PLAYING WITH KTH [REVISI]

By noonakimsheila

105K 8.1K 6.1K

[Follow sebelum membaca] Seorang gadis berusia 17 tahun bernama Lim Chayoung, hidup mandiri sejak ditinggalka... More

Welcome and Attention!
EPISODE 01
EPISODE 02
EPISODE 03
EPISODE 04
EPISODE 05
EPISODE 06
EPISODE 07
EPISODE 08
EPISODE 09
EPISODE 10
EPISODE 11
EPISODE 12πŸ”žπŸ”ž
EPISODE 13πŸ”žπŸ”ž
EPISODE 14
EPISODE 15πŸ”žπŸ”ž
EPISODE 16
EPISODE 17
EPISODE 18
EPISODE 19πŸ”žπŸ”ž
EPISODE 20
EPISODE 21πŸ”žπŸ”ž
EPISODE 22
EPISODE 23
EPISODE 24πŸ”žπŸ”ž
EPISODE 25
EPISODE 26
EPISODE 27πŸ”žπŸ”ž
EPISODE 28
EPISODE 29πŸ”žπŸ”ž
EPISODE 30
EPISODE 31
EPISODE 32
EPISODE 33
EPISODE 34πŸ”žπŸ”ž
EPISODE 35πŸ”žπŸ”ž
EPISODE 36
EPISODE 37
EPISODE 38
EPISODE 39
EPISODE 40
EPISODE 41
EPISODE 42
INFO MAZEEH
EPISODE 43
EPISODE 44
EPISODE 45
EPISODE 46
EPISODE 47
EPISODE 48πŸ”žπŸ”ž
EPISODE 49
EPISODE 50
EPISODE 51
EPISODE 52πŸ”žπŸ”ž
EPISODE 53
EPISODE 54
FYI
EPISODE 55
EPISODE 56
EPISODE 57
EPISODE 58
EPISODE 59πŸ”ž
EPISODE 60
EPISODE 61
EPISODE 62
EPISODE 63
EPISODE 65
EPISODE 66
announcement
EPISODE 67
Episode 68
Episode 69
Episode 70
Episode 71
Episode 72
Episode 73
Episode 74
Episode 75

EPISODE 64

718 90 34
By noonakimsheila

Sinar matahari pagi mulai menyeruak menembus jendela kamar Taehyung.
Kedua insan manusia yang masih tertidur lelap seraya berpelukan erat tak terusik sama sekali dengan pancaraan cahaya tersebut.

Hingga perlahan kedua manik sang gadis mulai mengerjap kala mendengar suara ponsel yang berdering berkali-kali.

Chayoung meraba-raba atas nakas dimana ia menaruh ponselnya, hingga ponsel itu berada tepat ditangannya.

"Nee, yeoboseyo?"

📞: Kau kemana Chayoung? Kenapa tidak ada dikamar?

"A-ahjussi, mian.. aku menginap dirumah Ahjussi Taehyung"

📞: Kenapa tidak izin padaku?!

Terdengar nada suara yang begitu marah dari seberang sana, membuat Chayoung tersentak.

"M-maaf Ahjussi, tapi.."

Belum selesai Chayoung bicara, ponsel yang sedang menempel di telinga nya telah dirampas sang kekasih, ia begitu terkejut.

"Dia ingin pergi kemanapun itu bukan urusanmu, kau tak berhak atas hidupnya!"

Taehyung mematikan panggilan secara sepihak, ia tak melihat kearah sang gadis hanya sibuk memainkan ponsel kekasihnya.

"Berhentilah untuk menurut padanya, mulai hari ini kau hanya boleh mendengarkan kata-kata ku!" Taehyung menatap tajam sang gadis

"Ba-baik.." pasrah Chayoung seraya menunduk takut.

Taehyung bergegas turun dari ranjang menuju dapur, sepertinya hari ini suasana hati nya sedang tidak bagus maka dari itu Chayoung hanya bisa menurut dan tidak ingin mengusiknya.

Saat Chayoung menyusul ikut turun dari ranjang, Taehyung kembali membuka suaranya.

