MY EVERYTHING 《LovegoodxRiddl...

By Lily_anneeee

10.4K 1.1K 111

[Slowupdate] Tom Riddle lahir karena ramuan cinta, itu menyebabkan ia tidak memiliki hati dan tidak akan pern... More

1. Moonlight
2. New Friend
3. Don't Bother Her
4. Middle Night
5. She's Mine
6. Tom Riddle & Lorenzo Selwyn
8. Love To Hate Me
9. Summer
10. We're just Friends?
11. Naughty Kitten
12. Who is That?!
13. Carrow & Amortentia
14. Suspicion
15. Love That Destroys Everything
16. With U Again
17. My Own Lady
18. Amora Has Attack
19. Amora & The Chamber Of Secrets
20. What Happened

7. First Kiss

539 64 13
By Lily_anneeee

Amora dan Tom kini sedang berada di ruang kebutuhan, seperti biasa Tom mengajarinya hal-hal baru yang belum ia ketahui didunia sihir. Di pertemuan mereka kali ini, mereka membuat ramuan Draught Of Living Death (tegukan hidup bagai mati).

Saat Amora hendak memotong kacang Sopophorous untuk mengambil sarinya, Tom menghentikannya.

"Itu tidak dipotong sayang, itu harus dihancurkan." instruksinya, lalu Amora mengikutinya saja. Ia menghancurkannya dengan pisau.

Setelah dihancurkan keluarlah cairan sari yang mereka butuhkan untuk ramuannya, ia memasukkan sarinya kedalam kuali. Tak lama ramuannya berubah menjadi warna ungu pekat, lalu akhirnya berubah menjadi jernih seperti air yang bertanda bahwa ramuannya telah jadi.

Tom memasukkan setangkai daun kedalam ramuannya, lalu daun tersebut langsung lenyap seketika yang artinya ramuan yang ia buat berhasil.

"Great! 10 point to Ravenclaw." ucap Tom seakan ia adalah Professor membuat Amora terkekeh geli melihat tingkahnya.

"Sudah malam, sebaiknya aku mengantarkanmu keasrama sekarang." Amora hanya mengangguk mengerti.

Di perjalanan mereka hanya diam tidak ada yang mengeluarkan suara karena takut ketahuan Professor atau Prefek yang berjaga. Walaupun Tom sendiri adalah Prefek, tapi ia sedang tidak bertugas malam ini. Hingga akhirnya mereka sampai di menara asrama Ravenclaw.

"Baiklah, sekarang masuklah kedalam dan segeralah tidur agar kau bisa membawaku ke kandang hewan-hewan gaib Professor Kettleburn yang sudah kau janjikan padaku." Amora mengangguk lucu saat Tom mencium keningnya.

"Iya-iya, aku janji. Kalau begitu Good night, Tom" gadis itu melambaikan tangannya.

"Good night, Kitten. Have a sweet dream." Tom berjalan meninggalkan menara Ravenclaw saat gadisnya sudah masuk kedalam asramanya.

Sepanjang jalan keasrama, Tom merutuki jantungnya yang selalu berdegup kencang saat bersama Amora. Perasaan aneh apa ini, ia benar-benar membencinya. Perasaan-perasaan seperti inilah yang membuat manusia lemah, pikirnya.

Sesampainya diasrama ia segera memasuki kamar pribadinya. Ya, ia memiliki kamar pribadi karena telah menjadi murid kesayangan Professor Slughorn selaku kepala asrama Slytherin.

Ia berdiri didepan cermin dan melihat tangannya yang diplaster dengan gambar lucu sebagai motifnya.

Tom tersenyum mengingat kenapa ia mendapatkan plaster lucu itu.

Flashback

Tom sedang menyiapkan alat-alat untuk membuat ramuan. Biasanya ia selalu berhati-hati dalam menyiapkan sesuatu, namun perhatiannya teralihkan oleh senandung kecil dari Amora.

