GRESHAN

By ShnIndr12

787K 22.9K 2K

WARNING⚠⚠ AREA FUTA DAN SHANI DOM YANG NGGAK SUKA SKIP 21+ HANYA FIKSI JANGAN DI BAWA KE REAL LIFE MOHON KERJ... More

HUKUMAN
Kantor I
Dimobil
Dapur
Ruang Osis
Morning Sex
Shani
Sister?
Sister? II
Threesome?
Polos?
Bar
Gracia
Sepupu
Sekretaris?
Mine
HUKUMAN II
Hanya Kamu
Kembali
Akhirnya
Step Sister
Step Sister II
Milikku
Backstreet I
Kantor II
Kantor III
Murid Baru
Backstreet II
Polos? II
Private Doctor
Gracia II
Murid Baru II
Gracia III
Gracia IV
Keponakan Nakal
Keponakan Nakal II
Keponakan Nakal III
Aku Yang Salah
Nanya doang sih
Nanya sekali lagi
Calon Kakak Ipar
Info
Birthday Party
Psychopath In Love
Psychopath In Love II
Psychopath In Love III
Di sebelah nggak ngerespon🗿
Info
Perjodohan
Perjodohan II
Perjodohan III
Pemberitahuan
Christmas
Guru Olahraga
Crazy!!
⚠️⚠️
Sugar Mommy
Sugar Mommy II
Step Mother
Info
Step Mother -2

Malam tak terduga

12.9K 397 20
By ShnIndr12

Happy reading
Banyak Typo

Shani dan Gracia sudah sahabatan sejak mereka kecil, Shani yang tak mau jauh dari Gracia dan Gracia yang manja kepada Shani. Rumah keduanya pun saling berdekatan, hanya berjarak lima langkah saja.

Umur keduanya hanya terpaut jarak satu tahun, di mana Shani lebih tua dari Gracia. Meskipun begitu Shani dan Gracia sejak kecil berada di kelas yang sama, itu di karenakan Shani yang menunggu Gracia agar mereka sama-sama memasuki sekolah, mulai dari sd dan sekarang mereka sudah SMA, lebih tepatnya kelas 3 SMA.

Setiap seminggu sekali Shani dan Gracia akan menginap di rumah salah salah satu dari mereka. Dan malam ini giliran rumah Shani, dan kini mereka sedang berada di dalam kamar Shani.

Keduanya sibuk dengan ponsel masing-masing, hingga pada akhirnya Gracia mengeluh bosan.

"Ci, bosan nggak sih." Ucap Gracia, Shani yang tadinya fokus ke ponselnya mengalihkan pandangannya ke pada Gracia. Ia dapat melihat Gracia yang sedang berguling-guling di kasurnya, sementara dirinya di bawah tempat tidur.

"Gak juga Gre." Balas Shani yang membuat Gracia kesel, ia turun dari atas kasur lalu dengan gerakan yang cepat ia merebut ponsel Shani dan duduk di pangkuan sahabatnya itu.

"Aduh, kok kamu duduk di situ sih Gre. Kamu berat lo." Ucap Shani berniat menggoda Gracia.

"Biarin, habisnya aku bosan dan kamu malah asik sendiri sama hp kamu." Balas Gracia, dengan sengaja ia meniup-niup mata Shani.

"Loh, kok aku? Kan kamu juga tadi main hp Gre." Balas Shani yang tak terima akan perkataan Gracia.

"Ya kan, aku main hp karena aku lihat cici tadi main hp duluan." Balas Gracia tak mau kalah, kini tangannya sibuk mengelus-elus telinga Shani.

"Kamu ngapain sih Gre kayak gitu." Ucap Shani, ia memegang tangan Gracia yang berada di telinganya dan menurunkannya.

"Daripada kita bosen gimana kita main game ci." Ucap Gracia memberi ide.

"Main game apa Gre."

"Main batu, gunting, kertas." Jawab Gracia.

"Hah! Kamu nggak salah itu permainan anak-anak lo, masa kita main gituan. Mending main game yang ada di hp." Ucap Shani yang tak habis pikir dengan permainan yang di usulkan oleh Gracia.

"Denger dulu ishh, kita main permainan itu bukan sekedar main saja tapi ada hukumannya. Tiap ada yang kalah harus buka apapun yang ia pakai, termasuk baju atau barang lainnya." Ucap Gracia menjelaskan.

"Jangan ngaco deh Gre, masa hukumnya seperti itu, nggak ada yang lain apa." Ucap Shani yang kurang setuju dengan hukuman yang di katakan Gracia.

