PLAYING WITH KTH [REVISI]

Da noonakimsheila

106K 8.1K 6.2K

[Follow sebelum membaca] Seorang gadis berusia 17 tahun bernama Lim Chayoung, hidup mandiri sejak ditinggalka... Altro

Welcome and Attention!
EPISODE 01
EPISODE 02
EPISODE 03
EPISODE 04
EPISODE 05
EPISODE 06
EPISODE 07
EPISODE 08
EPISODE 09
EPISODE 10
EPISODE 11
EPISODE 12πŸ”žπŸ”ž
EPISODE 13πŸ”žπŸ”ž
EPISODE 14
EPISODE 15πŸ”žπŸ”ž
EPISODE 16
EPISODE 17
EPISODE 18
EPISODE 19πŸ”žπŸ”ž
EPISODE 20
EPISODE 21πŸ”žπŸ”ž
EPISODE 22
EPISODE 23
EPISODE 24πŸ”žπŸ”ž
EPISODE 25
EPISODE 26
EPISODE 27πŸ”žπŸ”ž
EPISODE 28
EPISODE 29πŸ”žπŸ”ž
EPISODE 30
EPISODE 31
EPISODE 32
EPISODE 33
EPISODE 34πŸ”žπŸ”ž
EPISODE 35πŸ”žπŸ”ž
EPISODE 36
EPISODE 37
EPISODE 38
EPISODE 39
EPISODE 40
EPISODE 41
EPISODE 42
INFO MAZEEH
EPISODE 43
EPISODE 44
EPISODE 45
EPISODE 46
EPISODE 47
EPISODE 48πŸ”žπŸ”ž
EPISODE 49
EPISODE 50
EPISODE 51
EPISODE 52πŸ”žπŸ”ž
EPISODE 53
EPISODE 54
FYI
EPISODE 55
EPISODE 56
EPISODE 57
EPISODE 58
EPISODE 59πŸ”ž
EPISODE 60
EPISODE 61
EPISODE 62
EPISODE 64
EPISODE 65
EPISODE 66
announcement
EPISODE 67
Episode 68
Episode 69
Episode 70
Episode 71
Episode 72
Episode 73
Episode 74
Episode 75
Episode 76

EPISODE 63

739 90 49
Da noonakimsheila


"Aaahhh" Chayoung mengerang saat bokongnya diremas kuat oleh sang paman.

"Kau menyukainya chubby? Mendesah lah, aku menyukai suara desahan mu, kalian sangat mirip" goda Taecyeon yang terus meremas bokong Chayoung yang semakin lama semakin membesar akibat hormon kehamilan.

"Ku mohon hentikan hiks hiks"

"Sutttt jangan menangis, aku paling tidak suka melihat wanitaku menangis" Taecyeon mengusap pipi Chayoung lembut, tubuh Chayoung bergetar hebat. Ia mengingat kejadian tiga bulan yang lalu saat dirinya diperkosa mantan kekasihnya yang begitu ia percaya takkan menyakitinya namun justru sang pria bisa tega melakukan hal tersebut.

Yeoja bermarga Lim itu terus berontak namun tetap saja tenaga sang paman sangat kuat, perut nya sampai terasa kram karena ia terus memeluknya.

Taecyeon mendorong tubuh sang keponakan hingga ia terjatuh diatas ranjang, seperti seekor singa yang ingin menerkam-- kedua tangan Taecyeon bertumpu di samping tubuh Chayoung hingga kini tubuhnya tepat berada diatas tubuh sang keponakan.

"Seperti reinkarnasi" gumam Taecyeon tak henti menatap setiap inci wajah sang gadis.

Secara paksa Taecyeon menurunkan sedikit cardigan yang masih menempel di tubuh sang gadis hingga leher jenjangnya polos tak berbalut pakaian. Ia mencumbui setiap inci ceruk leher itu, Chayoung terus menangis bahkan dengan sekuat tenaga ia terus berontak.

"Ahhjusi hentikan nghh" lenguh Chayoung tak tertahan

"Ja-jangan seperti ini hikss"

Seperti tak menghiraukan, Taecyeon terus mengecup serta menjilati ceruk leher sang gadis serta menjilatinya dengan nafsu, kedua tangannya terus mengunci kedua tangan sang gadis.

*Kenapa kau mencumbuinya? Apa kau mau mengkhianati ku sayang?*

Degh!

Seketika itu juga Taecyeon menghentikan kegiatannya lalu menatap dalam wajah Chayoung.

"Ani, aku tidak mengkhianati mu, kau kekasihku tidak mungkin aku mengkhianati mu!" Teriak Taecyeon membuat Chayoung semakin ketakutan.

