Happy reading 💗
.
.
.
.
.
Pagi harinya vano sudah terbangun lebih awal, dia sudah siap dengan seragam khas nya, dia menuruni tangga dan melihat orangtuanya sedang duduk di ruang santai.
Vano hanya berlalu dan tidak bicara apapun dengan mereka, semenjak kejadian 3 hari lalu, elvano hanya diam di rumah bahkan dia tidak mau bicara dengan orangtuanya, terkadang juga dia tidak pulang kerumahnya.
"Vano nak makan dulu sini" ucap saras lesu
Vano hanya melewati saras lalu pergi menuju sekolah nya.
"Pah liat vano hiks" ucap saras sesegukan
"Ga seharusnya kita maksain dia" ujar saras
"Kita bujuk dulu anaknya, gimanapun ini udah wasiat sayang, aku juga ga tega liat vano begini" ujar defran menenangkan saras.
---
Vano sudah memasuki sekolah nya, selesai memarkirkan motornya dia segera menuju kelas, saat sampai di kelas dia menggebrak meja dan menenggelamkan wajahnya.
Teman-teman nya yang sadar sikap vano seperti ini dari kemarin pastinya khawatir.
"Van u okay?" Ucap jefran
"Vano kalo lu ada masalah bisa cerita sama kita" ucap farrel mengelus punggung vano
"Jangan gini terus lo bikin kita khawatir" ucap Satria
Vano mendongak menatap teman-teman nya sendu, matanya berkaca-kaca dan dia mulai bercerita.
"Lu inget kan 3 hari lalu pas gue bilang gabisa hadir balapan?"
Semuanya mengangguk
"Hhh, malam itu gue di jodohin sama ortu gue, dan kalian tau? Lebih sialnya lagi gue di jodohin sama siapa?"
Temannya memandang vano penasaran.
Lalu vano berbisik.
"Gavin Bimantara, ketos sok cool dan menjijikkan" ucap vano dengan suara parau nya.
Seketika bulu kuduk temannya bergidik ngeri, suara si vano serem banget dan mereka juga shock karena vano bisa-bisanya di jodohin sama musuh bebuyutan nya, apa lagi si gavin COWOK!
"Dijodohin sama si gavin?!! WTF?!" ucap satria tak percaya sambil menutup mulutnya kaget
"Lu yakin van? Kalian bahkan sejenis anjir?" Ucap farrel
"Tapi abng gue pacaran sama cowok ko rel" ucap jefran polos, emang si jefran itu paling polos plus bego.
Farrel menatap jefran.
"Yg bener anjim?" Kata farrel, jefran mengangguk
"Terus si vano?! Udah sejenis musuh lagi" ucap satria masi shock
"Gue juga gatau, mereka gak pernah minta apa-apa sama gue, dan sekarang harusnya waktunya gue nurut sama mereka, tapi ga gini caranya.." ucap vano sendu, dia mengusap cairan bening yang mengalir di pipinya.
"Gue ngerti van, its oke lu harus kuat dan ikutin kata hati lo semua berjalan sesuai takdir" ucap satria menenangkan vano.
Mereka ber4 berpelukan, uhhh kumpulan uke lagi pelukan gimana ga jadi pusat perhatian temen sekelas nya coba (≧▽≦).
Sekarang jam istirahat, vano dkk lagi di kantin mesen makanan sambil nunggu makanan dateng mereka ngobrol-ngobrol random sekalian ngehibur si vano, kasian cuk.
"YANG BENER SI BINTANG JATOH? AHAHAHA ANJING" ni si vano lagi ketawa ngakak gara-gara musuh nya jatoh dari motor:).
"Nah gitu dong van ketawa ini baru elvano" kata si Farrel
"Huh, kalo misalnya gue beneran nikah sama dia lu masih mau temenan sama gue ga?" Ucap vano sambil nunduk
"Ngomong apaan lu? Mau kawin sama siapapun lu kita semua bakalan dukung lu vano" ucap satria
"Bener! Kalaupun dia cowok atau musuh kita, kita ga bakalan ninggalin lu sendirian van, kalo lu cape dan mau cerita ada kita di sini? Lu bisa cerita ke kita vano.." kata farrel mengelus punggung vano
"Iya, lu harus semangat ya van kita gak akan pernah ninggalin lu sampe kapanpun kecuali maut memisahkan, kita sayang lu vano" kata si jefran
Mereka lagi-lagi pelukan, si vano nangis lagi dia udah mikir bakalan nerima perjodohan itu dia ga peduli gimana kedepannya, yg penting sekarang orangtuanya seneng.
