My Daddy My Husband

By LalapanFlashback

1.3M 40.2K 3.4K

Bagaimana jadinya jika seorang gadis menikah dengan ayahnya? Tidak, bukan ayah kandung tetapi ayah angkat. Be... More

AG » 1
AG » 2
AG » 3
AG » 4
AG » 5
AG » 6
AG » 7
AG » 8
AG » 9
AG » 10
AG » 12
AG » 13
AG » 14
AG » 15
AG » 16
AG » 17
AG » 18
AG » 19
AG » 20
AG » 21 ‼️
AG » 22
AG » 23
AG » 24
AG » 25 ‼️
AG » 26
AG » 27
AG » 28
AG » 29
AG » 30
AG » 31
AG » 32
AG » 33
AG » 34
AG » 35
AG » 36
AG » 37

AG » 11

30K 1K 123
By LalapanFlashback

Hi Reyala🌷💫

Absen namanya siapa sih? Degem²nya Arsaka cogil siapa aja?🙏😭

Awksksk biar banyak yang baca bantu Lala promosiin cerita ini di semua medsos yang kalian punya dong, Lala cuma ngandelin ig doang soalnya kalo tiktok nggak pernah fyp😭 Lala juga nggak punya tiktok so, bantuin ya biar cerita ini banyak yang minat. Nanti targetnya cepet terpenuhi cepet juga updatenya kalo yang baca banyak! Tolong yaw Reyala bantuin Lala kali ini hehh😝🙏😍

120 vote or 50 komen buat next!

Seperti biasa, tandai kalo ada yang typo soalnya typo Lala ngaruh hehe.

Happy Reading 💐💘

Sebuah guyuran air menghujani kepala seorang gadis yang kini tengah berada disalah satu toilet perempuan. Bajunya yang basah terkena air membuat ia menggigil, baju putihnya menerawang dengan cepat gadis itu menyilangkan kedua tangannya didepan dadanya.

"Lo? Ada urusan apa lo sama pacar gue?" tanya seseorang yang tadi mengguyur gadis itu.

"P-pacar siapa? Gue nggak tau." jawab gadis itu menunduk.

"Tadi pagi lo bareng Arlanka sama temen-temennya lo ngapain hah? Genit banget jadi cewek!" sinis gadis bernama Afia.

"Gue cuma diajak kenalan sama dia nggak lebih!" jawab Giya dengan nada penekanan.

Gadis yang kini tengah dibully itu adalah Giya. Baru kali ini ia dibully seperti itu disekolah, hanya karena ia berkenalan dengan seseorang sampai dibully. Bahkan Giya tidak tau gadis didepannya ini, yang ia tau hanya gadis itu kelas duabelas sama seperti dirinya, hanya saja beda kelas.

"Terus lo mau gitu?" tanya gadis itu menatap Giya tajam.

"Apa salahnya gue kenalan?" tanya balik Giya berusaha untuk berani melawan.

Jika ia terlihat lemah, sudah pasti lawannya akan merasa menang melihatnya.

"Gadis bodoh!" Tangan Afia terangkat memukul keras pipi Giya.

Plak!

Suara tamparan keras yang terdengar nyaring, bahkan wajah Giya sampai menoleh kesamping karena tamparan itu. Kulitnya yang putih kini berubah menjadi merah, mungkin saja akan berubah ungu nantinya mengingat tamparan itu sangat keras.

"Sampai lo gue liat bareng sampa Arlanka pacar gue, gue nggak segan-segan keluarin lo dari sekolah ini!" ancam Afia sebelum gadis itu membuka pintu toilet.

Ayah Afia adalah kepala sekolah di sekolah Sankerta membuat gadis itu berbuat semaunya, apapun yang ia lakukan tak ada yang berani melaporkannya. Kadang tidak belajar, bahkan ketika disuruh oleh guru pun kadang tidak mau.

Suara tepuk tangan riuh terdengar begitu Afia membuka pintu, betapa terkejutnya gadis itu ketika melihat lima orang cowok yang sudah berada didepannya seolah-olah menunggu kedatangan Afia.

"Aduh pacar gue pinter banget!"

Afia tersenyum malu-malu saat Arlanka yang ada didepannya malah dengan gampangnya berbicara bahwa ia adalah pacarnya. Sudah dipastikan jika Afia kini tengah terbang melayang.

