My Daddy My Husband

Por LalapanFlashback

1.4M 43K 3.5K

Bagaimana jadinya jika seorang gadis menikah dengan ayahnya? Tidak, bukan ayah kandung tetapi ayah angkat. Be... Más

AG » 1
AG » 2
AG » 4
AG » 5
AG » 6
AG » 7
AG » 8
AG » 9
AG » 10
AG » 11
AG » 12
AG » 13
AG » 14
AG » 15
AG » 16
AG » 17
AG » 18
AG » 19
AG » 20
AG » 21 ‼️
AG » 22
AG » 23
AG » 24
AG » 25 ‼️
AG » 26
AG » 27
AG » 28
AG » 29
AG » 30
AG » 31
AG » 32
AG » 33
AG » 34
AG » 35
AG » 36
AG » 37
AG » 38

AG » 3

72K 1.9K 30
Por LalapanFlashback

Hii!! Lala is here!

Kabar baik hari ini? Atw buruk? Baik dong ya?

Udah pada nunggu lama ya? Maaf lama banget, sibuk sekolah, banyak tugas, menghafal, presentasi bikin otak Lala pusing banget :) but gpp🗿

Kemarin bisa 200 komen, sekarang 100 komen buat next sabi nggak??

Langsung aja yau!!

Happy Reading Reyala!!!

Arsaka, cowok tampan itu kini sedang bersiap-siap untuk pergi, tidak tau entah mau pergi kemana yang jelas bisa membuat Giya penasaran.

Hingga gadis mungil itu berjalan menuju Daddy-nya yang sedang berkaca didepan kaca bundar yang berada dikamar Arsaka.

"Mau kemana, Dadd?" tanya Giya penasaran.

Bukannya menjawab Arsaka justru menarik pinggang putri angkatnya untuk ia peluk. Lalu mendekatkan wajahnya untuk mengecup singkat kening gadis yang tingginya hanya sebatas dada bidang Arsaka.

"Mau ikut nggak?" tanya balik Arsaka sambil tersenyum kearah Giya.

Tentu saja Giya gugup diperlakukan seperti itu oleh Arsaka, walaupun sudah berkali-kali tetapi, tetap saja yang namanya gugup tidak bisa ditahan atau dihilangkan begitu saja.

"Kemanaaa dulu?" tanya Giya merengek karena tidak dikasih tau Arsaka mau kemana.

"Kepo ya?" Arsaka tersenyum jahil.

Cowok itu mengangkat tubuh mungil Giya, menggendong Giya ala koala. Kemudian, mengajak gadis itu keluar dari kamar dirinya. Cowok itu membawa Giya masuk kedalam kamar milik gadis itu sendiri.

Arsaka menurunkan Giya, menyuruhnya duduk diatas ranjang. Lalu, Arsaka berjalan menuju lemari gadis itu, mengambil baju yang warnanya senada dengan baju yang ia kenakan. Kemudian, cowok itu memberikan baju oversize tersebut kepada putrinya.

"Ganti dulu gih! Daddy tunggu disini!" perintah Arsaka sambil duduk disebelah Giya.

Giya mengangguk patuh, baru saja gadis itu ingin bangun Arsaka malah menarik gadis itu hingga tidur terlentang diatas kasur. Membuat Giya terkejut bukan main.

"Aduhh Dadd!" tegur Giya sedikit kesal dengan perlakuan Arsaka.

Arsaka menindih tubuh mungil Giya, cowok itu tersenyum nakal. "Mau main sebentar sayang?"

"H-hah?" Giya yang gugup tidak mengerti maksud Arsaka.

"Sun dulu bentar!" ujar Arsaka sebelum memulai aksinya.

Jika cowok itu sudah berkata seperti itu, kenikmatan itu sudah pasti terjadi lagi. Jangan kira sun yang dimaksud hanya sebentar, tetapi sun kali ini tentu beda.

Jauh melipir dari arti kata itu, lumatan, hisapan, itulah yang akan dilakukan Arsaka saat ini. Apalagi Giya yang sudah berada dibawah kendalinya.

*****

Setelah drama diatas ranjang yang terjadi hanya beberapa menit saja. Kini, Giya dan juga Arsaka berada disebuah tempat untuk bermain biliar. Ya, cowok itu mengajak Giya untuk bermain biliar bersamanya, hanya ada mereka berdua.

Arsaka sudah bersiap ditempatnya, baru saja ingin membidik bola berwarna-warni itu suara Giya sudah menghentikan pergerakannya.

"Ajarin Giya, Dadd!" seru gadis itu tampaknya sangat antusias ingin mencoba bermain billiar.