Suaranya yang selembut kapas itu mengalihkan perhatian seorang Tom Riddle. Tanpa sadar saat tangannya hendak meraih pisau, ia tidak sengaja malah memegang bagian tajam dari pisau itu yang membuat jarinya terluka dan mengeluarkan darah.

Menyadari Tom berdarah Amora segera meraih tasnya dan mencari sesuatu didalam tasnya. Ia mencari Dittany dan plaster

Saat ia sudah mendapatkan apa yang ia cari, Amora langsung meneteskan Dittany dan membalut luka kekasihnya dengan plaster lucu yang ia punya.

(Anggap aja disini hello kitty udh ada ya)

"Apa ini?" tanya Tom menatap bingung plaster yang sudah menempel di jarinya.

"Plaster. Fungsinya sama dengan perban, hanya saja plaster lebih kecil dan mudah dibawa kemana-mana" jawab Amora. Tom hanya mengangguk.

"Dari mana kau mendapatkan benda ini?" tanya Tom lagi.

"Waktu aku pergi berjalan-jalan didunia Muggle, aku melihat ini. Ini akan sangat membantu disaat aku atau orang di sekitarku terluka. Selain praktis, ini juga lucu." ia menunjuk motif yang terdapat pada plaster tersebut.

"Ini dari Muggle?" Amora mengangguk lucu.

"Kenapa?" tanya Amora karena melihat raut wajah Tom yang berubah.

"Ahh, tidak ada hanya saja.. aku baru melihat motif seperti ini." lagi-lagi Amora mengangguk.

Flashback end

"Lucu sekali..." ucapnya sambil tersenyum-senyum.

Seakan tersadar sesuatu, Tom langsung merubah raut wajahnya yang tadinya tersenyum kini berubah menjadi wajah datar seperti biasanya.

"Apa-apaan ini, tidak.. aku tidak boleh seperti ini. Aku harus fokus pada rencanaku, menguasai dunia sihir dan membuat semua orang takut padaku." wajahnya berubah lagi menjadi seringaian jahat.

=====°•~•°

Hari ini hari libur, Amora sudah lama tidak melihat hewan-hewan gaib milik Professor Kettleburn. Ia juga mengajak Tom untuk melihat hewan-hewan itu juga, ia akan memperkenalkan Tom pada hewan-hewan gaib yang sangat disayanginya.

Saat gadis itu keluar dari asramanya, ia sudah bisa melihat Tom berdiri menyandar didinding dekat tangga asramanya dengan tangannya dimasukkan ke saku jaketnya. Terlihat sangat tampan.

"Hello," sapa pemuda itu duluan.

"Haii, sudah lama menunggu?" tanya Amora.

"Tidak, aku baru saja sampai." gadis itu mengangguk. Mereka ingin ke dapur terlebih dahulu, mengambil beberapa makanan untuk hewan-hewan itu. Lalu mereka segera berjalan menuju kandang hewannya Professor Kettleburn. Di perjalanan kesana, Amora sangat bersemangat menceritakan Satwa gaib yang akan mereka temui nanti. Saat sampai beberapa Hippogriff terlihat senang dan langsung berdiri karena kedatangan Amora dan Tom.

"Hello, apa kabar kalian semua teman-temanku?" Amora menyapa para Hippogriff itu dengan menunduk anggun, saat mereka juga menunduk. Amora langsung mengelus lembut kepala salah satu dari mereka.

"Kenalkan, ini kekasihku. Tom Riddle." Amora mengajak Tom untuk melihat lebih dekat. Tom menunduk mengingat keangkuhan hewan tersebut, sebenarnya ia sangat malas menunduk untuk hewan yang menjijikan menurutnya ini.

Melihat Tom menunduk para Hippogrif pun mulai menunduk juga mempersilahkan Tom untuk mengelus kepala mereka. Dengan paksaan dari Amora, Tom akhirnya mau mengelus kepala hewan itu.

Amora mengoceh banyak tentang Hewan yang bernama Hippogrif itu sanbil memberi mereka makan. Tanpa sadar Tom tersenyum mendengar ocehan gadisnya yang menurutnya lucu.

