun belum sedetik Molly sadar dia dipindahin, matanya langsung kebuka panik, begitu bukan Syden yang dia liat, Molly mendadak nangis kencang, botol susu yang semula diambil alih Aknes dia tepis sampe jatuh, ekor matanya ngikutin gestur Syden yang didorong Aknes, "Udah tinggalin, gak papa, ntar juga diem." Kata Aknes, seolah paham maksud Aknes, tangis Molly kian berisik.

Syden mau gak mau ninggalin Molly, lagian bener kata Aknes, lama lama Molly cape sendiri.

____

Rumah Syden yang baru dihuni beberapa bulan lalu tidak terlalu besar, ada dipusat kota yang dekat dengan beberapa pelayanan publik seperti rumah sakit, serta pusat perbelanjaan, akhirnya memantapkan Syden membeli tanah didaerah itu, lantas membangun rumah bergaya klasik dengan kombinasi warna abu dan putih, katanya, warna putih bikin rumah keliatan lebih luas, sementara warna abu untuk mempermewah, walau cuma terdiri 2 lantai, pun jumlah kamar yang tidak banyak, tapi harganya tidaklah murah, bahan bahan yang dipake sangat berkualitas, Syd memang mengutamaka kualitas dari pada harga, ngapain beli murah kalau ada duit, iya kan ?

Didepan, ada kolam ikan kecil kecilan, bersebelahan dengan gazebo, disana pula Yaka duduk, ditemani segelas jus alpukat kesukaannya. "Ka ?" Yaka noleh, segera matiin rokok, kemudian dia satukan sisa puntungnya didalam asbak kaca.

"Sorry kalau gue kesini ganggu lo."

"Nggk lah, gue nya gak sibuk ini.--"

"Kenapa ?" Syden ambil tempat agak jauh dari posisi Yaka,

"Molly kenapa gak lu bawa, kangen gue."

"Yang ada lu gigitin mulu pipinya."

"Siapa suruh naro bakpau dimuka. Bakpau itu dimakan, bukan buat pajangan doang."

"Biarin lah, ntar kurus dikatain kurang gizi. Mending sekalian aja produksi bakpau."

Yaka terkekeh, dia diam sejenak, keinget Bima jadinya, sejak dari rumah sakit, dia belum nemuin calon tunangannya itu. "Punya anak seru yah Syd ?"

Syden ikutan ngehela nafas, "Lu belum ngambil keputusan apapun ?"

"Bingung banget gue.-" Ucap Yaka, kepalanya menengadah tegas.

"Lu tau lah, apa yang gue rasain. Kita mungkin sama, bedanya, tuduhan lu belum tentu bener, tapi gue udah jelas dihianati."

"Ya kalau bener, gue juga dihianati Ka."

"Lu marah ?"

"Jelas lah."

"Gue juga marah, tapi kenapa orang orang gak bisa maklumi kemarahan gue ?-"

"Lu pikir deh, gue gak mau sentuh Bima setelah nyokapnya kasih tau syarat biar gue lolos jadi mantunya, jangan ngehamilin Bima, eh dia malah main dibelakang gue."

Sebagai orang yang tidak sengaja terlibat, Syden paham betul apa yang Yaka rasakan, faktanya, itulah yang akhirnya membuat Syden berantem sama Carel, "Kenapa gak coba ngobrol, siapa tau dia kasih alesannya apa ? mungkin Bima gak sengaja kan ?"

"Gue gak benci sama Bima, apalagi bayinya, dia gak salah apapun. Tapi, Jangankan ngobrol, tiap gue ngeliat Bima, rasa kecewa gue makin gede. Gue cuma mau tenang dulu, baru abis itu gue beraniin ketemu sama dia.-"

"Dan, kaya biasa-"

"Ketemu sama lo, bikin gue ngerasa tenang.-"

"Gue gak ada maksud apa apa, cuma sama lo, gue ngobrol tanpa emosi, cuma omongan lu yang kepake sama gue."

