Happy Reading
Banyak Typo
.
.
.
Hanya Fiksi
Ketiga wanita itu menghentikan kegiatannya lalu menatap Shani yang sudah basah karena sperma mereka.
"Kita lanjut ya sayang." Ucap Chika mengedipkan matanya.
___________________________________________________
Setelah mengucapkan kata itu Chika langsung saja menyerang bibir Shani, ia melumat nya secara kasar dan penuh nafsu. Posisi Shani masih terlentang, Gracia dan Anin tak mau ketinggalan ke duanya menggulum penis Shani yang tadi sudah lemas kembali tegang.
"Ahhh ahhh."
Shani mendesah menikmati sentuhan di bawah nya, ia juga membalas lumatan yang di berikan Chika. Kedua tangannya tak tinggal diam ia meremas payudara Chika. Di rasa hampir kehabisan oksigen Chika melepaskan ciumannya beralih keleher Shani, menjilat dan menghisapnya dengan kuat meninggalkan tanda.
Anin dan Gracia masih menggulum penis Shani dan sesekali mereka mengocoknya, buah zakar Shani tak lupa untuk di mainkan oleh mereka.
"Ahhhh Gehhh Nihhh ahhhh."
Ciuman Chika turun ke dada sampai ke perut Shani, ia mengarahkan vaginanya tepat di depan mulut Shani. Shani mengerti ia pun menjilat vagina Chika, menekan-nekan klitoris Chika menggunakan lidah panjangnya.
"Ahhhh sayanghhh ouhhh."
Chika mendesah keenakan di buat Shani, ia masih mencium perut Shani.
"Ahhhhh Grehhhh Nihhhh ouhhh shhh."
"Ahhh fuckhhh Grehhh Nihhhh ahhhh."
Shani menghentikan jilatannya kala Gracia dan Anin mempercepat gerakan mereka hingga ia merasakan akan keluar sebentar lagi.
"Ahhhh akuhh keluarhh ahhhhh."
Shani menggeluarkan sperma yang cukup banyak, Anin, Gracia dan Chika menjilat habis sperma yang di keluarkan oleh Shani. Shani bernafas tak beraturan saat pelepasan nya.
"Masukin sayang." Anin, Chika dan Gracia sama-sama menungging.
Shani menuruti permintaan ketiga wanita itu, ia pun memasukkan penis ke vagina Anin terlebih dahulu, menggoyangkan pinggulnya, memaju-mundurkan penisnya dengan cepat.
"Ouhh yeahhh Shannn enakhhh ahhhh."
"Ahhhh ahhhhh ahhhhh."
"Shnnn Ninhhh ouhhhhh."
"Ini nikmat ahhhhhh."
Shani mendongak menikmati pijatan vagina Anin pada penis nya.
"Lebih cepat babyhhh akuhhh mauhhh keluarhhh ahhh."
Shani mempercepat gerakannya, Chika dan Gracia menunggu giliran mereka dengan memainkan payudara mereka sendiri.
"Ahhh babyhhh akuhhh keluarhhh ahhhh."
Shani melepaskan penisnya dan memasukkan nya ke vagina Chika, membiarkan Anin menikmati pelepasannya. Shani menggenjot tubuh Chika dan tangan nya bermain di vagina Gracia.
"Ahhhh sayanghhhh ouhhh."
"Shannn ahhhhh."
Shani semakin mempercepat gerakannya memasukkan lebih dalam penis nya ke vagina Chika.
"Akuhhh mauhhh keluarhhh sayangnhhh ahhh."
"Lebihhh cepathhhh sayanghhh ahhhhh."
"Ahhhhhhhhh."
Tubuh Chika ambruk saat pelepasan nya. Shani kemudian beralih ke vagina Gracia, sama hal nya dengan Chika tadi ia memasukkan penis lebih dalam lagi ke vagina Gracia.
"Ahhhhh Shannnn ouhhh yeahhh ahhhh."
"Grehhh ahhh sungguhhhh akuhhh kangenhh kamu ahhhh."
"Aku kangen dengan semua yang ada di dalam diri kamu ahhh."
"Akuhhh juga Shannn ouhhhh ahhhhh."
"Lebih cepat Shannn akuhhh mauhhh keluarhhh ahhh."
"Akuhhhh jugahhh Grehhhh ahhh."
"Ahhhhhhhhh."
Shani dan Gracia sama-sama menuju puncak kenikmatan mereka, Shani menembakkan spermanya di pantat Gracia. Tubuh Shani ambruk, lututnya pun ikut pegal harus melayani tiga wanita sekaligus.
