Gabriello (Cetak ✅ │ Part len...

By tivery

70K 7.1K 2.1K

GABRIELLO adalah buku pemenang juara pertama untuk event menulis 50 days challenge Moon Seed Publisher. ____... More

-GABRIELLO-
-CAST GABRIELLO-
Day-1. Arcello Maqil
Day-2. Kejanggalan
Day-3. Makhluk Asing
Day-4. Gabriel
Day-5. Kesepakatan
Day-6. Penyesuaian
Day-7. Perkara Bunga
Day-8. Kenangan Penyembuh
Day-9. Keluar Rumah
Day-10. Hadiah Kecil
Day-11. Mulai Bergerak
Day-12. Bos Baru
Day-13. Beezel Fowk
DAY-14. Dilema
Day-15. Curahan Hati
Day-16. Romantis VS Komedi
Day-17. Angel's Party
Day-18. Sahabat Gabriel
Day-19. Hujan Minggu Sore
Day-20. Sebuah Distorsi
Day-21. Waspada
Day-22. Ancaman
Day-23. Inspeksi Dadakan
Day-24. Langkah Awal
Day-25. Rencana Liburan
Day-26. Melepas Senja Bersama
Day-27. Dalam Pelukan
Day-28. Kejutan Ulang Tahun
Day-29. Hadiah
Day-30. Perayaan Tahun Baru
Day-31. Getaran Perasaan
Day-32. Kegalauan Arcello
Day-33. Memintal Perasaan Kusut
Day-34. Cerita dan Rahasia
Day-35. Terjebak
Day-36. Dua Sisi Perasaan
Day-37. Yang Terlupakan
Day-38. Goyah
Day-39. Tragedi
Day-40. Berduka
Day-41. Adu Domba
Day-42. Kejujuran
Day-43. Pengkhianat Sebenarnya
CETAK
Day-45. Amarah
Day-46. Perpisahan
Day-47. Restart
Day-48. Bidadari Laki-Laki
Day-49. Dunia Baru
Day-50. Gabriello

Day-44. Di Ujung Kematian

737 88 26
By tivery

#Day44
Clue #Anak_Bulan

Dalam arti harafiahnya, anak bulan itu bulan muda atau bulan pada hari pertama--ketiga. Tapi untuk challenge kali ini, kita pakai makna kiasnya, yaitu orang yang tabiat atau tingkahnya gak tentu alias gajelas. Jadi orang lain susah mendefinisikannya.

* * * *

Sejak kepergian dirinya dari kediaman Arcello dua hari lalu, Gabriel tampak kehilangan arah. Ia bingung harus melakukan apa. Dalam egonya terlintas jika ia ingin kembali menjadi malaikat, tapi nuraninya mengatakan ia harus tetap di bumi untuk mengawasi dan melindungi tuannya. Gabriel kini tinggal bersama Rafael di apartemen sang sahabat.

Malam ini, hujan turun begitu deras. Kekhawatiran selalu melanda Gabriel. Ia tidak bisa meninggalkan tuannya begitu saja. Tapi ia juga tidak berani menampakkan dirinya di hadapan sang tuan lagi, karena apa yang ia lakukan telah membuat Arcello kecewa bahkan mungkin membencinya.

Dalam renungannya, Gabriel berusaha meyakinkan diri untuk tidak kembali ke langit meski Sang Penaung telah memberinya akses pulang. Gabriel bersikeras untuk tetap tinggal sampai tugasnya usai, karena ia tahu, jika ia kembali ke langit butuh proses lama untuk menjadi malaikat, sementara ia tidak bisa membiarkan tuannya sendiri dalam bahaya yang mengintai.

Setelah memohon petunjuk dan berkah, Gabriel tampaknya terjaga. Matanya nyaris tidak pernah terpejam . Sementara Rafael sudah pergi ke alam mimpi, tidur di kamarnya.

Gabriel yang tengah duduk di sofa seketika tersentak tatkala radar pendengarannya menangkap sinyal-sinyal berbahaya. Ia mendengar kerincing dari batu shappire yang ia berikan pada sang tuan, berbunyi.

"Gabriel!"

Gabriel terlonjak bangkit dengan mata terbelalak. Jantungnya berdetak cepat. Kekhawatiran di hatinya semakin menggila saat ia mendengar seseorang memanggil dirinya dalam ketakutan. Gabriel yakin, jika panggilan itu berasal dari tuannya yang kini dalam bahaya.

