MI AMOR: WANITA YANG DIKHIANA...

By youandwords

1.2K 179 19

Namanya Amor. Delapan tahun menjalani kehidupan pernikahan, tapi belum memiliki momongan. Dia terus terusik i... More

1-SEBUAH SARAN
2-NOMOR TIDAK DIKENAL
4-MATA HAZEL
5-SINDIRAN
6-STAYCATION
7-PIKIRAN BURUK
8-DIBUNTUTI
9-DIMINTA MENDUA?
10-SAKIT HATI
11-PURA-PURA TIDAK TAHU
12-SUMBER MASALAH
13-SABTU INI MILIKNYA
14-SEBUAH PERAN
15-KECURIGAAN

3-MASIH NOMOR YANG SAMA

63 12 1
By youandwords

"Aku inget, ini nomor yang sama kayak seminggu lalu. Kamu selingkuh, kan, Evas?"

"Blokir sendiri kalau nggak percaya!" Evas menyerahkan ponsel ke Amor, tanpa menyela tuduhan istrinya.

Amor menatap ponsel itu dan tampak menimbang-nimbang. Lantas dia mengambil dan memblokirnya. "Awas kalau itu beneran selingkuhanmu."

"Enggak, Sayang." Evas mengambil alih ponselnya lalu meletakkan kembali ke nakas. Setelah itu dia merangkul Amor dan mengajaknya kembali tidur. "I love you."

Amor menatap Evas yang terlihat biasa saja. Berbeda saat membahas tentang saran mertuanya, lelaki itu terlihat khawatir. Apakah itu artinya Evas kali ini jujur?

"Masih butuh penjelasan lagi?" Evas memperhatikan Amor yang masih menatap penuh selidik. "Perlu aku tahu siapa pemilik nomor itu?"

"Huh...." Amor menghela napas berat. "Nggak perlu."

Evas tersenyum. Dia mendekap Amor lebih erat lalu mencium keningnya. "Daripada mikir chat nggak jelas gitu, mending kita lakuin hal lain."

"Hal lain apa?"

"Selama seminggu aku nggak dapet jatah."

Amor memutar bola matanya malas. "Lagi nggak pengen."

"Kamu yakin nggak pengen?" Evas seketika berpindah posisi di atas Amor. Dia menatap senyum tipis wanita itu yang membuatnya semakin tertantang. "Yakin?"

"Yakin!" Amor mengangkat dagu, tidak terpengaruh godaan itu.

"Yakin?"

Kaki Amor bergerak kala Evas mendekatkan wajah ke pundaknya. Satu tangan lelaki itu kemudian menyelinap ke balik punggungnya. Amor bergidik kala telapak tangan hangat Evas mengusap punggungnya.

"Masih nggak mau ngaku?" tantang Evas melihat Amor yang terlihat biasa saja.

Amor memejamkan mata kala tangan Evas semakin turun ke bawah. Saat jemari lelaki itu hendak bergerak ke belakang, dia segera membuka mata dan menarik kepalanya. Dia mencium suaminya, menghilangkan konsentrasinya.

Tindakan Evas seketika terhenti kala mendapat ciuman menggebu itu. Dia membalas ciuman Amor sambil sesekali tangannya mengusap pundak wanita itu. Tetapi, ciuman itu mendadak terhenti. Evas menatap wajah Amor yang sepenuhnya memerah. "Why?"

"Kamu yang lebih nggak tahan, bukan aku," jawab Amor apa adanya.

Evas tersenyum samar. "Ya," akunya. "Kamu selalu bisa bikin aku melayang."

"Haha...." Amor tertawa pelan. "Di saat kayak gini kamu yakin bakal nuruti mamamu? Cuma aku yang tahu cara nyenengin kamu."

"Ya!" Evas mengakui itu. Amor memang paling mengerti dirinya. "Aku bakal tetep sama kamu, Cintaku."

"Bagus!" Amor memeluk pundak Evas dengan senyum samar. "Jangan pernah main-main sama perasaanku!"

