MY EVERYTHING 《LovegoodxRiddl...

By Lily_anneeee

10.4K 1.1K 111

[Slowupdate] Tom Riddle lahir karena ramuan cinta, itu menyebabkan ia tidak memiliki hati dan tidak akan pern... More

1. Moonlight
2. New Friend
3. Don't Bother Her
4. Middle Night
5. She's Mine
6. Tom Riddle & Lorenzo Selwyn
7. First Kiss
8. Love To Hate Me
9. Summer
10. We're just Friends?
11. Naughty Kitten
12. Who is That?!
13. Carrow & Amortentia
14. Suspicion
15. Love That Destroys Everything
16. With U Again
18. Amora Has Attack
19. Amora & The Chamber Of Secrets
20. What Happened

17. My Own Lady

285 39 9
By Lily_anneeee

"Tadi itu menyenangkan sekali, aku tidak akan melupakan momen indah tadi. Terima kasih, Amora karena telah membawaku pada momen spesial tadi." oceh Emina sepanjang perjalanan ke dapur.

Mereka ingin ke dapur untuk membuat coklat panas dan memakan beberapa kukis coklat untuk menghangatkan badan.

"Sama-sama, kita bisa melakukannya lain kali. Jangan berpikir yang tadi adalah yang pertama dan yang terakhir untukmu, selagi aku masih ada aku akan membawamu untuk momen-momen indah lainnya." ucap Amora seperti seorang ibu, ia mencubit pelan hidung gadis itu.

Tom yang sedari tadi hanya menyimak, merasakan perasaan hangat dihatinya. Sungguh bukan hanya Emina yang baru merasakan momen tadi, pemuda itu juga baru merasakannya. Diam-diam ia beruntung memiliki seorang Amora Lovegood di hidupnya. Ia jadi ingin memiliki gadis itu seutuhnya.

Sesampainya mereka di dapur terlihat para peri rumah tengah sibuk untuk mempersiapkan makan siang beberapa jam lagi. Amora baru teringat bahwa ia dan Emina belum sarapan pagi saking semangatnya.

"Astaga, Emi. Aku lupa, seharusnya aku mengajakmu sarapan dulu tadi." ucap Amora sambil menepuk dahinya pelan.

"Tidak apa, Amor. Aku tadi sebelum pergi sudah makan beberapa biskuit dikamar kok." gadis itu menyengir menampakkan giginya yang rapih.

"Berarti kau yang belum sarapan, sayang. Perhatikanlah dirimu sebelum memperhatikan orang lain." ucap Tom datar.

"Iya, baiklah aku akan makan." Amora segera meminta sesuatu semacam roti dengan sup jamur pada salah satu peri rumah dan beberapa kukis coklat. Sementara dia akan membuat coklat panas untuk mereka bertiga sendiri, katanya harus dengan cinta bila membuat coklat panas.

Semua yang ia minta tadi sudah dibawakan oleh peri rumah dan ia pun sudah selesai membuat tiga coklat panas, ia pun membawanya kemeja yang ada di dapur.

Sesampainya dimeja, Amora bingung melihat kedua orang itu, Tom dan Emina yang saling diam tidak ada yang membuka obrolan.

"Ini kukis dan coklat panasnya. Habiskan, kalian akan merasa lebih releks" ucapan dari Amora mengalihkan attensi keduanya.

"Ada apa? tadi saja kalian terlihat akrab, sekarang kenapa malah jadi canggung begini?" Amora berusaha menahan tawanya saat Tom menatap sebal kearahnya.

"Dia tadi menanyai nama belakangku, tapi setelah kuberitahu ia malah bilang bahwa nama belakangku jelek." kesal Emina menatap tajam kearah Tom yang dibalas tatapan dingin oleh pemuda itu.

"Kalian ini, sudah-sudah minum dulu coklatnya agar pikiran kita tenang." kekeh Amora.

Emina mengdengus lalu mengambil kasar coklat panasnya hingga coklatnya tumpah mengenai tangannya.

"Awwss!" jeritnya tertahan merasakan betapa panasnya coklat itu mengenai tangannya.

"Pelan-pelan, itu masih panas." ucap Amora memperingati. Emina kembali mendengus lalu mengangguk dan dnegan pelan-pelan ia meniup coklatnya.

"Kenapa kau tidak bilang dia Mudblood?" bisik Tom pada Amora yang langsung memberinya tatajam tajam.