"Arrghh!" Taecyeon terlihat begitu marah, ia turun dari tubuh sang gadis dengan ekspresi wajah yang begitu menyeramkan kemudian ia memilih keluar dari kamar itu.

Brak!

Pintu kamar Chayoung dibanting kuat olehnya, buru-buru Chayoung bergegas mengunci pintu kamar nya dengan tangan yang gemetar.
Chayoung menyaut ponselnya diatas nakas kemudian mulai menelepon sang kekasih.

Tring
Tring

Chayoung melalakan matanya saat mendengar suara ponsel yang berdering, kekasihnya ternyata tidak membawa ponsel nya.

"Sial! Aku sangat takut, kenapa kau tidak membawa ponselmu Ahjussi.." suara Chayoung bergetar karena takut pamannya akan kembali lagi ke kamarnya melakukan hal yang membuatnya takut setengah mati.

Sebenarnya Chayoung sangat takut, namun jika terus berada dirumah tanpa adanya sosok Kim Taehyung disana, sudah dipastikan sang paman akan nekat datang lagi ke kamarnya.
Lantas dengan berani Chayoung mengambil langkah untuk keluar dari rumah.

Ya, ia mengganti pakaiannya menggunakan piyama yang lebih nyaman dipakai kemudian terburu-buru berlari kelantai bawah, sesampainya dibawah ia berjalan mengendap-endap takut jika Taecyeon keluar dari kamarnya, untung saja pintu utama tidak dikunci jadi dengan mudah ia bisa keluar.

Untung saja sepeda kesayangan nya masih tergeletak di halaman rumahnya, ia pun dengan nekat mengendarai sepeda itu menuju rumah sang kekasih tengah malam dijalanan yang cukup gelap.


Sedangkan yang terjadi di rumah Taehyung...

Jimin tak henti menuangkan wine kedalam gelas yang di pegang Taehyung, sebenarnya Taehyung tak ingin meminum minuman alkohol itu karena ia ingin buru-buru kembali kerumah karena takut jika Chayoung merasa kesepian sendirian dikamar namun karena Jimin terus memaksa untuk ditemani minum mau tak mau Taehyung meladeninya.

"Apa kau sedang mengkhawatirkan gadis kecilmu itu Hyung?" Tanya Jimin seraya meneguk minumannya

"Tentu saja, aku hanya tak biasa meninggalkan nya tengah malam,"

"Dia selalu bilang kalau dia tidak akan bisa tidur kalau tidak ada aku disampingnya"

"Ini belum terlalu larut Hyung, tidak ada salahnya kan menemani ku minum sebentar"

"Tapi besok dia harus kuliah dan ada kelas pagi, aku harus mengantarnya pagi-pagi sekali"

Jimin tak henti meneguk minumannya, bahkan sesekali melirik ke arah Hyung nya.

"Bagaimana kalian bisa bersama kembali? Apa kau memaksa nya lagi?"  Tanya Jimin mengintimidasi

"Untuk apa kau ingin tau?"

"Hanya ingin tau Hyung,"

"Kau...." Ucapan Jimin berhenti sejenak kemudian ia menatap tajam wajah sang kakak.

"Apakah Chayoung sedang hamil?"

Taehyung menyunggingkan senyuman seraya menaruh gelas yang sedari tadi ia pegang secara kasar ke meja.

"Ya, dia sedang mengandung anak ku, sebentar lagi kami akan menikah"

"Kau!" Marah Jimin seraya menunjuk wajah sang kakak

"Berani-beraninya kau menghamili nya! Aku akan memberitahu dia kalau dia juga pernah mengandung anakku!" Ancam Jimin membuat Taehyung geram.

"Menurutmu, apakah dia akan percaya?" Taehyung tertawa remeh.

"Tentu saja! Dan aku masih menyimpan berkas medis dia waktu itu, kau jangan melupakannya!"

"Bukankah hanya Jungkook yang menyimpannya, kenapa kau bisa....

"Itu hanya hal yang mudah untuk ku lakukan, aku ingin tau bagaimana reaksi kekasihku ahh maksudku mantan kekasih ku yang sekarang sedang mengandung darah daging kakak ku"

"Keparat! Kau jangan macam-macam Jimin!"

"Bukan Park Jimin namanya kalau hanya berdiam diri ketika cinta sejatinya dicuri pria lain"

"Cih! Apa yang kau sebut cinta sejati! Kau menyakitinya, mengkhianatinya, kau tak pantas untuknya!"

"Dia itu milikku, Kim Taehyung!"

