Kisah Klasik [SLOW UPDATE]

By itsnovnov

4.7K 629 124

Mari berkenalan dengan Alva, Abiel, Alma, dan Arul dari Kisah Klasik mereka. Noted. Dilarang menyebarkan ceri... More

Prolog
1. A New Friend
2. Bertemu (kembali)
3. Bujukan
4. The Gift
5. Our Time
6. Ada ya?
7. Melukis
8. Konser
9. Ngamuk
10. Ck!
11. Pupus
13. Patahati
14. Perlahan
15. Lah kok?
16. Gas Semua
17. Menunggu
18. Tantrum

12. Semakin rumit

187 30 7
By itsnovnov

Enjoy❤️❤️❤️

*******

Alma sebenarnya takut untuk menceritakan soal Alva pada Arul. Alma takut Arul akan marah mengetahui Alva menyukai Abiel. Karena yang Alma tahu, Arul juga sedang mengincar Abiel.

Kan tidak lucu kalau mereka harus tonjok-tonjokan lagi. Apalagi Alva juga masih lebam-lebam mukanya.

Masalahnya, Alma juga tidak bisa menahan tangisnya di depan Arul.

Padahal selama Alma sendirian tadi dia tidak menangis. Tapi begitu mendengar suara Arul, tangis itu turun juga.

Alma melepaskan diri dari pelukan Arul. Cowok itu sama sekali tidak merespon perkataan Alma tadi.

"Rul? Lo gak marah kan? Kok lo diem aja?"

Duh, jangan-jangan Arul beneran marah?

"Arul!"

"Iya, Al, iya. Gue denger."

"Terus kenapa lo diem? Lo gak akan mukulin Alva lagi kan?"

"Kenapa harus?"

"Bukannya lo juga suka sama Abiel? Lo lagi pdkt-in dia kan?"

"Kata siapa?"

"Gue liat sendiri ya, Arul!"

"Al? Sebenernya lo nangis karena patah hati soal Alva atau soal gue?"

"Ya-ya soal gue lah!"

"Terus kenapa malah mikirin soal gue sama Abiel?"

"Lo kan sahabat gue, Rul. Jelas gue juga peduli sama percintaan lo."

"Geli gue dengernya. Lagian gue gak apa-apa, gak suka juga sama Abiel."

Hah? Masa iya?

Orang yang Alma lihat Arul ini suka kok sama Abiel!

"Jangan bohong! Gue tau lo suka Abiel!"

"Kok maksa?"

"Ish! Aruuul!"

"Al, jangan repot-repot mikirin soal gue. Lo sendiri kan lagi patah hati sekarang. Lagian gimana ceritanya Alva bisa bilang dia suka Abiel?"

Mengalirlah cerita Alma soal obrolannya dengan Alva tadi.

"Rul, kalau Alva sama Abiel, gue gimana?"

"Kan masih ada gue, Al. Lo gak sendiri."

"Bukan soal itu Arul. Perasaan gue yang gimana?"

"Al, lo udah pastiin perasaan lo ke Alva itu beneran suka yang lebih dari sahabat gitu? Bukan cuma nyaman karena kalian barengan dari kecil?"

Soal itu Alma sendiri belum yakin. Tapi kalau bukan karena suka, tidak mungkinkan Alma sampai menangis begini hanya karena mendengar Alva menyukai Abiel?

"Gue yakin, Arul."

"Yakin seyakin-yakin nya?"

Arul ini kenapa sih?

"Tau ah! Lo gak membantu sama sekali."

"Gini deh, patah hati nya tunda dulu. Tadi gue beliin lo telor gulung sama es lemon yakult. Mending di abisin dulu, baru lanjutin nangis-nangisnya."

Sialnya, Alma memang tergiur melihat es lemon yang menyegarkan itu.

"Ya udah kalau lo maksa."

*******

Arul sedikit lega melihat mood Alma yang cukup membaik setelah menghabiskan jajanan yang tadi dia belikan.

Memang gampang membangun mood Alma tuh.

"Rul, lo beneran gak naksir sama Abiel?"

