BLINDUMB (ON GOING)

By WidyaAlvionita

895 644 483

Memiliki wajah yang tampan rupawan bukanlah suatu anugerah bagi seorang Darren Michael Algara. Pemuda yang ba... More

PROLOG
VISUAL
CHAPTER 01
CHAPTER 02
CHAPTER 03
CHAPTER 04
CHAPTER 05
CHAPTER 06
CHAPTER 07
CHAPTER 08
CHAPTER 09
CHAPTER 10
CHAPTER 11
CHAPTER 12

CHAPTER 13

16 10 2
By WidyaAlvionita

NOTE: DON'T COPY PASTE MY STORY ‼️
📢 JANGAN LUPA VOTE COMMENT YGY 😊

Keesokan harinya....

Saat sang surya mulai menampakkan dirinya dari ufuk Timur, menandakan malam telah berganti pagi dimana aktivitas seluruh makhluk di bumi ini mulai berjalan kembali mengikuti poros putaran waktu. Begitu pula dengan yang dirasakan oleh seorang Darren Michael Algara. Saat cahaya sang surya mulai menelisik masuk melalui celah-celah jendela kamarnya, saat itu juga dia mulai membuka kedua netra indahnya.

Netra sipit nya mulai menyesuaikan cahaya yang menembus retinanya. Begitu tersadar sepenuhnya, pemuda 19 tahun itu segera bangkit dan berjalan menuju kamar mandi.

Sapaan hangat dari kedua orang tuanya langsung menyambut-nya tatkala dia melewati dua orang paruh baya yang tengah sibuk dengan kegiatan masing-masing. Pagi ini, seperti biasa mama Darren membuatkan makanan spesial untuk keluarga kecil itu. Sementara papa Darren, sedang duduk anteng di kursi kayu sambil membaca sebuah koran.

Sungguh keluarga kecil yang sederhana. Di balik kesederhanaan mereka, keluarga kecil itu sangatlah harmonis.

Setelah selesai mandi, Darren langsung kembali ke kamarnya untuk bersiap-siap. Pemuda itu takut kalau nanti akan ketinggalan bis. Ya, hari ini dia akan berangkat ke kampus naik bis karena motor kesayangan-nya kini masih ada di bengkel. Berhubung ini adalah hari Jum'at, jadi mata kuliah pemuda itu tidak terlalu padat. Hari ini hanya ada satu mata kuliah yang harus dia ikuti di kampus tercinta-nya. Meskipun MK tersebut baru akan di mulai sekitar tiga jam lagi, namun Darren tetap berangkat ke kampus seperti biasanya yaitu pagi hari.

Bagi seorang Darren, pagi adalah suasana dan waktu ternyaman untuk memulai aktivitas. Setelah sarapan bersama kedua orang tuanya dengan lauk pauk yang beragam pagi ini, Darren kemudian menyalami tangan mama dan papanya sebelum berangkat ke kampus.

Sebelum berangkat, papa Darren memberikan dia dua lembar uang pecahan 50.000 ribu, untuk dia gunakan memenuhi keperluan-nya di kampus, serta membayar upah perbaikan motornya. Darren sedikit kaget dengan besaran nominal uang tersebut, sebab menurutnya uang itu terlalu banyak. Namun, papa-nya berkata bahwa dia baru saja menerima gaji dari hasil kerjanya. Itulah sebabnya tadi di meja tersedia beragam lauk pauk, dan uang jajan untuknya juga sedikit bertambah.

Setelah selesai berpamitan dengan kedua orang tuanya, Darren tak lupa memasukkan kotak bekal berwarna ungu itu ke dalam tas ransel miliknya, dan tak lama setelahnya pemuda itu telah hilang dari balik pintu rumah sederhana itu.

Begitu sampai di pintu pagar, dia dikejutkan dengan kehadiran Alicia yang berdiri menanti kedatangan-nya. Gadis itu memakai kaos putih dipadukan dengan kemeja berwarna cream, serta celana jeans tak lupa tas ransel yang melekat di bahunya.