Saat menurutnya sudah cukup memperkenalkan para Hippogriff pada Tom, Amora mengajak Tom untuk melihat Bowtruckle.

"Selanjutnya adalah Bowtruckle. Bowtruckle Adalah binatang hijau kecil penjaga pohon yang memiliki tangan yang tajam, kita harus berhati-hati saat menyentuhnya. Bentuknya seperti ranting kecil, kan? Bowtruckle bisa ditemukan di dalam pohon-pohon dengan kualitas yang baik untuk dijadikan tongkat sihir. Bowtruckle ditemukan oleh Newt Scamander saat masih bersekolah disini, ia menemukannya berada di sebuah pohon di pulau kecil di danau hitam. Sekarang hewan ini bisa di temukan di pohon dekat kandang milik Professor Kettleburn." jelas Amora panjang lebar. Sembari hewan magis itu berada di punggung tangannya. Tom melihatnya, hewan itu persis seperti pohon kecil yang bergerak.

Tom kembali menatap kearah gadis itu saat ia mulai mengoceh lagi tentang hewan ini. Tom menatap teliti setiap inci dari wajah cantik gadisnya itu. Tiba-tiba jangtungnya berdegup kencang disaat ia memperhatikan wajah gadis itu. Netra biru lautnya yang indah sangat cocok dengan rambut blondenya yang panjang dan bergelombang terlihat sangat lembut, diwajahnya juga terdapat sedikit freckles, hidungnya yang mancung, dan bibirnya yang kecil bewarna merah muda pucat. Membuatnya menyadari betapa cantiknya orang yang berada disampingnya ini. Perasaan aneh itu kembali muncul, entah mengapa ia merasa bahagia dan nyaman saat didekat gadis itu. Apakah ini yang dinamakan cinta?

Tidak-tidak ia tidak mungkin bisa merasakan cinta, lagipula cinta hanya akan membuatmu lemah. Ia harus menepis jauh-jauh perasaan aneh ini, ia harus fokus ke tujuan awalnya.

"Tom, Tom. Kau mendengarkanku?" Amora melambaikan tangannya tepat didepan wajah pemuda itu yang masih memperhatikan Amora dengan wajah datarnya.

"O-oh, ya. Ada apa Amor?" tanya Tom saat tersadar dari lamunannya.

"Kau melamun?" tanya gadis itu yang dibalas gelengan oleh Tom.

"Jangan sering melamun, Tom. Nanti Wrackspurt mendatangimu." Tom menatap Amora bingung. Seakan mengerti tatapan bingung dari Tom, Amora menjelaskannya.

"Wrackspurt adalah makhluk tak terlihat yang mengambang di telinga dan membuat otak manusia menjadi kosong dan kabur." Tom hanya menganggukkan kepalanya.

"Bagaimana orang mengetahui ada hewan itu, bila hewannya saja tidak terlihat dimata manusia?" tanya Tom.

"Ada kaca mata khusus untuk melihat makhluk itu. Keluarga Lovegood pernah membuat satu, namun sekarang rusak dan sedang diperbaiki oleh ayahku." dari tadi mereka berjalan akhirnya sampai pada hewan magis yang akan Amora kenalkan pada Tom.

"Nah, hewan terakhir ini adalah Thestral,aku sama sekali tidak bisa melihatnya. Karena hanya orang yang sudah melihat kematianlah yang dapat melihat hewan ini." ucapnya seraya melempar daging ketanah, dalam sekejap daging itu habis seperti dimakan sesuatu.

Tom bisa melihat hewan itu tengah memakan daging yang Amora berikan pada hewan itu.

"Aku bisa melihatnya." Ya, tentu Tom bisa melihatnya. Sebelum melanjutkan tahun kelimanya kemarin, ia mengunjungi kediaman Tom Riddle sr. dan kediaman keluarga Morfin Gaunt untuk membunuh mereka. Ia juga menjadikan ayah kandungnya tumbal untuk pembuatan Horcrux pertamanya dengan cincin dari keluarga Gaunt yang ia ambil dari pamannya. Ia juga mengambil seluruh kekayaan dari keluarga Riddle yang menjadikannya memiliki banyak uang. Jadi tentu saja ia dapat melihat makhuk itu, karena ia pernah membunuh 4 orang sekaligus. 4 orang itu adalah Tom Riddle sr. ayahnya sendiri, Morfin Gaunt dan istrinya, lalu satu penjaga Riddle Manor.