Gabriel berlari ke kamar Rafael. Cepat-cepat ia membangunkan sahabatnya.

"Rafael bangunlah! Tuan Arcell dalam bahaya," pekik Gabriel panik.

Rafael yang sedang terlelap seketika membuka mata mendengar tuannya terancam. Padahal biasanya butuh usaha ekstra untuk membangunkan Rafael. Namun untuk yang satu ini, ia bisa langsung bangun karena yakin tuannya sedang membutuhkan pertolongan.

"Mungkinkah?" tebak Rafael sambil menatap Gabriel. Sementara sang sahabat mengangguk tegas menimpali tebakannya.

Gabriel dan Rafael pun segera pergi menuju apartemen Arcello yang tidak jauh dari tempat mereka. Dengan mantra, keduanya melesat menerjang hujan.

"Tuan, bertahanlah," benak Gabriel sambil terus berlari secepat kilat untuk menyelamatkan sang tuan.

Begitu sampai di apartemen, Gabriel dan Rafael tidak menyangka jika kedatangan mereka sudah disambut oleh tujuh prajurit raja iblis, manusia berkepala serigala. Gabriel kebingungan, tapi tidak dengan Rafael. Ia meminta Gabriel untuk terus menemui sang tuan, sementara dirinya yang akan menghadapi para prajurit itu.

"Gab, pergilah! Biar aku yang urus mereka." Rafael menyuruh Gabriel segera pergi dan menyelamatkan Arcello.

Tidak ingin membuang waktu, Gabriel pun berlari. Rafael yang sibuk menebas prajurit raja iblis, melindungi Gabriel dengan terompetnya yang kini berubah menjadi pedang. Selain itu, Rafael juga mengaktifkan pelindung agar penghuni apartemen tidak terkena dampak.

Sementara Rafael disibukkan dengan pertarungannya, Gabriel kini telah berada di depan pintu apartemen Arcello. Dengan sisa kekuatan yang ia simpan selama ini, dirinya mampu membuka pintu yang terkunci dengan mantra.

Di ruang tengah, Lucifer masih menggantung Arcello dengan cekikannya. Sementara sang tuan semakin lemas tidak berdaya sambil terus menggenggam batu shappire miliknya.

Melihat apa yang dilakukan raja iblis, Gabriel benar-benar murka. Ia berlari sambil melompat dan menerjang. Menjejalkan kakinya tepat di kepala raja iblis.

Sementara Lucifer yang tengah fokus pada Arcello tidak menyadari ketibaan Gabriel di tempat itu. Sang raja iblis tidak sempat menghindari serangan Gabriel. Ia terhuyung hingga menyebabkan cekikannya pada leher Arcello pun terlepas.

Arcello jatuh ke lantai dengan tubuh yang terkulai. Melihat sang tuan nyaris tidak terselamatkan, Gabriel segera berlari menghampiri.

"Tuan!" pekik Gabriel. Ia langsung menangkap Arcello yang masih mempertahankan kesadarannya.

Dalam pandangannya yang semakin buram, Arcello mencoba menangkap bayang-bayang di hadapannya. Baginya itu seperti mimpi. Ia belum yakin jika sosok di hadapannya benar-benar orang yang diinginkan, hingga ia mendengar Gabriel berbicara.

"Tuan, bertahanlah. Saya akan menyelamatkanmu," ucap Gabriel sambil menggenggam tangan Arcello.

"Phi ... Gab ...?" Kata-kata Arcello tersekat. Sekarang ia yakin jika sosok di depannya adalah Gabriel. Dengan mengerahkan tenaga yang tersisa, Arcello berusaha menyentuh wajah sang malaikat.

Gabriel tersenyum. "Iya. Ini saya, Tuan. Gabriel," ucap Gabriel. "Terima kasih sudah mengingat dan memanggil saya," ucap Gabriel meyakinkan si anak bulan dalam dekapannya.

Mendengar hal itu Arcello menjadi lega. Di sisa-sisa kesadarannya, ia berusaha meminta maaf pada Gabriel. "Phi ... aku ... minta ... maaf!" bisik Arcello semakin melemah.