Arsaka menoleh kearah Giya, cowok itu menyuruh putri angkatnya itu untuk berdiri didekatnya. Ketika Giya sudah disana, Arsaka berpindah kebelakang tubuh Giya cowok itu mengajarkan Giya bagaimana caranya bermain biliar.

"Ouhhh anjayyy!! Berasa dunia milik berdua!" celetuk seseorang yang tiba-tiba berada disana.

Arsaka menoleh, dan ternyata terdapat dua orang disana yang tak lain dan tak bukan adalah kedua temannya dari dulu semenjak ia duduk di bangku SMA.

"Sini lo!" perintah Arsaka yang langsung dituruti oleh mereka berdua.

Arsaka menoleh kearah Giya yang sudah siap-siap untuk membuka mulutnya ingin bertanya.

"Kenalin, yang jelek itu namanya Arsano, dan yang bencong itu namanya Alsega. Dia temen-temen Daddy waktu kelas SMA!" jelas Arsaka dengan wajah tak berdosanya menyebut teman-temannya bencong dan jelek.

Mentang-mentang dia tampan paripurna, dengan teganya menghujat Arsano yang sebenarnya adalah sosok yang tampan dan juga memiliki kulit yang putih, kemudian Alsega cowok friendly yang banyak disukai oleh para gadis karena sifatnya dan juga ketampanannya.

Giya melotot kepada daddy-nya itu seolah menegur apa yang diucapkan oleh Arsaka tadi. Kemudian, gadis itu menoleh kearah kedua teman Arsaka gadis itu tersenyum sambil melambaikan tangannya.

"Halo kak Sano, halo kak Alse!" Giya melambaikan tangannya kearah Alsega kemudian kearah Arsano.

Arsaka terkekeh melihat itu. "Kebalik sayang! Yang bener itu Alse sebelah kanan yang kiri namanya Sano!"

"Ohh kebalik ya?" tanya Giya dengan tatapan bingungnya membuat ketiga cowok itu gemas.

"Lucu banget! Halo cantik!!" sapa Alsega tersenyum sambil mengulurkan tangannya.

"Hai kak Alse!" Giya membalas uluran tangan tersebut.

"Udah jangan genit lo!" ujar Arsaka melepas jabat tangan mereka berdua.

"Buset poceciv daddy-nya!" celetuk Arsano tertawa pelan.

"Biar apa lo begitu, Ar?" tanya Alsega terkekeh geli.

"Biarin!" jawab Arsaka.

"Buset hahaha!"

*****

"Gue curiga kalo daddy lo itu suka juga sama lo, Giy!" celetuk Una sahabat Giya.

Mereka kini sedang berada di perpustakaan, dengan buku tebal yang mereka genggam. Tidak, bukan untuk dibaca hanya sebagai drama saja agar terlihat membaca buku. Sebenarnya mereka berdua kesana hanya untuk bergibah bukan membaca.

Giya menatap sahabatnya itu sambil menggaruk pipinya yang tak gatal, merasa bingung dengan ucapan Una, apa benar daddy-nya itu menyukai dirinya juga? Itulah pertanyaan yang terngiang-ngiang dipikiran Giya saat ini.

"Masa sih? Daddy juga suka sama gue?" tanya Giya bingung.

Una mengangguk antusias. "Setelah gue simpulkan dari semua cerita lo tadi, sikap daddy lo itu sudah melebihi dari batas seorang ayah dan anak!"

Giya berpikir, mencoba mencerna ucapan sahabatnya itu. Benar! Benar apa yang dikatakan oleh Una, sikap Arsaka terhadap dirinya memang melebihi batas seorang ayah dan anak.

"Kalo lo diajak pacaran sama daddy lo gimana, Giy?" tanya Una tiba-tiba.

"Ehh enggak deh, maksud gue nikah kalo daddy lo tiba-tiba ngajak lo nikah gimana?" tanya Una meralat ucapannya.

"Emang boleh nikah sama anak?" tanya balik Giya mengerjap bingung.

"Nggak ada hubungan darah juga," jawab Una.

Giya mengangguk mengerti, gadis itu kembali berpikir bagaimana jika ucapan Una tadi benar terjadi? Bagaimana jika ayahnya benar-benar mengajak dirinya untuk menikah? Apalagi mengingat semua hal yang pernah Giya lakukan dengan Arsaka.

"Gimana? Lo mau apa enggak?" tanya Una sekali lagi.

"Gue mau sih, tapi gimana omongan orang-orang kalo mereka tau gue nikah sama ayah angkat gue sendiri?" tanya Giya menatap Una.

"Ya, nggak gimana-gimana soalnya mereka nggak tau lo itu anak angkatnya." jawab Una memang benar adanya.

"Ke kelas yuk! Udah mau bel masuk ini!" ajak Giya berdiri dari duduknya.

