Cupu Tampan Pemikat Hati

By Nunnuraini24

86.7K 3.5K 369

"Maksud kamu apa?" "Iya, aku suka sama Bang Cupu Ganteng, Bang Cupu Ganteng mau gak jadi pacar Ara?" "..." "S... More

PART-01
PART-02.
PART-03.
PART-04
PART-05
PART-06.
PART-07
PART-08
PART-09.
PART-10
PART-11
PART-12.
PART-13
PART-14
PART-15
PART-16
PART-17
PART-18(Cast CTPH)
PART-19
PART-20
PART-21
PART-22
PART-23
PART-24
PART-25
PART-26
PART-27
PART-28
PART-29
PART-30
PART-31
PART-32
PART-33
PART-34
PART-35
PART-36
PART-37
PART-38
PART-39
PART-40
PART-41 (Special Liburan)
PART-43
PART-44
PART-45
PART-46
PART-47
PART-48
PART-49
Coretan istri abi jaehyunπŸ“
PART-50
PART-51

PART-42

1K 55 3
By Nunnuraini24

Typo Bertebaran...
.
.
.
.
.

Tetap enjoy bacanya ya guys!

_________________________________

Pagi ini semua keluarga mbok Linda dan kakek Harjo berkumpul di halaman rumahnya, tak terkecuali para sepupu Ara yang ikut mengantarkan kepulangan Ara beserta keluarga.

"Sering-sering kesini ya nak, jangan pernah lupain mama sama papamu ini yang udah tua." Nasihat Mbok Linda sambil mengelus bahu anak nya penuh kasih sayang.

"Pasti ma, mama sama papa juga harus banyak-banyak istirahat biar staminanya tetap stabil." Balas Ranti sambil tersenyum manis.

"Joy tolong jaga Ranti sama cucu om ya." Pesan Harjo pada menantu nya itu.

"Itu emang sudah menjadi kewajiban Joy pa, jadi papa gak usah khawatir, Joy bakal jaga terus mereka semampu Joy." Balas Joy, lalu memeluk tubuh bungkuk papa mertua nya itu.

"Kalau gitu, semuanya kita pamit pulang ya." Pamit Joy, lalu semuanya masuk ke dalam mobil. Zayn sendiri memilih untuk satu mobil bersama keluarga Ara, membiarkan asisten nya yang membawa mobilnya sendiri.

"Papa kamu tahu kalau kamu kesini Zay?" Tanya Joy pada Zayn, ia melirik Zayn melalui kaca yang berada di samping kepala nya itu.

"Mereka tahu om, bahkan mereka sebelumnya tidak percaya kalau saya punya teman di Surabaya, eh ralat cuma mama saya sih yang gak percaya." Jelas Zayn memberitahu.

Joy mengangguk saja, sementara Ara, Kris dan Ranti hanya menyimak obrolan mereka saja.

"Saya kalau jadi mama mu pun pasti bakal ngiranya begitu." Balas Joy sambil terkekeh pelan, membuat Zayn pun ikut terkekeh.

"Tapi om penasaran sama kamu dan anak om, kamu kok bisa nyusul anak om sih? Emang kalian punya hubungan apa?" Tanya Joy dengan tingkat penasaran dewa.

Zayn dan Ara seketika saling melirik, sedangkan Kris melihat mereka dengan pandangan penasaran juga, pakai segala tatap-tapan lagi, jadi makin curiga Kris sama mereka.

Apa jangan-jangan...

"Kita berdua pacaran om, karena waktu ini adalah waktu yang pas, saya mau minta izin langsung sama om dan Tante buat mengenal Ara lebih jauh, dan menjadikan dia sebagai pelengkap ibadah saya kelak." Jujur Zayn dengan tulus, bahkan Ara yang berada di sampingnya itu sampai menenggelamkan kan wajahnya di dada bidang Zayn, dengan gemas Zayn pun menutupi wajah itu menggunakan jaket yang sedang ia pakai.

"Sudah om duga sih Zay, jadi om gak terlalu kaget." Joy hanya tersenyum tipis sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Jadi kalian..." Kris menutup mulutnya saking shock nya mendengar kabar ini.

