Mengubah Takdir Sang Antagoni...

By thepurpleskys

69.2K 4.2K 52

(CERITA INI PINDAH KE FIZZO) Arella meringkuk memeluk perutnya yang membuncit, peluh membanjiri dahinya. Dia... More

SATU
DUA
TIGA
EMPAT
LIMA
ENAM
DELAPAN
SEMBILAN
SEPULUH
INFO

TUJUH

5.5K 369 1
By thepurpleskys

Arella melamun saat jam pelajaran,gadis itu masih tidak mengangka rencananya gagal. Arella yakin Ganes pasti membayar seseorang. Dia harus mencari tahu siapa orang yang membantu Ganes.

Saat ini kelasnya sedang berlangsung di lab multimedia. Lab multimedia terletak di lantai 3. Arella duduk disamping jendela.

Dia menatap kearah lapangan, dimana yang dia yakini Anak IPA A sedang mengikuti pelajaran olahraga dibawah sana.

Arella dapat melihat Ganes asyik tertawa dengan para kacung-kacungnya. Cihh. Menyebalkan. Saat ia berdecih sinis, tak disangka Ganes malah menaikkan pandangannya sehingga matanya dapat melihat Arella dibalik jendela itu.

Ia mengernyitkan sebelah alisnya menatap tatapan Arella penuh permusuhan. Gadis itu seakan menyimpan dendam padanya.

"Kenapa lo?" Jack menyenggol lengan bosnya lalu mengikutui arah pandang sang bos.

"Oalah lagi tatap-tatapan sama bu bos, pantas pak bos nggak fokus" goda Jack.

Ganes tidak memperdulikan ocehan temannya, dia malah makin menatap Arella dan tanpa sadar bibirnya bergerak.

"KE. NA. PA ?"

Melihat tingkah sok akrab Ganes, Arella malah menatapnya jijik lalu menaikkan jari tengahnya pada Ganes "FUCK".

Ganes sedikit terkekeh pelan melihat tingkah Arella. Lelaki itu sedikit kehilangan saat Arella menutup gorden sehingga pandangannya terhadap Arella terputus.

"Lo kelihatannya udah nyaman sama si Arel" Aditya membuka suaranya. Hanya tersisa mereka yang duduk dipinggir lapangan.

Memang hanya Aditya sahabatnya yang sangat waras dan sangat peka.

Menghedikkan bahunya Ganes membalas "entahlah".

"Lo udah berhasil cari siapa pelaku penjebakan lo?" Tanya Aditya.

Ganes memutar bola matanya "bukannya lo udah tahu kebenarannya?"

Aditya terkekeh menanggapi pertanyaan Ganes dan pria yang di tanyainya juga malah ikut tertawa bersamanya.

"Malam ini paket itu udah nyampe. Tenang aja kali ini semuanya aman" ujar Aditya tenang.

Ganes hanya menganggukkan kepalanya, lalu kembali menatap jendela itu. Sudut bibirnya terangkat.

●●●●●

Bel tanda istirahat telah berbunyi, para siswa dari kelas IPS B, sedang membereskan barang-barang mereka. Kali ini mereka akan kembali ke kelas mereka.

Arella memasukkan semua alat tulis beserta laptopnya kedalam tas, hah rasanya capek sekali. Dia mengulang waktu sebagai murid lagi.

Namun dia tidak boleh mengeluh, demi masa yang berganti dia akan berusaha lebih giat lagi dan belajara lebih keras lagi.

"Abis ini kantin yook?!" Ajak Sharadda.

"Hmm"

"Okey"

"Iya"

Jawab ketiganya kompak dengan kata yang berbeda. Mereka menenteng tas mereka masing-masing.

Mereka menunggu lift berdenting dilantai mereka. Begitu terbuka, mereka langsung naik. Namun saat Arella masuk paling terakhir. Bunyi peringatan dari lift berbunyi.

"Muatannya nggak cukup, tunggu yang sebelah aja" ujar salah satu siswi.

"Yaudah kita keluar" ujar Aruhi, Sharadda dan Bulbul juga hendak keluar.

Namun Arella menahan mereka.

"Kalian duluan aja, ahh tapi gue titip tas gue, kita ketemu langsung di kantin" ujar Arella menyerahkan tasnya pada Aruhi lalu mendorong pelan Aruhi agar kembali masuk ke lift.

Begitu pintu lift tertutup kembali, Arella langsung menaiki tangga darurat menuju roftop. Dimasa lalu, Arella selalu mendengar desas-desus jika Raven memiliki tempat pribadi di roftop.

Semiliar angin menerbangkan rambutnya. Dia menoleh ke kanan dan kekiri. Tidak ada siapapun. Dia hanya melihat pintu bercoret-coret yang dimana ia yakini itu adalah markas Ganes and the genk.

Tidak ingin lama disana, Arella berjalan menuju lorong yang gelap itu. Dia terus mengikuti jalur itu. Dan tepat di ujung lorong ada sebuah tangga yang melingkar.