"Kau bisa melihat mereka?" tanya Amora berbinar. Tom mengangguk.

"Aku pernah melihat seorang Muggle bunuh diri didepan mataku." jawab Tom berbohong.

"Bagaimana rupa mereka?" tanya Amora lagi.

"Mereka seperti kuda yang sangat kurus hingga tulangnya hampir terlihat, mereka juga memiliki sayap seperti Kelelawar. Agak menyeramkan sebenarnya." Amora mengangguk.

"Walau begitu, aku tidak ingin bisa melihat mereka. Aku tidak ingin melihat kematian, itu sangat mengerikan." seandainya kau tau bahwa orang yang kau anggap kekasih ini adalah seorang pembunuh yang sudah membunuh 4 orang di usianya yang masih 14 tahun.

"Baiklah, sudah waktunya sarapan. Ayo kembali ke kastil." ajak Amora yang dibalas anggukan oleh Tom

=====°•~•°

Saat sampai mereka berpisah, Tom kemeja asramanya Slytherin dan Amora kemeja asramanya Ravenclaw.

"Wuhuu.. yang habis kencan di kandang milik Professor Kettleburn. Bagaimana kencannya, apa kalian berciuman?" tanya Myrtle menggoda yang langsung dapat pukulan maut dari Marietta.

"Tidak, aku hanya mengenalkan hewan-hewan itu padanya tidak lebih." jawab Amora menggeleng melihat tingkah mesum Myrtle.

"Benarkah?" lagi-lagi ia mendapat pukulan maut dari Marietta.

"Hiraukan dia, Mora. Cepat makanlah sarapanmu." Amora mengangguk, sedangkan Myrtle sudah tertawa cekikikan.

Amora memakan sarapannya dengan tenang sampai adanya pengumuman tentang pertandingan Quidditch antar sekolah sihir di dunia, ia teringat bahwa Tom adalah Seeker asrama Slytherin. Pertandingan itu dilaksanakan di sekolah sihir Durmstrang itu artinya Tom akan pergi dari Hogwarts selama beberapa minggu. Pertandingan dilaksanakan 2 minggu lagi, itu artinya para peserta dapat berlatih selama 2 minggu.

"Baiklah, ada 7 murid dari masing-masing anggota Quidditch tiap asrama. Keeper Mr. Verzain, dari asrama Ravenclaw, Beater dipegang oleh Mr Bell dan Mr. Weasley dari asrama Gryffindor, Chaser dimainkan oleh Mr. Malfoy, Mr. Pucey dari Slytherin dan Mr. Zergyvan dari Hufflepuff, dan Seeker dipegang oleh Mr. Riddle dari asrama Slytherin. Nama-nama tersebut yang akan pergi ke Durmstrang dan bertanding untuk Hogwarts besok. Semoga di pertandingan kali ini sekolah kita dapat memenangkan piala Quidditch antar sekolah sihir di dunia." semua murid bertepuk tangan meriah. Amora melihat kearah Tom yang ternyata juga sedang melihat kearahnya. Gadis itu tersenyum dan bergumam 'semangat' pada kekasihnya yang dibalas senyum dan juga anggukan dari kekasihnya.

Amora terus memandang Tom, ia tidak sadar bahwa sedari tadi tak jauh dari tempat ia duduk sekelompok murid Ravenclaw yang tak lain adalah Carlotte dan kawan-kawannya tengah menyeringai mendengar kabar barusan.

"Oh ya, aku lupa menyampaikan ini." Professor Dippet kembali menaiki podium.

