MI AMOR: WANITA YANG DIKHIANA...

By youandwords

1.2K 179 19

Namanya Amor. Delapan tahun menjalani kehidupan pernikahan, tapi belum memiliki momongan. Dia terus terusik i... More

1-SEBUAH SARAN
2-NOMOR TIDAK DIKENAL
3-MASIH NOMOR YANG SAMA
4-MATA HAZEL
5-SINDIRAN
7-PIKIRAN BURUK
8-DIBUNTUTI
9-DIMINTA MENDUA?
10-SAKIT HATI
11-PURA-PURA TIDAK TAHU
12-SUMBER MASALAH
13-SABTU INI MILIKNYA
14-SEBUAH PERAN
15-KECURIGAAN

6-STAYCATION

52 10 1
By youandwords

Amor merasa beruntung memiliki suami yang sering menuruti permintaannya. Meski, saat hari biasa lebih mementingkan bekerja. Amor masih bisa memaklumi itu. Tetapi, di luar dari itu sang suami benar-benar memanjakannya.

Seperti hari ini, Evas menepati janjinya untuk mengajak Amor staycation. Tentu bukan hotel sembarangan yang dipilih. Dia memilih hotel yang biasa ditempati artis-artis dunia jika berkunjung ke Indonesia. Sebuah kamar hotel yang luasnya seperti apartemen mewah.

"Kamu mau aku buatin makanan?" Amor berjalan menuju dapur dan membuka kulkas. Di sana sudah ada beberapa bahan seperti telur dan beberapa sayuran.

"Kalau kamu masak, mending kita di rumah aja."

"Maksudnya?" tanya Amor sambil menoleh ke belakang.

Evas menghampiri lalu memeluk Amor dari belakang. "Aku pengen kamu bener-bener nikmatin liburan," bisiknya. "Nggak ada kegiatan lain, selain bersantai sama aku."

Pipi Amor seketika memerah. "Kamu ini." Dia berbalik lalu melingkarkan tangan ke tengkuk suaminya. "Jadi, aku harus melayani suami."

"Harus."

"Ya udah, mau apa?"

Evas memperhatikan ekspresi Amor. Dia selalu gemas, sekaligus antusias jika Amor memberinya tatapan menggoda. Sorot mata Amor selalu bisa menghipnotisnya. Gerakan mata, bibir dan kedipannya benar-benar membuat lelaki yang melihatnya pasti akan mendekat. "Menurutmu?"

"Ini masih siang!" Amor menoleh ke jendela, melihat sinar matahari yang masih terik. "Kamu yakin?"

Perlahan Evas menarik satu tangan Amor lalu mendekatkan ke bibirnya. "Harus, pakai waktu?" bisiknya lalu mengecup punggung tangan dengan jemari lentik itu. "Aku nggak peduli waktu itu."

"Dasar!" Amor menahan senyuman. "Bentar, aku siap-siap dulu!" Dia hendak menyingkir, tetapi Evas menarik tangannya hingga dia kembali berbalik menghadap lelaki itu.

Evas menggeleng tegas. "Nggak perlu disiapin."

"Ih, jangan gitu!" Amor menarik tangannya, tetapi Evas menariknya semakin mendekat. Dia menatap sorot mata Evas yang mulai tajam. Seketika dia tahu artinya. "Oke! Lakukan apa yang kamu mau!"

"Good." Evas membungkuk dan menarik Amor ke dalam gendongan.

Amor melingkarkan tangan ke leher Evas sambil terkekeh geli. Begitu sampai kamar, lelaki itu segera membaringkannya di ranjang. Amor bergerak mencari posisi nyaman lalu menatap Evas yang mulai melepas kancing kemejanya.

"Sengaja?" tanya Amor melihat Evas yang begitu pelan melepas kemeja itu.

Evas mengedipkan mata. Dia melempar kemeja itu lalu mengeluarkan ponsel dan meletakkan di nakas. Setelah itu dia melepas celananya dengan tatapan yang masih tertuju ke sang istri.

Amor menahan tawa. "Cepetan makanya."

"Oke!" Evas duduk di pinggir ranjang dan mulai menurunkan atasan model sabrina yang dikenakan Amor. Dia melakukan dengan pelan, sengaja menggoda istrinya. Hingga pakaian itu terlepas dan dia lempar ke belakang.

Drttt.... Ponsel di atas nakas itu bergetar.

Evas terlihat tidak mendengarkan. Dia sibuk melepas sisa pakaian yang dikenakan Amor. Sementara Amor, perhatiannya langsung teralih. Dia menatap nakas yang tingginya hampir sama dengan tinggi ranjang.

Rean calling.

"Ada telepon!"

"Biarin," jawab Evas lalu mulai mencari posisi.

Amor kembali menatap suaminya. Dia tersenyum melihat sang suami yang mulai tidak sabaran. Lantas dia menarik kepala lelaki itu dan menciumnya.

Drttt.... Suara getar ponsel sama sekali tidak dihiraukan oleh dua orang itu.

***

Sore hari, Amor memesan beberapa cemilan dari restoran di bawah. Setelah pertempuran siang tadi, dia merasa sangat kelaparan. Dia mencoba melupakan dan ikut tidur bersama sang suami. Sayangnya, dia tidak bisa tidur.

Amor akhirnya memutuskan mandi dan segera memesan cemilan. Sekarang, beberapa jajanan pasar telah tersaji di meja makan. Amor mengambil kue klepon kesukaannya sambil sesekali perhatiannya tertuju ke televisi.