"Lalu menurutmu siapa yang lebih pantas untuk Lim Chayoung, apakah itu kau Hyung?" Jimin tertawa remeh

"Kau tau, aku sangat membenci mu karena kau telah membunuh ayahku! Selama ini aku hanya berpura-pura tidak tahu jika ayah dibunuh olehmu, aku menyelediki semuanya, aku hanya pura-pura bodoh didepanmu!"

"Kau...." Taehyung speechless mendengarnya, ia kira selama ini Jimin tak mengetahui jika sang ayah mati ditangannya namun ternyata diam-diam ia mencari tahu semuanya.

"Sudah dari lama aku ingin sekali membunuhmu membalas dendam ayahku, tapi rasanya aku tak tega, tapi sekarang! rasa ingin membunuhmu lebih besar daripada saat aku tau kebenaran kau membunuh ayah, aku tidak rela jika gadisku jatuh ke tangan mu!"

Park Jimin bangun dari duduknya kemudian tanpa aba-aba ia memukul kepala Taehyung menggunakan botol wine yang ada ditangannya hingga setengah botol itu terpecah belah dan menyisakan kaca-kaca yang tajam di ujungnya. Tentu saja akibat ulahnya, darah mengalir dari kepala Taehyung membuat Taehyung speechless.

Ia menodongkan botol itu kearah Taehyung, sang kakak dengan sigap menahan Jimin yang akan menusukkan pecahan botol itu kearah nya.

"Aku ingin kau mati malam ini ditangan ku!" Pekik Jimin, rahangnya mengeras serta matanya memerah karena meluapkan dendam yang sudah lama ia pendam.

"Kau pikir bisa semudah itu?!"

Meski merasakan pusing dikepalanya, Taehyung berusaha merebut botol itu dari tangan Jimin, namun tenaga Jimin cukup kuat.

"Mati kau! Jangan pernah berada di samping kekasihku lagi!" Geram Jimin terus menodongkan botol itu.

"Hentikan brengsek! Bisa-bisa kau yang akan terluka!"

Tenaga Jimin begitu kuat ia terus menodongkan botol itu, dengan nafas terengah Jimin merasakan jika ujung botol itu menancap sesuatu, ia semakin menekan botol itu agar semakin menancap.

"Aakhh"

Botol itu menancap tepat telapak tangan Taehyung, darah segar mengalir begitu derasnya.
Jimin yang melihatnya justru tertawa begitu keras saking bahagianya.

Taehyung yang merasa kesal memukul dengan sekuat tenaga tangan kanan nya meninju wajah sang adik sampai ia tersungkur.

Bughh

"Jangan bersikap seperti orang gila!"

"Aku tidak ingin melukai mu karena kau adikku Jimin!"

Jimin tak menghiraukan nya meski sudah tersungkur ia tetap bangkit dan kemarahannya semakin menggebu-gebu, terjadilah baku hantam di antara keduanya.

Saling memukul, menginjak bahkan tak memperdulikan lagi status yang mereka miliki sekarang, dua orang saudara kandung yang tengah bertengkar hanya karena seorang wanita, meski ini semua bukan seratus persen kesalahan sang gadis namun bisa memicu pertikaian.

Jimin terus mencondongkan pecahan botol itu, meski keduanya sudah babak belur namun tak mengurangi tenaga mereka untuk saling memukul.

"Kau harus mati malam ini Taehyung!" Teriak Jimin begitu dendam

"Aku tidak akan membiarkan mu hidup bahagia dengan orang yang aku cintai!"

"Brengsek! Kau bilang apa barusan!" Marah Taehyung bukan main

"Jangan pernah kau meng-klaim Chayoung sebagai milikmu!"

Taehyung tak tinggal diam, dengan sekuat tenaga nya ia merebut botol itu dan berhasil mengambilnya dari tangan sang adik.

Seperti orang yang sudah kerasukan iblis, Taehyung menikam perut Jimin berkali-kali tanpa ampun.

"Kau.."

"Tidak ada hak sama sekali dalam hidupnya!"

"Hanya aku yang akan melindunginya" gumam Taehyung terus menusuk perut Jimin dengan botol wine.

Jleb
Jleb

Brak!

Suara pintu terbuka cukup keras membuat Taehyung yang sedari tadi menatap tajam Jimin yang sudah tersungkur dengan darah yang begitu banyak mengalir dilantai langsung tersadar jika seseorang datang.

"Sayang..." Lirih sang gadis melihat pemandangan didepan matanya.

"Aaaaaaaahhh!!!!" Chayoung teriak histeris, bahkan ia sampai mual melihat kejadian itu.

