~o0o~
"Kamu berharga,kamu spesial dan kamu pantas bahagia"
Pagi yang cerah matahari bersinar pertanda alam sedang berbahagia begitupula dengan Ayanha setelah pulang dalam keadaan basah kuyup kemarin dia pikir akan flu tapi sepertinya imun tubuhnya sangat baik sehingga ia masih sehat walafiat.
Hari ini adalah hari senin hari yang menyebalkan pikir Ayanha apalagi jika bukan karena ada kata upacara yang menjadi musuh semua murid di hari senin.Ayanha memutuskan menggerakkai rambutnya tak lupa memasang bandana warna putih tapi satu hal yang penting poninya harus cetar membahana.
Niat hati ingin berangkat lebih awal agar tidak telat. tapi bagaimanapun kalo takdir sudah mengatakan akan terlambat tetap akan terlambat. Ayanha terjebak macet sekarang ingin rasanya Ayanha berteriak tidakkah mereka tahu bahwa ia sedang buru-buru.
Dengan perasaan dongkol Ayanha memilih keluar dari mobil setelah berbicara dengan supir bahwa ia akan mencari alternatif lain.
Ayanha menarik nafas panjang dan wushhh Ayanha berlari sekuat tenaga di trotoar untungnya lokasi sekolahnya memang sudah tidak terlalu jauh.
10 menit berlalu Ayanha sampai dengan nafas yang memburu serta keringat yang bercucuran. sia-sia bedak nya jika seperti ini cerita nya tapi yang lebih parah lagi bahwa gerbang nya sudah tutup.
"BUKA GERBANG NYA! " teriak Ayanha dengan kesetanan sudah capek capek berlari dan ini hasil ia dapat sungguh diluar galaksi.
Gerbang itu dibuka dan menampilkan sang ketua OSIS beserta jajarannya yang menyambut dirinya.
"Upacaranya sudah selesai dan kau baru datang?" ucap Seorang gadis yang menjabat sebagai wakil ketua OSIS GHS.
Ayanha melirik jam tangannya memang benar ia sampai jam 08:20 menit sedangkan upacara dimulai pukul 07:30. "Itu karena saya terjebak macet." ucap Ayanha jujur.
"Terus yang tadi teriak-teriak buka gerbangnya itu karena apa?" ucap Gerald.
"Mohon dimaklumi saja kak." ucap Ayanha.
"Kau tahu bahwa peraturan di GHS sangat ketat. hukuman adalah hukuman tidak peduli jika kau bahkan dari genius class." ucap wakil ketua OSIS.
"Saya mengerti." ucap Ayanha menerima dengan suka rela segala sanksi walaupun hatinya berkomat kamit sedari tadi.
"Hukumannya bersihkan toilet kelas 10." ucap Gerald sontak Ayanha terkejut yang benar saja.
"semua toilet?" tanya Ayanha memastikan.
"Iya. ini konsekuensinya kalau terlambat." ucap cewek itu sedangkan Ayanha hanya tersenyum dengan paksa.
Entah sudah berapa kali Ayanha bersumpah serapah hari ini. kini ia sedang membersihkan lantai toilet itu
Setelah membersihkan seluruh wastafel dan bilik kamar mandi.
"Mengapa nasib ku seperti ini." ucap Ayanha sambil mengepel lantai itu.
"Perasaan hari ini sepertinya aku selalu saja sial." ucap Ayanha berbicara sendiri.
Ayanha mengepel lantai itu dengan telaten menikmati hukumannya. tapi ada hal yang membuat ia bingung mengapa genangan air disana tambah banyak perasaan ia sudah mengepel daerah sana.
Ayanha berjalan memeriksa tapi nasib orang cantik ia malah terpeleset dengan bokong yang mendarat di lantai basah itu.
"Ssshhh... tulang belulang ku." ucap Ayanha dengan rintihan sembari memegang belakang nya yang sakit jangan lupakan roknya yang basah.
Ayanha berdiri dengan amarah yang sudah di ubun-ubun.
"Jadi kau yang membuatku terpeleset." ucap Ayanha menunjuk kearah keran wastafel yang tampak kendur.
Dengan kehati-hatian. kali ini Ayanha berjalan ke arah keran yang terus mengeluarkan air itu. Ayanha dengan menggunakan tenaga dalam mencoba memutar keran itu agar airnya berhenti mengalir namun yang ada kerang itu malah lepas dan airnya menyembur kemana-mana termasuk menyemprot wajah Ayanha.
"Bedak aku luntur." ucap Ayanha berusaha memasang kembali kerang yang dipegangnya ke wastafel jangan lupakan keadaan nya yang mengenaskan karena seluruh tubuh nya sudah basah saat ini.