"Kenapa aku ditinggal?"

Amor berjingkat mendengar suara berat itu. Dia menoleh ke pintu, melihat sang suami yang keluar kamar. Rambutnya berantakan, kemeja yang dikenakan juga dikancing asal. Amor menahan tawa melihat penampilan itu. "Aku laper."

"Dasar," jawab Evas lalu duduk di samping Amor. "Kamu selalu laper tiap kita habis...."

"... iya!" Amor segera memotong kalimat Evas. "Ya gimana? Energi banyak yang terbuang, kan?"

"Tapi, sekaligus dapat energi baru, Sayang." Evas mengusap dagu Amor gemas. "Setelah ini mau ngapain?"

Amor duduk menyerong menghadap Evas. "Kamu bersih-bersih dulu. Terus, nyari makan malam. Gimana?"

Evas mengangguk setuju. "Aku udah nyiapin semuanya."

"Dinner?" Amor seketika berdiri dengan antusias. "Di mana?"

"Di sini!"

"Serius?"

Evas melingkarkan tangan ke pinggang Amor dan menariknya mendekat. "Iya. Aku udah bilang ke orang hotel."

"Sayang!" Amor duduk di pangkuan Evas lalu mengecup pipinya bergantian. "Aku harus pakai baju apa? Aku pengen dinner yang spesial."

"Kita udah sering, kan, ngelakuin itu?"

"Iya! Tapi, aku selalu pengen kita dinner yang bikin berkesan," aku Amor. "Kamu jelas tahu itu."

Evas mengedipkan mata. "Kalau kita nggak butuh pakaian?"

"Jangan ngaco!" Amor mendorong kening Evas. "Tapi, aku udah bawa dress, sih."

"Udah aku tebak."

"Aku harus siap-siap sekarang?"

"Nanti dulu." Evas mendekap Amor dan memejamkan mata.

Hati Amor menghangat. Dia paling suka ketika Evas menghabiskan hari liburnya hanya bersamanya. Saling manja, saling bercanda, saling bercerita seperti sekarang. "I love you," bisiknya lalu mengecup puncak kepala Evas.

Tidak ada respons dari Evas.

"Kok nggak dijawab?"

"Kamu udah tahu jawabannya."

"Hehe...." Amor menarik kepala Evas lalu menangkup pipinya. Dia mengecup bibir lelaki itu lalu memundurkan kepala. Tetapi, ada tangan besar yang dengan cepat menarik kepalanya.

"I love you, too." Evas baru membalas pernyataan cinta Amor setelah mengakhiri ciumannya.

***

Amor benar-benar mempersiapkan diri. Padahal, sudah ratusan kali dia dinner bersama sang suami. Tetapi, dia selalu merasa ini pertama kalinya mereka akan dinner. Amor selalu ingin menunjukkan penampilan terbaiknya.

Kali ini Amor mengenakan one shoulder dress berwarna hitam yang memperhatikan pundak indahnya. Panjang dress itu lima centi dari lutut, tidak terlalu pendek. Tetapi, bagian bawah yang cukup sempit membuat lekuk tubuh Amor terbentuk.

Amor menatap kaca, melihat tubuh indahnya. Dia memiringkan tubuh, melihat detail bagian belakang. Setelah itu dia mendekatkan wajah, melihat riasan bold yang mempertegas wajahnya. "Good."

Drtttt....

Perhatian Amor teralih begitu mendengar getar ponsel. Dia berjalan menuju nakas dan melihat ponsel suaminya yang menyala. "Rean?" gumamnya seraya mengambil benda itu. "Sayang! Ini ada telepon."

Evas sedang berada di kamar mandi dan tidak merespons.

Amor meletakkan benda itu kembali. Dia merasa Rean sejak tadi tak henti menelepon Evas. Apakah mungkin rekan bisnis Evas?

"Ck! Awas lo ganggu waktu gue!" Amor menunjuk ponsel. Bertepatan dengan itu, panggilan berhenti dan menunjukkan notifikasi lima belas panggilan tidak terjawab. "Siapa, nih?" Dia segera mengambil benda itu dan menekan layarnya.

Rean: Kok nggak bisa dihubungi?

"Siapa, Mor?"

Amor berjingkat. Dia menoleh, melihat suaminya berjalan dari lorong kamar mandi dengan handuk melingkar. "Rean."

"Rean?" Evas seketika mendekat dan mengambil alih ponselnya. Dia melihat beberapa panggilan tidak terjawab dan satu pesan masuk.

"Aku nggak mau dinner-ku terganggu," ujar Amor sambil melangkah menjauh.

Evas menatap Amor yang mendekati kaca. Dia berbalik dan segera membalas pesan itu. Diam-diam, Amor memperhatikan dari pantulan kaca. Dia melihat ekspresi suaminya begitu kaget. Entah karena apa.

"Rean temen barumu?" tanya Amor sambil berbalik. Dia melihat Evas yang meletakkan ponsel lalu tersenyum samar. "Kapan-kapan, kenalin ke aku."

Continue Reading

You'll Also Like

18K 2.4K 22
Hanya berisi cerita-cerita pendek berbagai tema. Berasal dari ide-ide random yang sayang jika dibuang, tapi aku belum punya waktu untuk menulisnya da...
183K 15.4K 47
P L A G I A T D I L A R A N G M E N D E K A T!!!!! BACA DULU YUK, SIAPA TAHU SUKA") -Sesuai dengan yang sudah tertakar, tidak akan pernah tert...
1M 147K 49
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
3.4M 49.7K 32
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...