Mas ||Noren [ON GOING]

Autorstwa jjielrj

53.9K 4.4K 402

[Banyak typo dan kata tidak sesuai, harap langsung tinggalkan book ini jika tidak nyaman] 🔞 Setelah menemuka... Więcej

00.pulang
01.kehidupan sekolah adek
02.apa benar?
03. kacau
04. pengertian
05. pesan
06. prahara
07. hancur 🔞
08. kelahirannya
09. keterbelakangan
10. luka
11. sederhana
13. kesempatan
14. membaik?
15. bukan kesalahan
16. angan
17. malam yang manis
18. hari bahagia
19. pagi baru
20. istri pak jovan

12. masih sayang

1.7K 182 13
Autorstwa jjielrj

Widia tak tau bagaimana cara damian menenangkan anak nya, sampai-sampai saat ia membawa makan malah si manis menghadiahi senyum teduh yang begitu ia rindukan dari sang anak.

"Mama. . ." panggilan yang sangat ia rindukan pula.

"Iya sayangnya Mama" widia mendekat, mencium bertubi-tubi wajah yang kehilangan binarnya akhir-akhir ini.

"Mama masak apa?" saat mendapat pertanyaan itu, widia begitu antusias mengambil sepiring makan makan yang ia bawa.

"Sop ayam, juga ayam kecap kesukaan anak Mama. Mau kan Di makan?"

Betapa bahagianya widia, kalau renja dengan semangat mengangguk. Widia mulai menyuapi Renja yang makan lumayan lahap.

Ia ingin menangis, namun menahan agar tak tumpah karna tidak ingin mengganggu Renja yang mau makan setelah sekian lama hanya makan sedikit.

Hari demi hari berlalu, keadaan renja benar-benar membaik. Ia mau berbicara, mau keluar dan berjalan-jalan, ia juga makan dengan teratur. Widia dan damian bersyukur, tapi sebulan sudah berlalu, mereka tidak membiarkan jovan menemui si manis atas anjuran dokter milan. Dan jovan pun dengan berat hati menurutinya, ia seolah dihukum bertubi-tubi atas kejahatan yang ia perbuat.

Tidak bohong, ini yang paling menyiksa jovan. Disaat ia ingin berjuang memperbaiki, ia malah dipukul menjauh. Namun jovan juga tak memiliki hak untuk mengeluh, Ia hanya akan menghubungi damian sesekali untuk menanyakan kabar renja, tidak ingin terlalu sering karna ia takut kedua orang tuanya risih mengingat apa yang sudah ia perbuat. Jovan tentu tau, dan paham betul wajar bila kedua orang itu menjauhinya sekali pun. Masih baik pula damian dan widia tidak benar-benar mendepaknya dari keluarga pramana.

Tapi setidaknya jovan bisa bernafas lega saat mengetahui bahwa keadaan si manis membaik. Setidaknya ia bisa melahap sesendok makanan jika renja pun sudah bisa ikut makan.





"Ma kenapa mas tidak pulang? Mama dan papa masih marah?"

Widia tak dapat menyembunyikan ekspresi terkejut nya. Mereka sedang makan malam, namun tiba-tiba renja membicarakan jovan yang memang sudah tak nampak batang hidung nya setelah sebulan lama nya.

Mereka memang  menjauhi jovan dari renja, atas anjuran dokter milan juga memang itu yang terbaik untuk penyembuhan renja. Si manis yang membaik tak bisa langsung dibiarkan bertemu dengan jovan karna itu memang prosedur untuknya sembuh. Jovan adalah biang utama dari trauma yang renja miliki. Oleh karna itu memang Jovan tidak boleh terlebih dahulu menemui renja.

Namun jika renja yang mengungkit nya sendiri, bukankah si manis  sedikitnya  sudah bisa mengalihkan ingat nanya tentang hal itu.
Dan lagi, apakah selama ini Renja tak mengungkit Jovan karna berpikir damian dan widia yang marah?

"Adek mau bertemu dengan mas?" damian bertanya pelan, membuat renja yang tadi nya melanjutkan makan kini berhenti.

Damian juga widia memperhatikan bagaimana renja begitu lama berpikir hanya Dengan sebuah pertanyaan. Itu membuktikan bahwa renja memang masih bingung dengan perasaan nya. Ia masih takut, namun juga merindukan jovan.

"Tidak"  jawabnya singkat dan kembali melanjutkan makan nya.

"Tidak merindukan mas? Adek masih marah?" widia ikut bertanya, Walau tau perasaan renja tak Si sederhana kata marah namun hanya itu yang bisa widia tanyakan. ia tak bisa terlalu mengungkit perasaan anak nya karna mungkin itu kembali membawa renja ke dalam ingat an buruknya.

"Adek tidak marah tapi—— mama dan papa tidak boleh marah, mas hanya jahat sama adek, bukan mama dan papa"

Renja tetap tidak bisa menjabarkan perasaan nya. Perasaan tak nyaman saat memikirkan jovan karna ia takut kembali Di bawa kepada  ingat dan itu.

Tetapi satu yang damian juga widia tanggkap. Disaat kalut pun, renja masih begitu memperhatikan jovan. Ia tak ingin jovan dipukuli dan kesakitan, hingga ia menurut untuk berusaha sembuh. Ia tak ingin jovan diabaikan, Walau ia sendiri masih tidak nyaman hanya dengan memikirkan jovan.

Widia tersenyum pedih, kenapa nasib kedua anaknya menjadi seperti ini.


























Tengah malam, jovan pulang untuk mengambil beberapa pakaiannya dan Di bawa ke kantor. Ia juga sudah mengabari widia bahwa ia pulang sebentar.