"Kenapa sih, hukumannya mudah lo." Balas Gracia.

"Aku tau mudah, tapi nggak ada yang lain gitu. Harus buka-bukaan dan sampai bener-bener naked gitu." Ucap Shani yang di balas anggukan oleh Gracia.

"Kenapa? Cici takut kalah ya dan cici takut kalau aku lihat tubuh cici." Ucap Gracia menggoda Shani, Gracia masih berada di pangkuan Shani.

"Dihh, siapa bilang, yang ada kamu yang bakal cici kalahin." Balas Shani.

"Ya udah, mending kita buktiin siapa yang kalah." Ucap Gracia lalu turun dari atas pangkuan Shani.

"Tapi tunggu dulu, aku kunci kamar cici dulu, takut-takut ada yang masuk tiba-tiba nanti." Ucap Gracia, tanpa mendengar jawaban dari Shani, Gracia berlalu begitu saja untuk mengunci pintu kamar Shani. Setelahnya ia kembali duduk di hadapan Shani.

.
.
.

Hujan dan AC yang menyala tak membuat suasana di kamar Shani menjadi dingin, suasana yang tadinya dingin kini berubah menjadi panas. Bagaimana tidak? Pakaian yang di kenakan Shani kini hanya tinggal boxer saja, sedangkan Gracia ia masih memakai celana dan atasannya di tutupi bra hitam miliknya.

Gracia menelan ludahnya susah payah, pemandangan tubuh Shani yang berada di depannya mampu membuat gairahnya terpancing. Perut kotak-kotak Shani sangat menggoda imannya, dan jangan lupakan tonjolan yang berada di selangkah Shani.

Milik Gracia sudah sedikit basah membayangkan ia dan Shani melakukan itu, ia bergerak gelisah dan Shani menyadari itu.

"Kamu kenapa Gre." Tanya Shani yang di balas gelengan oleh Gracia.

"Beneran? Kalau gitu ayo kita lanjut permainan nya, aku masih ada kesempatan buat ngalahin kamu walaupun pakaian yang ku pakai tinggal yang terakhir." Ucap Shani.

"A-ayo, lihat saja cici yang bakal kalah." Balas Gracia yang gugup.

"Batu, gunting, kertas." Ucap mereka bersama sambil menggerakkan tangannya.

"Nah kan apa yang aku katakan Ci Shani kalah lagi." Ucap Gracia, ia mengeluarkan gunting sedangkan Shani kertas.

"Sekarang cici buka lah boxer cici itu." Ucap Gracia menunjuk boxer Shani, Shani menelan ludahnya kasar, ia ragu untuk membuka pakaian terakhir miliknya. Bagaimana nanti jika Gracia melihat dirinya yang memiliki batang pikirnya.

"Cici lama." Setelah mengatakan itu, Gracia mendekatkan dirinya kepada Shani lalu menarik paksa boxer yang di pakai Shani, hingga kini Shani benar-benar naked. Gracia kembali menelan ludah nya susah kala melihat batang penis Shani yang besar dan panjang.

"Ahh."

"Jangan di elus Gre." Gracia dengan sengaja mengelus batang penis Shani di karenakan ia penasaran. Bukannya menuruti perkataan Shani, Gracia malah terus mengelus penis Shani bahkan kini ia sudah mengocoknya.

"Ahhh Grehhh janganhhh ouhh."

Mendengar desahan Shani, Gracia semakin semangat mengocok penis Shani. Shani di buat tak berdaya oleh Gracia akibat sentuhan sahabatnya itu. Shani hanya bisa memejamkan matanya menikmati sentuhan di batang nya, batang penisnya yang panjang dan besar itu di buat manja hanya dengan tangan Gracia.

"Shhh Grehhh."

Shani kembali mendesah kala lidah Gracia menyentuh ujung penisnya, Gracia tersenyum mendengar desahan Shani. Ia mulai menjilat penis Shani dari ujung sampai ke bawah, lebih tepatnya sampai ke kedua buah zakar milik Shani.

Shani yang masih duduk dan Gracia yang berada tepat di depan selangkangannya.

Gracia mengulum penis Shani yang lagi-lagi mampu membuat Shani mendesah kenikmatan.

"Ahh Grehh ouhh."

Gracia menghentikan kulumannya, lalu membuka bra yang ia kenakan hingga kini ia half naked. Gracia menghimpit batang penis Shani di tengah kedua payudaranya, lalu ia menaiki turunkan payudaranya yang membuat Shani kembali mendesah.