"Mami kira kalian udah jadian waktu nak Zayn pertama kali ke rumah." Kata Ranti ikut terkejut juga.

"Ternyata waktu itu cuma lagi PDKT an toh." Lanjutnya sambil tersenyum menggoda.

Zayn nampak salah tingkah di goda oleh camer seperti itu, tapi sebisa mungkin ia akan bersikap cool di depan camer.

"Sebenarnya waktu itu bukan PDKT juga sih, cuma waktu itu Zayn di paksa Ara buat jalan-jalan sama dia, awalnya Zayn nolak, tapi dia selalu berisik, karena lama-kelamaan kasian juga, jadi Zayn iyain aja." Jujur Zayn sambil terkekeh mengingat moment itu, lalu ia merunduk melihat reaksi wajah kekasihnya itu.

Dan benar saja dugaannya, saat ini gadis itu sedang memonyongkan bibirnya sambil menatap sinis ke arahnya, anehnya pelukan itu malah semakin erat. Karena ia tak kuat menahan gemas, langsung saja tangan nya mengacak rambut Ara dengan gemas.

Sedangkan kedua orang dewasa dan satu cowok lebih tua di atas Zayn kini tengah memandang mereka dengan bermacam ekspresi.

Ekspresi jijik dan mengejek Kris yang saat ini lebih mendominasi, sedangkan Ranti dan Joy hanya menggelengkan kepala mereka tak habis pikir.

"BUCENNN TERUSSS." Seru Kris jengkel, bahkan ia tak segan segan untuk memisahkan Zayn dari adiknya itu.

"Ihhh diem abang... Lagi enak-enak nya juga di ganggu terus ih." Sebal Ara.

"Baru juga pacaran belum dihalalin, udah nempel-nempel aja kalian." Sindir Kris dengan muka julid nya.

"Bilang aja Abang iri, gak ada yang peluk-peluk. Iya kan Bang Zayn Ganteng?" Tanya Ara meminta pendapat pada Zayn.

"Iya." Jawab nya sambil melirik Kris dengan senyum miringnya. Dan Kris semakin di buat kesal melihatnya.

"Sttt... Udah Kris jangan ganggu adik mu, kalau dia badmood emang kamu mau jadi samsak dia?" Tegur Ranti pada anak sulungnya itu, bahkan matanya hampirnya saja keluar karena memelototi anak nya itu.

Kris melipat kedua tangannya di bawah dada, lalu berdecak, dia sendiri juga yang badmood.

Melihat itu Ranti lagi-lagi menggelengkan kepalanya tak habis pikir, andai anak sulungnya itu masih balita pasti kalau mood nya lagi jelek atau lagi ngambek ia bakal mengangkat tubuh kecil itu lalu menaruhnya di pangkuannya, ia bakal mencium nya gemas atau sekedar membelinya es cream untuk mengembalikan mood anak itu. Tapi, masalahnya Kris sekarang sudah tubuh menjadi cowok dewasa, tidak mungkin juga dia melakukan hal yang sama seperti dia memperlakukan Kris seperti dulu, posisinya saat ini pun susah, karena mereka berada dalam mobil, jika saja ada di rumah, pasti Ranti akan memanjakan Kris layaknya anak kecil.

Sudahlah biarkan saja untuk saat ini cowok itu ngambek atau memilih terdiam, nanti jika sudah sampai rumah ia akan coba membujuk cowok itu.

"Papi izinin kamu Zayn, tolong jaga dan sayangi putri kami seperti kami yang berusaha menjaga dan sayang sama Ara, jangan kecewakan papi, jika itu terjadi akan sulit buat papi mempercayai kamu kembali." Ujar Joy. Ia melihat reaksi Zayn melalui kaca yang berada di atas kepalanya itu.
Dan dia bisa melihat kalau Zayn seneng mendengar itu, bahkan tanpa ragu dan malu dia mengelus dan merengkuh tubuh putrinya.