"Ayo berangkat." Kata Alicia memulai pembicaraan. Gadis itu kemudian melangkah mendahului Darren yang masih diam mematung di sana.

Merasa tidak ada langkah kaki yang mengikuti-nya, Alicia kembali menoleh kebelakang. Dia mendapati Darren masih terdiam layaknya patung beberapa langkah di belakangnya.

"Kenapa bengong ayoo, nanti kita ketinggalan bis." Kata gadis itu sambil melambaikan tangannya memanggil Darren.

Mendengar hal itu, Darren langsung melangkah dengan cepat mengejar langkah Alicia. Dia masih heran, kenapa gadis itu sepagi ini bisa berada di depan pagar rumah-nya.

Tanpa Darren sadari, sejak tadi Alicia diam-diam melihat wajah-nya. Perjalanan mereka hanya di isi dengan keterdiaman saja. Merasa jenuh akan hal itu, Alicia mencoba membuka suara. "Semalam aku kirim WA ke kamu buat berangkat bareng. Mungkin kamu belum baca, makanya bingung." Kata gadis itu sambil tersenyum tipis.

Mendengar pernyataan Alicia, Darren langsung merogoh saku celana-nya untuk mengecek ponselnya. Dan benar saja, di sana tertera nomor baru yang mengirimi-nya pesan. Rupanya itu adalah nomor Alicia. Dia benar-benar baru tahu, sebab dari kemarin dia belum sempat mengecek ponselnya.

"Dan soal nomor kamu, aku dapat dari grub angkatan." Lanjut gadis itu seolah menjawab pertanyaan yang bersarang di kepala Darren.

Pemuda itu hanya mengangguk-angguk tanda mengerti. Dia ingin membalas perkataan Alicia, namun gadis itu tidak akan bisa mendengar suara-nya. Alhasil dia hanya mengangguk saja.

Setelah itu hanya ada keheningan yang tercipta di antara mereka berdua. Hingga beberapa menit kemudian, langkah kaki keduanya kini telah sampai di halte bis. Tidak ada obrolan apapun yang terjadi, sampai bis yang akan membawa mereka ke tempat tujuan tiba. Alicia dan Darren sama-sama masuk ke dalam bis itu dan duduk di kursi penumpang paling belakang.

Darren mengeluarkan sebuah bolpoin dan notebook kecil dari dalam tas-nya. Pemuda itu kemudian mulai menuliskan beberapa kata sebelum di berikan kepada Alicia. Setelah selesai menulis, Darren kemudian merobek lembaran yang di tulis-nya itu lalu menyerahkan-nya kepada gadis manis di samping-nya itu.

Alicia sedikit terkejut dengan tindakan Darren yang langsung memberikan secarik kertas kecil itu ke-dalam telapak tangan-nya.

"Thanks ya, kemarin kamu sudah membayarkan ongkos bis untuk ku. Gantian, hari ini biar aku yang bayar." Kata Darren melalui tulisan tangan-nya di kertas itu.

Setelah membaca-nya, Alicia sontak tertawa sambil berkata "Kamu nggak perlu pikirin ongkos bis kemarin, dan nggak perlu bayarin aku hari ini, Ren. Aku menolong tanpa pamrih kok. Jangan kamu pikir, aku jemput kamu pagi tadi, buat nagih ongkos. Ya nggak lah, lagian rumah kita ternyata tetanggaan." Kata gadis itu dengan senyum tipis.

Mendengar pernyataan Alicia, Darren tersenyum kikuk. Tadinya dia juga berpikir seperti itu. Dia takut Alicia mengajak-nya berangkat bareng karena ingin menagih ongkos bis. Ternyata dugaan-nya salah. Ya wajar saja, sebagai korban bullying selama bertahun-tahun Darren jadi berjaga-jaga kalau-kalau Alicia marah atau meminta ganti rugi uang. Ternyata Alicia gadis baik menurut Darren.

