My Daddy My Husband

By LalapanFlashback

1.4M 43K 3.5K

Bagaimana jadinya jika seorang gadis menikah dengan ayahnya? Tidak, bukan ayah kandung tetapi ayah angkat. Be... More

AG » 1
AG » 2
AG » 3
AG » 4
AG » 5
AG » 7
AG » 8
AG » 9
AG » 10
AG » 11
AG » 12
AG » 13
AG » 14
AG » 15
AG » 16
AG » 17
AG » 18
AG » 19
AG » 20
AG » 21 ‼️
AG » 22
AG » 23
AG » 24
AG » 25 ‼️
AG » 26
AG » 27
AG » 28
AG » 29
AG » 30
AG » 31
AG » 32
AG » 33
AG » 34
AG » 35
AG » 36
AG » 37
AG » 38

AG » 6

46.3K 1.4K 82
By LalapanFlashback

Halo lagi Reyala!!😍🌷💫

Kabar baik?

Sehat kalian semua? Sehat dong!

Gimana harinya buat hari ini? Seneng? Atw sedih?

Spam komen disetiap paragraf yaww! Biar Lala cepet upnya!!

Sebelum baca vote dulu!!

Happy Reading 💫🌷

Setitik cahaya persegi lima, orang-orang menyebutnya bintang. Begitu banyak bintang yang terlihat saat ini, mengelilingi bulan yang bersinar terang menyinari bumi.

Ketenangan tersendiri bagi Giya, melihat malam yang indah membuat gadis itu merasa tenang. Melihat bintang-bintang yang berada diatas sana membuat kerinduannya dengan orangtua terobati.

Giya tersenyum sambil mendongak keatas, gadis itu sedang berada di balkon kamarnya. Menghilangkan rasa jenuhnya, dan juga mencoba menenangkan dirinya.

Jika dipikir-pikir Giya bingung dengan dirinya sendiri, yang malah suka dengan ayah angkatnya. Entah apa yang membuat dirinya jatuh dalam pesona daddynya itu, hingga membuat dirinya semakin hari semakin mencintai Arsaka. Padahal umur mereka terpaut jauh.

Giya juga masih tidak mengerti, kenapa Arsaka mau menjadikan dirinya sebagai anak angkatnya. Sudah jelas-jelas mereka tidak kenal satu sama lain, dan bahkan Arsaka belum menikah.

Tetapi cowok itu sudah menepati mansion miliknya sendiri, tinggal tanpa kedua orang tuanya. Hal itu juga membuat Giya bingung.

"Sebenernya daddy itu siapa sih? Tinggalnya sendirian, punya perusahaan sendiri lagi, kaya raya? Tapi misterius." gumam Giya kebingungan sendiri.

"Terus kenapa gue bisa suka sama dia? Bahkan gue nggak bisa nolak semua prilaku dia ke gue?" tanyanya kepada diri sendiri.

Giya menunduk. "Kalo seandainya dia nikah sama orang lain, gimana nasib gue? Masa iya gue cemburu sama ibu angkat gue sendiri sih?"

Giya menggeleng pelan, mencoba menepis pikirannya itu. Jangan sampai, jangan sampai itu terjadi bagaimana nasibnya nanti jika Arsaka menikah dengan orang lain?

Tidak tau saja, sedari tadi Arsaka mendengar semua itu. Cowok itu memperhatikan gerak-gerik Giya sedari tadi, mulai dari gadis itu berbicara sendiri hingga menggelengkan kepalanya.

Arsaka terkekeh geli melihatnya, dalam hatinya cowok itu sudah bersorak penuh kemenangan. Mendengar perkataan Giya tadi, dapat ia simpulkan bahwa anak angkatnya itu juga menyukai dirinya.

Ohh tidak, rasa ingin memiliki gadis itu seutuhnya kembali hadir dan memenuhi isi otaknya.

Kaki jenjang cowok itu berjalan menghampiri Giya, tanpa aba-aba cowok itu melingkarkan kedua tangannya dipundak gadis itu, mendekapnya erat dari belakang.

Hal itu membuat Giya terkejut, gadis itu menoleh kesamping dan ternyata Arsaka yang kini memeluknya dengan erat. Gadis itu menahan kedutan di bibirnya, berusaha agar tidak terlihat salting ketika diperlakukan seperti itu.

"Udah malem, dingin juga nanti masuk angin!" Arsaka mengerat pelukannya.

"Ini mau ke kamar." sahut Giya.

"Gimana? Susah main gitar?" tanya Arsaka mengingat tadi sore ia sempat mengajari gadis itu bermain gitar.