"Terimakasih om, saya mungkin tidak bisa berjanji, saya juga manusia yang kadang suka melakukan kesalahan, tapi insyaallah saya akan berusaha untuk tidak mengecewakan om." Balas Zayn dengan tegas dan penuh tekad.

Joy mengangguk walaupun Zayn tidak tahu. "Om pegang omongan kamu." Ujar Joy.

Selama perjalanan menuju bandara, di dalam mobil itu diisi dengan berbagai obrolan ringan, Ara pun sudah berpindah tempat memeluk Kris yang tadi ngambek itu.

Ucapan Syakir mungkin benar, Kris cemburu, dia juga ingin bermanja-manja dengannya seperti ia bermanja-manja dengan yang lain, tapi gimana mau bermanja-manja kalau setiap mereka bertemu, ada aja hal yang mereka ributkan. Tapi ucapan Syakir lagi-lagi benar, mungkin cara itulah untuk Kris mengungkapkan rasa sayang nya pada adiknya.

***

Setelah menghabiskan waktu libur di mall, Ana dan Mita berniat untuk pulang ke rumah, karena waktu sudah siang ditambah mereka juga sudah lelah mengitari kwangya Jakarta dan membeli beberapa album dan printilan anak illichil.

Sedangkan sahabat mereka yang satu lagi si lemot, dia tidak ikut karena seperti biasa dihari libur pasti lintang akan menemani maminya untuk melakukan treatment wajah.

Mereka dengan perasaan happy pun berjalan menuju parkiran tempat si merah terparkir a.k.a mobilnya Ana.

Saat Ana sudah duduk di tempat kemudi, tiba-tiba saja Mita memanggilnya dengan cepat, dan terkesan terburu-buru, membuat Ana terheran-heran mendengar itu.

"Ada apa sih?" Tanya Ana dengan mata menyipit. Jakarta panas, di tambah terik matahari serasa di atas kepala jadi membuat siapa saja kalau berada di area yang luas pasti akan menyipitkan matanya.

"Itu... Itu... "

"Buruan ah mit, panas banget nih." Ujar Ana kesal.

"Anjing! Lihat dulu deh arah telunjuk gua Ana." Geram Mita. Membuat Ana mau tak mau melihat kearah telunjuk Mita itu.

"Loh itu kan Gibran? Dia udah pulang? Sejak kapan?" Tanya Ana bertubi-tubi pada Mita.

"Makanya itu, gua kaget waktu gak sengaja liat dia." Balas Mita sambil pokus melihat Gibran yang sedang duduk di kafe sebrang bersama seseorang.

"Kira-kira dia lagi ngapain ya sama cewek itu." Gumam Mita, namun masih di dengar oleh Ana.

"Temen nya mungkin, atau sepupu jauh nya, eh tapi tubuhnya familiar banget gak sih mit?" Ujar Ana meminta pendapat pada Mita.

"Iya, dia kayak..." Mita menatap Ana dengan tatapan sulit diartikan.

"Tapi dia bilangnya kan... Akh mungkin cuma perasaan kita doang kali, gak mungkin juga lah." Elak Ana yang masih berpositif thinking.

"Iya juga sih, yaudah lah jangan di pikirin, kita cabut aja, lama-lama panas juga disini." Mita pun tanpa dosa memasuki mobil terlebih dahulu meninggalkan Ana yang kini sedang dilanda kesal.

_

"Hufhh akhirnya... " Ara mulai merebahkan tubuhnya di atas kasur tanpa mengganti baju terlebih dahulu. Rasanya semua tulang punggung nya remuk, padahal perjalanan dari Jakarta ke Surabaya tidak sejauh perjalanan ke Los Angeles tapi tulang nya tetap saja seperti remuk.

Ara mencoba untuk memejamkan matanya sebentar, selama perjalanan pulang ini hatinya tak henti memikirkan ini-itu, seolah ia merasa kehilangan sesuatu. Si mbok dan kakek sedang apa ya? Suasana disana sekarang gimana ya? Pertanyaan-pertanyaan itu selalu saja hinggap selama perjalanan pulang, mungkin kah itu karena sebagian hatinya masih tertinggal disana? Makanya dia mereka kehilangan waktu perjalanan menuju pulang.