Syden memutar arah duduknya hingga menghadap Yaka langsung, lelaki berkaos hitam yang memilih tiduran. "Ka, lu tau Bima bilang apa ke gue kemarin ?-"

"Dia bilang, lu belum bisa lupain gue. Sebagai orang yang berpengalaman, jadi Bima pasti sulit, gue sama kesalnya kaya lo, tapi kita belum tau kebenerannya kaya gimana ?-"

"Pemberontakan Bima, mungkin karna sifat lu juga.-"

"Bima lagi hamil muda, jangan biarin dia banyak pikiran. Kalau lu belum kelar sama urusan masa lalu lu, jangan maksa diri lu buat mencintai orang lain, lu bukan cuma nyakitin satu orang, tapi nyakitin diri lu juga. Gue gak butuh peran lu supaya Bima gak ganggu gue lagi. Gue malah jadi makin buruk dimata Bima.-"

"Coba lu gak maksain diri, gak akan kejadian ini. Mending sekarang lu temui dia, Bima pasti lagi dihakimi keluarganya, selain lu, dia mau pulang kemana.-"

"Gak semua orang punya rumah, mungkin Bima salah satunya, tapi bukan berarti dia gak boleh merasa pulang.-"

"Gak peduli apa keputusan lu, tapi buat sekarang, tolong payungi dia.-"

"Gue gak membenarkan tindakan Bima, tapi gue tau rasanya, lagi hamil, tapi lo ngerasa satu dunia nolak keberadaan lo sama anak lo."

Yaka berdehem, dia bangkit dari rebahannya, duduk bersila depan Syd yang nafasnya memburu cepat, ada kilau kekecewean dimata cantiknya. "Kenapa lu marahin gue ?-"

"Gue kesini juga mau ngerasain pulang."

"Jangan bercanda."

"Gue gak pernah becanda.-"

"Sekarang gue tanya, kalau ternyata anak Bima kebukti anak Carel. Lu mau apa ?-"

"Lu mau kabur sama gue gak ? kita bisa sama sama bangun rumah tangga dari awal." Ujar Yaka bergurau.

"Lu bisa terima gue sama Molly, kenapa lu nolak keras keberadaan Bima sama anaknya ?"

"Lu kan gak hianatin gue.-"

"Gak usah pura pura bodoh, siapapun gak ada yang mau dikecewain. Gue beneran udah naro kepercayaan sama Bima, makannya gue berani ambil resiko ngomong sama nyokapnya, lu pikir gue main main dapetin dia ?-"

"Kalau gue lakuin cuma sekedar sama apa yang lu pikiran, gue gak akan mau sujud dikaki wanita biadab itu-"

"Gue emang sayang lu Syd, lu pun tau, gue suka sama lu sebelum Carel, tapi gue gak sebrengsek laki lu yang masih kegocek, gue gak mau Bima ngerasain apa yang lu rasain, dia udah banyak nerima luka-"

"Tuh anak emang dasarnya bengal aje, susah dibilangin, tapi hatinya gak sejahat itu.-"

"Gue berusaha kasih diri gue seutuhnya, eh endingnya malah gini.-"

"Apa yang gue perjuangin berakhir sia sia." Kata Yaka panjang lebar,

Syd tertegun, lama tidak mengobrol, ternyata banyak yang tidak Syd tau, terkadang segala informasi tentang Yaka, Syd taunya dari Xenos, selama nikah sama Carel, dia mutusin buat tidak terlalu dekat dengan Yaka,

Namun kini, rasanya, mereka harus sesekali bertukar obrolan tentang keluh kesah mereka, seenggaknya, mereka bisa tetapkan waktu berbagi gelisah. Dimasa tersulitnya, Yaka selalu ada, tapi kenapa, dimasa tersulit Yaka, Syden gak pernah ada.

"Syd ?"

Syden mendongak, Yaka lagi mainin rokok dilengannya, dia putar putar melawan angin. "Jadi lu emang sakit, tapi Bima bisa jadi lebih sakit,-"

"Atau diri gue sendiri yang lukanya paling gede. Dulu gue ditolak lu, padahal cintanya gue gak kalah gede dari Carel, sekarang giliran gue nemu orang baru, gue ditikam kedua kalinya.-"

"Menurut lu gue harus lari kemana lagi ?"

Baru ingin menjawab, tangis Molly memecah pembicaraan keduanya, Syden refleks nengok kearah depan, Ada Aknes yang bawa Molly. "Maaf yah teteh ganggu, gak berenti nangisnya, kasian, merah banget mukanya." Ujar Aknes menyerahkan Molly, tidak lama, dia kembali masuk.