"Makasih, gue juga sayang banget sama kalian kalau gada kalian gatau lagi gue bakal gimana, hiks aaaa" vano masih menangis, wajahnya jadi sembab dan hidungnya memerah membuat temannya tertawa geli.
"Anjir stop vano muka lu jelek" kata si satria
"Ngaca tolol hee" vano masih meringis.
Tanpa mereka sadari sedari tadi ada gavin dkk sedang memandangi interaksi keempat bocah itu.
"Kalo di liat-liat golongan nya si vano tipe cowok-cowok cantik ya ga si?" Celetuk arga teman gavin.
"Maksud lu boti? Pfttt AHAHAHA" kini vion yg tertawa
"Brisik monyet" ucap samudra sambil menutup telinga nya
"Bener goblok ya kan vin?" Ucap arga menatap gavin
Gavin mengangkat bahu acuh.
"Ngomong sama lu kek ngomong sama batu" ucap arga
"NGOMONG SAMA KACANG GASI AHAHAH ANJING PERUT GUE KERAM SAM TOLONG SAM HAHA" pekik vion masi ngaceng, dia ketawa kenceng banget buat hampir seisi kantin natap dia.
Si vion ini humor nya emang receh banget.
"Jangan malu-malu in goblok" ucap samudra
"Em mampus anjing ngetawain gua lu hm keram dah tuh" kata si arga sambil gelitikin perut vion, gimana ga mati rasa tu perut
"AHH ANJING AMPUN AMPUN AHAHA ANJING GA SUMPAHH" racau
Vion kehabisan nafas.
Samudra sama gavin yang emng tipekal nya cowok cool mah diem aja natap temen nya datar.
---
Kringg
Bel pulang sekolah berbunyi sekarang vano dkk lagi di parkiran sekalian pamitan mau balik.
"Heh jepran napa lu" ucap satria yg liatin si jefran dari tadi nyariin sesuatu di tas nya
"Duh catetan fisika gue mana ya" ucap jefran keliatan banget panik
"Lah ketinggalan kali di kelas" kata si vano
"Iya kali ya, kalian duluan aja gue mau ambil buku" kata si jefran
"Gua temenin yok" ucap farrel
"Gausah udah gue ke kelas dulu" kata si jefran trs lari ke kelas.
"Yaudah gue duluan ya" kata vano di angguki yang lain
(・o・)
Sekarang si jefran udah nemu bukunya, bener ternyata ketinggalan di kelas, dia langsung lari keluar pengen cepet-cepet pulang dia.
Tapi pas lagi lari di lorong kelas tiba-tiba aja dia nabrak seseorang.
Brugh
Jefran jatuh tersungkur ke bawah, gimana engga? Dia lari kenceng banget terus nabrak orang ya jatoh dah.
"Aduhh pantat gue sakit" adu dia masih duduk sambil megang pinggang nya
"Sorry, makanya jangan lari-lari" kata seseorang.
Jefran ngedongak, dia ngeliat muka laki-laki di depannya yang ga asing, jelas cowok populer siapa yang ga kenal.
Siapa?
"Eh ka samudra, maaf ka" kata si jefran gugup
Samudra cuman diem natap jefran yang bangkit.
"Duluan ka misi"
Jefran lari kecil ke parkiran, terus dia langsung pergi.
---
Elvano telah sampai di rumah nya, dia tidak mau lagi melihat mamah nya nangisin dia karna keegoisan nya sendiri, dia masuk terus datengin ortunya.
"Eh vano udah pulang" ucap saras
Vano langsung menghampiri Saras dan duduk di samping nya.
"Mah pah vano nerima perjodohan ini" ucap vano sambil nunduk
Saras dan defran yang sedang duduk kaget.
"Nak? Kamu serius kan?" Saras mengelus surai vano
Vano ngangguk.
"Yaudah vano ke kamar dulu" vano berdiri meninggalkan kedua orangtuanya menuju kamar.
"Pah kita harus kasih tau maudy" girang saras.
Saras menelpon maudy, dan berbincang soal perjodohan anaknya, hingga di putuskan mereka bertemu nanti malam.
"Gue terpaksa" batin vano sambil memandangi langit yang mulai gelap dari balkon.
"Terpaksa, gue terpaksa" gumam seseorang.
---
Hai readers!! Suka ga sama cerita nya? Atau gajelas? Maaf ya masi pemula 🤩.
Jangan lupa untuk memberikan vote dan komen agar penulis semangat!
Kalo sedikit yg votmen gue unpub, makasih 🙆🏻💗