"Kau jangan kemana-mana, berbaring saja. Aku tau kau sedang tidak enak badan"

"T-tapi aku ingin ke dapur Ahjussi, menyiapkan sarapan untuk kita"

"Biar itu menjadi urusan ku, kau beristirahat lah, jangan sampai sakit"

"B-baiklah Ahjussi, jika butuh bantuan ku panggil saja eoh"

"Hem"

Taehyung pun turun kelantai bawah menuju dapur, sebelum memulai masak ia berdiri berkacak pinggang memikirkan akan membuat sarapan apa untuk dirinya dan sang kekasih.
Meski Chayoung tidak memilih-milih makanan tapi ia ingin jika sang gadis memakan masakannya yang enak agar ia terkesan dan selalu mengingat betapa enak rasa masakan tersebut.

Pikirannya seperti buntu, akhirnya Taehyung beralih melihat YouTube untuk melihat-melihat tutorial makanan sehat untuk ibu hamil, meski Chayoung hamilnya tidak semenyusahkan itu dan apapun bisa ia makan tapi tetap saja ia harus membuatkan makanan sehat agar calon istri dan anaknya selalu sehat.

"Buatkan minuman yang mengandung asam folat agar calon bayi tumbuh sehat" saran-saran di YouTube membuat Taehyung ke heranan.

"Tau begini, kalau memang merepotkan lebih baik aku beli saja!"

Meski kebanyakan mengeluh, Taehyung tetap melakukan aktivitasnya hingga makanan serta minuman sehat terlihat enak itu sudah tersaji di meja nya.

"Hanya bisa membuat makanan sederhana ini, semoga saja dia menyukainya"

"Tapi... Aku jadi penasaran kenapa dia dengan nekat mengendarai sepeda tengah malam kemari, tidak mungkin hanya karena dia tidak bisa tidur jika tidak ada aku kan?"

"Ku rasa ada yang tidak beres.."

Sibuk berperang dengan pemikirannya, Taehyung kembali tersadar untuk segera kekamarnya membangunkan gadis kecil untuk sarapan bersama.

Meski ia menerka-nerka jika ada sesuatu antara gadis kecilnya dengan pamannya namun ia tak ingin terlalu memikirkannya.

Sesampainya didalam kamar, Taehyung mengukir senyuman melihat sang gadis yang kembali tertidur, bahkan terdengar dengkuran kecil dari bibir mungilnya.

"Cantik sekali" gumam Taehyung mendekat kearah sang gadis kemudian menaiki ranjang secara perlahan.

Taehyung memeluk tubuh Chayoung dari belakang hingga sang gadis terusik, saat kepalanya menengok kearah belakang tiba-tiba Taehyung mengecup bibir sang gadis.

Chayoung mengerjapkan matanya, sedikit terkejut dengan perlakuan sang kekasih yang secara tiba-tiba itu.

"Apa kau masih mengantuk, hm?"

"(Chayoung mengangguk) apakah sudah selesai masaknya? Kenapa tidak bau asap sama sekali?"

"Justru Ahjussi sangat wangi" Chayoung mengendus aroma tubuh Taehyung.

"Setelah masak aku memilih mandi, kau menyukai aroma ku?"

"Nee, apakah parfum baru?"

"Tentu saja, parfum pilihanmu, bagaimana? Aroma nya enak bukan?"

"Iyahh, wangi sekali, aku menyukainya" Chayoung mendekap tubuh Taehyung sembari terus mengendus tubuhnya tanpa henti membuat Taehyung terkekeh dengan kelakuan sang gadis.

"Sudah hentikan, ayo kita sarapan dulu, kalau ingin menciumi ku nanti bisa kita lanjutkan setelah makan"

"Setelah makan aku ingin menciuminya lagi, memangnya boleh?"

"Boleh, tapi setelah itu kita berkeringat bersama yah" ucapan Taehyung yang dibarengi dengan senyuman mesum membuat Chayoung refleks mencubit kecil perut nya.

"Aakhh, sakit sayang"

"Rasakan itu! Siapa suruh mesum begitu! Menyebalkan!!"

"Heheh, mian sayang"




***

Mata Chayoung tak henti merem melek melihat makanan yang tersaji, ia seperti tak percaya jika Taehyung yang membuat masakan didepan matanya.

"Kenapa terlihat kebingungan? Apa kau tak percaya jika aku yang melakukannya?" Sarkas Taehyung

"Ani Ani, aku percaya ini buatanmu Ahjussi, gomawo.."

