REAL LOVE

By mifiezy

38.4K 874 23

"kalau lu gak bisa jaga Aluna, gak bisa perlakukan dia dengan baik. Gua anggap hari ini lu sama Aluna resmi p... More

RL | 1
RL | 2
RL | 3
RL | 4
RL| 5
RL | 6
RL | 7
RL | 8
RL | 9
RL | 10
RL | 11
RL | 13
RL | 14
RL | 15
RL | 16
RL | 17
RL | 18
RL | 19
RL | 20
RL | 21
RL | 22
RL | 23
RL | 24
RL | 25
RL | 26
RL | 27
RL| 28
RL | 29
RL | 30
RL | 31
RL | 32
RL | 33
RL | 34
RL | 35
RL | 36
RL | 37
RL | 38
RL | 39
RL | 40
RL | 41

RL | 12

813 16 2
By mifiezy

"Gua bakal balik ke London lagi." Ucap Galang

Gilang menatap Galang dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Gua di suruh papa ngelanjutin kerjaan papa, gua juga harus belajar jadi gua bakal disana kurang lebih 2 bulanan, dan gua minta tolong jaga Aluna baik - baik."

"Tapi papa gak bilang apa - apa ke gua." Ucap Gilang, "Kapan berangkat?"

"Lusa, lusa gua berangkat."

Gilang mengangguk, keadaan kembali hening.

Hubungan keduanya sudah sedikit dekat satu sama lain, Gilang pria itu juga tidak ingin kembali berdiam dengan Galang.
Bagaimana juga Galang itu adalah saudara kandungnya.

Galang menghisap rokoknya, lalu mematikan asapnya. "Gua cuma mau nyampain itu."

Galang meninggalkan Gilang sendirian, ia berjalan memasuki rumah.

Gilang tersadar, Galang itu selalu mendukung, Galang lebih memiliki pikiran dewasa dari dirinya.

Galang tahu cara menghargai dan menyayangi wanita dengan benar.
Galang lebih memahami perasaan orang lain, beda hal dengan dirinya sendiri.

••••

"Ya syukur si kalau Gilang bener - bener udah berubah." Ucap dhea sembari makan cemilannya

"Tapi, Galang itu suka lo tau Lun."

Dhea mendengar ucapan itu tersedak, Aluna memandang Jeya.

"Tau dari mana jey?" Tanya Aluna

"Gua gak sengaja aja ikut, di ajak Gavin si, ya mereka pada cerita - cerita ya sekalian gua tanya dong ke Galang."

Aluna terdiam, Galang menyukainya. Apakah Aluna menyakiti hati pria itu, pria itu selalu menemani saat ia kesepian.

Benar, perlakuan Galang kepada Aluna berbeda dengan wanita lain.

Aluna bingung, ia juga tidak bisa berkomunikasi dengan Galang jangankan berkomunikasi secara langsung lewat pesan saja tidak bisa. Galang tidak membalas pesan Aluna juga tidak membacanya, apakah Galang marah?

Dhea memggoyang kan tubuh Aluna pelan, "Kok lo bengong si lun."

"Gua gapapa kok dhe." Ucap Aluna "Lu yakin sama apa yang di bilang Galang jey?" Tanyanya

"Ya gua gak tau pasti si, tapi ya masa iya sih kalau dia gak suka lu gak mungkin temen nya ikutan ngejek dia." Jawab Jeya

Aluna melihat notifikasi di ponselnya, pesan itu dari Galang. Kebetulan sekali pria itu sedang di bicarakan disini.

Galang.

boleh ketemu bentar?
gua mau ngomong, tenang aja gua udah izin ke Gilang.

bolehh
mau dimana?

di cafe biasa.

okeee

Aluna mematikan ponselnya kembali, lalu menatap kedua temannya.

"Kenapa lun?" Tanya jeya

"Emm, Galang ajak gue ketemuan. Kalian tunggu sini." Jawab Aluna

Jeya dan Dhea hanya menganggukan kepalanya tanpa ingin tahu apa yang membuat Galang mengajak nya bertemu.

Aluna segera mengambil tas kecil nya, lalu mengambil kunci mobilnya dan keluar meninggalkan kedua temannya yang asik memakan dari tadi.

Aluna sampai di cafe yang sudah di beri tahu Galang, gadis itu masuk ke dalam cafe mencari keberadaan Galang.

Merasa tidak asing dengan pria yang sedang duduk sendirian di meja ujung, itu Galang. Aluna segera menghampirinya.

Aluna duduk tepat di depan Galang, ia bisa melihat wajah tampan pria itu.

"Ada apa Gal?"

Galang menghela nafasnya, "Jadi gini, sebenernya gak terlalu penting."

"Gua bakal balik ke London sekitar 2 bulanan, jadi lo baik - baik disini."