Pertanyaan itu lagi. Padahal berulang kali Arul mengatakan tidak, tapi Alma masih bersikeras.

Dasar keras kepala.

"Lo mau nanya berapa kali pun jawaban gue sama, Al."

"Kenapa? Abiel kan cantik, lemah lembut, pinter. Masa iya lo gak naksir?"

Sebenarnya Arul memang sedikit tertarik sih. Tapi hanya sedikit. Perasaan nya itu tidak sampai harus membuatnya bersaing dengan Alva.

Dan Arul juga tidak berminat untuk itu.

"Gue udah biasa sama yang modelan berisik, yang kalem jadi gak menarik."

"Berisik? Siapa?"

"Lo."

Alma memukulkan bantal yang di pangku nya pada Arul.

Tidak sakit kok. Cuma memar-memar paling.

"Tapi serius, Rul. Lo coba deh bikin Abiel suka sama lo, siapa tau bisa. Jadinya kan nanti Alva sama gue."

Wah, koslet nih anak.

"Yang keseleo itu kaki, atau otak lo sih, Al?"

"Kenapa emang?"

"Ya lo gila? Ngapain gue ngerebut gebetan Alva, sahabat gue sendiri?"

"Kan demi gue, Rul. Gue juga sahabat lo kan?"

Biarpun Alma menangis darah, Arul tidak akan mau menuruti ide gila nya itu.

"Mau lo sahabat, saudara, bahkan orang tua gue sekalipun, gue gak bakal ngikutin ide gila tadi. Orang tuh kalau sahabatnya lagi cinta sama orang di bantuin, bukan di tikung!"

Alma cemberut, "Berarti gue udah gak ada harapan ya?"

"Udahlah, Al. Cowok masih banyak. Lo itu cantik, pinter, pasti banyak yang naksir."

Alma mengerutkan keningnya, "Gak salah lo bilang gue cantik? Mau di bayar berapa lo?"

Menyesal Arul.

"Bayar pake pengabdian seumur hidup."

"Ngaco! Lagian cowok emang banyak, tapi kan lo gak pernah ngizinin gue deket sama cowok lain!"

"Kapan gue ngelarang lo sama cowok lain?"

"SERING! Salah satunya Deri, yang kemarin lo liat bareng gue di sekolah."

"Gini ya, Al. Gue gak larang lo sama cowok manapun, asalkan tuh cowok lebih baik, lebih pinter, lebih ganteng, lebih bisa di percaya di banding gue sama Alva. Apalagi kan lo abis naksir Alva, masa dapetin ganti yang gak sebanding?"

Tidak muluk-muluk kan syaratnya? Itu mudah kok.

"Mampus ajalah lo, Rul."

******

Abiel merenung sendiri di rumahnya. Di tempat dia belajar melukis bersama Kak Arul semalam.

Sedari tadi dia mencoba untuk melukis, menerapkan ilmu yang dia dapat dari Kak Arul. Tapi tidak berhasil.

Sepertinya memang kuas-kuas itu tidak bisa bersahabat dengan Abiel.

Lain hal dengan Kak Alma. Pasti dia jago.

Mengingat Kak Alma dan Kak Arul, Abiel jadi ingat percakapan nya dengan Kak Arul tadi. Secara tidak langsung, Abiel sudah di tolak duluan ya?

Meski tidak tahu alasan kenapa Kak Arul melarang Abiel menyukainya, Abiel tetap kepikiran.

Apa sebenarnya dia menyukai Kak Alma, tapi gengsi mengakuinya depan Abiel?

Bisa saja kan?

Lagian kenapa Kak Arul harus bersikap semanis itu pada Abiel kalau tidak mau membuat Abiel jatuh hati?

Eh, tapi, sepertinya pada Kak Alma pun dia begitu. Berarti, ini murni salah Abiel yang terlalu baperan.

Terdengar suara notifikasi dari ponsel Abiel.

Alva

Bil?
Dirumah?

Iya, Va
Kenapa?

Aku main boleh?
Lagi gabut di rumah

Abiel menimbang sejenak. Moodnya kali ini sedang tidak bagus. Tapi, sepertinya Alva bisa menjadi tempatnya untuk bercerita.