Cup

Chayoung mengecup singkat bibir Taehyung sebelum menyantap makanan nya.

"Ahjussi, kenapa telurku berbeda. Aku ingin yang ada di piring mu saja"

"Ibu hamil tidak boleh memakan makanan mentah atau setengah matang, kuning telur yang ada di piring mu sengaja aku buatkan sampai matang agar tidak ada bakteri Salmonella, ini semua demi kesehatan bayi kita" penjelasan panjang lebar Taehyung membuat Chayoung menghela nafas, terlihat Chayoung ingin protes namun ia mengurungkan niatnya.

"Saranghae Ahjussi" ucap Chayoung tiba-tiba, Taehyung tersedak saat sedang meminum teh mendengar perkataannya.

Jangan lupakan perasaannya saat ini, perutnya serasa dikerubungi puluhan kupu-kupu secara bersamaan.

Chayoung terkekeh melihat pipi Taehyung yang mulai memerah bahkan ia terlihat salah tingkah, sungguh Taehyung terlihat seperti anak kecil yang sedang mendapat pujian.

"Hari ini kau tidak perlu kekampus kalau perut mu terasa tidak enak" Taehyung berusaha mengalihkan pembicaraan

"Aku harus kekampus Ahjussi, hari ini ada kuis pagi, perutku juga tidak sakit kok, sudah lebih baik setelah memakan masakanmu yang lezat ini"

"Benarkah?" Tanya Taehyung memastikan

"Nee, jadi kau tidak boleh melarangku kuliah, jam sembilan nanti kelasku dimulai, sedangkan ini baru jam enam pagi"

"Yasudah habiskan dulu makanan nya, nanti aku siapkan baju dan segala keperluan mu untuk kekampus,"

"Susu nya cepat dihabiskan, jangan mengeluh hambar rasanya karena itu susu untuk wanita hamil"

"Iyaahh Ahjussi, aku tidak akan mengeluh kok. Terimakasih sudah memperhatikan aku mulai dari hal kecil"

"Sudah menjadi tugasku sayang"

"Ahjussi...

"Hm? Ada apa?"

"Eumm.. tentang Jimin, bagaimana dengannya?" Chayoung bertanya ragu ia takut jika Taehyung tersinggung ataupun marah

"Sudah di kubur" jawab Taehyung santai sembari menyelesaikan makan nya.

Degh

Chayoung tersentak rasanya ingin sekali marah dan mengamuk pada kekasihnya namun apa daya ia tak berani untuk melakukan itu.
Ia tak henti mengusap perut sembari berucap dalam hati nya.

"Maafkan Appa mu nak, dia melakukan ini bukan karena sengaja" lirih batin Chayoung menjerit.

"Kalau ingin marah ya marah saja tidak usah di pendam"

Chayoung terdiam tak berani menatap Taehyung, ia yang peka terhadap gadis kecilnya akhirnya memeluk tubuh sang gadis yang tengah terdiam.

"Maafkan aku, ini semua demi kebaikan kita..." Gumam nya lirih sembari memeluk tubuh Chayoung yang masih terduduk dimeja makan.

Tanpa ada kata yang keluar satupun dari bibirnya, Chayoung hanya terisak didalam pelukan hangat sang kekasih. Untuk pertama kalinya ia melihat begitu kejam nya Taehyung membunuh seseorang, bahkan orang itu adalah anggota keluarganya sendiri. Ada rasa takut didalam dirinya, bagaimana jadinya jika ia yang membuat kesalahan fatal, apakah Taehyung akan langsung membunuhnya juga, sungguh ia memikirkan hal itu.






Taehyung menghentikan mobilnya tepat disamping gerbang kampus kekasihnya. Sebelum Chayoung turun, Taehyung menarik tengkuk sang gadis kemudian melumat nya.

"Muaahh" suara kecupan buatan Taehyung membuat Chayoung terkekeh mendengarnya.

"Kalau terjadi sesuatu padamu dikampus, segera hubungi aku."

"Siap yang mulya!"

"Gemas!" Taehyung mencubit pipi Chayoung.