"Tangga apa ini?" Gumam Arella.

Mengamati sekelilingnya, Arella kemudian naik kesana.

Tangganya sangat rapuh, dia harus hati-hati dalam menginjak.

Saat sampai di ujung tangga, dia menutup mulutnya tak percaya. Ini...ini sangat indah sekali. Arella dapat mengatakan ini mini roftop yang dihias sangat cantik.

Langit seakan dapat disentuhnya dari sini  Arella melebarkan senyumnya. Ini pemandangan tercantik yang pernah dilihatnya.

Dia menyusuri gantungan bangau yang tergantung. Bahkan ada kertas berbentuk kupu-kupu. Ditengah-tengah sana ada samsak yang menggantung.

Arella menyentuh samsak itu, ada banyak stiker disana namun semua stikernya saat seram.

"Apa itu sofa?" Gumam Arella begitu pandangannya menangkap sofa yang sedikit usang di sudut lain.

Arella mendekat, dan duduk perlahan diatas sofa usang itu. Wah ternyata bisa diduduki, pikir Arella.

Dia menaikkan kakinya ke atas sofa, tiduran disana menatap langit biru yang cerah.

"Nyaman sekali disini, pantas saja di kehidupan dulu Raven jarang terlihat dimanapun pas di sekolah" pikir Arella.

Raven hanya muncul saat pelajaran berlangsung dan saat ia lapar. Selain itu dia tidak terlihat dimanapun lagi. Hanya kelas dan kantin yang selalu dikunjunginya.

Arella akan menunggu Raven, sepertinya kelas lelaki itu sedikit lambat keluar.

Mengeluarkan ponselnya Arella mengetikkan pada sahabatnya untuk memesan makanan lebih dulu, Arella akan menyusul saat urusannya selesai.

Membuka aplikasi pemutar musik, Arella memutar lagu treasure-orange. Dia mengencangkan volumenya.

Suasananya saat pas, dia menjadi sangat tenang saat ini.

Entah kenapa matanya sangat berat, sapuan angin dikulitnya membuatnya mengantuk. Dan tanpa sadar dirinya tertidur di sofa usang yang empuk itu.

●●●●●

Raven baru saja keluar dari kelasnya, seperti biasa pelajaran matematika membutuhkan banyak waktu. Sehingga jadwal istirahat mereka berkurang.

Saat pagi ia sudah sarapan dan perutnya masih kenyang saat ini. Jadi ia memutuskan untuk ke tempat biasa saja.

Dia berjalan begitu dinginnya. Di ujung tangga seperti biasa, dia dapat mendengar suara-suara bising Ganes dkk. Tapi dia hanya melewatinya saja.

Mereka berdua tidak peduli satu sama lain.

Raven menaiki tangga yang biasa dinaikinya. Matanya tajam melihat ada seseorang yang duduk di area miliknya.

Melangkah tegas dan cepat dia akhirnya dapat melihat dengan jelas siapa pelakunya.

"Gadis itu lagi" sungutnya dalam hati.

"Bangun!!" Suara serak Raven terdengar.

Tidak ada reaksi apapun pada gadis yang tertidur pulas itu. Tangan kasar Raven menggoyangkan lengan Arella.

Pria itu membangunkan Arella dengan cara yang sangat kasar. "Bangun kubilang!"

"Jika lo nggak bangun juga, gue bakal jatuhin lo dari sofa!"ancam Raven.

Tetap sama, gadis itu hanya masih mendengkur nyaman dalam tidurnya.

Emosi Raven yang setipis tissue membuatnya dengan tanpa perasaan, mendorong gadis itu dari sofa, dia mengangkat belakang sofa itu miring kedepan. Sehingga Arella miring dan jatuh ke lantai yang kasar dan kotor itu.

Arella tersentak dan bangun secara tiba-tiba. Wajahnya sangat lucu. Dia mengerjap mengingat dimana dia.

Pandangan matanya menakap sosok Raven yang berjalan duduk ke sofa yang tadi diduduki Arella.

Mata Arella melotot "gue ketiduran ck" ringisnya menepuk jidatnya.

Perlahan tingkah Arella kembali menjadi ceria dan mengeluarkan aura positifnya.

"Haii Ravendra, lo mau nggak jadi teman gue?" Tanya Arella menaik turunkan alisnya.

Continue Reading

You'll Also Like

2.3M 119K 75
Ini gila, benar-benar gila. Bagaimana mungkin jiwa seseorang yang tertidur setelah dipaksa mencari pasangan tiba-tiba sudah pindah ke raga orang lain...
1.1M 96.7K 48
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟏) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ⚠ �...
126K 11.9K 34
Teman SMA nya yang memiliki wangi feromon buah persik, Arion bertemu dengan Harris dan terus menggangunya hingga ia lulus SMA. Bertahun tahun tak ter...
451K 28.4K 59
(WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Ini tentang Amareia Yvette yang kembali ke masa lalu hanya untuk diberi tahu tentang kejanggalan terkait perceraianny...