Dengan segera Amora mencubit lengan pemuda itu membuatnya mengaduh pelan dan menatapnya tak percaya dan kesal.

"Kau ini, sudah kubilang tidak boleh mneyebutkan kata terlarang itu." desis Amora membuat Tom memutar bola matanya malas.

"Baiklah, kenapa kau tidak memberitahuku kalau dia seorang Muggleborn?" tanyanya lagi.

"Memangnya harus? tadi juga kau sepertinya tidak masalah." balas Amora

"Aku mendengarnya." ucap Emina masih meniup coklatnya.

"Tapi, dia itu."

"Cobalah berbaur dengan mereka, Tom. Tidak semua dari mereka seperti apa yang kau pikirkan, mereka baik." Amora mencoba menjelaskan pada Tom.

"Tetap saja mereka itu sampah." ucap Tom datar. Kedua mata Amora membola dan dengan segera ia alihkan pandangannya kearah Emina yang sudah menunduk.

"Stop, Tom! jangan menghancurkan hari bahagiannya."

"Emi, ada baiknya kau kembali keasrama terlebih dahulu. Aku akan mengurusnya." Emina hanya mengangguk saja ia pergi dengan membawa sepiring kukis tadi dan coklat panasnya.

"Hey, aku belum memakan satu pun." sentak Tom kesal, sedangkan Amora hanya menepuk pelan dahinya.

"Tom, tidakkah kau melihat bahwa Muggleborn itu tidak seburuk yang kau kira." Tom hanya diam menatapnya datar.

"Baiklah, aku tidak akan memaksamu. Tapi, untuk kali ini bisakah kau menerimanya? ia yang paling sering diganggu disini. Apalagi Carrow, anak itu dan teman-temannya sering sekali mengganggunya hingga ia kehilangan semangatnya untuk sekolah." Tom mengalihkan pandangannya.

"Please, Tom. Terima dia untukku?" Amora mengambil tangan kekar pemuda itu dan menggenggamnya.

Tom menghela napasnya pasrah."Baiklah, hanya karenamu. Tapi tolong jangan paksa aku menerima yang lainnya." Amora mengangguk dan memeluknya erat yang dibalas oleh pemuda itu.

Sementara mereka berpelukan, datang sekelompok murid slytherin menatap kaget serta aneh kearah keduanya.

"My lord.."

Tom yang mendengar panggilan itu segera menoleh kearah pintu tanpa melepas pelukannya.

"Siapa, Tom?" tanya Amora dan ketika gadis itu menoleh kesumber suara, seorang wanita berambut gelap maju dan menarik rambut platinanya hingga membuat pelukan mereka terlapas.

"Aww.. sakit.." rintihnya.

"Beraninya kau, gadis aneh. Menyentuh Tomku?!" itu adalah Walburga Black.

"Aww.. ahhh sakit, Black." air matanya menetes saking sakitnya tarikan pada rambutnya.

Sosok gadis lain diantara sekelompok itu tersenyum puas diam-diam. Dia adalah Camilla Lestrange, ya dialah yang mengadukan pada anggota Ksatria Walpurgis.

"Hentikan, Walburga." ucap Tom tajam dan dingin, sontak semuanya terdiam dan menatap kearah Tom dengan takut.

Camilla mendadak ciut kala mendengar suara Tom.

"Lepaskan, tanganmu dari rambut gadisku." tangannya langsung melayangkan tamparan keras pada wajah si pelaku yang menarik rambut gadisnya.

Semua menahan napas kaget saat Tom menampar Walburga dan tambah kaget lagi saat mendengar Tom menyebut Amora gadisnya. Camilla menahan diri untuk tidak maju dan membantu Walburga menyerang Amora.

Tangan Walburga Black terlepas dan ia menatap kearah Tom dengan tatapan tidak percaya. Sementara Tom sudah mengelus pelan rambut Amora yang berantakan dibuatnya.

"Tom?" air matanya sudah berlinang.

"Apa maksud semua ini, My lord?" ucap Cygnus Black tidak terima kakaknya dipermalukan seperti itu.

"Tidak ada yang boleh menyentuh, My own lady atau kalian akan merasakan akibatnya." ucapnya menyeramkan dapat mereka rasakan hawa disekitar mereka menjadi sanagt gelap dan dingin padahal awalnya dapur itu sangat hangat.

