Suasana di taman rumah sakit sedikit sepi, hanya ada beberapa orang yang sedang menikmati matahari terbenam ada juga yang hanya sekedar berlalu lalang.
Haruto berjalan pelan dengan Sea di gendongannya.
Taman rumah sakit lumayan luas, sehingga membuat mereka menikmati berjalan jalannya.
"Maaf Haruto, aku berat ya?" Tanya Sea dengan pelan, namun masih bisa di dengar Haruto.
"Engga kok" Jawab Haruto "malahan kamu ringan banget, aku berasa bawa kapas"
"Iya kah?" Tanya Sea, yang di balas deheman oleh Haruto.
"Sea mau balik lagi? Kamu kayanya lemes banget, istirahat aja di dalem ya"
Sea menggeleng pelan.
"Aku mau kaya gini dulu sebentar.... "
Haruto tersenyum tipis "ya sudah"
Akhirnya mereka berdua pun berjalan jalan santai di taman, sampai atensi Haruto menangkap Doyoung yang berada tidak jauh dari pengelihatannya.
Doyoung menyimpan jarinya di bibirnya, agar Haruto tidak memanggilnya. setelah di angguki Haruto, Doyoung pun mengikuti mereka dari belakang tanpa di ketahui Sea.
"Haruto"
"Heum?"
"Maaf atas perlakuan aku selama ini sama kamu" Ucap Sea.
"Gpp kali, aku gk masalah soal itu" Jawab Haruto santai.
"Bukan sengaja benci sama kamu, aku cuman takut berhubungan sama cowo ganteng"
Haruto mengernyitkan dahinya, setelah itu mendengarkan cerita Sea tanpa ada niatan untuk menyela.
"Ayahku dulu juga ganteng, cuman dia selingkuh sama temen kantornya dan cerai sama mamah, dan ninggalin aku sama Bang Doyoung"
"Aku cuman takut hal itu terjadi juga sama aku" Lanjutnya "Tapi Haruto makasih ya karena dengan datangnya kamu ke hidup aku, dengan perlahan membuat trauma itu mulai menghilang"
"Gak apa apa Sea, Bang Doyoung udah cerita soal itu sama aku, jadi aku ngerti kok"
Sea mengangguk, bersyukur Haruto dapat mengerti keadaannya dulu.
"Jadi Sea, sekarang kamu udah cinta aku?"
"Mungkin aku terlambat buat bilang ini, entah kapan perasaan ini muncul yang pasti saat aku merasakan ketulusan yang kamu kasih, aku sudah mulai cinta kamu Watanabe Haruto"
Haruto tersenyum tipis, sebenernya dia pengen jingkrak jingkrak tapi gk mungin kan.
"Haruto setelah ini, aku harap kamu dapat menjalani hidup dengan lebih baik dan di pertemukan dengan orang yang baik juga"
"Maksud kamu apa Sea?"
"Haruto setelah aku pergi, apa yang akan kamu lakukan?" Tanya Sea.
"Nyusul kamu" Jawab Haruto.
"Gk lucu"
"Siapa bilang lucu, kan yang lucu cuman kamu" Jawab Haruto, padahal hatinya sudah mulai tidak tenang.
"Haruto setelah aku pergi, jangan melepas aku dengan kesedihan. Kita sudah menjalani banyak hal yang menyenangkan...."
Haruto mengangguk, mendengarkan lanjutan omongan Sea.
"Jaga diri kamu baik baik"
"Bang Doyoung, tolong pastikan dia baik baik aja dan selalu ada di sisiNya"
"Dia emang terlihat kuat di luar, padahal dia rapuh di dalam"
Tak terasa air mata Haruto sudah mengalir deras tanpa Sea ketahui.
"Janji sama aku Haruto, jangan pernah berfikir buat nyusul aku, dan hidup lah dengan baik. Berdoa saja semoga di kehidupan selanjutnya, kita bisa bertemu dengan keadaan yang jauh lebih baik"
"Sea tolong jangan ngomong kaya gitu" Lirih Haruto dengan suara bergetar.
"Haruto aku ngantuk"
"Aku mau istirahat....." Lirih Sea pelan.
"Sea kamu gk boleh tidur" Ucap Haruto dengan bibir bergetar.
"Haruto terima kasih ya......"
Tangan Sea yang semula melingkar di leher Haruto, perlahan terlepas.
Langkah Haruto terhenti.
"Sea"
Jantung Haruto berdegup kencang saat ini, dia tidak merasakan detak jantung Sea di punggungnya.
"Sea Yoon"
"Sea"
Haruto mengulum bibirnya, lalu membalikkan badannya menghadap Doyoung.
Terlihat mata Doyoung yang sudah sembab, menatap ke arah Sea.
"Bang Doyoung" Lirih Haruto, sebelum tangisnya pecah begitu saja.
Tangisnya itu perlahan semakin keras, dan terdengar sangat pilu.
Semuanya sudah berakhir.
Sea gadis yang di cintainya sudah pergi.
Semuanya sudah selesai.
Dan benar benar berakhir.
.....
Kim Sea yoon
Haruto menatap kosong batu nisan, yang terukir nama Sea disana.
Air matanya kembali menetes, ketika melihat poto orang yang di cintainya.
Sedangkan Doyoung dia sudah pulang karena mamahnya pingsan belum bisa mengikhlaskan putrinya itu, sehingga Doyoung tidak bisa berlama lama di pemakaman Sea.
Disini juga ada Junghwan, dan Jeongwoo yang sedang menenangkan Yeseo.
Junghwan mengelus pundak Haruto.
"Ikhlasin dia pergi, sekarang dia udah engga sakit lagi dan bahagia di sana" Ucap Junghwan pelan.
Haruto menatap Junghwan dengan mata sembab dan isakkan yang keluar dari mulutnya.
Haruto memaksakan senyumnya.
"Lu bener Wan....."
"Kalian pulang aja duluan, Jeongwoo tolong bawa Yeseo dari sini" Sambung Haruto.
"Kita tunggu di mobil" Ucap Junghwan, Haruto tersenyum, lalu mengagungkan kepalanya.
Yeseo tetap tidak ingin pergi, tapi setelah di bujuk Jeongwoo akhirnya mereka pun pergi menjauh dari area pemakaman.
Haruto menatap batu nisan itu lekat lekat, sembari mengelus nya.
"Sea... "
"Semoga apa yang di bilang Junghwan bener ya, kamu bahagia di sana"
"Terima kasih sudah bertahan sampai sejauh ini.... "
"Terima kasih karena sudah masuk ke dalam hidup aku, dan memberikan warna dalam hidup aku"
"Sea aku cinta kamu"
"Aku bakal pegang janji aku, buat jagain Bang Doyoung dan selalu di sisi dia"
"Maaf aku meninggalkan kamu sendirian, nanti aku jenguk kamu lagi kesini"
"Aku pergi ya, aku akan jadi orang lebih baik lagi supaya kamu bangga liat aku di atas sana"
Haruto tersenyum lirih, dan mengusap air matanya.
Dia menatap batu nisan Sea dan mengelusnya untuk yang terakhir, sebelum akhirnya berbalik dan melangkah menjauh dari sana.
Sea terima kasih untuk semuanya.
Kini sudah berakhir.
Dan Sea memilih menyerah.
•••
Ngefeel gk sih? kalau engga yaudah maaf aku masih belajar soalnya wkwk
Semoga kalian suka dengan cerita ini, terimakaih sudah setia membaca dan memberikan semangat buat aku sampai akhir🥰
Btw itu aku ngambil gambar nya dari pinterest ya hehehe.......