Aluna terkekeh, gadis itu tertawa kecil, "Iya Galang, aku bakal hati - hati kok tenang aja, tapi kenapa tiba - tiba Gal?" Tanya Aluna

"Papa mau gua lanjutin pekerjaannya, gua harus di latih dulu jadi ya selama 2 bulan disana gua bakal di latih tentang perkantoran." jawab Galang

Aluna mengangguk, lalu minum minuman yang ada di meja itu. Galang sudah tahu minuman kesukaan Aluna.

"Udah itu aja?"

Aluba mengerutkan keningnya, ia tidak mendengar kata yang di ucapakan pria di depannya ini, Galang terlihat seperti sedang berpikir ia hanya menatap Aluna.

"Gua suka lo Lun."

Singkat itu kata yang di ucapkan Galang dan mampu membuat Aluna terdiam dan merasa canggung.

Hening tidak ada suara yang keluar lagi dari mulut keduanya, Aluna terdiam begitu juga Galang.

"Udah si cuma itu, sorry nguras waktu lu buat hal yang gak penting." Ucap Galang

"Kata siapa gak penting." Ujar Aluna, gadis itu tersenyum, "Makasih kamu udah mau jujur tentang perasaan kamu ke aku."

"Gua cuma ngomong apa yang ada di hati gua." Ucap Galang, "Jaga diri lu baik - baik Lun, gua duluan hati - hati di jalan."

Galang berdiri dari duduknya lalu berjalan keluar cafe meninggalkan Aluna yang masih terduduk disana.

Aluna menatap kepergian Galang, ternyata apa yang di katakan Jeya benar. Pria itu menyukai Aluna.

Tanpa berpikir panjang, Aluna juga segera bangun dari duduknya lalu keluar dari cafe itu.

Galang belum pulang, dari kejauhan ia masih memperhatikan Aluna, menunggu gadis itu pulang duluan.

Mobil Aluna melaju, Galang mengikuti mobil Aluna dari jauh. Bukan apa - apa ini sudah malam Galang menjaga Aluna selama perjalanan dari belakang.

••••

Tidak terasa hari sudah pagi kembali, Galang turun dari kemarnya. Sudah siap dengan pakaiannya. Hari ini ia akan berangkat, seharusnya lusa pria itu berangkat namun karena tidak ingin menunda jadi hari ini ia berangkat.

Disana juga sudah ada temannya, begitu juga Aluna beserta kedua temannya.

"GALANG GUA BAKAL KANGEN LU!!" teriak harsa dan mendapatkan pukulan dari Laska

"Alay banget lu udah kayak cewe, lebay." Celetuk Laska

"Bodo amat terserah gua."

"Lu kalo bukan temen aja udah gua geprek jadi ayam lu."

"Brisik lu berdua." Ucap Aksa

Aluna mendekat ke Galang, Galang merasa tidak enak kepada Gilang pria itu menoleh ke belakang menatap Gilang. Gilang paham dengan tatapan Galang ia mengangguk.

"Makasih Gal, hati - hati disana."

Galang tersenyum, "Makasih kembali lun."

Aluna tersenyum dan mengangguk, lalu kembali menghampiri Gilang disana.

Galang bersalaman dengan semua temannya walau hanya 2 bulan mungkin galang akan merasakan sepi karena tidak bertemu dengan temannya, apalagi kedua curut ini siapa lagi kalau bukan harsa dan laska.

Setelah berpamitan kepada mamanya dan temannya, Galang dan Andika memasuki mobil. Mereka berdua tidak langsung ke bandara melainkan ke rumah sellia dan berpamitan.

Mobil melaju meninggalkan pekarangan rumah, Aluna menatap kepergian mobil yang berisi Galang disana.

Galang, pria yang selalu menemani saat ia sendiri, pria yang mengobati hatinya saat terluka, semoga 2 bulan itu cepat berlalu agar ia bisa bertemu dengan pria itu kembali dan ia harap juga Gilang tidak akan menyakitinya.

Jika sekarang dilihat selama ia dan Gilang kembali, Aluna tidak melihat sisi Gilang yang saat itu selalu menyakitinya.

Continue Reading

You'll Also Like

16.9K 1.2K 7
New exchange student Arthit Rojnapat agrees to help rebel Kongpob Suthiluck and nice guy Sam Sakdatorn to win over his cousin's heart. An unexpected...
169K 1.7K 18
Assassination Classroom one shots for all your Assassination Classroom one shot needs
31.4K 208 23
What happens when Anna's sister has a glow up Will something change or will it all stay the same This is a story based off of Hulu's show pen15 I do...
3.6K 138 8
[REVISI PAS TAMAT] just read :) Ini soal Acha dengan kesabarannya, dan juga soal Dava dengan segala 'ketidak peduliannya' ini memang bukan ki...