Jovan berpikir dulu ia diberikan kesempatan untuk memperbaiki semuanya, Ternyata tidak. Ia justru Disuruh menjauh. Namun saat ia meminta ke singapure damian pun melarangnya.

Jovan bingung, ia paham betul memang renja harus jauh sementara—atau mungkin selamanya— karna kesalahan nya sendiri, juga karna itu memang cara agar renja berdamai.

Saat itu damian Tidak salah berpikir bahwa jovan yang dapat menyembuhkan renja, hanya saja ia meleset. Renja berusaha sembuh agar kedua orang tuanya tak marah lagi kepada jovan, bukan sembuh dengan jovan di dekatnya.

Jovan memandangi sebentar  pintu kamar si bungsu saat ia lewat, jovan ingin masuk, memeluk tubuh renja dan mengucap seribu maaf tanpa henti agar renja tak menjauh nya selamanya. Namun jovan tak seberani itu, ia berbalik dan menuruni tangga dengan tas  berisi baju di tangannya.

"Mas. . ." jovan sontak berbalik saat mendengar suara yang begitu ia rindukan. Disana renja berdiri dengan piyama melekat di tubuhnya, memandang  jovan dengan takut-takut.

Lidah jovan begitu kelu, semua kata yang ia siap kan ketika bertemu renja kini lenyap dan menyisakan bisu. Ia hanya bisa menatap paras sosok yang begitu ia rindukan setengah mati.

Renja menyadari keterdiaman jovan, mata nya kemudian tak sengaja melihat tas yang jovan bawa.

"Mas mau kèmana?" tanyanya  dengan alis  mengkerut tak suka. Ia benci memikirkan jika jovan akan kembali lari jauh dari nya. Ia masih ingin sosok jovan memeluk dan menenangkannya jika ia kalut nanti, Walau kenyataannya renja masih tak akan berani menerima pelukan dari jovan.

"Ah. . . itu— mas ingin ke kantor" jovan berbicara dengan sedikit gagap.

"Kenapa? Kenapa tidak pulang?"  jovan yang melihat mata renja mulai berkaca-kaca ingin mendekat. Jovan benar-benar merindukan renja hingga dada nya terasa sesak sekarang. Ia benar-benar ia merengkuh tubuh mungil itu Dengan erat, apalagi setelah melihat bahu si manis baik turun karna emosinya yang Tidak stabil. Jovan dapat menebak itu pasti karna renja bertemu Dengan nya secara mendadak begini.

"Kenapa pergi! Adek masih marah tapi mas Ga boleh pergi!!!"

"Renja. . ."  jovan tidak tahan, maka dengan cepat ia maju memeluk tubuh itu. Ikut menangis meluapkan semua yang ia tahan selama berjauhan dengan renja setelah semua kesalahannya.

"Maaf, maaf. . . mas salah, tolong  maafin mas sekali aja. Tolong. . .tolong jangan jauhin mas lagi dek. . . tolong beri satu kesempatan aja"

Renja menangis keras, ia takut, Tapi ia juga tak ingin melepaskan pelukan Jovan yang terasa memang miliknya. Renja berada di situasi tidak bisa jauh, namun juga tidak bisa kembali dekat dengan Mas nya. Apalagi setelah mendengar tuturan jovan, renja ingin jovan tau bahwa ia juga tak bisa benar-benar jauh dari jovan, bahwa jovan masih memiliki banyak kesempatan. Renja hanya bingung dengan langkah yang ingin ia ambil.

"Mas harus janji, ga bakal kayak gitu lagi hiks. . . mas harus janji kalau ga akan  jahatin adek lagi"

"Mas janji. . ." tidak, itu bukan sekedar janji, karna nyatanya jovan juga ikut mengalami banyak ketakutan setelah perbuatannya malam itu. Jadi ia tak akan mengulanginya, kesalahan yang sama itu tak akan jovan ulangi lagi. Bahkan saat-saat di kantor, saat ia akan tertidur jovan membayangkan Betapa menjijikannya dirinya yang telah begitu tega melakukan itu kepada renja hanya karena tak bisa menahan diri. Itu menghantuinya, seolah-olah ada makhluk lain yang selalu berbisik bahwa ia begitu buruk, begitu brengsek telah melakukan hal Itu disaat renja ketakutan dan tak ingin melakukannya.



Jovan tidak akan melakukan nya, karna ia pun takut akan rasa bersalah ini yang begitu menghantuinya. Ia benar-benar menyesal atas perbuatannya. Meski itu adalah hal yang sia-sia, tapi sungguh bukan liat jovan untuk menyakiti renja. Semua salahnya, salah perasaan tak wajarnya yang kan tumbuh membengkak untuk renja.



















Plin plan banget akutuh, mau up seminggu sekali tapi kangen kaliann shhshs

jangan lupa vote sama komen!
Maaf kalau ada typo dan kata yang kurang tepat, terimakasihh

Czytaj Dalej

To Też Polubisz

3.7K 268 9
arendra zidanne rashaka atau biasa dipanggil aren, mahasiswa hukum yang bisa membuat rekan bisnis sang ayah nya jatuh cinta pada ia. jeffry javhier...
175K 23.8K 14
Typical best friends turned into lovers kind of story. Start : 18 februari 2019 Finish : 22 maret 2019 Warn ⚠️ Ini cerita bxb, boys love, gay...
261K 24K 18
[Completed] [KARYA AUTHOR] [BUKAN NOVEL TERJEMAHAN] [NO COPAS COPAS CLUB] [KARYA TRANSMIGRASI KEDUA] [Genre: Kultivasi, Fiksi Sejarah, Agent, Immorta...
73.2K 7.6K 31
Berawal dari Park Renjun gadis cantik yang ingin mengirim surat cinta untuk sang pujaan hati kedalam loker malah suratnya nyasar ke loker kakel. "sor...