Mas ||Noren [ON GOING]

By jjielrj

53.9K 4.4K 402

[Banyak typo dan kata tidak sesuai, harap langsung tinggalkan book ini jika tidak nyaman] ๐Ÿ”ž Setelah menemuka... More

00.pulang
01.kehidupan sekolah adek
02.apa benar?
03. kacau
04. pengertian
05. pesan
06. prahara
08. kelahirannya
09. keterbelakangan
10. luka
11. sederhana
12. masih sayang
13. kesempatan
14. membaik?
15. bukan kesalahan
16. angan
17. malam yang manis
18. hari bahagia
19. pagi baru
20. istri pak jovan

07. hancur ๐Ÿ”ž

4K 177 9
By jjielrj


Tw: mature content,sex scene,incess,sexual harassment, pemerkosaan, dirty talk, ini agak jijik juga mungkin, so yang ga suka bisa skip and yang di bawah umur know your limit ok?! 🔞🔞🔞










Padahal sebelum kekacauan perkara perusahaan yang ditanganinya, jovan juga punya urusan yang cukup penting, yaitu mengawasi perubahan renja. Jovan tau, diumur nya yang menginjak remaja keterbelakangan yang dimiliki sang adik pasti berpengaruh besar jika tak diawasi.

Ada beberapa hal yang renja tak tau itu baik atau buruk, oleh karna itu jovan ingin kembali rutin membawanya ke dokter park milan.

Namun sekarang ia malah dengan tak tau diri melecehkan sang adik dengan pengaruh alkohol. Tentu itu tak bisa ia jadikan alasan, namun tubuhnya seolah tak mau berhenti. Jovan terus menjamah bibir si bungsu pramana dengan tergesa, hingga renja mulai terusik dan perlahan membuka mata nya.

Renja masih linglung, pemandangan sosok jovan yang mengukung tubuh nya juga bibirnya yang ditawan membuatnya tak dapat mencerna situasi. Renja mulai kehabisan nafas, rasa ini aneh. Renja merasa ada yang salah dengan yang dilakukan jovan, ia menolak sentuhan yang diberikan jovan, renja merasa ini bukan hal yang baik. Dengan perlahan dada bidang sang kakak di dorong pelan, namun tak memberikan efek apa-apa kepada jovan yang diliputi hawa nafsu tinggi.

Demi apapun, renja ingin bernafas dengan benar. Tapi kedua tangannya yang tadi berusaha mendorong dada jovan kini ditahan di atas kepalanya sendiri dengan satu tangan kekar jovan.

Renja menangis, tidak suka akan perlakuan jovan yang terkesan kasar. Maka kakinya yang terbebas mulai menendang yang bisa ia jangkau. Tubuhnya menggeliat heboh ingin melepaskan diri.

Renja pikir itu berhasil, karna kini jovan mulai menjauhkan wajahnya dan menatap wajah renja yang berlinang air mata dengan lekat.

Rahang nya yang kecil di cengkram, tidak kuat namun cukup membuat renja ketakutan.

"Mas. . ." ia berusaha mengeluarkan suaranya dengan terengah engah karna jovan benar-benar tak membiarkan nya bernafas tadi.

"Kenapa hm?" pemandangan bagaimana sorot takut renja dengan wajah sembab nya bukan membuat jovan sadar akan apa yang sedang ia lakukan, ia malah semakin di butakan oleh nafsu semata dengan paras sang adik yang terlihat berkali lipat indahnya saat ini.

Tubuh mungil yang berada di bawah kungkungannya membuat sisi bejat dari jovan menyeringai senang, ini yang ia inginkan dari dulu. Rahang renja dilepas, kini giliran pipi gembil yang basah akan air mata ia belai.

"Kenapa kamu harus terlahir dengan paras seindah ini dek? Bukan salah mas kan kalau jatuh sedalam ini ke kamu?"

Renja tidak sepenuhnya mengerti apa maksud dari perkataan yang terlontar dari mulut jovan, namun satu yang ia tau, tatapan jovan yang ini baru pertama kali di tunjukan untuknya, dan renja merasakan bahwa ia mulai merasa takut dengan jenis tatap yang diberi oleh jovan.

Ia mulai merasa ini tak benar, bau aneh yang tercium dari tubuh jovan, membuat renja tak nyaman.

"Mas, minggir. . . adek mau bobo" renja berusaha kembali berujar meski kebingungan, ia hanya ingin terlepas dari situasi yang membuat nya tak nyaman.

"Bobo? Ga mau mas puasin?" agaknya jovan benar-benar sudah gila, hanya karna melihat toys sex yang dimiliki renja bisa membangkitkan bermacam-macam pikiran erotis terhadap sang adik yang selalu ia kubur dalam-dalam. Bergelas gelas alkohol yang ia teguk membuat kewarasannya benar-benar tinggal sedikit.