Seharian ini mungkin Ara berencana akan terus berbaring di bawah selimut, dengan keadaan lampu yang temaram, masabodo dengan Zayn yang nanti akan mencari nya.

***

Makan malam pun tiba, Zayn yang sedang duduk di kursi belajarnya sambil bertopang dagu melihat ponselnya yang hanya menampilkan layar hitam.

Tapi tiba-tiba saja seorang pelayan mengetok pintunya, dengan gontai Zayn pun membuka pintu itu.

Seperti biasa pelayan rumah ini akan selalu mengetok pintunya ketika sudah waktunya jam makan, dengan ogah-ogahan Zayn pun mengangguk, lalu ikut turun bersama pelayan itu.

Setelah sampai di ruang makan dan melihat kedua orang tuanya yang sedang duduk, Zayn pun memilih untuk duduk di samping mamanya, lalu mulai mengambil makanan nya dan melahapnya dengan pelan.

Gerald dan Mira menatap aneh pada anaknya, tiba-tiba sekali anak itu lesu, padahal ketika pulang dari Surabaya anak itu terus saja  tersenyum layaknya orang gila.

Beberapa menit kemudian, makan malam pun sudah selesai, Zayn sedari tadi tidak berhenti menghela napasnya, bahkan para pelayan dan mama nya pun sampai jengah mendengar suara itu.

"Kamu kenapa sih Zayn, dari tadi ngehela napas mulu, mama aja yang dengernya sampai jengah tau." Kesal Mira pada Zayn.

Zayn terdiam beberapa saat, lalu menatap mama nya dengan wajah melas.

"Ada apasih? Cerita sini sama mama." Mira berjalan menghampiri Zayn, lalu mengusap lembut punggung tegap cowok itu.

"Mama, Zayn kemarin abis nembak cewek_

"Kamu di tolak?! Makanya kamu lesu begini?" Zayn menatap mama nya dengan malas, padahal omongan nya aja belum selesai, main potong-potong aja.

"Bukan itu mama, makanya dengerin Zayn ngomong dulu ihh." Rengek Zayn.

"Oh salah ya? Yaudah deh cepat kasih tahu mama, mama jadi makin penasaran." Kata Mira dengan wajah tanpa dosa nya.

"Kemarin itu di Surabaya abis nembak cewek, dan Alhamdulillah nya ceweknya terima Zayn, tapi dia sekarang malah belum ngabarin Zayn sama sekali." Curhat Zayn dengan wajah lesunya.

Mendengar itu Mira mengulum senyumnya, jadi anak nya ke Surabaya ceritanya mau nembak cewek toh, dan ini juga alasan nya kenapa Zayn dari tadi lesu dan menghela napas terus.

Mira  jadi penasaran, siapa kira-kira cewek itu ya?

"Kok mama malah senyum-senyum sendiri sih?" Zayn menatap aneh mamanya itu.

"Kenapa kamu nggak chat dia duluan aja? Lagian dia kan abis pulang dari Surabaya, siapa tahu dia lagi istirahat di kamarnya, jadi gak sempat buka ponsel." Jelas Mira berusaha memberi pengertian pada anaknya itu.

"Udah jangan lesu begitu, anak cowok kok letoy sih? Besok juga kan masih ada waktu, kamu bisa ke rumah nya langsung kan." Sambung Mira berusaha menyemangati anak nya itu.

Zayn tersenyum, lalu mengangguk. "Makasih ma." Ucap Zayn dengan tulus.

"Sama-sama, eh tapi gak gratis loh." Ujar Mira sembari tersenyum misterius.

"Mama mau nya apa tinggal bilang sama Zayn, tenang aja uang Zayn masih banyak kok." Kata Zayn sambil tersenyum bangga, seketika membuat Mira menatap malas anaknya.

"Permintaan mama gak susah kok, cuma kenalin pacar kamu aja ke mama." Ucap Mira.