***

Keseharian Amor ketika ditinggal suaminya adalah melakukan apapun yang da inginkan. Dia bukan tipe wanita yang memiliki jadwal sehari-hari yang harus ditepati. Tetapi, dia tipe orang yang akan menuruti maunya hati.

Terkadang saat sang suami ke kantor, Amor akan belajar membuat kue dan membaginya ke mama mertuanya. Awalnya memang direspons dengan hangat. Tapi, sejak dia belum juga memiliki anak, respons mama mertuanyapun berubah.

Amor tidak memiliki banyak teman, dari dulu hingga sekarang. Ketika sekolah, dia jarang bergaul dengan teman sebayanya karena dia harus bekerja. Setelah menjadi istri seorang Evas, beberapa kali Amor harus bertemu dengan istri klien suaminya. Hal itu juga membuka peluang pertemanan Amor, meski dia jarang berkumpul dengan temannya.

Pagi ini, Amor ingin berbelanja. Tiba-tiba, dia ingin membuat kue cemilan dan kali ini tidak akan membaginya kepada sang mertua.

"Apa lagi, ya, yang kurang?" gumam Amor sambil menatap belanjaan yang berada di troli. Sebenarnya dia jarang berbelanja sendiri, selalu meminta tolong pembantu. Tetapi, karena pagi ini dia suntuk, lebih baik dia keluar rumah untuk mencari suasana.

Tak lama kemudian, Amor mendorong troli dengan tiga kantung berukuran besar yang tergeletak. Dia berjalan menuju mobilnya yang terparkir di ujung. Yah, pagi ini dia menyetir sendiri. Padahal, Evas selalu khawatir jika dia mengemudi sendiri. Ah, bahkan suaminya itu takut jika Amor jalan sendiri. Katanya takut digoda lelaki lain.

"Ugh...." Amor mengambil salah satu kantung dan memindahkannya ke bagasi. Dia lalu mengibaskan tangannya terasa panas. Kemudian dia mengambil kantung lagi.

Duk... Duk.... Tetapi, kantung itu langsung jebol.

"Ya ampun!" keluh Amor kemudian membungkuk. Dia mengambil bawang bombai yang menggelinding. Seketika dia mengambilnya satu per satu. Hingga, ada bawang bombai yang berhenti di depan sepasang sepatu. Amor mendekat dengan jalan jongkok lalu menggapai bawang bombai itu. "Maaf."

"Untung nggak keinjek."

Amor mendongak, mendapati seorang lelaki yang mengenakan kemeja hitam lengan panjang dan kacamata hitam senada. Seketika dia berdiri dan mundur selangkah. "Sekali lagi saya minta maaf." Amor seketika berbalik dan menuju mobil.

"Ada yang ketinggalan?"

"Oh, ya?" Amor berbalik, melihat lelaki itu mengulurkan sebuah kentang berukuran kecil. Dia segera meletakkan bawang bombai yang dipegang ke troli lalu mendekati lelaki itu. "Terima kasih." Amor hendak mengambil, tapi lelaki itu menarik tangannya menjauh.

Amor menatap lelaki itu penuh tanya. Dia tidak bisa melihat jelas wajahnya. Tetapi, satu yang bisa disimpulkan, lelaki itu sangat tampan. Alisnya tebal dengan ujung agak menukik. Hidungnya jelas mancung, menjadi sandaran pertengahan kacamatanya. Bibirnya juga berwarna pink alami.

"Ini!" Lelaki itu menarik tangan Amor dan meletakkan kentang berukuran kecil itu di telapak tangannya.

"Ya. Terima kasih." Amor membungkuk sopan lalu berjalan menuju mobil. Dia mengambil kantung belanjaan dan menyangga bagian bawahnya. Tetapi, saat hendak memasukkan kantung ke bagasi tiba-tiba ada tangan yang menahannya. Amor sontak berbalik, mendapati lelaki itu berada di belakangnya.

"Tolong saya sebentar."

"Ha?"

"Bisa pura-pura kelihatan biasa saja?" tanya lelaki itu sambil meletakkan kantung belanjaan ke mobil Amor.

