World Of Arcana

By Zen_Valerius

127 21 0

Bayangkan, sebuah dunia yang terus mengulang tanpa akhir, dunia di mana yang mati akan terlahir kembali, dan... More

Kamishiro Zen
Kedamaian Yang Fana (Part 1)
Kedamaian Yang Fana (Part 2)
Kedamaian Yang Fana (Part 3)
Kedamaian Yang Fana (Part 4)
Lingkaran Takdir
Roda Takdir Yang Mulai Berputar (Part 1)
Roda Takdir Yang Mulai Berputar (Part 2)
Roda Takdir Yang Mulai Berputar (Part 3)
Raja
Crimson Night
Kebangkitan
Raja Iblis
Avya Amsel
Zen Valerius
Siluet Kejahatan
Langkah Pertama
Arcanist
Mereka Yang Bersembunyi Di Dalam Bayangan
Mata Tanpa Cahaya Kehidupan
Sun VS Death
The Ascension
The Masked Marauder
Drama Pembunuhan Di Mansion (Part1)
Drama Pembunuhan Di Mansion (Part 2)
Drama Pembunuhan Di Mansion (Part 3)

Prolog

40 3 0
By Zen_Valerius

Dunia terus mengulang tanpa henti

Ketika dunia ini hancur, dunia ini akan tercipta kembali

Mereka yang mati akan dilahirkan kembali

Dan begitu seterusnya

Sebuah dunia tanpa akhir

Sebuah paradoks yang tak berujung

Aku muak dengan semuanya

Aku terus mengulangi segalanya

Bahkan ketika aku mencoba sesuatu yang baru, aku selalu merasa déjà vu

Mengapa aku merasa déjà vu? Karena aku sudah mengalami semua itu dalam kehidupan yang sebelumnya

Itulah mengapa aku bersumpah, aku akan menghancurkan dan mengakhiri kisah ini

***

Di sebuah altar raksasa yang dikelilingi oleh bintang dan planet yang tak terhitung jumlahnya, ada dua pemuda yang saling berhadapan di atas altar. Yang pertama adalah seorang pemuda berambut hitam dengan mata biru safir, mengenakan kemeja biru dan jas hitam. Sementara itu, yang kedua adalah seorang pemuda berambut pirang dengan mata hijau zamrud, mengenakan kemeja putih dan jas hitam.

"Apakah kamu serius melakukan ini, Zen?" tanya pemuda berambut hitam.

"Tentu saja, aku serius," jawab pemuda berambut pirang.

"Mengapa kamu melakukan ini?"

"Untuk mengakhiri segalanya dan menyelamatkanmu, Vincent,"

"Mengapa kamu ingin mengakhiri ini?"

"Aku muak dengan semuanya. Itulah mengapa aku akan membunuh orang yang menciptakan dunia ini,"

Namun, Vincent tidak ingin membiarkan temannya melaksanakan rencana berbahaya ini.

"Hentikan itu!" seru Vincent.

Namun, Zen tetap teguh dan bertanya, "Mengapa aku harus berhenti?"

Vincent mencoba meyakinkan Zen untuk tidak melanjutkan rencananya, "Kau sudah cukup menderita, kau tidak perlu menyakiti dirimu sendiri lagi."

"Aku adalah orang luar, kau tidak perlu khawatir tentangku," kata Zen dengan nada dingin.

Namun, Vincent menjelaskan perasaannya, "Kau adalah temanku."

"Ini terasa sia-sia," ujar Zen.

Vincent mencoba menghentikannya dan berkata, "Ya, itu benar. Itulah mengapa kita harus menghentikan semuanya dan memulainya lagi."

Meski Vincent terus mencegah Zen agar tidak melakukan hal gila itu, Zen tetap keras kepala dan menegaskan, "Tidak berguna, sama sekali tidak berguna!"

"Mengapa?"

"Katakan padaku, berapa kali kau mengulangi semua ini, Vincent?"

"Itu semua tidak penting! Aku hanya ingin menyelamatkanmu."

"Percakapan ini tidak akan pernah berakhir. Jika kau masih ingin menghentikanku, aku akan membunuhmu, demi kebaikanmu sendiri."

"Aku akan menghentikanmu, demi kebaikanmu sendiri."

"Langit luas yang tak berujung, lautan dengan kedalaman yang tak terhingga, dunia tanpa akhir, paradoks yang tak terbatas, engkau adalah arcana dunia, aku memiliki sebuah keinginan, Kabulkanlah satu-satunya keinginanku, keinginanku adalah, End of The World... Horologium <Supremasi Waktu>!" Zen memanifestasikan Lex Dei-nya.

Sebuah jam astronomi raksasa dan roda gigi yang tak terhitung jumlahnya muncul di belakang Zen.