Una mengangguk setuju, mengikuti langkah Giya yang pergi meletakkan bukunya di rak kemudian pergi dari perpustakaan.

"Umur lo sama daddy lo beda berapa tahun emangnya?" tanya Una sambil berjalan di koridor sekolah.

"Beda tujuh tahun, soalnya umur gue sekarang delapan belas sedangkan daddy gue dua puluh lima tahun!" jawab Giya memberitau.

"Beda dikit ga ngaruhlah! Lagian muka daddy lo nggak keliatan udah umur segitu anjir! Malah ganteng banget keliatannya!" ujar Una membayangkan betapa gantengnya wajah Arsaka waktu ia lihat pas cowok itu mengantar Giya ke sekolah.

"Jangan-jangan lo suka lagi sama daddy gue," tuduh Giya tiba-tiba dengan mata memicing.

Una menoleh kemudian mengangguk tanpa ragu. "Ya iyalah suka, udah ganteng, tajir melintir lagi! Gila, kalo gue diajak nikah sama dia sekarang pun gue mau sih,"

Giya yang mendengar itu melotot kepada sahabatnya itu, parah Una mau nikung nih. Gadis itu memukul bahu temannya dengan kesal. "Nggak! Enak aja lo!"

"Cemburu ya lo?" tuduh Una dengan senyum mengejek.

Giya menatap sahabatnya itu dengan kesal, tampak menggemaskan dimata Una. Sekalipun gadis itu marah, bukannya terlihat seram melainkan terlihat lucu membuat, mereka yang melihatnya tertawa tidak ketakutan sedikitpun.

"E-enggak kok! Ambil aja!" jawab Giya berusaha keras untuk tidak terlihat kalau ia sedang cemburu.

"Tenang aja! Gue orangnya itu setia sama sahabat nggak mungkin gue nikung sahabat sendiri!" ujar Una sambil merangkul Giya.

"Ini baru sahabat gue!" sahut Giya tersenyum manis.

Una tersenyum bangga. "Yaiyalahh Unaa!!"

*****

Arsaka, jika berbicara tentang cowok itu apa yang terlintas dibenak kalian? Cowok tampan? Atau cowok liar? Bukankah cowok itu dingin?

Jawabannya itu semua, Arsaka itu tampan, Arsaka itu dingin, dan Arsaka itu liar, garis bawahi cowok itu akan liar jika bersama Giya saja. Beda lagi jika diluar cowok itu akan terlihat dingin.

Seperti saat ini, Arsaka sedang berjalan dengan tatapan lurus ke depan, wajahnya datar kalaupun ada yang menyapa cowok itu mengabaikannya beda lagi dengan dua curut yang mengikutinya dari belakang, yang sudah tersenyum menggoda kepada semua cewek yang sedang duduk dimeja cafe.

Arsaka, Alsega, dan juga Arsano ketiga cowok tampan itu sedang berada di cafe sekarang. Hitung-hitung menghilangkan rasa kangen karena mereka sudah lama tidak bertemu akibat sibuk dengan urusan satu sama lain.

"Pesen yang lo mau!" suruh Arsaka sambil menggeser sebuah buku menu kearah kedua sahabatnya.

Mereka berdua tersenyum, bau-bau traktiran nih.

"Asikk no drama nih!!" ujar Alsega menatap penuh binar kearah buku menu tersebut.

"Lo kalo soal traktiran no satu lo!" ejek Arsano menoyor kepala temannya, kemudian merebut buku menu tersebut.

"Sama aja lo, San!" sambar Arsaka menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan kelakuan mereka berdua.

"Lo pesen apa, Ar?" tanya Alsega menatap sahabatnya itu.

"Terserah!" jawab Arsaka sambil mengambil ponselnya yang berada disaku celananya.

Alsega saling tatap dengan Arsano sepertinya mereka satu pemikiran. Arsaka tidak pernah berubah dari dulu, jika ditanya sudah pasti jawabannya 'terserah' seperti cewek saja pikir mereka.

"Emang ada makanan yang namanya terserah?" tanya Alsega menyindir.

"Gue jadi kepikiran mau buka resto yang menunya terserah biar kalo, Arsaka mau mesen makan waiters-nya nggak bingung pas nanya mau mesen apa, dan si Arsaka ngomong 'terserah'," ujar Arsano panjang lebar.

Arsaka menatap mereka berdua dengan datar, cowok itu kemudian merebut buku menu yang dipegang oleh Arsano, kemudian memilih beberapa makanan yang ia inginkan.

Cowok itu memanggil salah satu pelayan, kemudian menyuruh Alsega untuk menyebutkan apa yang mereka pesan.