Arlanka dan teman-temannya yang tanpa sengaja melihat cctv yang berada diruang BK, karena mereka yang dipanggil oleh guru BK, dan tanpa sengaja melihat cctv itu akibat mereka yang bosan diberi ceramah terus menerus oleh pak Boni dengan gabut mereka melihat-lihat disana hingga mata mereka tertuju pada cctv.

Terlihat Afia yang menyeret Giya masuk kedalam toilet membuat mereka berlima curiga, apalagi mengingat Afia adalah gadis nekat dan juga suka membully orang-orang tanpa tau mereka salah apa.

Mereka berlima keluar dari ruang BK tanpa menghiraukan pak Boni yang meneriaki mereka. Arlanka dan juga teman-temannya langsung saja pergi ke toilet perempuan dan menunggu didepan, membiarkan Afia beraksi dan mereka mendengarkan dari balik pintu.

Arlanka maju mendekati Afia membuat gadis itu salah tingkah, apalagi melihat Arlanka yang mendekatkan wajahnya kewajah Afia membuat gadis itu refkles memejamkan matanya.

Pikiran Afia melayang memikirkan yang akan terjadi nantinya, tetapi semua itu pupus begitu saja ketika Arlanka malah mencengkram erat dagu gadis itu. Membuat Afia membuka matanya kembali.

"L-lepashh!"

"Lo tau? Lo salah udah macem-macem sama dia!" ucap Arlanka menatap Afia dengan tajam.

Plak!

"Ini buat lo yang udah nampar Giya!"

Plak!

"Buat lo yang udah ngaku-ngaku jadi pacar gue!"

Arlanka berdecih sambil menatap sinis gadis didepannya itu, tentu ia merasa jijik mengingat kelakuan gadis itu yang sangat-sangat keterlaluan. Bermain-main dengan laki-laki di club malam? Sudah menjadi makanan sehari-hari gadis itu.

Kenapa Arlanka bisa tau? Tentu saja karena ketika ia memasuki tempat haram itu hanya untuk menjemput Orland yang mabuk ia melihat Afia yang menggoda salah satu cowok yang berada disana, bahkan dengan gampangnya gadis itu mengiyakan ajakan si cowok yang ingin mengajaknya kedalan kamar yang berada disana.

Tidak hanya satu kali bahkan berkali-kali, sempat juga Arlanka dan juga teman-temannya melihat Afia dimarkas Alcatraz, hanya untuk memuaskan nafsu orang-orang yang berada disana. Tetapi pengecualian untuk mereka berlima, karena dengan cepat kabur darisana ketika melihat cewek itu.

"Sekali lagi lo ngelakuin ini, semua bukti ada ditangan gue!" Arlanka meminta sesuatu kepada Leka.

Leka, cowok itu memberikan ponselnya yang langsung diambil oleh Arlanka. Cowok itu menunjukkan sebuah rekaman, dimana Afia yang sedang memuaskan ketua dari geng Alcatraz.

Tanpa menghiraukan wajah ketakutan Afia, mereka pergi darisana dengan Giya yang kini bersama Arlanka. Cowok itu mengajak Giya ke UKS.

*****

Giya kini tengah membaca novel seperti orang gila, gadis itu tidak seperti orang yang membaca pada umumnya yang akan duduk ketika membaca. Gadis itu malah berjalan mondar-mandir, kadang juga berteriak kegirangan entah apa yang membuatnya seperti itu.

Gadis itu berniat menunggu Arsaka yang belum pulang dari kantornya. Jadi, gadis itu menunggu sambil membaca novel kesukaannya, memekik heboh kadang juga tertawa dan kadang cemberut. Jika orang-orang melihatnya mungkin sudah dikira Giya itu orang dalam gangguan jiwa.

Gadis itu berjalan berniat duduk dipinggiran sofa, tetapi ketika melihat Arsaka yang tiba-tiba datang membuat gadis itu terkejut, apalagi melihat cowok itu yang menggunakan kemeja putih yang dilapisi rompi berwarna hitam dengan jas hitamnya yang ia bawa ditangannya.

Arsaka meletakkan jasnya, cowok itu menarik kaki Giya lalu menggendong gadis itu ala bridal style. Mengajak gadis itu naik kelantai dua.

"Kenapa baru pulang?" tanya Giya sambil mengalungkan tangannya dileher Arsaka.