"Ahhh ahhh."

Cukup lama Gracia melakukan itu hingga ia merasakan batang penis Shani yang semakin membesar di sela-sela payudaranya.

"Ahhh Grehhh aku keluarhhh ahhh."

Crot

Crot

Crot

Tiga tembakan sperma milik Shani mengenai dagu Gracia, Gracia tersenyum sembari melap sperma Shani yang ada di dagunya, menjilatnya lalu menelannya. Shani yang masih menikmati pelepasannya, kembali mendesah kala lidah Gracia menyentuh batang penisnya yang basah karena cairan yang ia keluarkan. Gracia menjilat habis sperma milik Shani lalu menelannya.

Gracia menatap Shani dengan tatapan menggoda miliknya, ia berdiri dan dengan perlahan ia membuka celana dan cd miliknya. Shani menelan ludah kasar melihat tubuh indah Gracia kala gadis itu benar-benar naked. Gracia tersenyum melihat reaksi yang di tunjukkan Shani, kemudian Gracia menarik tangan Shani membuat Shani berdiri.

Dengan tatapan menggoda miliknya, Gracia mendorong tubuh Shani ke kasur. Shani terduduk di atas kasur lalu Gracia naik ke pangkuannya dan dengan refleks Shani memegang pinggang Gracia.

Gracia membelai lembut wajah Shani, Gracia mengigit bibirnya nya menggoda Shani, Gracia sengaja menggerakkan pinggulnya sehingga vaginanya dan batang penis Shani saling bergesekan.

Jari-jari Gracia berhenti tepat di bibir Shani, membelinya dengan lembut lalu secara perlahan ia memajukan wajahnya hingga bibir keduanya menempel.

Yang awalnya menempel kini berubah menjadi lumatan, lumatan yang di dominasi oleh Gracia. Gracia menahan tengkuk Shani untuk memperdalam ciumannya.

"Ahhhh."

Desah keduanya di sela-sela lumatan penuh nafsu dari Gracia, kini tangan Gracia turun membeli dada lalu turun ke perut kotak-kotak milik Shani. Ciuman keduanya telah terlepas, Gracia beralih mencium leher Shani, menghisapnya dengan kuat sehingga meninggalkan tanda di leher Shani.

"Grehhh ouhh."

Kini keduanya telah terbaring di atas kasur dengan Gracia yang menindih tubuh Shani, Gracia menggesek-gesekkan vaginanya ke batang penis Shani yang membuat Shani kembali terpancing nafsu.

"Grehh jangan bermain-main ahhh."

"Sttt, nikmati saja apa yang aku lakukan ci. Sejak lama aku sudah menginginkan ini."

Cukup lama Gracia melakukan itu hingga ia berhenti, namun belum juga melakukan apa yang sudah di tunggu-tunggu Shani sejak tadi. Wajah Shani sudah merah padam menahan nafsu nya yang sudah berada di ujung.

"Jilat ci."

Gracia mengarahkan vaginanya tepat di wajah Shani, menyuruh Shani untuk menjilat vaginanya yang sudah basah.

"Ahhh Ci ahhhh."

Gracia mendesah kala lidah panjang Shani bermain di area vaginanya, Gracia berpegangan pada sandaran tempat tidur, menghimpit kepala Shani dengan kedua pahanya agar lidah Shani semakin masuk ke vaginanya.

"Yeahhh seperti ituhh ci ahhhh."

Gracia terus menerus mendesah hingga ia merasakan sesuatu akan keluar.

"Ahhh ci aku mau keluar."

"Ahhhhh."

Cairan kental berwarna putih milik Gracia membasahi wajah Shani, Gracia tersenyum puas setelah pelepasannya. Gracia mengangkat pinggulnya dari wajah Shani, lalu ia menciumi seluruh wajah Shani kemudian turun sampai ke perut Shani.

Gracia menahan batang penis Shani mengarahkannya ke vaginanya.

"Jleb."

"Ahhh."

Dengan sekali gerakan Gracia memasukkan penis Shani ke dalam vaginanya, ia memejamkan matanya saat dirinya merasakan sakit di vaginanya, ia dapat merasakan ada sesuatu yang mengalir dari vaginanya membasahi penis Shani.

"Aws."

Suara rintihan keluar dari mulut Gracia kala ia mulai mengerakkan pinggulnya.

"Ahhh ahhh ahhh."

"Ahhh ahhh ahhh."

Rasa sakit yang di rasakan Gracia tadi kini berubah menjadi rasa nikmat, sudah lama ia menginginkan ini. Ia juga sudah mengetahui jika sahabatnya itu berbeda, ia pernah mengintip Shani berganti pakaian.