Giya mengangguk sebagai jawabannya. "Susah kenapa chord nya susah-susah semua?"

Arsaka terkekeh mendengar itu. "Nggak susah kok, 'kan baru pertama kali nyoba nanti juga terbiasa jadi mudah,"

"Besok belajar lagi!" lanjut Arsaka.

"Ajarin sampai bisa ya, dadd! Biar bisa mainin lagu!" ujar Giya penuh semangat.

"Tapi daddy, 'kan kerja gabisa ajarin Giya tiap hari, besok juga daddy kerja," sambung gadis itu wajahnya berubah menjadi murung.

Arsaka tersenyum mendengar itu, ia melepas pelukannya beralih memutar tubuh Giya agar menghadap kepadanya.

"Besok selesai sekolah dateng ke perusahaan daddy, nanti kita belajar disana," usul Arsaka mengusap lembut rambut Giya.

"Emangnya daddy nggak sibuk? Enggak usah deh, nanti Giya ganggu daddy," tolak Giya merasa tidak enak.

"Nggak kok, besok cuma ngerjain berkas-berkas yang bakalan dikirim ke perusahaan yang ada di Thailand aja, cuma dikit!" ujar Arsaka meyakinkan.

Selain di Indonesia cowok itu juga memilik perusahaan di Thailand, sebuah hotel berbintang yang sangat banyak diminati oleh orang-orang dari berbagai negara. Selain fasilitasnya yang lengkap, pelayanan yang mereka berikan juga tidak tanggung-tanggung membuat banyak sekali orang-orang yang ingin datang kesana.

"Seriusan cuma dikit?" tanya Giya menatap ragu-ragu kearah Arsaka.

Merasa gemas dengan gadis kecilnya itu, Arsaka mencubit pelan hidung mancung Giya. "Iyaa, sayang!"

"Ihh apaan sih!" Giya menoleh kearah lain, agar tidak terlihat jika dirinya tengah salting.

"Saltingnya keliatan natural!" ejek Arsaka terkekeh geli.

"Bodo amat ihh, Giya ngambek!"

*****

Masih dengan pakaian sekolah, Giya datang ke perusahaan milik daddynya itu. Diantar oleh sopir yang bekerja dimansion Arsaka.

Gadis itu berjalan memasuki gedung megah didepannya itu, seseorang membukakannya pintu. Giya tersenyum kepada pegawai disana, gadis itu berjalan kearah salah satu pegawai cewek yang berada disana.

"Permisi mbak, mau tanya ruangan pemilik perusahaan disini dimana ya?" tanya Giya dengan sopan.

Cewek itu malah menatapnya dengan sinis. "Bocil nyasar ya dek? Pakai nanya-nanya pemilik perusahaan disini lagi,"

Sial, Giya mencoba menyembunyikan rasa kesalnya mendengar penuturan pegawai didepannya itu. Giya menatap cewek didepannya itu, wajahnya sangat judes dengan tatapan sinis nya itu membuat Giya ingin sekali menampolnya.

"Saya ada urusan sama pemilik perusahaan ini, mbak!" ucap Giya masih dengan sopan walau diperlakukan seperti itu.

Giya tidak memberitahu jika dirinya adalah anak angkat Arsaka, gadis itu hanya ingin mencaritahu apakah mereka mengenal dirinya atau tidak. Secara mereka bekerja di perusahaan Arsaka, bisa saja mereka tau jika Arsaka sudah memiliki anak atau tidak.

"Urusan apaan? Mau ngelamar kerja jadi pembantu?" tanya pegawai itu dengan judes.

"Ehh Giya?"

Suara itu membuat Giya menoleh kebelakang, gadis itu melihat Alsega dengan pakaian formal.

"Ngapain kesini, tumben?" tanya Alsega.

"Kak Alse ngapain disini?" Giya malah bertanya balik.

"Ditanyain malah nanya balik," Alsega terkekeh pelan, melihat itu beberapa pegawai disana menatap Alsega dengan pandangan terpana.

"Ada urusan perusahaan sama Arsaka." Alsega menjawab pertanyaan Giya.

"Bisa tolong anterin keruangan kak Saka nggak?" tanya Giya meminta tolong.

Alsega mengernyit bingung ketika mendengar Giya memanggil Arsaka dengan sebutan 'kak' bukan 'daddy' seperti biasanya. Hingga cowok itu mengerti ketika melihat kedipan mata gadis itu.

Alsega tersenyum sinis terhadap pegawai yang sedari tadi menatapnya dengan tatapan terpesona. Cowok itu mengajak Giya untuk ikut dengannya.