Dengan tak tau diri jovan kembali membenamkan wajah nya di ceruk leher si bungsu, renja yang tak pernah mengalami hal ini otomatis mendongakkan wajahnya, memudahkan jovan untuk melakukan keinginannya.

Ia mulai menghirup kuat leher mulus tak bercela itu, wangi sabun vanilla menguar lagi-lagi semakin mudah membangkitkan gairahnya. Lidahnya terjulur, menjilat pelan kulit leher itu, sebelum mengecup dan menggigitnya.

Gigitan pertama, jovan benar-benar nengecapnya dengan rakus, merasakan tekstur kulit lembut renja nenyapa indra perasa nya. Setelah itu dengan kesetanan jovan mulai memungut leher jenjang itu, dari bersih hingga memunculkan ruam-ruam keunguan.

"Mashh. . ." renja tak nyaman dengan apa yang dilakukan jovan, ia ingin memberontak, namun tubuhnya seolah berkhianat dan malah menikmati yang dilakukan oleh jovan.

Tangan kekar yang tadi nya menyekap kedua lengan renja kini beralih turun mengusap pelan dada si mungil yang masih terbalut dengan piyamanya, membuat si empu kelimpungan dengan rasa asing yang dirasanya.

Jovan mengusap dada rata itu dengan begitu sensual, memainkan pelan jari telunjuknya di atas sana lalu memelintirnya pelan.

"Ahh!" renja kaget, dengan yang dilakukan jovan, juga suara yang ia keluarkan sendiri.

Sementara jovan yang sudah puas dengan melukis leher jenjang itu mengangkat wajahnya dan kembali mencium bibir renja yang sudah membengkak.

Renja benar-benar tidak nyaman, ini tidak benar, renja ingin berhenti. Ia mulai menangis terisak isak, apalagi saat tangan jovan semakin gencar melecehkan tubuhnya. Kini bahkan tangan yang lebih tua begitu ahli dalam membuka celana bahan yang dipakai nya.

Jovan mengabaikan si manis yang meminta berhenti dan menangis, ia kini mulai terpaku dengan bagian bawah sang adik yang terpampang jelas di depan matanya tanpa terhalang apapun. Paha mulus itu, serta penis mungil yang mencuat dengan ujung kemerahannya membuat jovan meneguk ludahnya kasar, ia sepenuhnya melupakan apa yang sedang ia lakukan sekarang. Ia tak mengingat bahwa ia sendiri yang selama ini begitu menjaga renja dari hal sakit kecil pun, kini jovan sendiri juga yang merusaknya.

Jovan terlalu buta dengan keindahan tubuh renja yang mulai ia lihat perlahan lahan, hingga ia tak memikirkan konsekuensi dari perbuatannya malam ini.

"Cantik. . ." tanpa perasaan, jovan benar-benar mengabaikan tangisan renja, ia merobek piyama tidur yang dipakai si bungsu demi memenuhi keinginannya untuk melihat lebih jauh tubuh indah yang begitu ia dambakan.

"hiks. . . mas, berhenti" renja benar-benar memberontak sekarang, ia bertanya-tanya kenapa jovan seperti ini. Ini bukan sosok jovan yang akan menuruti semua yang ia katakan, jovan tidak pernah mengabaikan jika ia menangis dan mengatakan tak nyaman, namun apa ini, kenapa jovan tetap melanjutkannya.

"Shh, kenapa nangis dek? Mas cuma mau muasin kamu loh, enakan punya mas dari pada mainan yang kamu beli itu buat muasin lubangmu" ujaran itu meluncur dengan mulus, seolah-seolah yang ia lakukan ini bukanlah hal besar.

"Coba mas liat, secantik apa yang ini" renja berusaha merapatkan kakinya saat jovan malah membuatnya mengangkang lebar, menampil sesuatu yang sangat ingin jovan lihat saat ini.

"Yang ini ga kalah cantik ya? Semua yang ada di kamu indah dek" jovan benar-benar seperti predator yang menemukan mangsa incarannya, ia sepenuhnya lupa siapa yang ia lecehkan saat ini.

Hanya dengan sebotol alkohol, juga sex toys yang ia temukan membuat jovan seketika menjadi laki-laki gila nafsu, tentu karna yang ada di depannya adalah renja, sosok yang memang ia dambakan untuk ia miliki. Dan sekarang saat pemicunya ada, jovan tidak bisa menahannya lagi, ia sendiri sekarang yang akan menjadi monster bagi renja.

"Eughh. . ." renja berusaha menahan suara aneh yang keluar dari mulut nya saat merasakan sesuatu menerpa bagian bawahnya.