Amor bingung apa yang terjadi, tetapi akhirnya memilih menurut. Dia merapikan kantung yang berjejer lalu menahan napas. Aroma cinnamon mulai menusuk indera penciumannya. "Ehm...."

"Sudah ada pasangan?"

"Ha?" Amor sontak mendongak, lelaki itu mundur selangkah lalu tersenyum. Terlihat begitu manis.

"Sampaikan maaf saya ke suamimu." Lelaki itu kemudian berjalan menjauh dengan langkah lebar.

Amor menatap lelaki itu yang berjalan menuju supermarket. Dia geleng-geleng, kenapa pagi ini bertemu dengan orang aneh?

***

Sebuah pertunjukan teater yang dihadiri dari kalangan atas itu berakhir meriah. Jajaran pemain, kru dan penari semuanya berdiri di panggung dan memberi penghormatan ke penonton yang datang. Setelah dua minggu memberikan pertunjukan, kini mereka harus undur diri.

"Sampai jumpa di penampilan selanjutnya!" Salah satu pemain utama melambaikan tangan. Kemudian satu persatu orang yang berada di panggung mengundurkan diri.

Para penonton mulai meninggalkan tempat. Mereka terlihat begitu puas menonton teater yang kali ini menyuguhkan cerita dengan latar waktu tahun empat puluhan. Ceritanya memang tidak jauh-jauh dari romansa. Tetapi, akting setiap pemain sungguh luar biasa.

Di deretan depan, seorang lelaki masih duduk di posisinya. Dia bertepuk tangan, melihat para pemain yang masih berada di panggung dan saling melakukan perpisahan. Hingga ada seorang wanita yang menoleh lalu melambaikan tangan.

Lelaki itu seketika berdiri dan melambaikan tangan sekilas. Dia memberi kode lewat gerakan tangan lalu segera meninggalkan studio. Wajahnya terlihat semringah, perpaduan antara puas dengan tayangan yang disuguhkan dan tidak sabar menunggu sang wanita.

Beberapa menit kemudian, wanita yang mengenakan pakaian kerajaan menghampiri. Dia tersenyum ke lelaki berkemeja putih yang telah menanggalkan jasnya. "Kamu beneran tepatin janji. Makasih."

"Sama-sama."

Wanita itu mendekat lalu mengecup bibir lelaki di depannya. "Setelah ini aku free. Kita lebih leluasa ketemu."

"Gitu? Berharap terus sama aku?"

"Iyalah. Kan, kamu pasangan aku." Wanita itu mengerucutkan bibir lalu matanya dibuat agak sendu. "Yakin, nggak bakal kangen?"

"Kangen!" Lelaki itu memeluk sang wanita itu lalu berbisik. "Dinner bareng?"

"Eh, aku belum ganti baju."

"Nggak usah."

"Ishh. Seneng banget ngasih kejutan." Wanita itu menepuk perut rata lelaki di sampingnya lalu satu tangannya melingkar ke pinggang. "Makasih, Evasku." Dia mengecup pipi lelaki itu dengan gemas.

Lelaki yang dipanggil Evas itu mengedipkan mata genit. "Ya, Sayang!"

Continue Reading

You'll Also Like

183K 15.4K 47
P L A G I A T D I L A R A N G M E N D E K A T!!!!! BACA DULU YUK, SIAPA TAHU SUKA") -Sesuai dengan yang sudah tertakar, tidak akan pernah tert...
28.6K 1.3K 5
Aruna ingin meralat perkataannya yang mengatakan memiliki tetangga tampan dan mapan itu anugerah, karena nyatanya ia sakit hati ketika tahu tetangga...
84.5K 8.5K 43
Tau hubungan sebab akibat kan ya??? ada sebab yang akan menghasilkan akibat. mau itu akibatnya baik juga akibat yang buruk, tergantung dari sebab yan...
3.4K 810 20
Cantika Zwetta hanyalah seorang gadis biasa yang trauma setelah mengalami kecelakaan. Hidupnya benar-benar berubah, termasuk ekonomi keluarga yang me...