"Ayok Giy! Gue anterin keruangan Arsaka, tadi dia udah nelpon lo tapi nggak lo angkat!"

Giya yang mengetahui jika Alsega juga tengah berakting membuat gadis itu tersenyum puas, Giya kemudian mengikuti langkah kaki Alsega menuju ruangan Arsaka berada.

"Kenapa lo? Kayak nggak suka gitu sama cewek tadi," tanya Alsega mencoba mengajak Giya berbicara agar tidak terlalu canggung.

Giya cemberut mendengar pertanyaan Alsega. "Judes banget mbaknya ditanyain malah jawabnya kayak gitu!"

Alsega tertawa kecil mendengar itu, pantas saja Arsaka menyukai gadis yang berada disampingnya ini. Ternyata gadis itu lucu.

"Aduin ke daddy lo! Biar dia dipecat!" ujar Alsega memberi saran.

Alsega berhenti didepan ruangan yang diketahui ruangan itu adalah ruangan milik Arsaka. Cowok itu menunjuk ruangan itu, kemudian menyuruh Giya masuk kedalam.

"Pintunya nggak dikunci, lo masuk aja Arsaka ada di dalem!" ujar Alsega.

Giya mengangguk. "Makasi ya kak!"

"Sama-sama, hati-hati ya Giy diterkam macan nanti!"

Ucapan itu sebagai penutup, sebelum Alsega pergi dari sana dengan senyum penuh arti.

Sedangkan Giya, gadis itu merasa bingung dengan perkataan Alsega. Hingga gadis itu memutuskan untuk masuk kedalam ruangan Arsaka.

Begitu memasuki ruangan tersebut, wangi parfum khas dari Arsaka memasuki indra penciumannya. Terlihat juga Arsaka yang begitu fokus terhadap benda canggih yang berada didepannya, dengan jari-jari tangannya yang menari dengan lihai diatas papan keyboard.

"Dadd!" panggil Giya.

Mendengarnya suara yang begitu familiar ditelinga nya membuat Arsaka menoleh. Cowok itu terkejut ketika melihat Giya yang berada didalam ruangannya.

"Kenapa nggak bilang kalau mau kesini, 'kan bisa daddy jemput," Arsaka kembali memfokuskan dirinya terhadap laptopnya.

"Takut ngerepotin, daddy 'kan lagi kerja." sahut Giya.

"Duduk dulu, daddy lanjutin lagi dikit,"

Giya mengangguk kemudian mendudukkan dirinya disofa yang berada disana, matanya menjelajahi setiap sudut ruangan, tampak sangat luas dan juga begitu nyaman.

Gadis itu mengambil benda pipih berlogo Apple itu dari sakunya, sambil menunggu Arsaka menyelesaikan pekerjaannya Giya menonton kartun kesukaannya yaitu Snowball Rabbit.

Dua puluh menit berlalu, Arsaka selesai dengan pekerjaannya mengurus kerjasama antar perusahaannya dengan perusahaan milik Alsega. Cowok itu menoleh kearah Giya yang kini sedang asik menonton.

Arsaka tersenyum melihat itu, ia beranjak dari duduknya berjalan kearah pintu ruangan kemudian menguncinya. Membuat Giya menoleh bingung kearah Arsaka.

"Kenapa dikunci, dadd?" tanya Giya.

Arsaka berjalan menghampiri Giya. "Biar nggak ganggu!"

Cowok itu merebut ponsel yang dipegang oleh Giya, Arsaka meletakkannya diatas meja kemudian mendudukkan dirinya tepat disamping putri angkatnya itu.

"Jadi belajar gitar nggak dadd?" tanya Giya antusias.

"Ehh entar aja deh daddy istirahat dulu pasti capek!" sambung Giya perhatian.

Arsaka tersenyum hangat mendengar penuturan gadis itu, oh tidak emang boleh se-perhatian itu? Sial baru kali ini Arsaka merasa diperhatikan dengan tulus oleh seorang perempuan setelah ibundanya.

"Cara paling ampuh ngilangin capek," Arsaka tersenyum miring kearah Giya.

"Apa?" tanya Giya bingung.

"Kissing!" jawab Arsaka.

Tanpa aba-aba cowok itu langsung mendekat kearah Giya membuat Giya semakin mundur hingga tanpa sadar gadis itu sudah tertidur diatas sofa dengan Arsaka yang mengukungnya dari atas.

"Biar capeknya ilang!" ujar Arsaka tersenyum.

Tok tok tok!

Sial, sedikit lagi bibir mereka bersentuhan tetapi suara pintu yang diketuk dengan brutal dari luar membuat Arsaka mengumpat kesal.