Seorang Alva, tidak mungkin cepu kan?

Alva

Boleh
Aku juga lagi mau ada
yang di ceritain

Oh sama dong
Aku kesana ya

Iya

Tidak lama, Alva betulan datang. Abiel mengajaknya duduk di tempatnya tadi.

"Jadi, kamu mau cerita apa, Bil?" tanya Alva.

"Eh, kamu dulu aja, Va."

"Kamu dulu, ladies first."

Abiel menghirup nafas dalam. Semoga bercerita pada Alva bukanlah keputusan yang salah.

"Janji jangan cepuin aku ya?"

"Iya, Abiel."

"Aku suka sama Kak Arul."

******

Alva tertegun.

Apalagi ini?

Baru kemarin dia mendengar dari Arul kalau Alma menyukainya, lalu beberapa jam lalu Alva mengatakan pada Alma kalau dia menyukai Abiel, sekarang tiba-tiba Abiel malah mengatakan dia suka pada Arul!?

Memangnya boleh serumit ini?

Ditambah lagi Arul yang kemungkinan menyukai Alma. Meski belum ada pernyataan resmi, Alva cukup yakin akan hal itu.

"Aku gak salah denger kan, Bil?"

"Nggak, Va. Aku emang punya perasaan lebih ke Kak Arul."

"Kok bisa?"

Kalau di dalam hati, itu berbunyi "Kok sakit?"

"Gak tau. Aneh ya? Padahal aku ini orang baru, tapi main suka-sukaan aja. Kamu tau tadi Kak Arul bilang apa?"

"Apa?"

"Dia larang aku suka sama dia."

"KAMU CONFESS KE ARUL?"

Untungnya, Abiel menggeleng. Alva jadi sedikit lega. "Nggak, cuma tadi aku sempet bilang kalau aku lagi suka sama sahabatku sendiri. Terus dia bilang kalau aku boleh suka sama sahabatku, asalkan jangan dia."

Itu pasti karena Arul tahu Alva menyukai Abiel, makanya dia mencegah Abiel menyukai Arul.

Sayangnya tindakan itu terlambat.

Ternyata nyess juga ya rasanya? Apa Alma juga merasakan begini saat bersama Alva tadi?

Kalau iya, berarti Alva dapat karma secara instan.

"Yang kamu suka dari Arul itu apa, Bil?"

"Kak Arul baik, care, terus sikapnya itu manis banget. Gimana ya? Aku gak bisa jelasin, Va. Yang jelas, kadang aku cemburu liat interaksi dia sama Kak Alma. Aku ini gak tau diri ya?"

Pantas Abiel langsung diam saat Alva menyinggung soal Alma dan Arul semalam.

"Gak gitu, Bil. Yang namanya suka sama cemburu itu bisa sama siapa aja. Dan kita gak bisa milih buat itu."

Abiel tersenyum tipis. "Kalau kamu tadi mau cerita apa?"

Kalau Alva menceritakan soal Alma yang menyukainya pada Abiel, Abiel pasti akan kembali berharap pada Arul.

Sepertinya, akan lebih baik kalau Abiel tidak tahu dulu untuk saat ini.

Maaf kalau Alva egois. Dia hanya sedang berusaha.

"Aku lupa, Bil."

*****

Yuhuuuu kisah klasik kembali!!!

Jangan lupa tinggalkan jejak ya!

Continue Reading

You'll Also Like

PUNISHER By Kak Ay

Teen Fiction

1.3M 115K 44
"Kenapa lo nolongin gue, hm? Kenapa nggak lo biarin gue mati aja? Lo benci 'kan sama gue?" - Irene Meredhita "Karena lo mati pun nggak ada gunanya. G...
302K 18K 36
JANGAN LUPA FOLLOW... *** *Gue gak seikhlas itu, Gue cuma belajar menerima sesuatu yang gak bisa gue ubah* Ini gue, Antariksa Putra Clovis. Pemimpin...
2.6M 141K 62
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
1.1M 43.9K 51
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...