"Semangat kerjanya ya Ahjussi, karena membiayai beban mu ini butuh banyak uang!" Chayoung terkekeh kemudian langsung turun dari mobil.

Chayoung tak langsung masuk kedalam gedung kampus, ia menunggu mobil Taehyung menjauh dari pandangannya. Dirasa sudah jauh, Chayoung pun melangkahkan kakinya masuk kedalam kampus.

Belum ada berapa langkah, dirinya telah tersentak melihat kehadiran seseorang dihadapannya.

"Chubby...

"A-ahjussi, se-sedang apa disini?" Ucap Chayoung gelagapan.

"Aku hanya ingin melihat keadaanmu, kenapa semalam tidak pulang kerumah, apa kau marah padaku?"

Jujur saja, Chayoung saat ini begitu takut pada pamannya, karena mengingat kejadian semalam yang begitu mengerikan.

"Kenapa kau diam saja? Apa salahku Chubby? Apa kau tidak akan kembali ke rumahku dan lebih memilih tinggal bersamanya?"

"A-aku tidak bisa jika tidak tidur dengan nya, jadi semalam aku meminta nya menjemputku...

"Itu tidak penting, yang ku tanyakan! Apakah kau tidak akan kembali kerumah kita?"

Chayoung terdiam, mengapa pamannya mengatakan jika itu rumah mereka padahal itu hanya rumahnya saja, Chayoung tidak ada sangkut pautnya!

"Chubby" panggil Taecyeon dan perlahan berjalan mendekat kearah Chayoung, namun dengan cepat Chayoung mundur karena takut akan pergerakan sang paman.

"Kenapa kau takut padaku?"

"Ti-tidak Ahjussi, maaf aku harus segera masuk karena kelas sebentar lagi akan dimulai"

"Baiklah, tapi peluk aku dulu"

Spontan Chayoung menggeleng kepalanya, jangankan memeluk, berbicara dengan jarak yang dekat saja Chayoung sudah ketakutan.

"Kau tidak seperti biasanya Chubby, bukankah saling berpeluk sudah menjadi rutinitas kita ketika kau akan pergi kemanapun...

"Ma-maaf Ahjussi, sekarang aku sudah tidak bisa seperti itu lagi,"

"Aku harus menjaga perasaan kekasihku, kalau begitu aku permisi masuk kedalam"

Dengan perasaan takut Chayoung melewati Taecyeon begitu saja, namun belum ada beberapa langkah lengan nya di tarik hingga kini tubuhnya mendekap ditubuh sang paman.

"Maaf Chubby, kau mengingatkan ku padanya..." Gumam lirih Taecyeon seraya memeluk erat Chayoung

"A-ahjussi tolong lepas!" Gugup Chayoung namun Taecyeon tak mengindahkannya.

"Sebentar saja Chayoung, kumohon diamlah, janji hanya sebentar"

Hanya bisa pasrah, Chayoung menuruti perkataan sang paman.
Untungnya ia menepati perkataannya, tak lebih dari lima menit pelukan itu dilepasnya.

"Melihatmu baik-baik saja sudah cukup melegakan, sekarang masuklah" perintah Taecyeon seraya mendorong pelan bahu Chayoung agar masuk kekampus.

Seperti orang yang kebingungan, Chayoung masuk kedalam kampus seraya terus menengok kebelakang melihat sang paman yang masih berdiri mematung disana, bahkan ia terus melambaikan tangannya kearah Chayoung. Sungguh, Chayoung merasa merinding dengan sikap sang paman yang seperti itu.

Sesampainya didalam kampus, Chayoung berjalan santai melewati ruangan dosen hingga akhirnya ia mendapati Profesor Jung memanggilnya dari dalam ruangan tanpa bersuara.

Sudah terbiasa dengan hal itu, Chayoung pun masuk kedalam ruangan Profesor Jung tanpa rasa takut.

"Hei, kemana saja kau? Mengambil libur begitu lama, apa kau sudah merasa pintar, hm?!" Sindirnya secara terang-terangan.

"A-aku tidak enak badan makanya izin tidak masuk kuliah"

"Lalu bagaimana sekarang? Apa masih tidak enak badan?" Tanya Hoseok begitu panik

"Sekarang aku baik-baik saja Profesor Jung" ledek Chayoung

"Kenapa memanggil profesor!"