"Bitch!" umpat Ayanha dengan emosi yang sudah level maximun seraya mengusap wajahnya yang terus menjadi sasaran semprotan air itu.
Ayanha itu orangnya barbar,hiperaktif dan tidak peka namun ketidakpekaanya saat ini jelas tidak berguna karena nampaknya gadis itu masih kesusahan untuk memasang keran air itu.
Ayanha menarik nafas dalam lalu kembali memasang kerang itu dengan tenaga ekstra dan alhasil kerangnya terpasang.
Ayanha merosotkan tubuhnya kebawah
cukup sudah ia lelah mana sekarang seragamnya sudah basah kuyup definisi sangat tidak beruntung Ayanha yang malang. Ayanha melihat keadaan sekitar malah tambah kacau pikirnya.
"Persis seperti gembel." ucap seseorang secara tiba-tiba.
"Iya aku seperti gembel." ucap Ayanha miris dan sedikit beringus memang benar keadaan nya sangat kacau.
"Ngapain?" tanya Fernando yang melihat Ayanha yang sedang bersandar pada tembok dengan keadaan basah kuyup.
"Aku dihukum karena telat, tapi air di wastafel itu bocor aku mau perbaiki tapi airnya malah kemana-mana." jelas Ayanha.
"Bangun." ucap Fernando dengan mengulurkan tangan nya ke depan Ayanha yang langsung disambut gadis itu.
"Baju ku basah." ucap Ayanha lalu dengan sigap Nando melepas kancing seragam nya.
"Kau sedang apa? aku tidak ingin di skidipapap yah!" pekik Ayanha dengan tangan yang menyilang di depan dada sedangkan Fernando hanya menaikan alis sebelah.
Seragam milik Fernando ia berikan pada Ayanha yang langsung dipakai gadis itu. kini yang nampak hanya kaos hitam yang pas dengan bentuk tubuh Fernando uhh sangat menggoda imam pikir Ayanha.
"Baju olahraga?" tanya Fernando yang Ayanha dapat pahami sepertinya ini adalah bakat terpendam dirinya.
"Di loker nomor 12." ucap Ayanha.
"Tunggu." ucap Fernando.
Selang beberapa saat Fernando akhirnya datang dengan membawa satu set pakaian olahraga milik Ayanha.
"Makasih" ucap Ayanha dan dibalas deheman oleh Fernando.
*****
Tegang adalah kondisi Genius class saat ini jangan tanya mengapa itu karena kepala Sekolah A.k.a pak Argha datang dengan tiba-tiba dikelas itu.
"Saya datang kesini karena ingin menyampaikan suatu hal yang penting." ucap Pak Argha yang berdiri di depan sana.
"Pertama karena saya ingin menyampaikan bahwa akan ada lomba tingkat nasional dan saya ingin perwakilan dari genius high School adalah orang-orang di genius class,"
"Bukan begitu Ayanha,bintang dan Cakra." lanjutnya lagi dengan tersenyum menatap Ayanha lalu Cakra dan bintang.
"Kalian bertiga memiliki kemampuan akademik yang baik." puji Pak Argha.
"Dan saya ingin lomba matematika di ikuti oleh Angkara,Athena dan David." ucap sang kepala sekolah.
Athena tersenyum ini adalah peluang emas untuknya.
"Dan untuk fisika saya ingin Fernando, Helena dan vivara."
"Selanjutnya ada kimia berhubung dengan kimia ini akan ada hasil penelitian yang dipresentasikan maka yang ikut cabang lomba ini akan lebih banyak." jelas Pak Argha.
"Yaitu Selatan, Cakrawala, bintang, diego dan Asteroid. "sambungnya.
Sedangkan hanya Ayanha yang belum disebut. apa sudah tidak ada lomba lagi atau memang ia tak terpilih Ayanha menelan ludah gugup. nakal-nakal begini ia juga ingin berprestasi bukan hanya itu, yang menganggu adalah tatapan meremehkan yang beberapa orang tujukan padanya.
"Ayanha?" tanya Pak Argha.
"I-iya Pak." jawab Ayanha gugup.
"Selamat kamu terpilih menjadi perwakilan lomba cerdas cermat tingkat nasional mata pelajaran astronomi, ini adalah mata pelajaran unggulan yang dilombakan dan hanya satu orang yang ikut." jelas Pak Argha sedangkan Ayanha hanya cengo serius itu dia maksudnya banyak yang lebih pintar darinya.
"Bapak tidak salah?" tanya Ayanha.
"Saya sudah mempertimbangkan siapa yang ikut di mata pelajaran ini ataupun mata pelajaran itu jadi tidak ada yang salah,"
"Dan saya harap kalian belajar dengan sungguh-sungguh"tegas Pak Argha.
______TBC_____