"Ahh ci Shanihhh ahhhh."

"Enghhhh ahhh ahhh."

Gracia mulai menambah kecepatannya yang di bantu oleh Shani, Gracia mendongak sembari memejamkan matanya tangganya berpegangan pada dada Shani.

"Ahhh ci ahhh uhhh shhh ahhh."

"Enghhh ahh ahh ahh."

Keduanya sama-sama mendesah, Shani menahan tubuh Gracia lalu ia menggerakkan pinggulnya. Menaik-turunkan penisnya di dalam vagina Gracia.

"Lebih cepat ci ahhh."

"Aku mau keluar."

"Aku juga Gre ahhh."

Shani membalikkan badan Gracia, ia menindih tubuh Gracia lalu mempercepat gerakannya hingga ia dan Gracia merasa akan keluar.

"Ahhh ci aku keluar ahhhhhhh."

"Aku juga Gre ahhhhh."

Keduanya sama-sama mencapai puncak, Shani mengeluarkan cairan spermanya di dalam vagina Gracia yang bercampur dengan cairan milik Gracia.

Shani menjatuhkan tubuh di samping Gracia, keduanya sama-sama merasa lelah. Shani memeluk tubuh Gracia dari samping menyembunyikan kepalanya di ceruk leher Gracia.

Gracia dapat merasakan hembusan nafas dari Shani menerpa lehernya. "Kamu tidur ci." Tanya Gracia saat tak merasakan ada pergerakan dari Shani.

Shani menggeleng. "Enggak, aku nggak tidur." Shani mengangkat kepalanya dari leher Gracia, menatap Gracia dengan tatapan bersalah nya.

"Maaf ya aku udah ambil keperawanan kamu." Shani merasa bersalah akan apa yang telah terjadi.

"Loh, buat apa Cici minta maaf? Kan aku yang mulai duluan, jadi Cici nggak usah minta maaf ya." Balas Gracia sembari mengelus tangan Shani yang berada di atas perut nya.

"Tapi aku ngeluarin nya di dalam Gre, aku takut kamu hamil."

"Kamu tinggal nikahin aku, kalau aku hamil. Asal kamu tau ya ci, aku udah lama suka sama kamu, dan aku juga sudah lama mengetahui jika kamu itu berbeda ci." Jelas Gracia.

"Kok bisa? Kok bisa kamu suka sama aku dan kok bisa kamu mengetahui tentang aku yang berbeda."

Gracia membalikkan badannya menjadi berhadapan dengan Shani. "Aku nggak tau ci, tapi yang jelas apa yang kukatakan tadi itu beneran dan kenapa aku bisa mengetahui Cici berbeda, itu di karenakan aku yang tidak sengaja melihat Cici yang ganti baju saat menginap di rumah ku dan mulai saat itu aku lebih sering ngintip Cici ganti baju atau mandi." Jelas Gracia santai, ia tak merasa malu atau pun takut atas penjelasannya.

"Kamu nakal ya." Shani berbisik tepat di telinga Gracia.

"Emang! Dan aku mau main lagi sama Cici." Setelah mengatakan itu Gracia kembali melumat bibir Shani dan menindih tubuh Shani.

Kegiatan mereka berlanjut sampai Gracia benar-benar puas dan permainan mereka pun di dominasi oleh Gracia.

End.

Gini dulu ya,...

Otak lagi susah buat di ajak kerjasama wkwkw

Continue Reading

You'll Also Like

44.7K 4.4K 21
18+ Akan ku penuhi seluruh sarafmu dengan kenikmatan hingga kita menegang dan terbakar hangus.. Kita akan terbang, menuju puncak surga terindah didun...
Terlambat By nis

Short Story

243K 10.2K 9
"Sekarang gue sadar, lo gak pernah mau gue ada di hidup lo." -Dea "Sekarang gue sadar, lo yang selalu ada di hidup gue." -Dylan Copyright © 2016 by...
251 70 6
Sinopsis cerita : Kisah seorang gadis yang cantik dan terkenal dengan ketaat-an nya akan beribadah kepada Allah SWT sampai sampai yang ia...
74K 1.7K 5
[Slow Update] ‼️⚠️FUTA WARNING⚠️‼️ ‼️⚠️18+ WARNING⚠️‼️ ‼️⚠️(GXG) ⚠️‼️ Ini wp banyak adegan itunya Kalo gasuka skip aja 100000000000% FICTIO...