"Karena kita masih dilingkungan kampus"

"Ahh benar juga ya"

Chayoung terdiam, ia menatap lekat Hoseok, rasanya ingin sekali bicara namun tenggorokannya terasa tercekat jika mengingat kejadian semalam yang ia lihat dengan mata kepalanya sendiri.

"Ada apa? Kenapa menatapku seperti itu?" Tanya Hoseok keheranan.

"Tidak ada, aku ingin masuk kekelas ku, sebentar lagi pelajaran akan dimulai"

"Yasudah sana"

"Ohiya Chayoung...

"Ada apa?"

"Aku ingin bertanya denganmu tapi seperti nya kau tidak tau apapun"

"Maksud prof apa?"

"Kenapa perasaan ku tidak enak yah, apalagi sudah seminggu dia tidak ada kabar"

"Dia siapa? Tolong bicara yang jelas prof!"

"Aku mempunyai firasat buruk tentang.. eumm, aku merasa jika sesuatu telah terjadi pada Jimin"

"Mau bagaimana pun perlakuan dia padaku, aku tetap menganggap nya seperti adikku sendiri"

Deg

Chayoung terdiam, ia bingung harus bicara apa pada Hoseok, entah mengapa Hoseok mempunyai ikatan batin pada Jimin sedangkan orang yang sedang dicemaskan nya sudah tidak bernyawa akibat ulah kakak kandung nya sendiri.

Rasa sesak didada Chayoung seketika menyerangnya, bahkan ia hampir susah bernafas seketika itu juga memori masa lalu nya terputar diotak nya, bagaimana perlakuan lembut Jimin padanya saat mereka menjalin hubungan dulu hingga bagaimana pemandangan yang menyakitkan terlihat didepan matanya saat Jimin berselingkuh dan tidur bersama dengan wanita lain disaat ia sedang terpuruk, semuanya kenangan itu telah memenuhi isi kepala Chayoung saat ini.

"Chayoung? Kenapa tiba-tiba kau menangis?" Tanpa Chayoung sadari, airmata nya menetes saat mengingat Jimin bahkan Hoseok sendiripun terkejut melihatnya.

"Maaf prof aku harus kembali kekelas, kita bicara lagi saat jam makan siang nanti"

Hoseok menatap punggung Chayoung yang semakin tak terlihat dari pandangannya, meski ia tau jika Chayoung adalah mantan kekasih Park Jimin namun ia seperti merasa ada sesuatu yang sedang disembunyikannya.




***

Saat ini ketiga pria tampan sedang berkumpul dirumah Jeon Jungkook.
Mingyu dan Eunwoo saling bertatapan karena melihat Jungkook yang sedari tadi hanya melamun seraya menggaruk kakinya.

"Kau terlihat seperti bayi yang sedang merajuk" celetuk Eunwoo membuat Mingyu tertawa melihatnya.

"Ada apa denganmu Jung? Dari kau datang sampai sekarang, dirimu bukan seperti dirimu yang kami kenal" ucap Mingyu

"Kau terlihat tidak semangat hidup" timpal nya lagi.

"Mungkinkah kau meninggalkan kekasihmu di New York sana?" Sahut Eunwoo membuat keduanya menatap Jungkook penasaran.

"Berhentilah mengucapkan kalimat-kalimat bodoh itu!" Kesal Jungkook seraya bangkit dari duduknya lalu merebahkan tubuhnya di sofa kosong.

"Sepertinya benar katamu, dia sedang galau ㅋㅋㅋㅋㅋ" ledek Mingyu membenarkan perkataan Eunwoo.

"Kapan kau akan ke makam Yugyeom? Sudah seminggu kau disini tapi kau belum juga menjenguknya" ucap Eunwoo

"Apa kau masih belum siap?" Sahut Mingyu

"Aku belum siap mental untuk ke makam nya, dia sahabat terbaik ku termasuk kalian berdua, jika saja saat itu aku tau kalau Taehyung yang membunuh Yugyeom, sudah pasti aku akan membalaskan dendam Yugyeom!"