Zayn tersenyum lebar, lalu mengangguk cepat. "Tenang aja itu mah ma, pasti Zayn kenalin kok. Zayn jamin pasti mama bakal suka sama pacar Zayn." Mira mengangguk sambil tersenyum.

"Mama tunggu."

Setelah itu akhirnya mood Zayn kembali lagi, dia bahkan dengan langkah tegas menaiki tangga menuju kamar nya, tidak sabar menunggu esok hari tiba.

***

Sinar matahari menerobos masuk kedalam kamar Ara melalui celah-celah jendela kamar itu, sedangkan sang empunya kamar masih asik bergelung dalam selimut nya. Padahal seharian kemarin gadis itu lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam kamar, tapi gadis itu tetap saja merasa kurang.

Tok!

Tok!

Tok!

"BANGUN ATUH NON, UDAH SIANG, DI SURUH SARAPAN BARENG SAMA NYONYA!" Teriak salah satu pelayan di rumah ini yang sering membandingkan Ara, selain mami nya.

Suara teriakan itu membuat Ara menggeliat pelan di bawah selimutnya, ingin merubah posisi tapi suara teriakan itu lagi-lagi mengganggu nya. Mau tak mau Ara bangun, dan mengiyakan teriakan pelayanan itu.

Dengan hanya bermodalkan cuci muka dan gosok gigi, Ara menuruni anak tangga dengan perlahan karena bisa saja ia terjatuh dari atas tangga. Kan gak lucu baru aja sehari pacaran eh malah dapet musibah.

Setelah sampai di tangga paling bawah, dan baru saja kakinya mau melangkah menuju ruang makan, tiba-tiba saja badan nya menegang karena melihat pemandangan di depan sana.

"ANJAYY Zayn Ganteng banget...  Terus gimana kabar gua yang masih acak-acakan gini ya gustii." Gumam Ara, ia meringis malu ketika pandangannya mengarah pada baju yang di kenakan dan juga rambut seperti terkena setruman.

"Kalau gini nah, ibarat Zayn pangeran nya, sedangkan gua cuma upil yang nyangkut di hidung pelayan istana." Ujar Ara. Ia memegang dadanya dengan kondisi muka yang melas.

"Bodo amat lah! Salah dia sendiri Dateng ke rumah orang pagi-pagi buta kayak gini, yang penting pede ajalah." Gumam Ara lagi. Lalu setelah itu ia berjalan sambil mengibaskan rambut nya yang layak nya seperti rambut kesetrum

"Selamat pagi." Sapa nya memecah atensi mereka pada makanan.

"Pagi." Jawab mereka serempak.

Zayn menatap intens Ara, meneliti penampilan gadis itu yang menurut nya sangat lucu, membuatnya ingin memeluk nya.

Ehh??

Sedangkan Ara masabodo dengan itu, tapi hatinya tidak bisa berbohong, di dalam hatinya saat ini ia terus saja berdecak kagum oleh ke Gantengan Zayn, di tambah dia pakai kaos putih di lapisi Hoodie berwarna hijau abadi, dan celana panjang berwarna putih juga.

Beuhhh pokoknya ganteng banget, Ara aja sampai gak berhenti buat terpesona.

Karena sudah lengkap semua, mereka pun melanjutkan kembali sarapan yang sempat tertunda.

Beberapa menit berlalu, kini sarapan pagi sudah selesai, piring-piring kotor pun sudah di bersihkan oleh Ranti dan di bantu Ara. Kalau aja Zayn tidak bertamu pagi-pagi begini, pasti Ara bakal ogah-ogahan pas disuruh bantu mami nya beres-beres, berhubung ada Zayn disini jadi Ara harus menjaga image nya agar tidak buruk-buruk banget di depan Zayn. Biarpun penampilan jelek, tapi suka rajin bantuin mami, gitu loh maksudnya.

"Om, saya kesini mau minta izin buat ngajak Ara lari pagi di taman, boleh gak om?" Tanya Zayn pada Joy, mukanya nampak cemas karena takut tidak diizinin oleh Joy, padahal ia sudah membayanhkan hari ini berjalan dengan lancar bersama Ara.