"Aku ingin menyampaikan, bahwa para peserta pertandingan boleh membawa teman masing-masing satu untuk menemani mereka selama di Durmstrang. Baiklah, itu saja yang ingin kusampaikan selamat menikmati hari libur kalian." beberapa peserta memekik senang, sementara Tom tengah tersenyum sambil menatap Amora. Lama mereka saling pandang Tom menggumamkan 'kau ikut' yang dibalas anggukan oleh Amora.

Amora dan kedua sahabatnya hendak keluar dari Great hall, melihat Tom seperti menunggunya. Amora menyuruh kedua temannya untuk duluan saja lalu ia menghampiri kekasihnya.

"Black lake?" tanya Tom, Amora mengangguk.

Sampai didanau hitam, Tom mengayunkan tongkatnya. Secara sihir munculah alas kecil dan beberapa makanan ringan diatasnya.

"Duduklah.. Ini piknik kita, sayang." Tom meletakkan buku-buku yang ia bawa, ia meletakkannya diatas alas dan membaca salah satunya.

Amora duduk, ia mengayunkan tongkatnya dan munculah alat-alat melukisnya. Melukis adalah salah satu hobinya, walaupun ia jarang melakukannya.

Ia melihat sekeliling mencari objek yang akan ia lukis. Hingga pandangannya jatuh pada Tom yang sedang membaca bukunya. Pemuda itu sangat tampan dengan kemeja putih dengan lengan kemejanya yang ia gulung hingga siku, rambut ikal hitam legamnya, wajahnya yang tampan bak dewa Yunani dan dadanya yang sedikit terlihat karena ia membuka dua kancing kemejanya. Oh betapa tampannya kekasihnya ini.

Ia memilih wajah tampan kekasihnya saja yang ia lukis.

"Tom, bolehkan aku melukismu?" Tom mengalihkan perhatiannya dari bukunya saat mendengar perkataan Amora. Tom tersenyum lalu mengangguk. Pemuda itu mengganti posisinya menjadi setengah berbaring dengan satu tangannya menahan tubuhnya dan tangan satunya memegang buku kembali membacanya. Melihat itu gadis Lovegood itu tertawa.

"Ada apa?" tanya Tom sembari tersenyum.

Amora menggeleng."Posisi yang bagus, Tom. Kau cocok menjadi model." Tom hanya tertawa dan melanjutkan membacanya, sedangkan Amora mulai menggambar pemuda itu.

Tidak ada yang membuka suara, mereka sibuk pada urusannya masing-masing.

"Bagaimana dengan Legillimencymu, apakah ada perkembangan?" tanya Tom memecah keheningan antara mereka.

"Sudah, aku sudah bisa melihat isi pikiran Marietta semalam. Ia memikirkan Abraxas Malfoy yang tengah menari tarian Salsa, tapi dengan memakai pakaian wanitanya, hihi.." Amora tertawa melihat isi pikiran aneh sahabatnya itu.

"Benarkah? bagaimana bisa dia memikirkan itu?" tanya Tom.

"Mungkin, karena Abraxas Malfoy yang mengejeknya penghianat darah. Makanya ia marah dan membayangkan itu." ucap gadis itu yang masih fokus melukis wajah tampan Tom.

"Kau tampan, Tom." tanpa sadar ia mengucapkan hal itu.

"Aku tau, kau juga cantik." menyadari perkataannya tadi Amora membulatkan matanya dan pipinya bersemu merah.

"Bisakah kau lukis dirimu juga disebelahku?" Amora mengangguk.

Ia mulai melukis sketsa dirinya sendiri dengan bayangannya. Posisinya tengah duduk manis sambil memegang alat lukisnya. Ia menggambarkan aktivitas mereka saat ini.

Melihat wajah fokus dan serius dari Amora yang memandanginya lagi-lagi jantungnya berdegup kencang, kali ini bukan hanya jantungnya yang berdegup kencang, namun ia merasakan pipinya memanas.

"Tom pipimu memerah," dia tersadar saat Amora menyentuh pipinya lembut. Sentuhan lembut itu malah makin membuat pipinya memerah, ia segera mengalihkan pandangannya.

"Tidak apa, mungkin karena cuaca yang panas." alasannya.