"Tuan, bertahanlah. Terus genggam batu shappire-nya. Itu akan menolongmu. Kumohon, bertahanlah sedikit lagi." Gabriel berbisik sambil memeluk Arcello. Sementara sang tuan sudah lemas tak sadarkan diri.

Setelah Arcello pingsan, Gabriel membawanya ke pojok ruangan. Merebahkannya di tempat aman. Ia yakin, selama sang tuan menggenggam pusaka pemberiannya, ia akan bertahan.

Setelah urusannya dengan Arcello usai, Gabriel bangkit menghadapi raja iblis. Ia berdiri menantang. Menatap makhluk jahanam di hadapannya dengan tajam penuh kebencian.

"Akh! Akhirnya kau datang juga, Gabriel. Apa kau kemari untuk menyerahkan nyawamu?" ucap Lucifer terdengar angkuh.

"Jangan sombong! Kedatanganku kemari adalah untuk menyelamatkan Tuanku serta melenyapkanmu, makhluk terkutuk." Gabriel menimpali kesombongan Lucifer.

Mendengar ucapan Gabriel, Lucifer tertawa terbahak-bahak. "Untuk apa kau menyelamatkan anak bulan seperti dia? Apa kau tidak sakit hati setelah dibuang layaknya sampah, lalu kini kembali dipungut dan dijadikan tamengnya?" ejek Lucifer. "Dari pada menolongnya, lebih baik kau beri tahu bagaimana cara untuk mengambil kekuatan itu."

Gabriel meludah. "Makhluk laknat seperti dirimu tidak akan pernah kubiarkan mengambil kekuatan Yang Agung. Jangan pernah berharap meski hanya mendekatinya." Gabriel mengancam Lucifer.

Bagi Lucifer, ucapan Gabriel terdengar seperti lawakkan yang berhasil membuatnya terpingkal-pingkal. "Maafkan aku!" Lucifer menahan tawa. "Untuk makhluk yang tidak jelas sepertimu, apa yang akan kau lakukan untuk melawanku? Apa kau akan menggunakan penggorengan dan pisau dapur sebagai alat tempurmu?" Lucifer terus mengejek Gabriel hingga membuat sang malaikat geram.

"Jangan banyak bicara, makhluk jahanam!" Gabriel berteriak sambil berlari menerjang raja iblis. Sementara sang musuh sudah siap dengan kuku-kuku setajam pisau yang muncul dari jari-jarinya.

Pertarungan satu lawan satu pun dimulai. Dengan tubuh tinggi sang raja iblis, Gabriel merasa diuntungkan. Ia bisa dengan mudah melewati celah-celah untuk menyerang dari dekat. Pukulan dan tendangan berhasil Gabriel berikan pada Lucifer, tapi tampaknya sang raja iblis terlalu tangguh sebagai lawan Gabriel.

Satu tinjuan pada perut Gabriel berhasil membuatnya terpental jauh hingga ke dapur. Ia mendarat tepat di samping rak pisau dan pan penggorengan yang tergantung di tempatnya.

Seperti yang dikatakan Lucifer, Gabriel menggunakan kedua benda itu sebagai alat tempur. Meski Gabriel sudah tidak punya pedang, setidaknya ia masih punya pisau, teman setianya di dapur.

Gabriel pun melompat ke atas mini bar dapur. Berdiri menantang di hadapan Lucifer. Sambil menutup mata, ia merapalkan mantra.

"Tabhair neart dom!"

Alat-alat yang dipegang Gabriel seketika berpendar. Pisau dapur pun menjadi lebih panjang seperti pedang. Kemudian ia lompat menerjang sang raja iblis.

Pertarungan sengit terjadi. Gabriel yang selama ini telah menyimpan sisa kekuatannya baik-baik, ditambah berkah yang ia minta pada Sang Penaung pun ia gunakan semaksimal mungkin untuk mengalahkan raja iblis. Meski dalam hatinya ia tidak yakin sejauh mana kekuatan itu akan bertahan, tetapi Gabriel harus tetap berjuang untuk menyelamatkan sang tuan. Orang yang paling ia cinta.

Tebasan demi tebasan Gabriel lakukan, setelah beberapa kali melawan, akhirnya ia mampu melukai musuhnya cukup dalam. Namun dengan kekuatan setingkat raja iblis, Lucifer dapat meregenerasi tubuhnya dengan cepat. Hal itu membuat Gabriel kewalahan.