Ara dibuat kaget dengan ucapan Zayn, masalahnya dia gak bilang-bilang dulu mau lari pagi, eh malah dengan seenak jidat minta izin ke papinya. Kalau aja dia bilang dari awal, pasti ia sudah standby, dan tinggal pergi habis sarapan, kan kalau gini dia juga yang harus nunggu lagi.

"Kok gak bilang?" Bisik Ara di telinga Zayn. Gak enak juga kalau kedengaran papi nya, bisa-bisa malah dirinya yang di ceramahin.

Zayn meringis pelan, lalu mendekatkan bibirnya di telinga Ara. "Aku lupa, aku juga takut ganggu kamu istirahat." Jawab Zayn merasa bersalah.

Mendengar alasan itu Ara memutar bola matanya malas, mau marah juga udah terlanjur kejadian, ibarat nasi sudah menjadi bubur mau di putar lagi menjadi malam pun mustahil terjadi.

"Yaudah kamu tunggu disini, aku mau siap-siap dulu. Eh tapi kalau aku gak mandi gak papa kan hehehe." Ujar Ana sambil menyengir lebar pada Zayn.

Bagaikan tersihir, Zayn juga ikut menyengir lalu menggelengkan kepalanya. "Gak papa, kamu tetep wangi kok. Yaudah sana, aku tunggu kamu disini ya." Balas Zayn sambil mendorong pelan tubuh Ara.

Ara sendiri tidak bisa menyembunyikan senyuman nya itu, ia pun dengan gerakan cepat mengedipkan matanya ke arah Zayn dan memberikan finger heart pada cowok itu lalu berlari meninggal Zayn yang sudah menutup mukanya malu. Sedangkan kedua orangtuanya yang diam-diam memperhatikan tingkah keduanya hanya bisa mengelus dadanya sabar, berbeda dengan Kris yang kini sedang meragakkan orang yang tengah muntah.

Setelah Ara menghilang pandangan mereka semu, Joy berdehem membuat atensi mereka teralihkan padanya.

"Boleh, tapi pulang nya jangan terlalu siang soalnya kasian anak om nanti kepanasan terus perawatan wajahnya jadi rusak deh, btw perawatan anak om mahal tau Zay ." Ucap Joy berniat untuk bercanda.

"Om tenang aja, Zayn kebetulan punya teman di luar negri yang punya perusahaan tentang perawatan wajah gitu, perusahaan nya juga terkenal disana dan tentu kualitas produk nya sangat baik, nanti Zayn bisa ajak Ara buat konsultasi sama teman Zayn disana, kalau mau om bisa liat-liat produk teman saya di akun official nya." Balas Zayn panjang lebar, mimik mukanya pun nampak serius.

Joy, Ranti, dan Kris hanya bisa melongo mendengar ucapan Zayn, Joy hanya berniat bercanda, tapi siapa sangka Zayn benar-benar menganggap serius ucapan nya itu.

___________________________

SELAMAT HARI RAYA IDUL ADHA SEMUANYA 🙏🙏😊😊

Salam manis dari istrinya haechan Ensiti 💚😍🌱

Continue Reading

You'll Also Like

4.1K 1K 30
Pacaran kok virtual itu darling apa daring? Star: 03 September 2023 End: -
179K 10.8K 41
JUDUL SEBELUMNYA ADALAH 3A DAN SEKARANG GANTI COMPLICATED HAPPY READING:) Bagi Aruna, mencintai adalah sebuah kesalahan, mencintai adalah sebuah dos...
174K 12.1K 47
Berlian terpaksa menjadi pengantin pengganti atas kaburnya adik kandungnya tepat di malam sebelum pernikahan itu terjadi. Tak ingin membuat dua kelua...
577K 51.4K 42
"Nay ngga mau kawin!" "Nikah Nayra bukan kawin..." "Pokoknya Nay ngga mau kawin..." "Harus!" "Yaudah Nayra mau mati ajalah..." "EH JANGANNNN!!!" Kisa...