Camilla hendak ingin ingin mengatakan sesuatu, namun tangannya digenggam kuat oleh kedua saudara kembarnya memberi peringatan untuk tidak membuka suara.

"Jadi anda sudah memilihnya?" tanya Malfoy. Tom mengangguk, ia menatap kearah Amora yang matanya sudah sembab akibat menagis. Pemuda itu mengelus pipi gadisnya dan membisikan sesuatu lalu mereka berdua melangkah hendak meninggalkan dapur, namun Tom berhenti sesaat.

"Setelah ini, ditempat biasa, kalian semua." semua yang pemuda itu maksud menahan napasnya, memiliki firasat buruk saat mendengar Tom mengadakan pertemuan mendadak setelah insiden tadi.

Setelah mengatakan itu, Tom pergi membawa Amora kembali keasramanya.

Disepanjang perjalanan kembali, tangan Tom tidak berhenti mengelus kepala Amora dan juga ia mengumamkan kata-kata penenang.

Sesampainya mereka didepan pintu asrama Ravenclaw, Tom segera menjawab pertanyaan dari si elang penjaga pintu dan segera menyuruh Amora untuk masuk.

Setelah Amora masuk dan pintu asrama kembali menutup, saat itulah wajahnya yang tadinya lembut menjadi mengerikan seperti ingin membunuh seseorang.

Amora yang sudah memasuki asrama pun segera pergi kekamarnya.

Sesampainya dikamar, ia dapat melihat kedua sahabatnya dan satu teman sekamar mereka tengah berkumpul. Mereka tampak terkejut melihatnya acak-acakan dengan mata yang sembab.

"Amora, kau kenapa?!" Marietta segera menghampirinya dengan raut wajah khawatir.

"Iya, apa terjadi sesuatu?" tanya Myrtle yang langsung dihadiahi pukulan dari Marietta.

"Sudah jelas terjadi sesuatu, Myrtle." dengus Marietta yang membuat Myrtle mencibir.

"Aku tidak apa-apa, hanya.. pusing- ya pusing. Aku ingin tidur." Amora langsung cepat-cepat masuk kekamar mandi untuk menghindari pertanyaan lebih lanjut dari kedua sahabatnya. Sementara ketiga gadis itu hanya mematung melihat kelakuan gadis itu.

Sesampainya dikamar mandi, ia langsung membasuh wajahnya berkali-kali hingga membuat baju yang ia kenakan basah.

Dia kembali menangis, kenapa hidup tidak pernah tenang? selama ia dekat dengan Tom ada saja rintangan yang harus ia hadapi. Ia menggelengkan kepalanya frustasi, ia merapihkan rambutnya dan segera mengganti bajunya dengan sweater tebal dan celana panjang.

Saat ia keluar, ia kembali dicegat oleh mereka dengan beragam pertanyaan.

"Nanti saja, Mary, Mety. Aku sungguh ingin tidur, kepalaku sangat pusing." ucapnya dan kedua sahabatnya pun hanya pasrah saja.

Amora membaringkan tubuhnya kekasurnya dan menarik selimut tebalnya hingga menyisakan kepalanya saja. Tidak butuh waktu lama, ia pun tertidur.

"Pasti ada yang tidak beres."

"Sudahlah kalian berdua, mungkin dia sedang tidak ingin diganggu." ucap teman sekamar mereka.

=====°•~•°

"Amor, Amora.. Amora Lovegood!! bangun!!"

"Hmmm.. kepalaku masih sakit, Mary." gumam Amora malah menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

"Waktunya makan siang, kau harus bangun." Marietta menarik selimut yang menutupinya dan menarik tangan gadis itu hingga ia terduduk dengan mata yang masih terpejam.

"Baiklah tunggu sebentar." ucap Amora bangkit dan berjalan gontai kekamar mandi.

Marietta memilih menunggunya diruang rekreasi bersama Myrtle.

Di kamar mandi, Amora menatap ke cermin.

"Huh! apa yang akan kukatakan pada mereka, kalau mereka kembali bertanya?" tanyanya pada dirinya sendiri.

Ia keluar dan memakai double sweater, lalu memakai cardigan lagi. Ia mencepol rambut panjangnya. Lalu keluar dan menemui kedua sahabatnya dan mereka pun pergi ke Great hall bersama.