"Pahlawan putih yang agung, pedang suci yang diberkati oleh para roh dan para dewa, yang menghilangkan segala kegelapan di dunia ini, ketika sang pahlawan bangkit dari kegelapan, dia akan membuat dunia menjadi damai, aku adalah sang penyelamat, Savior of The World... Al Gu Armis <Keadilan Mutlak>!" Vincent memanifestasikan Lex Dei-nya.

Sosok ksatria raksasa berlapis baju besi putih dengan membawa pedang putih besar muncul di belakang Vincent.

"Kali ini, aku pasti akan menyelamatkanmu," kata Vincent dalam hatinya.

"Dari kekosongan kembali menjadi kekosongan, [Eternal Void]."

Jam astronomi dan semua roda gigi yang ada di belakang Zen segera berputar berlawanan dari arah jarum jam pada umumnya. Jam astronomi di belakang Zen berputar dan terus berputar, mencoba mengembalikan segalanya menjadi nol dan membuat segalanya menjadi kekosongan. Putaran ini terjadi dengan kecepatan tinggi. Semua bintang dan planet di sekitarnya bergerak mundur dan bahkan beberapa sudah mulai memudar.

"Aku tidak akan membiarkanmu!"

Vincent mengangkat tangannya seolah memegang sebuah pedang, diikuti oleh baju besi putih raksasa di belakangnya. Ketika baju besi putih itu mengangkat pedangnya, pedang tersebut menyerap energi, cahaya, dan materi yang ada di sekitarnya.

"Lenyapkan segalanya, [Annihilation]!"

Baju besi putih segera mengayunkan pedangnya, menciptakan proyeksi energi besar.

Proyeksi energi itu diarahkan langsung ke jam astronomi Zen.

"Tidak berguna! Waktu berhentilah, [End of Time]!"

Proyeksi energi itu tiba-tiba berhenti sebelum mengenai jam astronomi Zen.

Zen menciptakan lubang hitam di sebelahnya dan mengulurkan tangan kanannya ke dalamnya.

"Datanglah, Voidstriker."

Zen memanggil pedang hitam yang dikelilingi oleh aura merah gelap.

Zen mengayunkan pedang itu secara vertikal menuju proyeksi energi Vincent.

Proyeksi energi itu segera hilang menjadi hampa.

Tiba-tiba, cahaya muncul di tangan kanan Vincent. Cahaya itu mulai membentuk sebuah pedang. Pedang putih yang dikelilingi oleh aura kuning keemasan muncul di tangan Vincent.

"Pedang Suci, Divine Edge."

Mereka saling mengamati, mencari celah dalam gerakan lawan mereka. Zen mengambil inisiatif dan menyerang terlebih dahulu. Pedangnya bergerak dengan cepat, memotong ruang dan jarak dengan suara mendesing. Vincent melompat ke samping, menghindari serangan, dan melakukan serangan balik dengan pedangnya sendiri.

Pedang mereka bertabrakan dengan keras, menghasilkan suara yang menggetarkan altar raksasa ini. Mereka saling menyerang, mencoba mencari celah dalam gerakan lawan mereka. Zen melancarkan serangan berat, tetapi Vincent berhasil menghindarinya dan melakukan serangan balik dengan kecepatan yang luar biasa. Pedang mereka bertabrakan lagi, dan kedua pemuda itu terus bergerak dengan cepat, menghindar dan menyerang.

Mereka berputar di sekitar altar raksasa, serangan mereka bergerak dengan cepat dan lincah. Setiap kali pedang mereka bertabrakan, bintang dan planet di sekitar mereka bergetar dengan keras sebelum hancur sepenuhnya, dan percikan terbang di antara pedang mereka. Vincent melompat dan berguling ke samping, melepaskan serangan cepat yang hampir mengenai Zen.

"Kali ini, aku pasti akan menyelamatkanmu, karena itu adalah ... janji yang kita buat ketika pertama kali kita bertemu," batin Vincent.

Zen berhasil menghindari serangan itu dan melakukan pembalasan dengan pukulan keras. Namun, Vincent berhasil menghindarinya lagi dan melakukan serangan balik dengan tebasan yang mematikan. Pedang mereka bertabrakan dengan keras, dan mereka saling mengunci, menahan satu sama lain dengan kekuatan yang sama.

"Menyerahlah, waktumu hampir habis," kata Zen kepada Vincent.

"Aku tidak akan menyerah, aku pasti akan menyelamatkanmu!"

"Tidak berguna, sama sekali tidak berguna!"