Jovan ingin merasakannya, maka ia membawa wajahnya ke bawah, membenamkannya diantar bagian bawah renja. Hidung nya ia gesekkan dengan hole si manis, jovan yang digadang-gadang oleh kedua orang tuanya sebagai anak yang baik dan tidak pernah melakukan hal diluar batas kini seperti maniak sex menghirup dan mencium lubang senggama sang adik tanpa jijik. Setelah puas, lidah nya ia julurkan, memuluti hole yang terasa bagitu menyenangkan untuk dilakukan oleh jovan, bunyi kecipak basah memenuhi ruangan hanya dengan jovan yang memuluti bagian bawah adik nya dengan penuh nafsu.

"Anghh. . ." lidah nya mulai merojok masuk kedalam lubang berkedut itu, Membuat renja menggelinjang hebat.


Stimulus yang begitu lihai yang diberikan oleh jovan membuat perasaan si manis campur aduk, tubuh nya ingin lagi dan lagi, perut nya terasa geli dan mulut nya benar-benar tak bisa diam hingga terus mendesah dan membuat gairah jovan naik. Namun hatinya, renja merasa tak nyaman, meski tubuhnya menikmati, sekarang ia tak bisa berbohong bahwa ia takut dan bingung.

Maka tak hanya mendesah, ia menangis sekaligus, renja masih tidak mengerti apa dan kenapa jovan yang begitu menjaganya dan menyayangi nya, orang yang sangat ia percaya melakukan ini.

Sprei sudah tak serapi tadi saat tangan renja menjadikan benda itu pelampiasan atas rasa nikmat yang didera. Kini penis mungil nya pun ikut merasakan hangat mulut yang lebih tua. Jovan terlihat sudah ahli, bagaimana ia mengulum penis itu dengan tempo yang cepat sehingga sangat gampang membuat renja keluar.

"ahhh!" jovan menelannya tanpa jijik, bangun dari posisinya, menghapus sedikit noda sperma sang adik di bibirnya.

Jovan memperhatikan, bagaimana erotis wajah ayu sang adik setelah mencapai pelepasannya. Matanya yang sayu dengan air mata yang masih berjejak, juga bibir nya yang terus mengeluarkan hela nafas lelah.

Jovan tak melewatkan satu senti pun bagian paras indah itu, tubuh sintal itu sekalipun ia pandangi dengan puas. Meski mungil, renja memiliki tubuh yang tak kalah indah, kulitnya seputih susu dan seharum vanilla, dadanya dengan bulatan senada buah peach, juga pinggangnya yang begitu ramping, membuat jovan berkali-kali jatuh kepada pesonanya. Ditambah bagian bawah yang yang bersih dari bulu-bulu halus, cantik dan menggemaskan.

Ia mendekat, kembali mengukung tubuh sang adik yang sepenuhnya telanjang, tangan kecil itu ia ambil pelan, menautkan hari-jari panjang nya dengan jari mungil itu.

Ia menatap lembut sosok cantik yang terkulai lemas di bawah kungkungannya, jovan menunduk, dan mengecup kening berpeluh sang adik.

Sungguh, jovan benar-benar mencintai renja hingga tak ada yang menarik dimatanya, perasaannya bukan sekedar tertarik, bahkan perasaan ini tak bisa ia harus sedikit pun dengan usaha keras selama ini.

Jovan membawa tangan sang yang bertaut itu ke depan bibirnya, mengecup lama tangan yang dihiasi tanda lahir itu.

"Kamu milik mas, sampai kapanpun begitu, sayang"

Salahnya, jovan mengambil langkah yang kurang tepat. Mungkin, nanti nya saat ia sadar ia akan merutuki yang ia lakukan malah ini.

"Akh! Mas. . . hiks, sakit! Keluarkan!" jovan buta, akan nafsu, juga cintanya yang ia tahan kini meledak. Jari jari panjang nya dengan mulus keluar masuk dalam lubang senggama si manis yang belum pernah dijamah si apapun.

Jika dulu jovan tidak suka si manis menangis dan kesakitan, kini ia malah kepanasan saat melihat renja menangis dan meminta nya berhenti.

Jovan menambahkan jari nya satu lagi, sembari memperhatikan wajah cantik yang kini terlihat sangat menggairahkan di mata jovan. Kemudian bibir kecil yang sibuk mendesah itu kembali ia bungkam dengan ganas, melilit, menghisap dan mengecap seluruh isi mulut renja.

Saat merasa cukup jovan dengan tergesa pula melepaskan pungutannya serta jari nya di lubang submisive mudah itu untuk melepaskan pakaian kantor yang masih melekat di tubuh nya.

Saat jovan menjauh, renja ingin lari rasanya, namun demi tuhan, tubuhnya lemas bukan main. Jadi, ia hanya dapat memperhatikan bagaimana jovan membuang kan yang melekat di tubuhnya satu persatu.