Pemuda itu kemudian kembali menulis kata demi kata di lembaran kertas kosong notebook miliknya. Lalu kembali dia perlihatkan kepada Alicia. Kali ini dia tidak lagi menyobek kertas itu.

"Makasih banyak ya. Kamu gadis baik. Aku harap kita bisa menjadi teman." Tulis Darren, sambil tersenyum hangat pada gadis di samping-nya itu.

"Iya sama-sama Ren." Balas Alicia dengan senyum tulus.

Hari ini ada yang berbeda dari Darren. Pemuda itu tidak lagi menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi pada Alicia. Dia berinisiatif untuk menggunakan alat tulis, Darren berpendapat hal ini lebih mudah untuk menyampaikan maksud-nya, daripada bahasa isyarat. Sebab, tidak semua orang bisa mengerti apa yang dia sampaikan lewat bahasa isyarat.

********
Sekitar kurang lebih 20 menit menempuh perjalanan, Darren memutuskan untuk turun di depan bengkel tempat motornya berada. Tak lupa dia membayar ongkos bis yang sudah dia naiki. Di belakang-nya, ternyata Alicia juga ikut turun. Keduanya kini berjalan memasuki bengkel motor itu.

Pemilik bengkel itu langsung menyambut hangat kedatangan Darren dan Alicia. Dia adalah pak Roy. Kemarin beliaulah yang menawarkan Darren untuk menitipkan motor itu ke bengkel ini. Tampak pak Roy tersenyum ramah kepada Darren.

"Ehh nak Darren. Mau ngecek motornya ya?" Kata pak Roy dengan senyum lebar hingga menunjukkan deretan gigi nya.

Darren hanya mengangguk sekali. Sementara Alicia hanya diam saja menyaksikan interaksi di antara keduanya.

"Itu, motornya sudah selesai di perbaiki. Sekarang nak Darren sama neng cantik ini, bisa langsung mencoba-nya." Lanjut pak Roy menjelaskan.

Mendengar kata 'cantik' dari pemilik bengkel itu, Alicia tersenyum tipis. Darren kemudian mengeluarkan notebook kecil serta bolpoin dari saku celananya. Sepertinya dia ingin menuliskan sesuatu kepada pak Roy.

"Terima kasih banyak pak. Semoga Tuhan membalas kebaikan bapak. Semoga rejeki-nya selalu bertambah." Setelah menuliskan kalimat itu, Darren kemudian memperlihatkan-nya pada pak Roy.

Mengerti akan maksud Darren, pak Roy menggelengkan kepala sembari tersenyum. "Tidak apa-apa nak. Sesama umat manusia, sudah semestinya kita saling tolong menolong." Kata pak Roy bijak.

Setelahnya, Darren langsung mendorong motor yang masih anteng terparkir di bengkel itu. Usai berpamitan pada pak Roy, kedua muda-mudi itu kemudian pergi dari sana sambil mengendarai motor matic Darren.

Jarak ke kampus mereka sudah cukup dekat. Darren mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. Sementara itu Alicia dari jok belakang, sangat menikmati perjalanan pagi-nya.

"Aku harap kehangatan ini akan tetap berlanjut. Aku senang bisa memiliki teman seperti kamu Darren." Batin Alicia. Gadis itu kemudian menyunggingkan senyum manisnya dari balik helm yang dia kenakan.

TBC....
JANGAN LUPA VOTE COMMENT YGY 😊

Continue Reading

You'll Also Like

902K 47.1K 76
The end✓ [ Jangan lupa follow sebelum membaca!!!! ] ••• Cerita tentang seorang gadis bar-bar dan absurd yang dijodohkan oleh anak dari sahabat kedua...
1.3M 92.1K 43
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
3.4M 275K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
440K 46.7K 20
*Spin off Kiblat Cinta. Disarankan untuk membaca cerita Kiblat Cinta lebih dulu untuk mengetahui alur dan karakter tokoh di dalam cerita Muara Kibla...