Mereka saling menatap tajam, keduanya berusaha menekan lawannya. Tangan mereka terkunci pada pedang, dan mereka terus bergerak dengan keras, berusaha mengalahkan lawan mereka. Vincent memberikan dorongan lagi, dan membuat Zen terpental mundur.

Vincent menggenggam pedangnya dengan erat, siap menyerang dan mengakhiri pertarungan. Namun, Zen dengan cepat bangkit dan menyerang dengan keras. Pedang mereka bertabrakan lagi, dan mereka terus bergerak dengan cepat dan lincah.

"Aku akan mengakhiri ini sekarang," ucap Zen, mengangkat pedangnya.

Pada momen itu juga, jam astronomi Zen dan roda gigi di sekitarnya mulai berputar lebih cepat. Ketika semua jarum pada jam astronomi milik Zen menunjuk pukul dua belas, jam astronomi dan roda gigi di sekitarnya mulai berhenti bergerak.

"Sudah berakhir, Eternal Vo-"

Sebelum Zen bisa menyelesaikan kalimatnya, Vincent segera memotongnya dan mengangkat pedangnya, diikuti oleh baju besi putih raksasa di belakangnya.

"Sial! [Extermination]!"

Vincent mengayunkan pedangnya secara horizontal, diikuti oleh baju besi putih raksasa. Cahaya putih menyentuh Zen, bersamaan dengan jam astronominya dan roda gigi di sekitarnya.

Cahaya itu bisa menghancurkan segalanya tanpa tersisa, bahkan jiwa dan pikiran pun dapat hancur jika terpapar olehnya. Itu adalah serangan yang mematikan. Serangan yang dapat membunuh lawannya dengan pasti, bahkan membuatnya sampai tidak bisa bereinkarnasi, karena baik tubuh fisik dan jiwanya akan hancur sepenuhnya.

Setelah cahaya mulai memudar, terlihat jelas bahwa seluruh jam astronomi Zen telah menghilang, dan Zen sendiri terlihat terhuyung-huyung. Dia masih selamat dari serangan mematikan itu!

Vincent segera berlari menuju Zen.

"Aku akan melakukannya lagi, tidak peduli berapa kali, bahkan ratusan atau ribuan kali, aku akan mengulangi semuanya untuk menyelamatkanmu, Zen!"

"Pada akhirnya, kau adalah seorang pahlawan, Vincent."

"Aku bukanlah seorang pahlawan, aku bahkan tidak bisa menyelamatkan temanku," ucap Vincent sambil menjatuhkan air matanya.

"Kau tidak perlu menyakiti dirimu lebih dari ini, kau tidak perlu memulai semuanya dari awal lagi."

"Tidak, aku harus melakukannya, karena itu adalah janji yang aku buat denganmu."

"Lupakan janji bodoh itu, dalam ingatanku... aku tidak pernah membuat janji seperti itu."

"Meskipun begitu, aku tetap akan memenuhinya."

"Tidak berguna, sama sekali tidak berguna..."

Tubuh Zen mulai menghilang seperti debu yang ditiup angin.

Sebelum Zen menghilang, Vincent mencoba meraihnya, tetapi Zen telah lebih dulu menghilang.

"Aku pasti akan menyelamatkanmu."

***

"Uh, kepalaku sakit sekali..."

Pemuda itu membuka matanya perlahan, kebingungannya semakin bertambah saat menyadari bahwa ia berbaring di atas tempat tidur yang tidak ia kenali. Ia mencoba mengingat apa yang terjadi sebelumnya, tetapi pikirannya masih terasa kabur.

Setelah beberapa saat berusaha bergerak, ia merasakan nyeri tajam di kepalanya. Dengan kesulitan, ia bangkit dari tempat tidur dan meraih perban untuk melilitkan kepalanya yang berdenyut-denyut.

Saat berdiri, ia melihat dirinya sendiri di depan cermin besar. Ia terkejut ketika tiba-tiba kepingan memori-memori mulai kembali padanya.

"Sepertinya aku berhasil kembali. Kali ini, aku pasti akan menyelamatkannya."

Continue Reading

You'll Also Like

345K 39.9K 34
Setelah mengalami kecelakaan, Hinata secara misterius berubah menjadi salah satu karakter dalam novel yang berjudul Spring Love. Nasib tokoh itu meny...
50.2K 8.1K 57
Kesalahan mesin waktu yang membuat Aeris terlempar menuju masa lalu, pada masa kerajaan kejam berkuasa. [Edith series #1] Sudah diterbitkan oleh Nebu...
1.1M 82.8K 35
Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang waktu kembali, kematia...
28.5K 4.5K 48
PPKM darurat yang diberlakukan dan pandemi yang tak surut ditambah tugas kampus yang menggunung membuat Nirmala ingin lari dan menciptakan dunia send...