"Jika selalu darah dibalas dengan darah, masalah tidak akan pernah selesai Jung"

"Aku benar-benar membenci Kim Taehyung! Dia sudah membunuh orang-orang terdekatku, bahkan sekarang dia telah menghamili orang yang ku cintai, dia benar-benar pria yang tidak tahu malu!" Rahang Jungkook mengerang, matanya memerah jika mengingat pria yang sedari tadi ia sebut rasanya emosi itu menggebu-gebu.

"Tenangkan dirimu Jung, biarkanlah semua berlalu, lebih baik kau menjalani hidupmu yang baru" ucap Eunwoo menenangkan

"Jangan selalu menengok kebelakang, nanti leher mu akan sakit disiksa kenangan" sahut Mingyu membuat ketiganya terdiam.

"Bagaimana skill jalang yang ku tawarkan padamu?" Ucap Mingyu mengalihkan pembicaraan

"Biasa saja, seperti jalang pada umumnya"

"Aku harus mencari jalang yang modelannya seperti apa lagi untukmu Jung, semua wanita yang kutawarkan selalu saja kau bilang biasa saja"

"Entahlah, seperti nya aku kembali mati rasa pada wanita"

"Hei Mingyu! Berhentilah menawarkan jalang terus pada Jungkook! Kau sungguh menyesatkan!"

"Sebagai sahabat yang baik aku hanya ingin menghibur Jungkook saja"

"Tapi kau sangat sesat! Itu akan jadi penyakit bodoh!" Kesal Eunwoo

Jungkook terkekeh melihat kedua sahabatnya tengah bertengkar, sifat keduanya begitu keterbalikan, Eunwoo yang mempunyai hati yang tulus dan lembut selalu mengkhawatirkan keadaan sahabat-sahabat nya berbeda dengan Mingyu yang memang sedikit sesat, diotaknya hanya ada seks dan kenikmatan duniawi, bahkan lisan nya tak pernah difilter jika sudah bicara, apapun yang keluar dari perkataan nya memang terlihat apa adanya.

"Oh iya, bagaimana keadaan Saebyok?" Tanya Jungkook menghentikan pertengkaran keduanya.

"Terakhir kali aku menjenguknya sebulan yang lalu,"

"Dia tidak ada perubahan" lirih Eunwoo

"Wajar saja dia jadi seperti itu, karena dia kehilangan kedua orang yang ia cintai dalam waktu yang dekat sekaligus"

"Aku akan memindahkan nya ke rumah sakit jiwa yang fasilitasnya lebih memadai agar dia segera sembuh" ucap Jungkook

"Bagaimana dengan teman-teman nya? Apakah mereka sering menjenguk Saebyok?" Tanya Jungkook lagi.

"Hanya Haerin yang selalu datang menjenguk, hampir setiap hari. Kayoung dan Yeona tidak pernah kelihatan batang hidungnya" jawab Mingyu

"Haerin..." Gumam Jungkook seraya melamun

Tiba-tiba Jungkook bangkit dari tempat ia berbaring, kemudian menyautkan jaket kulitnya dan mengambil kunci motor yang tergeletak di atas meja.

"Kau mau kemana Jung?" Tanya Eunwoo dan Mingyu serempak

"Cari angin, kalian diam saja disini. Jangan ada yang pulang!"

"Nee, kalau ada apa-apa hubungi kami"

"Cerewet!"






































Happy birthday to my husband💜



















Apakah kalian masih setia dengan story ini? Atau kalian mulai bosan dengan alurnya?

Jangan lupa vote dan Komeng.


TBC.

Continue Reading

You'll Also Like

8.3K 1.2K 27
[C O M P L E T E D] °°°° Kata orang, pernikahan itu sekali seumur hidup. Kata orang, kita akan bahagia jika menikah dengan orang yang juga mencintai...
13.2K 1.6K 29
"Even though you keep making me disappointed, I love you, Kim Taehyung." ("Meskipun kau terus membuatku kecewa, aku tetap mencintaimu, Kim Taehyung...
185K 11.7K 18
Karena terikat dalam hubungan ayah dan anak membuat Jiyeon tidak leluasa mencintai Kim Taehyung. [ Cerita ini tidak mengandung unsur dewasa lebih men...
2.7K 217 8
[SHORT AU] maniezz [COMPLETED] *** "Janji gue tuh bukan janji badak, gue serius pas ngajak lo nikah." gxg, fiksi πŸ“–