Shani pikir kegiatan mereka sudah selesai namun Anin kembali menindih nya dan memasukkan penis nya ke vagina wanita itu, sementara Chika ia kembali memposisikan vaginanya tepat di depan mulut Shani.
Mereka terus melakukannya sampai ketiga wanita itu benar-benar puas.
*****
Semenjak hari itu hubungan Shani dengan ke-tiga wanita itu bukannya membaik malah makin jauh. Anin, Chika dan Gracia berlagak seperti tak mengenal Shani jika mereka ada di sekolah. Jujur hatinya terasa sakit saat mereka menjauhi dirinya, di tambah dengan fakta yang ia ketahui. Ternyata Anin dan Chika sudah memiliki pacar dan untuk Gracia ia tidak tau apakah cinta pertamanya itu sudah menemukan pengganti dirinya.
Tapi satu yang ia ketahui bahwa hatinya masih berada di dalam Gracia. Ia lebih mencintai Gracia di bandingkan dengan Anin dan Chika.
Shani akui ia salah karena telah mempermainkan ke-tiga wanita itu, menyesal pun tak ada lagi gunanya.
Setiap kali Shani ingin berbicara dengan ke-tiga wanita itu ada saja halangan yang ia temui.
Saat ini Shani sedang duduk di rooftop sekolah nya dengan sebatang rokok di tangannya. Memandang lurus ke depan. Tak lama kemudian ada seseorang yang duduk di samping Shani, Shani menoleh dan terkejut melihat Gracia yang ada di sampingnya.
"Bisa minta satu." Ucap Gracia meminta rokok Shani.
"Hah!." Shani cenggo ia masih mencerna apa yang telah terjadi.
"Hah! Ho! Hah Ho! Sini bagi satu rokoknya." Ucap Gracia lagi hendak mengambil rokok yang ada di samping Shani. Namun dengan cepat Shani menahannya.
"Jangan Gre nggak baik buat kesehatan kamu." Larang Shani.
"Trus buat kesehatan kamu baik gitu!" Ucap Gracia dengan kesal.
"Ya,..... Enggak sih." Balas Shani menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama sekali. Ia memutuskan untuk mematikan rokoknya dan menatap Gracia yang memandang lurus ke depan.
"Kamu ngapain ke sini Gre?" Tanya Shani memecah keheningan yang terjadi di antara mereka.
"Nggak ngapa-ngapain pengen kesini aja." Balas Gracia seadanya. Dan kembali hening.
"Em,.... Gre apa kamu sudah punya pacar lagi?" Tanya Shani hati-hati.
"Belum. Karena perasaan aku masih stuck di satu orang." Jawab Gracia menatap Shani yang juga menatap dirinya.
"Gre, aku mau minta maaf atas kesalahan yang telah aku perbuat sama kamu. Aku tau aku brengsek dan aku nggak pantas lagi buat kamu. Mungkin sulit buat kamu mau maafin aku, tapi tak apa semua aku terima karena memang itu yang seharusnya kudapat."
"Gre, mungkin kamu nggak percaya sama kata-kata ku ini, tapi yang jelas aku masih mencintai mu dan jika boleh berharap aku masih ingin kembali bersamamu. Meskipun hal itu sangat mustahil karena aku yang sangat bodoh sudah menyia-nyiakan wanita sebaik kamu." Shani menunduk setelah mengatakan hal itu.
Ya, Shani akui dirinya bodoh, brengsek dan jahat karena sudah menyakiti hati Gracia. Wanita yang sangat tulus mencintai dirinya.
"Look at me." Gracia menarik dagu Shani agar Shani menatap dirinya.
"Kamu mau berubah dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama jika aku mau kembali bersama kamu." Ya, perasaan Gracia masih stuck di Shani. Ia sulit untuk membuka hati untuk orang lain.
"Jika memang kamu mau kembali bersama ku. Aku janji tidak akan pernah mengulangi hal yang sama dan aku akan berubah. Cukup sekali saja aku bodoh sudah menyakiti kamu." Balas Shani.
"Aku mau kembali bersama kamu Shan."
"Kamu serius." Tanya Shani tak percaya.
"Ya aku serius dan tolong kali ini jangan sakiti hati aku lagi." Ucap Gracia.
"Aku janji." Shani langsung memeluk tubuh Gracia dengan erat.
"Aku pegang janji kamu!"
"I love you Shania Gracia Natio."
"I love you to Shani Indira Natio."
End.