Sesampainya mereka di Great hall, Amora merasa banyak sepasang mata yang melihat kearah mereka- ralat kearahnya dengan berbisik.

Kedua sabahatnya tidak menyadarinya, mereka sibuk bercerita.

Ia pun menatap kearah orang-orang yang ketahuan menatap kearahnya.

Brukk..

"Aww." ia tidak memperhatikan jalan sampai menabrak seseorang.

"Ooh, maafkan aku." ucap orang yang ia tabrak tersebut.

"Ooh, seharusnya aku yang meminta maaf." Amora mendongak, menatap siapa yang ia tabrak.

"Ooh, ternyata kau Amora." itu Lorenzo. Pemuda itu mengulurkan tangannya membantunya berdiri yang ia terima.

"Lorenzo. Apa kabar? beberapa bulan ini kau tidak terlihat."

"Emm.. itu, ibuku- ibuku beberapa bulan yang lalu jatuh sakit hingga harus dilarikan ke St. Mungo." jawab Loren.

"Ouuh, aku turut prihatin. Semoga ibuku lekas sembuh." ucap Amora sedih.

"Terima kasih. Dia sudah pulih, hanya saja keadaannya masih sangat lemah." Loren menunduk.

Amora mengangguk dan pamit untuk ke meja asramanya, Loren pun juga kembali ke meja asramanya.

"Cerita yang bagus, Selwyn." Loren yang baru duduk, menoleh kearah suara yang ia kenali itu.

"Apa maksudmu, Riddle?" desisnya.

"Jangan kau pikir, aku sebodoh itu." ucap Tom lagi sambil menyeringai menatap pemuda itu.

"Jangan merasa kau yang paling benar, Tom." balas Loren tak kalah sengit.

"Aku juga tidak sebodoh itu." lanjutnya menyeringai.

"Ooh, yeah?"

"Hey, kalian sudahlah." salah satu teman Loren menengahi.

Loren mengalihkan pandangannya, begitu pula dengan Tom. Pemuda itu menatap kearah gadisnya, seolah mengawasinya.

"Awasi dia." bisiknya pada Mulciber yang diangguki oleh pemuda itu.

Sementara itu di meja Ravenclaw, Amora dan kedua temannya tampak asik bercerita sambil sesekali menyuapkan kentang tumbuk ke mulutnya.

"Ooh, jadi begitu ceritanya." Amora mengangguk.

"Makanya, Amora. Lain kali kalau bermain salju itu hati-hati dengan benda disekitar." ucap Myrtle, lalu menyuapkan daging ke mulutnya.

"Aku sudah berhati-hati."

"Kalau kau sudah berhati-hati, rambutmu tidak akan menyangkut diranting." balas Marietta.

Amora hanya tersenyum dalam hati ia bergumamkan kata maaf pada kedua sahabatnya karena telah membohongi keduanya.

Lalu keduanya kembali bercerita ria. Ooh sepertinya, Amora tidak ingin terlibat diantara gosip mereka dan lebih memilih menghabiskan makanannya saja.

Setelah selesai menyantap makanan mereka. Mereka pun keluar dari Great hall dan berniat ke perpustakaan, Marietta yang mengajak dan keduanya pun hanya mengikutinya saja.

=====°•~•°

Tom Riddle tampak hendak keluar dari Great hall, setelah melihat gadisnya dan kedua sahabatnya itu keluar. Namun seseorang menahannya.

"My lord," Tom menghela napas dan menoleh ke sumber suara. Camilla sudah berada disebelahnya menunduk.

"Ada apa?" jawabnya dingin.

"Aku ingin berbicara." mendengar ucapan gadis itu, ia dengan segera berjalan keluar diikuti oleh Camilla.

Sesampainya mereka disalah satu ruang kelas yang kosong. Camilla langsung mendorong tubuh Tom dengan sekuat tenaga hingga menabrak dinding.

Gadis itu menahannya di dinding. Sementara Tom hanya diam menatapnya datar.

"Kenapa? kenapa kau lakukan ini padaku? aku sudah memberikan semua yang kau inginkan. Tapi, apa yang aku dapat? kau malah menjalin hubungan dengan The fucking Lovegood?!" seru Camilla, air matanya mulai berjatuhan.

Tom dengan sekali sentakan langsung terlepas dari cengkraman gadis itu.

"Jangan berani-beraninya kau memanggilnya seperti itu. Ingat posisimu, kau tidak lebih dari sekedar bawahannya." jawab Tom dingin.

