6. Tom Riddle & Lorenzo Selwyn

483 59 3
                                    

Amora dan kedua sahabatnya sedang makan malam di Great hall, tampak Amora masih diam memikirkan perkataan Loren tadi siang. Kedua sahabatnya mencoba mengajaknya berbicara namun gadis itu hanya menjawab singkat, sampai mereka pasrah dan memilih untuk tidak menanyakan apa-apa dulu. Namun ada sepasang mata dari arah meja Slytherin yang tengah menatapnya dengan penuh penyesalan. Lorenzo Selwyn.

Netra biru laut Amora menangkap netra coklat dari kekasihnya yang seperti mengisyaratkan sesuatu. Gadis itu seperti mengerti lalu ia mengangguk, setelahnya Tom keluar dari Great hall membuat Amora menyusul mengikutinya dan mengabaikan panggilan sahabatnya. Melihat gadis itu keluar Loren ingin menyusulnya, namun salah satu pengikut Tom menahannya.

"Jangan kau pikir kau bisa mengikuti mereka, Selwyn. Duduk diam disini jika kau masih menyayangi wajah tampanmu." ucap Mafoy.

"Kau pikir aku takut dengan ancaman sampahmu itu?" Loren tidak peduli dan kembali duduk mengingat bahwa Amora pasti masih marah dengannya.

Amora langsung berjalan ke arah lorong yang sering Tom gunakan untuk memanggil ruang kebutuhan. Saat sampai, ia cukup terkejut dengan kemunculan pintu di dinding dekat lorong, padahal ia belum mengucapkan sesuatu. Sebelum ada yang melihat ia segera masuk ke ruangan itu, saat masuk ia melihat Tom sudah menunggunya dengan punggung pria itu menempel pada tembok di dekat pintu masuk dan tangan yang di masukkan ke saku celananya, lalu menunjukan senyumnya pada gadis itu. Amora menatap sekeliling ruangan ini berubah menjadi seperti tempat terbengkalai dengan kayu, bangku berserakan di mana-mana. Berbeda dengan yang semalam mereka datangi.

"Tom, mengapa tempat ini begitu kacau?" tanyanya heran. ia menatap balok-balok di lantai.

"Aku mau kau memulihkan tempat ini, seperti semula. Kau tau mantranya kan?" gadis itu mengangguk dan mengangkat tongkatnya.

"Reparo!" ucap Amora lantang.

Dalam sekejap kayu-kayu dan bangku yang berserakan kembali seperti semula menbentuk kembali meja panjang seperti panggung dan bangku-bangku yang tersusun rapi, sepertinya mereka akan melakukan duel mantra.

"Duel mantra?" Tom mengangguk, mempersilahkan Amora untuk naik ke meja panjang lalu di susul olehnya.

"Kita akan melatih kelebihanmu yang bisa melakukan sihir tanpa tongkat atau Wandless." Amora membulatkan matanya lucu.

"Aku bisa melakukan sihir tanpa tongkat?" tanyanya berbinar.

"Tunggu, kau belum tau?" tanya Tom balik. Amora menggeleng, pasti kedua orang tuanya tidak pernah melatihnya pikir Tom.

"Apa keluargamu tau tentang ini?" tanya Tom yang lagi-lagi mendapat gelengan dari gadis itu."Dan bagaimana kau bisa tau kalau aku Wandless, Tom?" tanya Amora.

"Aku bisa merasakannya saat aku menyentuh tanganmu. Seperti ada sihir yang menderak di tanganmu." Amora dengan polos menatap tangannya dengan takjub.

"Baiklah, ayo kita mulai. Ingat, kau hanya perlu untuk fokus pada mantra yang akan kau keluarkan dan yakinkan dirimu agar sihirnya bisa keluar." Amora mengangguk siap.

"1...2...3-"

"Expelliarmus!" tongkat Amora terlepas dari gengamannya. Siap untuk melakukan duel mantra tanpa tongkat.

"Stupefy!" saat gadis itu mengucapkan mantra pelindung, sihirnya belum keluar dari tangan gadis itu karena gadis itu masih belum yakin sepenuhnya membuatnya terlempar jauh kebelakang. Namun sebelum menghantam sesuatu, Tom merapalkan mantra.

"Aresto Momentum!" membuat tubuh gadis itu jatuh secara perlahan.

"Fokus, sayang." Tom mulai mengangkat tongkatnya lagi.

MY EVERYTHING 《LovegoodxRiddle》Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu