HI AWAN

By Luluk_HF

268K 40.8K 4.1K

(MARIPOSA UNIVERSE) Bagiku, menyukainya dari jauh sudah cukup. Aku berani menyukainya tapi takut untuk mendek... More

WAJIB DIBACA YA
PROLOG HI AWAN
1 - KAK AWAN
2 - SEORANG GADIS
3 - INSECURE & TAKUT
4 - SEBUAH TRAUMA
5 - ANGGOTA HIMPUNAN
6 - DUA JAWABAN
7 - PERSIAPAN WAWANCARA
8 - HOBI
9 - SEBUAH FAKTA
10 - PENGUMUMAN
11 - KEBETULAN LUAR BIASA
12 - TAMU TAK TERDUGA
13 - TERLIHAT BERBEDA
14 - AJAKAN DAN PENOLAKAN
15 - PINDAH PLANET
16 - ALASAN
17 - PERTAMA KALI
18 - Dun&Luv
19 - KEBERATAN?
20 - DUA HOBI
21 - BERUNTUNG?
22 - PENGAKUAN
23 - KESEMPATAN
24 - JAWABAN
25 - RASA
26 - TAK MAU KALAH
27 - HARUSNYA
28 - KENYATAAN PAHIT
29 - TIDAK MUDAH
30 - MENJAUH
31 - SEANDAINYA
32 - GUSAR
33 - BUKTI
34 - LEBIH PERCAYA DIRI
HI AWAN ADDITIONAL PART 34
35 - BESOK
36 - BOLEH NGGAK?
37 - PACARKU
38 - KEBERANIAN
39 - BALASAN PERHATIAN
40 - SELAMAT MALAM
41 - HAMPIR SEBULAN
42 - LAMUNAN
43 - BUKU APA INI?
44 - PERSIAPAN KEJUTAN
45 - SELAMAT ULANG TAHUN HANARA
46 - KABAR MENGEJUTKAN
47 - BAIK-BAIK SAJA?
48 - HAL YANG PALING DITAKUTI
49 - PERTIMBANGAN MATANG
50 - MELAWAN LELAH
52 - LO BISA HANARA!
53 - SEBUAH JANJI YANG HARUS DITEPATI
54 - KERINDUAN YANG TERTAHAN
55 - SELAMAT DATANG DAN SELAMAT TINGGAL
56 - DARI HANA UNTUK KAK AWAN
57 - SENYUM PERPISAHAAN

51 - UCAPAN YANG MENYAKITKAN

2.3K 309 11
By Luluk_HF

Assalamualaikum teman-teman Pembaca semua. Bagaimana kabar kalian? Semoga sehat selalu ya Amin. 

 Sebelumnya aku minta maaf lama belum bisa update. Dan aku juga mau infoin kalau Hi Awan sudah pre order ya. 

Tapi tenang saja, sesuai janjiku aku akan tetap update Hi Awan sampai tamat. Jadi, malam ini aku akan langsung update Hi Awan part 51 sampai part 57. 

Namun, untuk Hi Awan part 58  (Ending) sesuai janjiku juga di Instagram, aku hanya akan update satu jam. Yaitu ditanggal 7 Oktober 2023 jam 14.00 WIB. Setelah itu Endingnya aku hapus ya dan mungkin beberapa part juga bakalan aku hapus. 

Teman-teman bisa baca Hi Awan full story lagi di Novelnya ya. 

Dan, selamat membaca Hi Awan. Semoga suka. 

****

Hana memeriksa kembali penampilannya di depan kaca, malam ini Hana akan menemani Juna untuk datang ke ulang tahun cowok itu. Awalnya Hana ragu karena tidak percaya diri untuk menemui teman Juna. Namun, Juna terus memaksanya dan meyakinkannya dan akhirnya membuat Hana setuju.

"Ji gimana penampilan gue?" tanya Hana ke Jian. Hana memang sengaja memanggil Jian untuk membantunya dandan dan bersiap-siap. Jian juga berbaik hati meminjamkan gaun untuk Hana.

Jian tersenyum puas sembari mengangkat kedua jempolnya.

"Lo cantik banget Han!"

"Beneran?"

"Iya! Gue sampai bingung ini temen gue atau tuan putri dari mana?" puji Jian menghibur Hana.

Hana berdecak pelan, merasa malu mendengar pujian seperti itu.

"Terima kasih atas pujian berlebihannya nona Jiana."

Tawa Jian langsung meledak-ledak. Jian segera berdiri, mengambil salah satu tasnya yang sudah ia siapkan untuk Hana.

"Buruan pakai, sebentar lagi Kak Juna pasti sampai."

Hana mengangguk dan segera mengambil ponselnya yang ada di atas meja. Kemudian, Hana hendak keluar, namun ia mengurungkan langkahnya. Hana kembali menghampiri Jian.

"Kenapa lagi? Apa yang tertinggal?" tanya Jian ikut panik.

Hana menggeleng.

"Nggak ada yang ketinggalan Jian."

"Terus kenapa lo balik?"

Bukannya menjawab, Hana langsung memeluk Jian sangat erat membuat Jian mematung.

"Makasih banayak Jian. Lo sahabat terbaik gue."

****

Juna bahkan tak sadar bibirnya terbuka, ia dibuat takjub dengan penampilan Hana malam ini. Untuk pertama kalinya Juna melihat Hana mengenakan gaun selutut dan rambutnya dibuat sedikit bergelombang ditambah pita kupu-kupu kecil sebelah kanan rambutnya membuat Hana terlihat sangat cantik dan berbeda.

"Kak Juna," panggil Hana sekali lagi menyadarkan sang pacar.

Juna tersadarkan dan langsung berseru.

"Maaf siapa ya?" goda Juna.

"Kak Juna!!!" rengek Hana.

Juna terkekeh pelan, ia melangkah lebih dekat. Senyum Juna mengembang dengan tulus.

"Lo cantik banget malam ini Han."

Kedua pipi Hana langsung memanas, ia tersipu sekaligus senang mendengar pujian yang keluar dari bibir Juna.

"Beneran?" tanya Hana ingin memastikan.

Juna mengangguk tanpa ragu. "Sangat cantik."

Hana semakin malu, ia memilih segera beranjak duluan ke mobil Juna. Hana tak ingin semakin salah tingkah di hadapan Juna.

"Hanara!" panggil Juna.

Hana tak mempedulikan dan terus saja berjalan. Sementara Juna segera menyusul Hana dengan tawa puasnya melihat Hana yang salah tingkah.

"Pacarku!!"

****

Hana merasa sangat gugup, untuk pertama kalinya Juna membawanya ke sebuah pesta. Hana juga yakin Juna akan mengenalkannya secara langsung ke ke teman-teman Juna. Apalagi teman-teman Juna kali ini adalah teman-teman SMA-nya yang pastinya adalah kakak-kakak kelas Hana juga.

"Han, are you okay?" tanya Juna bisa merasakan raut wajah Hana yang tegang sejak tadi.

Hana mengangguk canggung.

"Gue gugup banget Kak."

Juna terkekeh pelan, ia mengeratkan genggaman tangannya.

"Nggak perlu gugup atau pun takut. Gue ada di samping lo."

Hana berusaha mengembangkan senyumnya, setidaknya ucapan Juna sedikit menenangkannya. Setelah itu, Juna dan Hana segera masuk ke dalam hall hotel, tempat pesta mewah itu berlangsung.

****

Hana tak bisa berhenti berdecak kagum ketika melihat semua dekorasi dan acara pesta yang berlangsung, benar-benar sangat mewah. Bahkan Hana yakin pesta ini dua kali lipat lebih megah dibanding pesta ulang tahun Jian yang ketujuh belas.

Rasa gugup Hana hanya hilang sesaat, kini rasa gugup itu kembali menyerangnya saat Juna mulai memperkenalkan Hana ke teman-teman Juna.

"Akhirnya ada yang bawa pasangan juga," seru teman-teman Juna yang menyoraki dengan semangat.

Baik Juna dan Hana tersenyum malu mendapatkan sorakan tersebut.

"Kenalin dong Jun akhirnya dapat pujaan hati di mana?" suruh Tiar salah satu teman kelas Juna saat SMA.

Juna menoleh ke Hana sebentar, memberikan kode kepada Hana agar gadis itu tidak takut dan gugup.

"Kenalin Hana pacar gue sekaligus adik tingkat gue."

Hana berusaha untuk tersenyum dan terlihat ramah.

"Halo semuanya, kenalin gue Hana," tambah Hana memperkenalkan dirinya.