Sementara di luar apartemen, Rafael masih terus bertarung melawan prajurit raja iblis yang tidak ada habisnya. Karena kewalahan, ia pun memanggil Azrael dan Mikhael untuk meminta bantuan dengan telepati singkatnya.

Mendapat sinyal bahaya dari sahabatnya, Azrael dan Mikhael yang sedang bertugas pun bergegas pergi menemui. Begitu keduanya sampai di area apartemen Arcello, mereka dibuat terkejut dengan pertarungan yang sedang terjadi.

"Verndarvígi!" Mikhael dan Azrael merapalkan mantra. Kemudian muncul kubah pelindung yang memisahkan dimensi dunia dengan area peperangan.

Keduanya berniat mendarat di balkon apartemen, tapi belum sempat mereka mendarat, Azrael dan Mikhael langsung dihadang pasukan iblis bersayap kelelawar. mereka pun bertarung di udara.

Pada dimensi dunia, keributan tidak bisa sepenuhnya diredam meski sudah dilindungi kubah pelindung. Distorsi terjadi. Guncangan-guncangan kecil mulai dirasakan sebagian penghuni apartemen yang paling dekat dengan unit Arcello. Hal itu menimbulkan sedikit kepanikan. Mereka kira telah terjadi gempa. Beberapa penghuni apartemen keluar unit untuk memastikan apa yang telah terjadi.

Sementara di unit sang tuan, Gabriel mulai kewalahan menghadapi kekuatan raja iblis yang tiada habisnya. Ia mati-matian mengatur napas dan bertahan, sedangkan Lucifer masih terlihat biasa-biasa saja. Gabriel menyadari hal itu. Mungkin jika dalam wujud malaikat ia mampu mengalahkan iblis terkutuk itu.

Sekali lagi Gabriel menghantamkan pan penggorengan pada rahang Lucifer sekaligus berniat memenggal kepala sang iblis yang tengah lengah. Namun bukannya terpenggal, pisau pedang Gabriel malah patah. Hal itu membuatnya terbelalak. Menyadari musuhnya lengah, Lucifer langsung memukul perut Gabriel dengan kencang hingga terpental dan jatuh menimpa rak payung dekat pintu.

Gabriel terbatuk memuntahkan darah. Namun ia berusaha bangkit dengan napas yang terengah, sambil mengelap darah yang keluar dari sudut bibirnya. Ia bingung harus melawan raja iblis menggunakan apa lagi. Sesaat kemudian, kerlingnya menangkap sebuah payung tergeletak di sebelahnya. Cepat-cepat Gabriel mengambil sambil merapalkan mantra.

"Bí ina spear géar!"

Payung yang dipegang Gabriel pun berubah menjadi tombak yang panjang dan tajam berwarna merah. Dengan sekuat tenaga ia pun berlari ke arah Lucifer. Gabriel kembali bertarung melawan raja iblis menggunakan tombak tersebut. beberapa kali Lucifer terkena tusukan dan tebasan mata tombak.

Mendapat serangan yang cukup parah, membuat Lucifer murka. Ia mulai serius bertarung melawan Gabriel. Sementara kekuatannya semakin besar, justru sang malaikat mulai melemah.

Gabriel mulai lengah karena kekuatannya sedikit demi sedikit habis. Ia tersadar jika saat dirinya memohon berkah, Sang Penaung memberi peringatan.

"Selama kau masih dalam wujud manusia, berkah sebesar apa pun akan ada batasnya. Aku harap kekuatan ini cukup untuk melawan raja iblis hingga bantuan langit tiba."

Kata-kata Sang Penaung terngiang-ngiang. Gabriel pun menyadari jika kekuatannya mulai habis. Bagi wujud manusia, kekuatan Lucifer bukanlah tandingan. Kekuatannya setara dengan penguasa langit.

Tanpa memberi kesempatan kepada Gabriel yang sedang lengah, Lucifer menendang perut Gabriel hingga terpental ke udara. Hal itu membuat Mikhael dan Azrael terkejut melihat sahabatnya melesat menuju awan. Mereka ingin menyelamatkan, tapi para prajurit raja iblis tidak berhenti menyerang.