Untuk pertama kali, ia melihat tubuh sang kakak yang ternyata begitu gagah, berbanding terbalik Dengannya. Bahu nya yang lebar, dihiasi dengan otot juga urat-urat lengan yang menonjol, jika semakin turun renja dapat melihat bagaimana 6 kotak terbentuk sempurna mencetak perut jovan, dan Renja tak sengaja menatap kejantanan jovan yang mengacung tegak, sangat panjang juga besar Dengan urat-uratnya.

Tidak, renja melupakan kekagumannya saat jovan mendekat, ia memang memiliki keterbelakangan yang kadang membuat nya tak dapat mencerna situasi sehingga disebut bodoh, namun kali ini renja paham betul apa yang akan dilakukan Mas nya itu.

Seorang dominan dan submisive dalam satu kasur dengan keadaan telanjang. Terlebih ia dipaksa, ini pelecehan, renja tau yang ini.

Namun ia menolak percaya, sekali lagi, jovan adalah orang yang paling renja percayai atas apapun yang menyangkut diri nya, tidak mungkin kan jovan akan menyakitinya?

"Mas. . . adek ga mau!" dengan takut-takut renja berujar lantang dengan suaranya bergetar, ia berusaha bangun dengan cepat setelah mengumpulkan tenaganya yang seolah dikuras habis padahal dia tak melakukan apapun.

Namun jovan dengan cepat melingkarkan tangannya di pinggang ramping yang polos tanpa terhalang benang itu dan membantingnya ke kasur dengan kencang.

Kasar, perlakuan jovan benar-benar tak dapat di terima sisi lain dari renja. Ia terbiasa dibujuk dan dituruti, ini membuatnya ketakutan.

Paha itu ia buka, menampakan hole berwarna peach yang begitu menggoda. Kejantanannya yang sudah sepenuhnya tegak ia dekatkan kedepan lubang senggama sang adik. Ia bahkan tak mau repot-repot mencari pelumas.

"Tidak, mas. . . jangan hiks- arghhh! Sakit! Mas!!" tanpa pelumas, meski sudah disiapkan dengan jari, itu tetap sangat terasa menyakitkan untuk renja.

Panas, perih, seakan bagian bawah nya dirobek berkali-kali, padahal baru sebagian kepunyaan jovan yang masuk. Untuk ia yang begitu dijaga dan jarang merasakan disakiti, ini begitu menyakitkan.

Tak hanya tubuh, tapi bahkan sekarang hati, maupun batin renja benar-benar seperti dicabik-cabik. Tidak pernah ada dalam bayangan nya ia akan berada dalam situasi menyakitkan ini.

Ia menangis terisak isak, sakit di tubuhnya salah dengan hatinya, ia merasa kotor, dan . . . perasaan membingungkan lainnya, perasaan terburuk yang pernah renja alami seumur hidupnya.

Sepanjang malam, jovan melecehkan sosok yang begitu ia jaga hanya karna cintanya yang ia tahan, ia mengabaikan binar adik yang hilang dan kosong saat ia setubuhi.

Jovan terus menyentuh setiap inci tubuh indah renja tanpa mau peduli mungkin saat besok mereka bangun, renja tak akan sama lagi dalam menatap dunia, begitupun dengannya.

Sosok manis itu hanya menangis, dan mendesah yang begitu menyesakkan untuknya. Lelah untuk mengguman kata berhenti, namun tak pernah di gubris.

Jiwanya seperti benar-benar dicabut, di saat jovan begitu menikmati kelakuan bejatnya di bawah ilusi.
























Hohoho apa ini!?
Kalau ga ngefell mngap yach 🙏
Bukan niat mau bikin wleowleo emang, but mengikuti alur yang sudah dibuat otak saya dr dulu wgwg.

Btw kalau ada typo sama kata ga pas maaf bnget suerr, aku yakin nih banyak bnget kata yang Ke ubah karna keyboard ku otomatis.

Emg keyboard otomatis paling Anjg!

Mana males ke pengaturannya, semoga masih bisa dinikmati!

Btw di komen kemarin kemarin banyak bnget yang bisa nebak haha


Continue Reading

You'll Also Like

28.9K 3.9K 8
Agony berarti penderitaan mendalam, kesakitan dan perjuangan susah payah. Ini tentang Renjun yang bertahan untuk dirinya, untuk anaknya. Jaehyun - Re...
3.2K 434 6
all collections about Jaehyun and Renjun in oneshoot or twoshoots. warning: bxb
104K 13K 20
๐Š๐ข๐ฌ๐š๐ก ๐๐ฎ๐š ๐š๐ง๐š๐ค ๐š๐๐š๐ฆ ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐ฉ๐๐ค๐ญ ๐š๐งโœจ โ€ขGenre:daily, school, bxb, short story โ€ข|Noren Start, 31-03-2020 Ended, 25-04-2020 Highes...
2M 30.8K 46
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...