"Adik tingkat lo? Teknik sipil Arwana juga dong?" sahut Rehan.

Juna mengangguk.

"Iya."

Rehan menatap Hana, seketika penasaran.

"Han kalau kesusahan kerjain tugas minta tolong Juna aja. Apalagi setelah ini lo semester dua kan? Pasti semakin banyak tugas," celetuk Rehan.

Hana tersenyum canggung, bingung harus bereaksi gimana.

"Sebenarnya gue berhenti kuliah di semester depan Kak," ucap Hana memilih jujur.

Keadaan seketika hening, semua mata menatap Hana dengan terkejut setelah mendengar pengakuan Hana. Tidak hanya teman-teman Juna yang kaget, Juna sendiri juga tak kalah kaget, Juna tak menyangka Hana akan menjawab seperti itu.

"Lo berhenti kuliah? Berarti lo udah nggak kuliah?"

Hana mengangguk lemah. "Iya Kak."

"Berhenti tanya, semua orang pasti punya masalah masing-masing. Hana juga nggak sepenuhnya berhenti, dia bakal lanjutin lagi kuliahnya nanti," sahut Juna cepat tak ingin membuat Hana diserang teman-temannya.

Teman-teman Juna hanya mengangguk-angguk, situasi mendadak canggung. Beberapa dari mereka berbisik-bisik terlihat masih kaget. Nyatanya mereka mengira Juna akan memiliki pacar yang sangat cantik atau dari keluarga berada seperti Juna.

"Kak gue ambil minum dulu, ya?" bisik Hana ingin kabur dari situasi canggung ini.

"Gue temenin ambil minumnya."

"Nggak perlu Kak. Gue bisa ambil sendiri. Nggak enak sama teman-teman Kak Juna kalau Kak Juna ikut pergi."

Juna menatap Hana sebentar.

"Beneran berani sendiri?"

Hana memaksakan senyumnya. "Iya Kak."

Juna pun akhirnya menyetujui. Ia melepaskan tangan Hana dengan hati berat.

"Jangan lama-lama," pesan Juna.

Hana pun hanya mengangguk dan segera beranjak pergi meninggalkan teman-temannya. Hana yakin pasti setelah kepergiananya teman-teman Juna membicarakananya.

Jujur rasa percaya diri Hana saat ini perlahan menurun. Hana juga merasa takut akan membuat Juna direndahkan teman-temannya karena memiliki pacar sepertinya.

*****

Hana memilih kembali setelah mengambil minum, Hana mengedarkan pandangnya mencari Juna. Hana akhirnya menemukan Juna yang berpindah duduk di meja outdoor karena beberapa teman Juna merokok.

Tanpa berpikir panjang, Hana segera menghampiri Juna.

"Jun, lo serius pacaran sama Hana?"

Hana langsung mengurungkan niatnya untuk keluar saat mendengar pertanyaan teman Juna ke Juna, Hana segera memundurkan langkahnya. Ia memilih bersembunyi dan mendengarkan perbincangan Juna dan teman-temannya.

Dari tempatnya sekarang, Hana masih bisa melihat teman-teman Juna dengan jelas. Namun tidak dengan Juna, karena posisi Juna membelakangi pintu membuat Hana hanya bisa melihat punggung Juna saja.

"Serius." Hana bisa mendengar jawaban Juna yang meyakinkan. Tanpa sadar bibir Hana tersenyum, senang mendengar jawaban Juna.

"Lo beneran suka sama Hana?" pertanyaan yang sama diajukan oleh Rehan.

"Beneranlah! Emang lo pernah lihat gue suka sama orang main-main?" balas Juna skiptis.

Rehan dan Tiar terlihat mengangguk-angguk.

"Gue kira lo bakalan bawa pacar yang cantik banget atau kaya banget Jun. Kaget gue lihat pacar lo."

Deg! Hati Hana seperti disiram air dingin, terasa menyakitkan mendengarnya. Meskipun ini bukan pertama kali Hana mendengar orang-orang meremehkannya tetap saja terasa sakit bagi Hana.

"Emang Hana kenapa? Hana juga cantik!"

"Tapi masih jauh cantik dari pada Acha, kan?" tuding Tiar terlihat tak mau kalah.

"Jelaslah. Lo habis suka sama Acha tiba-tiba suka gadis seperti Hana? Lo nggak pede sama diri lo lagi Jun? Lo nggak percaya lagi bisa dapatin gadis yang cantik kayak Acha?"