"Ini bulan April, Tom. Tentu saja cuacanya mulai panas." Tom mengangguk samar.

Amora menggeleng, lalu ia mengayunkan tongkatnya munculah dua topi wanita dan pria. Ia memberi satu topi yang untuk pria kepada Tom.

"Karena cuacanya mulai panas, pakailah topi ini. Agar wajahmu tidak langsung terkena sinar matahari." Tom memakainya, lalu kini Amora yang memakainya.

Menghabiskan waktu dengan Amora membuat Tom merasakan hal baru. Ia tidak pernah di perlakukan semanis ini oleh seseorang sebelumnya, teman-temannya? mereka hanya mau berteman dengannya karena mereka takut dengan Tom. Tom memikirkan rencana jahatnya pada gadis semanis ini, sifat tidak teganya muncul. Ia tak pantas untuk mendapatkan semua perhatian gadis ini. Ia memang pernah membunuh 4 orang sekaligus, namun ia tetap memiliki kemurahan hati pada orang yang sudah memperlakukannya sebaik ini. Apa ia akan mengakhiri semua rencananya pada gadis sebaik, semanis, dan selembut ini?

Tidak-tidak ini sangat tanggung, tinggal sedikit lagi gadis ini akan jatuh pada kuasanya. Ia tidak akan mengakhirinya begitu saja. Namun perasaan aneh ini tidak bisa bohong, ia membutuhkan, menginginkan gadis ini. Hatinya terasa penuh dengan warna saat gadis ini muncul dalam hidupnya. Gadis yang datang dengan cinta dan kasih sayang, tidak seperti gadis lain yang pernah datang padanya hanya dengan gairah dan kekaguman akan dirinya.

Tom mendekati Amora yang sedang membereskan alat melukisnya.

"Amor," yang dipanggil pun menoleh dan tersenyum, senyuman hangat seperti biasanya yang sangat ia sukai.

Tanpa sadar wajahnya perlahan maju mendekatkannya pada wajah Amora, semakin dekat mereka berdua meutup kedua mata mereka hingga bibir mereka bersentuhan. Manis, itu yang Tom rasakan saat mereka berciuman membuatnya candu akan bibir Amora. Mungkin ia akan sering mencium gadis ini

Lama bibir mereka bersentuhan, akhirnya Tom melumat lembut bibir mungil Amora yang dibalas oleh gadis itu. Setelah lama mereka saling melumat akhirnya mereka memutus ciuman tersebut karena kehabisan nafas.

"First kiss?" tanya Tom.

Amora mengangguk malu membuat Tom terkekeh melihat kedua pipi gadis itu yang memerah.

"Kau harus mulai terbiasa, sayang. Karena mungkin nanti aku akan sering menciummu seperti tadi." mata Amora membulat lucu, gadis itu memukul pelan lengan Tom. Sedangkan Tom sudah tertawa-tawa.

"I'm addicted to your lips." perkataan pemuda itu semakin membuat pipi gadis itu memerah.

"Lihat, pipimu merah sekali." Tom tertawa menunjuk kedua pipi Amora.

"Stop it." Amora menutup kedua pipinya dengan kedua tangannya.

"Baiklah-baiklah, ayo kita kembali ke kastil. Sebentar lagi jam makan siang." ucap Tom mulai bangkit dan membereskan semuanya. Amora melakukan hal yang sama, ia membantu Tom membereskan buku-buku pemuda itu. Hingga ia tak sengaja menjatuhkan satu buku bersampul hitam polos yang berada di tumpukan buku yang Tom bawa. Ia mengambilnya, ia membalik buku itu dan melihat nama Tom Mavolo Riddle tertera pada sisi bawah sampulnya.

"Tom, buku apa ini?" tanya Amora sambil membuka dan melihat-lihat isi buku yang ternyata kosong, tidak ada apa-apa disana."Kenapa buku ini kosong?" tanyanya masih mencoba menemukan sesuatu.

Melihat itu, Tom dengan cepat mengambil buku itu dari tangan Amora, membuat sang gadis terkejut.