"Banyak kerjaan." jawab cowok itu dengan nada lesu.

Tengan mungil Giya terangkat mengusap pipi ayah angkatnya itu. Giya tersenyum manis sambil membalas tatapan mata Arsaka.

"Cepek ya?" tanya Giya yang diangguki oleh Arsaka.

"Banget! Sleep with me tonight?" tanya cowok itu penuh harap.

Giya yang masih dalam gendongan Arsaka berpikir, gadis itu mengetuk-ngetuk dagunya menggunakan jari telunjuknya membuat Arsaka menatapnya gemas.

"Lucu banget sih!" Arsaka menundukkan kepalanya untuk mencium pipi gadis itu.

Belum sempat Giya menjawab, cowok itu sudah membawanya masuk kedalam kamar Arsaka yang berada disebelah kamar milik Giya. Cowok itu mendudukkan Giya diatas kasur miliknya.

"Giya belum jawab lho kak!" Giya menggerutu kesal.

Arsaka membuka kancing kemejanya, ia terkekeh geli menatap wajah kesal Giya cowok itu menghampiri gadis kecilnya itu.

"Emang bisa nolak, hm?" tanya Arsaka cowok itu dengan jahil mengacak-acak rambut Giya.

"Nggak." jawab Giya dengan ketus membuat Arsaka berbalik menatapnya tajam.

Arsaka mendekat kembali, dengan tangan yang membuka kemejanya lalu melemparnya keatas kasur. Cowok itu menyeringai tipis sambil mendorong tubuh mungil Giya hingga tertidur diranjang.

"Ngomongnya gitu ya sekarang?" tanya Arsaka dengan lembut, tetapi Giya merasa cowok itu kini sedang memperingati dirinya.

"Emm maaf hehe." Giya menyengir bersalah.

Arsaka mengukung tubuh Giya dari atas, cowok itu menindih tubuh mungil gadis itu. Menatap gadis dibawahnya dengan dalam cowok itu malah menjilat bibirnya sendiri membuat Giya gugup melihatnya.

Astaga, lari Giya lari bahayaa!!

"Ng-ngapain kayak g-gitu?" tanya Giya tak bisa mengontrol rasa gugupnya.

Arsaka kembali menyeringai tipis, lalu mendekatkan wajahnya kearah Giya. "Mau main bentar nggak?"

Pertanyaan itu membuat Giya melotot, gila cowok itu memang gila pikir Giya. Arsaka sangat agresif jika bersamanya entah darimana datangnya keagresifan cowok itu.

"Main?" tanya Giya pura-pura tidak mengerti.

"Main-main sama kenikmatan." jawab Arsaka terkekeh.

"H-hah gimana maksudnya?" tanya Giya lagi.

"Ck, bertukar saliva!" jawab Arsaka dengan frontal.

"Ngga ngerti Giya dadd!" sahut Giya dengan wajah polosnya.

"Ahh lama sayang!"

Arsaka yang sudah tidak tahan dengan bibir manis Giya langsung saja mengemut bibir gadis itu. Melumatnya dengan tergesa-gesa, tetapi Giya tak kunjung memberikan celah untuk Arsaka. Gadis itu menutup bibirnya dengan rapat.

Sepertinya cara di novel-novel yang berpura-pura polos itu tidak mempan untuk Arsaka, karena cowok itu malah menciumnya brutal karena tidak tahan.

"Jangan ditutup coba buka dikit mulutnya!" pinta cowok itu dengan nafas tergesa-gesa.

"Ngga--"

Ketika Giya berbicara Arsaka mengambil kesempatan untuk melesatkan lidahnya masuk kedalam bibir gadis itu, menjelajahi rongga mulut Giya hingga cowok itu puas lalu menggigit gemas bibir bawah Giya.

Rupanya Giya mulai menikmati, gadis itu membalas perlakuan Arsaka. Ia kembali membuka mulutnya, baru saja Arsaka akan melesatkan kembali lidahnya Giya sudah lebih dulu menjilat lidah miliknya membuat Arsaka terkejut.

Arsaka tersenyum puas, ia membiarkan Giya melakukannya. Bahkan gadis itu tampak lihai memainkan bibirnya, membuat yang berada dibawah sana terbangun.