Alsega memutar bola matanya malas, sambil bergumam. "Kagak pernah berubah ye lo!"

Arsaka yang mengerti dengan maksud Alsega, hanya terkekeh melihat wajah kesal cowok friendly itu.

*****

Arsaka mendorong troli belanja yang sudah diisi beberapa makanan, buah, hingga sayuran. Kini cowok itu sedang berada di sebuah supermarket bersama Giya.

Gadis mungil itu, tengah berjalan dengan riang menuju salah satu rak yang berisi sebuah coklat dengan berbagai rasa. Giya menatap Arsaka seolah meminta persetujuan.

Arsaka mengerti, cowok itu tersenyum kemudian mengangguk. "Ambil aja, nggak boleh banyak-banyak!"

"Okee!!" Giya mengacungkan jempolnya, lalu dengan antusias mengambil beberapa coklat tersebut kemudian memasukkannya kedalam troli.

"Udah? Apalagi yang mau dibeli?" tanya Arsaka menatap gadis cantik itu.

Giya mendongak menatap Arsaka, gadis itu tampak berpikir. "Mau beli es krim, dadd!"

"Nanti sakit lagi gimana?" tanya Arsaka menaikkan sebelah alisnya.

Gadis itu memajukan bibirnya, terlihat begitu menggemaskan di mata Arsaka. Pikiran cowok itu berkelana, antara ingin memakannya dan menikahinya. Wahhh!! Parah nihh.

"Janji deh, nggak banyak-banyak!" ujar Giya, berusaha meyakinkan daddy-nya itu.

Arsaka tampak berpikir, kemudian terlintas ide dibenaknya yang membuat CEO tampan itu tersenyum miring.

"One ice cream, one kiss! Gimana hm?" tawar Arsaka sambil menatap Giya dengan tatapan menggodanya.

Tentu saja Giya bingung harus menjawab apa, di satu sisi ia ingin sekali dengan es krim, di satu sisi lainnya apakah ia harus memenuhi permintaan Arsaka? Yang menurutnya sangat ekstrim tapi,

Menggoda?

Ohh tidak, pilihan sulit bagi seorang gadis mungil itu.

"Gausah aja deh!" Giya memilih untuk tidak menerima tawaran itu.

Tidak, bisa gila dirinya jika ia memakan lima es krim berarti ia harus memberikan lima ciuman juga kepada Arsaka? Satu saja bisa membuat dirinya gila apalagi lima kali?

Giya ingin pergi mencari makanan yang lebih sehat dan membuat Arsaka menyetujuinya tanpa ada permintaan atau tawaran lagi.

Arsaka berdecak mendengar itu, kemudian senyum miring kembali terbit di bibirnya. Cowok itu menarik tangan mungil Giya hingga menubruk dada bidangnya, dengan sigap Arsaka menahan pinggang gadis itu.

"Nggak ada penolakan!" ujar Arsaka tersenyum.

"Satu kali aja, malam ini!" sambung cowok itu berusaha meyakinkan.

Giya tampak berpikir keras, bagaimana caranya menjawab? Jika ia mengiyakan otomatis dirinya pasti malu nantinya.

"Nggak ngejawab berarti iya!" Arsaka melepas pelukannya, meninggalkan sebuah kecupan di pipi gadis itu untung saja tidak ada yang melihatnya.

"Ihh kok gitu?" pekik Giya tertahan tampak malu.

Oke, sepertinya Giya harus siap-siap untuk nanti malam!

—tbc—

Emang boleh Reyala sampe segitunya?

Seriusan pda nagih² up astaga😭

Maaf banget Lala lagi sibuk, ditunjuk jdi kordinator isi buat mading🗿 jadi sibuk banget. Baru bisa up hari ini.

Maaf banget yau Reyala² semuaa!!!

Papayyy!!!

Seguir leyendo

También te gustarán

654K 58.7K 54
⚠️ BL LOKAL Awalnya Doni cuma mau beli kulkas diskonan dari Bu Wati, tapi siapa sangka dia malah ketemu sama Arya, si Mas Ganteng yang kalau ngomong...
1.4M 85.4K 37
"Di tempat ini, anggap kita bukan siapa-siapa. Jangan banyak tingkah." -Hilario Jarvis Zachary Jika Bumi ini adalah planet Mars, maka seluruh kepelik...
293K 13.3K 43
Hubungan masa lalunya yang mengalami kegagalan, membuat Kayana menutup hatinya untuk orang-orang yang menyukainya. Bahkan Kayana bertekad untuk tidak...
1.4M 115K 36
"Aku benar-benar akan membunuhmu jika kau berani mengajukan perceraian lagi. Kita akan mati bersama dan akan kekal di neraka bersama," bisik Lucifer...