Begitu dipindahin kepangkuan Syd, Molly spontan diam, tangisnya berenti, sisakan jejak air mata yang basahi seluruh wajah merahnya, manik indahnya sangat sembab. Binar bulat secantik Syden menatap sang papa, seolah mengatakan dia tidak mau ditinggal.  "Kenapa nangis, jadi jelek mukanya ?--"

"Belum papa tinggal sejam loh." Ucap Syden nidurin Molly dialasi bantal bayi yang tadi ikut dibawa Aknes.

Dulu Syden mengeluh Molly gak mau sama dia, sekarang sebaliknya, Syd beberapa kali ngeluhin karna Molly gak bisa banget dia tinggal, ke toilet gak sampe 5 menit, nangisnya bisa 10 menitan.

Molly gak bisa dia titipin kesiapapun, giliran mau maen sama orang lain, Syd harus tetep ada disekitar dia, Syden ngerasain jadi emak emak yang susah kemana mana pas udah ada bayi. "Punya anak gak melulu seru tau Ka ?-"

"Bikin emosi gak stabil, seharin kalau dia bangun, gak bisa kita tinggal, tapi giliran dia tidur, kita gak bisa ikut tidur, pas malam kita mau tidur, dia kebangun.-"

"Cape dah asli, jujur aja gue.-"

"Punya anak harus siap mental, gak siap mah, yang ada tiap hari depresi.-"

"Makannya nih, lu beneran mau biarin Bima urus anaknya sendirian ? kata lu, lu gak mau Bima rasain apa yang gue rasain ?-"

"Lu gak harus mutusin buat lanjutin hubungan lu berdua. Tapi seenggaknya lu temenin dia dimasa tersulitnya, sambil lu kasih paham ke dia, alesan kenapa lu maju atau berakhir mundur.--"

"Biar Bima tau ada yang peduli sama dia."

Yaka merenung lama, lalu menjawab singkat. "Nanti gue coba ngobrol."

Molly sibuk mainin nipple yang biasa Syd cantelin dibajunya, biar gak ilang, mata belo dia sering ngelirik Yaka terus ngoceh kaya ngajak ngobrol. "Ih ngeces mulu lu." Tegur Syden, Molly ketawa girang waktu Yaka ngerespon ocehannya.

"Lu coba pamerin muka cantik anak lu.-"

"Biar ngebungkam mulut para netizen."

"Gak ah, ntar banyak yang iri." Jawab Syden berbarengan dengan Yaka yang ngeliatin gerbang, ada suara mesin mobil mendekat mau masuk keperkarangan rumah,

Mereka sama sama mengernyit, beda sama Molly yang antusias menghentak hentakan badan heboh, tau betul suara mesin mobil daddynya.

Seusai mobil terparkir, Carel keluar dari pintu kemudi, Syden pikir dia cuma sendirian, sebelum Bima muncul dari pintu samping.

Molly mengerjat ketika matanya berhasil menangkap bayangan Carel mendekat menghampiri dia. Si kecil tidak sabar minta dipangku,

Baik Yaka, Syden, Carel, pun Bima, mereka semua bergantian saling menatap.

•••••

Molly tuh makin gede malah makin mirip Carel tau, kupingnya melebar, cuma mata doang yang tertinggal dari Syd. 😆😆
Makannya kan, bayi tuh belum bisa dikatain mirip siapa", ntar keliatannya udah gede, Molly kecilnya kan Syd banget.

Udah dulu yah,
Maaf lama hehe,
Silahkan kritikannya kaka 😁

14 Feb 2024

Continue Reading

You'll Also Like

22.1K 3.4K 23
hanya sebuah kisah perjalanan empat anak ips menemukan dan memperjuangkan cinta sejatinya. "salah ya gue ngorbanin semuanya buat dia?" ... ateez loc...
80.2K 10.4K 59
The childhood that flies by, flowing like rubbish down the river, fades into oblivion. Childhood promises are stupid words that can't be kept. Jong...
3.4K 320 10
Mingyu dan Jeonghan tidak kenal dengan satu sama lain. Keduanya bertemu karena orang tua mereka sepakat untuk menjodohkan mereka secara tiba-tiba, me...
14.6K 1.8K 21
Menunggu sesuatu yang tak pasti adalah sesuatu yang menyakitkan. apalagi jika yang kita tunggu adalah seseorang. Selama tiga tahun lebih Kyungsoo me...