Arsaka mengumpat, sial jangan sampai ia kebablasan saat ini. Cowok itu dengan cepat melepas pangutannya. Ia bangun kemudian berniat untuk pergi ke kamar mandi.

"Mau kemana?" tanya Giya bingung, gadis itu menjilat bibirnya sendiri.

Perlakuan gadis itu membuat Arsaks meneguk ludahnya kasar, sial dirinya tidak tahan jika seperti ini.

"Udah ya jangan kayak gini, daddy gak kuat!" Arsaka langsung berlari masuk kedalam kamar mandi miliknya.

"Mampus, untung gue nggak dimakan hari ini."

*****

"Mereka udah nyusun rencana buat ngehancurin gue!"

Alsega dan juga Arsano terkejut mendengar itu, mereka berdua kini sedang berada di gazebo yang terdapat di mansion Arsaka yang disampingnya terdapat kolam renang. Jangan lupakan didepan mereka juga terdapat sebuah lapangan basket dan juga voli yang letaknya berdampingan.

"Siapa yang bilang  ke lo?" tanya Alsega bingung mengapa Arsaka bisa mengetahui.

"Lanka. Gue nyuruh dia buat masuk ke geng Alcatraz buat jadi mata-mata." jelas cowok itu.

"Nice!" celetuk Arsano berbarengan dengan Alsega.

"Lanka doang?" tanya Arsano menatap Arsaka.

Arsaka membalas tatapan Arsano kemudian menjawab, "Temen-temennya ikut."

"Apa Leonatan nggak tau kalo Lanka itu adik lo?" tanya Arsano lagi.

"Nggak." jawab Arsaka datar.

"Bagus kalo gitu. Kapan katanya rencana mereka bakal dilakuin?" tanya Alsega.

Seketika mereka berdua menoleh kearah Alsega. "Lanka bilang Leonatan bakalan biarin gue seneng-seneng dulu sebelum dia ngehancurin gue!"

"Goblok anjir tuh anak!" sahut Alsega menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan jalan pikiran musuhnya itu.

"Kalo gue ikut disana mah udah gue suruh langsung aja!" sambung Alsega.

"Yeee lo goblok juga!" sahut Arsano.

"Lo nggak nyusun rencana juga buat Leonatan?" tanya Alsega dengan serius.

"Itu yang buat gue nyuruh lo berdua kesini!" Arsaka mengambil ponselnya cowok itu memperlihatkan sebuah foto kepada mereka berdua.

"Maksudnya?" tanya Alsega tak paham.

"Leonatan nyusun rencana bakalan culik Giya di SMA Sankerta!" jawab Arsaka memberitau.

"Lah sekolah punya lo?" tanya Arsano.

"Hm." jawab Arsaka mengangguk.

Alsega terkekeh. "Bodoh banget Leonatan!"

"Ketika mereka mau culik Giya, gue bakalan nyuruh pihak sekolah buat liburin semua murid!" ucap Arsaka.

"Lah dia malu dong mau nyulik Giya disekolah tapi sekolahnya malah libur," sahut Alsega tertawa.

"Itu yang gue mau, setelah itu gue bakalan minta suruhan gue buat nangkep beberapa anggota Alcatraz dan kirim dia ke tempat yang udah gue sediain." jelas Arsaka sudut bibirnya naik keatas.

"Dimana Ar?" tanya Arsano kepo.

"Zakthion Village."

—tbc—

Hi Reyala!🌷💗😍

Buat kalian yang nanya Zakthion itu dimana, jawabannya itu nggak didunia nyata ya cuma fantasi aja. Lala juga nggak tau dapet darimana itu namanya, cuma gabung-gabungin huruf eh jadinya gitu hehe.

Gimana part ini? Gapapa dibocorin dulu rencana² mereka kalo nanti mah beda lagi wkwkwk.

See you gess!! Papaiiiyyy!🌷💗😍

Continue Reading

You'll Also Like

3.2M 24.8K 47
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
657K 19.1K 18
(SEGERA TERBIT)"gue cuma butuh benih lo doang, one night tanpa pertanggung jawaban. lo dapaet perawan gue, gue dapat benih lo!" Kanadia Putri Wijaya...
8.1K 302 11
Diputusin oleh sang kekasih yang telah menjalin hubungan cukup lama yaitu sekitar 3 tahun membuat Olivia Amerta merasa hancur berkeping-keping. Sang...
2.9M 145K 61
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