Sesaat kemudian raja iblis melesat menyusul Gabriel. Di ketinggian, Gabriel dihantam habis-habisan. Dipukul, ditendang, dan dicabik dengan cakaran oleh Lucifer. Sementara Gabriel yang semakin kewalahan, ia berusaha melawan dengan tombaknya. Namun raja iblis berhasil merebut tombak milik Gabriel.

Lucifer berniat menendang Gabriel dengan tendangan neraka. "Cic ifreann!"

Melihat kaki Lucifer yang mengeluarkan api membuat Gabriel terbelalak, begitu juga dengan Mikhael dan Azrael.

Akh, mati aku! benak Gabriel pasrah.

Sekuat tenaga Lucifer menendang perut Gabriel. Tubuh sang malaikat melesat dari awan kembali ke apartemen tuannya. Bukan hanya tendangan, tombak yang direbut dari Gabriel pun Lucifer lemparkan kembali pada pemiliknya.

"Ge balga!" pekik Lucifer sambil melempar tombak yang menyala ke arah Gabriel. Dengan secepat kilat, tombak tersebut berhasil menembus dada kiri Gabriel. Hal tersebut membuat Azrael dan Mikahel berteriak seketika.

"Gabriel!" pekik Mikhael dan Azrael panik saat melihat sahabatnya tertusuk tombak sambil melesat siap mendarat.

Beberapa detik kemudian, Gabriel sudah mendarat di apartemen Arcello. Menghantam apa saja. Hingga akhirnya tubuh lemah penuh luka dan darah itu berhenti setelah menabrak tembok. Tidak jauh dari posisi Arcello yang masih tak sadarkan diri.

Kini Lucifer telah kembali. Berjalan menghampiri Gabriel yang tengah menahan rasa sakit. Meski Gabriel sudah memuntahkan darah berkali-kali, tapi ia masih berusaha mempertahankan diri.

Lucifer berdiri di hadapan Gabriel dengan senyum liciknya. "Apa kau kesakitan, Gabriel?" tanyanya pelan. "Sudah kukatakan. Lebih baik kau beri tahu bagaimana cara mengambil kekuatan itu dari pada melawanku ...," ucap Lucifer. "... dan aku berjanji akan membebaskanmu dari kesakitan," pungkasnya.

Alih-alih menjawab, Gabriel malah menggeleng. Meski tak berbicara, tapi Lucifer memahami arti dari gelengan itu. Senyum liciknya pun berubah menampakkan wajah bengisnya. Dalam amarah, Lucifer seketika mencabut tombak yang menancap di dada kiri hingga Gabriel berteriak kesakitan.

"Arrgghhh!"

Gabriel sudah tidak sanggup lagi menahan tubuhnya yang mulai kebas. Darah segar keluar dari mulut dan luka di dadanya. Tenaganya sudah hilang semua, yang tersisa hanyalah satu sudu kesadaran yang mati-matian ia pertahankan.

Gabriel menoleh ke arah Arcello yang masih tergeletak tak berdaya. Ia sudah tidak bisa bertahan lebih lama. Yang tersisa, hanyalah tangis dan sebuah penyesalan.

"Tuan, saya minta maaf. Saya tidak bisa melindungimu!"

Perlahan pandangan Gabriel buram. Pendengarannya menggema. Napas yang tersisa pun kini nyaris sirna. Sesaat kemudian dunia pun gelap gulita.

**mantra yang digunakan diambil dari bahasa Irlandia.

* * * *

Team Jasun

tivery x noenu_

Terimakasih sudah membaca, tolong berikan bintangnya sebagai bukti kasih sayangmu
⭐⭐⭐⭐⭐

Janji, besok baca next chapternya ya...

Continue Reading

You'll Also Like

178K 10.2K 20
BADBOY STRAIGHT DI BELOKAN OLEH PRIA MANIS? story themed gay~
1.1M 103K 32
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...
102K 8.3K 25
Original Story By Fandrias94 ========== Cerita ini sempat Hiatus beberapa tahun, sempat saya hapus juga di Wattpad. Karena kebetulan yang ini saya ma...
34.3K 4.4K 6
[Tamat] Jovan sedang marah kepada mantan kekasih Kakaknya, dia ingin membuat perhitungan pada si preman kecil... Jemie yang berniat mendekati orang y...