"Oh, maaf. Aku tidak tau buku ini sangat rahasia." Amora menunduk merutuki kesalahannya.

"Tidak apa kau tidak tau, sayang." untungnya Tom memaafkannya.

"Sudah? ayo kembali." ajak Tom pada Amora yang dibalas anggukan oleh gadis itu.

Diperjalanan ke Great hall hanya ada keheningan diantara mereka, namun walau begitu tangan mereka saling bertaut.

"Mau makan dimejaku?" tanya Tom aaat mereka sampai didepan pintu Great hall.

Amora mengangguk, lalu Tom membawanya ke meja asrama Slytherin yang tentunya mendapat tatapan tidak suka dari murid asrama tersebut. Namun mereka tidak berani mengatakan sesuatu pada gadis itu, mengingat siapa gadis itu sekarang.

"Duduklah, sayang." Amora duduk tepat disamping Tom. Ia makan dengam tenang ada beberapa murid Slytherin yang mengajaknya berbicara untuk sekedar berkenalan. Ia berkenalan dengan si kemnar Leon & Leo Lestrange, Verzio Nott, Garfize Avery, Anthony & Druella Rosier, dan yang para Black.

"Tom, aku kembali kemejaku ya. Terima kasih sudah mengenalkanku pada teman-temanmu. Sampai jumpa." saat ia hendak melangkah ke meja asramanya, tiba-tiba saja ia tersandung sesuatu yang menyebabkan ia terjatuh dan keningnya terluka karena terbentur meja saat terjatuh.

"Ouch," ia terus memegangi kepalanya yang pusing akibat terbentur, ia melihat apa yang membuatnya tersandung. Ternyata itu ulah Olive Hornby dan teman-temannya.

"Ups, sorry. Aku tidak melihat ada orang tadi." ucapnya seraya tertawa.

"Ya, tidak apa. Lain kali lihat-lihat kalau ada orang disekitarmu." Tom yang melihat itu langsung bangkit dari duduknya dan menghampiri Amora.

"Sayang, kau baik-baik saja?" lalu tangannya menyibak rambut yang menutupi kening gadis itu.

"Kau terluka, ayo kita ke Hospital wings dan obati lukamu sebelum bertambah parah." gadis itu hanya mengangguk lemah, kepalanya masih pusing.

Sebelum mereka keluar dari Great hall, Tom menatap Olive Hornby dengan tatapan dingin dan datarnya yang membuat gadis itu merinding dan takut.

Saat Amora dan Tom sudah meninggalkan Great hall, semua siswa menatap kearah gadis itu.

"Kau lihat tatapan Riddle tadi?"

"Sangat mengerikan."

"Habislah si Hornby."

"Dia membuat Riddle marah."

Bisik-bisik terdengar membuat Olive semakin takut.

"Apa? aku tidak sengaja membuatnya terjatuh, lagipula itu salahnya sendiri siapa suruh tidak hati-hati." lalu ia melangkah keluar dari Great hall.

=====°•~•°
Maaf kalau Freak wkwkwk
Jangan lupa Vote dan komen bila ada kesalahan di chapter ini...

Publish :
28 Februari 2023

Continue Reading

You'll Also Like

51.4K 6.7K 104
꧁_[DRAMIONE]_꧂ Beatrix Rodolphus Lestrange adalah putri semata wayang dari Rodolphus Lestrange dan Bellatrix Lestrange (née Black). *Terkadang tidak...
681 56 13
Terjemahan AO3 | TOMIONE - ON GOING - Summary : Riddle mendekat, aroma cedar dan peppermintnya mengelilinginya, napasnya terdengar di telinganya saat...
2.3K 198 26
Who's that girl? Cerita dimulai tahun ketiga.. Mia Lyna Hathaway adalah penyihir berdarah murni yang membenci sihir semenjak kejadian yang menimpa ke...
9.4K 1K 8
Siang itu, Haruno Sakura, ninja medis paling berbakat di Konoha setelah Hokage ke-5 menemukan sebuah celah lubang hitam saat mencari tanaman obat-oba...