"Bawahan? bahkan nama keluargaku lebih agung dari pada dirinya dan kau bilang aku bawahannya?!" ucapnya tak terima.

"Kemampuanmu rendahan, tidak seistimewa kemampuan yang miliki, My Amor. Tidak salah aku menyebutmu bawahannya."

"Dengar ini, jangan pernah kau mengganggu Amora atau kau akan menerima akibatnya." Tom memberi peringatan.

"Apalagi yang harus kuberikan padamu agar kau menjadi milikku?!"

"Tidak ada, karena kau tidak akan pernah memilikiku." setelah mengucapkan itu, Tom melangkah pergi meninggalkannya.

"Aku tidak takut, Tom." gumam gadis itu setelah Tom benar-benar pergi.

"Katakan aku gila, karena aku tidak akan menyerah begitu saja." ia teringat tentang ia yang hampir meniduri Tom.

Flashback:

"Aku akan menunjukkanmu sesuatu." Camilla membawa Tom ke ruang rahasia.

Tom diam-diam menyeringai mengetahui rencana gadis ular itu.

"Duduklah, aku akan membawanya." Tom duduk dan menunggu.

Beberapa menit kemudian, Camilla keluar dengan gaun tipis yang ia kenakan.

"Ternyata kau nakal juga, eh?" Tom menyeringai, sedangkan Camilla sudah tersenyum senang.

"Akan lebih menyenangkan melakukannya di menara Astronomi." bisik Tom yang membuat Camilla bersemangat, lalu gadis itu mengangguk saja.

Sepanjang perjalanan, Tom berjalan dengan cepat kearah menara Astronomi disusul oleh Camilla yang kini sudah memakai mantelnya.

Sesampainya di menara Astronomi, Tom langsung mendorong gadis itu hingga punggungnya menabrak pagar pembatas.

Camilla tersenyum senang membuka mantelnya, ia bersusah payah mengeluarkan payu darahnya yang dengan segera dicegah oleh Tom.

"Tunggu dulu, Lestrange. Jangan terburu-buru. Kau yakin akan menyerahkannya kepadaku yang tidak akan menjadikanmu Lady ku?" senyum yang terparti pada wajah cantiknya langsung luntur mendengar pengakuan Tom.

"Huh?!" Camilla mendorong Tom.

"Jadi selama ini, kau menganggapku apa?!" marahnya.

"Nothing, hanya seoarang yang sedang mencoba mengganggu hubunganku dengan Amora." balasnya dingin.

Camilla mengeratkan mantelnya, menatap Tom dengan tatapan tidak percaya.

"Mengapa kau berpikir kau ini spesial? apa karena kecantikanmu?" Tom tertawa lalu ia mendekat dan berbisik.

"Kecantikanmu tidak akan berguna kalau kau memiliki kemampuan yang berada dibawah." bisiknya.

"Tapi kalau kau mau menyerahkannya, maka akan ku terima. Namun marah padaku, karena saat kita sudah melakukannya aku akan membuangmu dan aku akan menganggap kau payah karena dengan gampangnya menyerahkan hartamu pada orang yang kau suka." sambungnya.

Mendengar itu, Camilla dengan perasaan campur aduk segera pergi meninggalkannya yang sedang tertawa yang kejam.

Ia menangis, ia marah, malu dan ia merasa harga dirinya diinjak-injak. Hampir sampai ditangga terakhir, ia berhenti dan duduk pada salah satu anak tangga, terisak pelan sampai ia menyadari kehadiran seseorang.

Flashback off.

=====°•~•°

SURPRISEEEE
Double update hehehe..

Publish :
20 Desember 2023

Continue Reading

You'll Also Like

980 117 10
[ON GOING] Bagaimana jika Hogwarts adalah sekolah seperti pada umumnya? Hogwarts Academy Elite. seperti namanya, Hogwarts adalah sekolah ternama di S...
963K 78.4K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
2.3K 199 26
Who's that girl? Cerita dimulai tahun ketiga.. Mia Lyna Hathaway adalah penyihir berdarah murni yang membenci sihir semenjak kejadian yang menimpa ke...
116K 3.4K 106
Ketika nilai cinta protagonis pria di dunia hewan peliharaan yang manis meningkat 10 kali lipat, dan protagonis wanita tidak dapat memuaskan keingina...