Giya dengan cepat mendorong tubuh Arsaka, hingga gadis itu kembali duduk. Mencoba menormalkan detak jantungnya yang menggila karena ulah Arsaka yang tiba-tiba.

"Daddy liat dulu bentar!" pamit Arsaka cowok itu berjalan untuk membuka pintunya.

"Ada perlu apa lo kesini?" tanya Arsaka datar begitu melihat siapa yang mengetuk pintunya dengan brutal.

Seseorang itu menatap Arsaka dengan wajah tak berdosanya. "Gabut bang, mau tidur bentar di ruangan lo! Mama habis ngomelin gue tadi!"

"Tidur dikamar sebelah, gue sibuk!" suruh Arsaka mendengar perkataan adiknya itu.

Arsaka kemudian menutup pintunya, tanpa menghiraukan adiknya yang ingin memprotes.  Cowok itu kembali mengunci pintunya lalu berjalan kearah Giya.

"Siapa dadd?" tanya Giya penasaran.

"Kepo ya?" tanya Arsaka malah tersenyum jahil kearahnya.

"Nyebelin!" pekik gadis itu kesal.

Arsaka duduk dengan lesu disamping Giya. "Gajadi dapet jatah!"

Giya terkikik geli mendengar itu. "Giya mau cerita!"

"Cerita apa? Ada yang nyakitin Giya?" tanya Arsaka menoleh khawatir.

Giya menggeleng, gadis itu tampak cemberut. "Tadi Giya kesini sama pak Obi, terus Giya masuk Giya nanya sama mbak-mbak yang dibawah dia malah jawabnya sinis banget, Giya dibilang bocil sama dia, terus Giya dibilang mau ngelamar kerja jadi pembantu, ngeselin banget tante-tante itu!"

Giya menceritakan semuanya kepada Arsaka, gadis itu menjadi kesal ketika mengingatnya kembali.

"Siapa namanya?" tanya Arsaka sepertinya dia harus memecat satu karyawannya.

"Gatau." jawab Giya menggeleng.

"Besok dia udah nggak ada disini lagi!" ucap Arsaka cowok itu menelpon sekretarisnya.

"Cari tau siapa yang tadi bicara judes sama pacar saya!" suruh Arsaka kepada orang itu.

"Siap boss!" jawab sekretarisnya itu mematuhi perintah.

Arsaka mematikan teleponnya itu tanpa sepatah katapun. Cowok itu menatap Giya yang malah bengong.

"Kenapa?" tanya Arsaka menaikkan sebelah alisnya.

"Ta-tadi daddy bilang apa? Pa-pacar?" tanya Giya, apakah dirinya salah mendengar?

Arsaka malah terkekeh mendengarnya, ia tidak menjawab pertanyaan Giya cowok itu malah melepas jas yang dirinya kenakan menyisakan kemeja putihnya, kemudian melepas dasi yang terpasang apik dilehernya lalu melepas dua kancing bajunya merasa gerah.

Giya yang melihat gerak-gerik Arsaka sedari tadi tampak terpesona melihatnya. Jatuh dalam pesona cowok itu memang tidak ada habis-habisnya.

"Mau main sekarang nggak?" tanya Arsaka menatap Giya.

"Ma-main?" tanya Giya tidak mengerti.

"Main gitar, bukan main yang--"

"Ma-manaa gitarnya dadd?" potong Giya sebelum Arsaka melanjutkan ucapannya.

"Bisa banget si pendek!"

—tbc—

Hii Reyalaa!!🌷💫

Udah seneng nggak Lala update?

Jangan lupa spam komen yau!!

50komen bisa nggak buat lanjut lagi?

Vote juga yau!

Papaiii!!!😍🌷💫

Continue Reading

You'll Also Like

309K 30.1K 44
"Ma, aku ngga mau ya punya assisten baru" "Plis lah Maa" "Aku tu CEO punya aissten dengan pakaian sexy itu biasa" "Lianda Sanjaya!!!" "Ikutin kata ma...
320K 2.7K 18
WARNING 21+ **** Jeriko mesum, Jeriko sangean, Jeriko nafsuan. Jeriko sudah memiliki lebel yang sangat buruk dalam otak Keyna. Tapi, kenyataan dunia...
8.9M 110K 45
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
4.5M 134K 88
WARNING ⚠ (21+) 🔞 𝑩𝒆𝒓𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒘𝒂𝒏𝒊𝒕𝒂 𝒚𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒑𝒊𝒏𝒅𝒂𝒉 𝒌𝒆 𝒕𝒖𝒃𝒖𝒉 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏 𝒅𝒂𝒏 �...