Hana tanpa sadar mengepalkan kedua tangannya, hatinya semakin sakit. Apalagi saat mengetahui Juna tidak menjawab pertanyaan Tiar.

Hana tentu saja sadar diri, dia memang jauh jika dibandingin dengan Acha. Namun, ketika melihat langsung Juna yang diam saja seolah membenarkan hal itu membuat Hana sedikit kecewa.

"Hana punya banyak hal spesial yang lo semua nggak tau. Jadi berhenti bandingin orang yang nggak lo kenal," tegas Juna.

Bukannya menurut Rehan dan Tiar semakin menjadi.

"Lo sekarang emang lagi masa jatuh cintanya Jun, gue ngerti. Tapi sebagai teman baik lo dari SMA. Gue kasih saran, lo boleh pacaran sama Hana sekarang, puas-puasin pacaran lo sama dia. Setelah lo puas, lo pikirin lagi masa depan lo bareng orang yang benar-benar pantas buat lo!"

"Hana lebih pantas dari yang lo pikir." Nada suara Juna terdengar sedikit menaik.

"Jun sadar! Dia nggak kuliah dan dari keluarga yang jauh beda sama lo. Lo mau jelasin apa ke keluarga besar lo tentang pacar lo? Lo dari kelurga yang sangat terpandang Jun, jangan malu-maluin keluarga besar lo! Mereka pasti ingin dapat keluarga baru yang sebanding dan sepantas keluarga lo. Cari pacar yang bisa lo kenalin ke keluarga lo dengan bangga."

Hana tak kuat lagi untuk mendengar ucapan tajam dari Rehan dan Tiar. Mereka berhasil menjatuhkan harga diri Hana serendah-rendahnya. Air mata Hana tanpa sadar terjatuh. Hana cepat-cepat menghapusnya kemudian Hana memilih pergi dari sana.

Hana tak ingin semakin mendengar dirinya diremehkan oleh teman-teman Juna. Hati Hana semakin hancur, semua rasa percaya diri yang Hana bangun selama ini seketika ingin runtuh. Hana kembali merasa tidak percaya diri dengan dirinya sendiri.

****

Sementara di meja outdoor, Juna tak bisa lagi menahan kemarahannya karena ucapan Rehan dan Tiar. Juna sudah berusaha menahan sedari tadi karena masih ingin menghargai Rehan dan Tiar, tapi kedua teman dekatnya itu semakin keterlaluan.

"Lo berdua yang dengerin saran gue. Perbaiki jalan pikiran lo, jangan mudah rendahin orang lain apalagi orang yang nggak lo kenal. Pendidikan? Hana bahkan lebih pintar dari lo berdua yang masih bergantung sama uang orang tua. Rasa bangga?"

Juna memberikan senyum sinisnya.

"Gue selalu bangga bisa dapatkan Hana dan gue akan sangat bangga bisa kenalin gadis luar biasa seperti Hana ke keluarga besar gue! Dan, Hana gadis yang lebih baik dari yang lo semua pikirkan."

Setelah puas, Juna langsung pergi begitu saja tanpa pamit. Juna sama sekali tidak bisa menerima orang lain merendahkan orang yang sangat ia sayang.

Meskipun orang lain belum bisa melihat kelebihan Hana, Juna sudah melihat semuanya. Dan, Juna merasa sangat beruntung bisa mendapatkan seorang Hana.

****

Juna tidak menemukan keberadaan Hana di dalam hall. Juna sudah berusaha mencari Hana di setiap sudut ruangan tapi tetap tidak menemukan Hana. Juna juga mencoba menghubungi Hana berulang kali namun gadis itu sama sekali tidak menerima panggilannya.

Juna merasa khawatir, ia pun memilih pergi dari acara pesta tersebut. Juna berencana mencari Hana di rumahnya.

"Lo di mana Hanara?"

****

#CuapCuapAuthor

Bagaimana Hi Awan part 51? Semoga suka ya.

Teman-teman bisa langsung baca Hi Awan part 52.

Selamat membaca semuanya.

Makasih banyak teman-teman Pembaca semua. Jangan lupa jaga kesehatan ya. Love u all.

Salam,

Luluk HF  

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 105K 56
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
1M 75.9K 38
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.1M 289K 33
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
2.4M 131K 62
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...