Taehyung yang tersadar langsung tersungkur setelah melihat Jimin yang sudah tak berdaya, bahkan ia mengerang seperti orang gila karena saking tak percaya nya jika ia melakukan itu pada adiknya sendiri.

"Apa yang sudah aku lakukan!" Suaranya bergetar hebat bahkan ia terus memandangi tangannya yang berlumur darah

Taehyung menangis sejadi-jadinya, tak memperdulikan kehadiran Chayoung yang sedang muntah-muntah didepan pintu rumahnya.

"Park Jimin..." Lirihnya seraya menatap tubuh sang adik yang sudah terkapar lemah, sepertinya ia masih bernafas namun Taehyung enggan mendekatinya.

Chayoung kembali masuk kedalam, ia menatap sendu sang kekasih yang sudah berlumuran darah, bahkan darah segar mengalir begitu banyak dari kepalanya, ia yakin jika Jimin yang memulai segala pertikaian hingga membuat Taehyung begitu murka.

Tanpa berkata apapun Chayoung menghampiri Taehyung yang masih menangis, ia memeluk tubuh tegap sang pria mencoba menenangkannya.

"Gwenchana Ahjussi gwenchana..."

"Aku ada disini, semua akan baik-baik saja" ucap Chayoung mencoba menenangkan, Taehyung semakin menangis didalam pelukan gadis kecilnya, ia merasa begitu tenang saat tubuh mungil gadis kecil itu mendekap seraya mengelus kepalanya.

"Aku tau kau tidak sengaja melakukan nya, ini pasti sebuah bentuk pembelaan diri, menangis lah Ahjussi.."

"Chayoung, aku..."

"Nee, gwenchana Ahjussi.."

"Bagaimana ini" tangis Taehyung semakin keras membuat Chayoung semakin mempererat pelukannya.

"Kita bawa kerumah sakit, aku akan cek kondisinya"

Chayoung mencoba melepaskan pelukannya, namun Taehyung menahannya.

"Jangan, biarkan saja, aku takut jika ia masih tersadar dan justru akan melukai mu"

"T-tapi..."

"Tutup pintu nya Chayoung, kita pindah ke kamar, biarkan saja dia disini, aku akan mengikat tubuhnya"

"T-tapi bagaimana kalau dia..."

"Lebih baik mati daripada dia terus mempunyai niat untuk mencelakai mu"

"Mwo?" Kaget Chayoung

"Dia berniat ingin melukaimu sayang, aku tidak mau jika itu terjadi,"

"Sekarang kau naik kelantai atas, masuklah kekamar, aku akan mengurus mayatnya"

Pertama kali nya untuk Chayoung melihat tragedi yang mengerikan ini, bahkan ia sampai tak percaya jika sang kekasih yang melakukan hal tersebut.

Chayoung menuruti perkataan Taehyung, ia memilih pergi kekamar sang kekasih tanpa bertanya lebih banyak lagi.

Taehyung terus memperhatikan Chayoung sampai ia masuk kamar, dengan cepat ia menelepon ajudan pribadi yang sengaja ia sembunyikan dari siapapun untuk berjaga-jaga jika terjadi sesuatu.
Ia menyuruh sang ajudan bergegas kerumahnya untuk mengurus mayat Sang adik.

Kemudian Taehyung menyusul Chayoung kekamarnya.

Terlihat wajah Chayoung yang memucat setelah melihat kejadian antara sang kekasih dengan adik kandungnya sendiri, meski begitu ia harus terlihat biasa saja karena tidak mau membuat emosi Taehyung kembali menggebu-gebu.

"Ahjussi.."

"Sayang, kenapa kau datang kemari?"

"Aku tidak bisa tidur kalau tidak ada Ahjussi, maaf karena aku terlalu nekat tengah malam datang kemari"

"Kau jalan kaki kemari?"

"Aku naik sepeda, perut ku sampai kram karena mengayuh sepeda sangat kencang karena takut"

"Maaf sayang, tak seharusnya aku meninggalkanmu.."

"Tidak apa-apa Ahjussi, kemarilah biar aku obati lukamu"

Taehyung menurut, ia menghampiri Chayoung yang terduduk ditepi ranjang, Chayoung yang sudah menyiapkan kotak P3K kini mulai mengecek luka-luka di tubuh sang kekasih.

Perlahan Chayoung mengobati luka ditangan Taehyung, ia mengeluarkan pecahan botol itu menggunakan pinset lalu menyirami lukanya dengan alkohol.

"Sshhh aakkhh" ringis Taehyung saat alkohol itu tertuang dilukanya

"Sakit ya? Maaf"

"Hanya sakit sedikit saja"

Dengan telaten Chayoung memperban luka ditangannya, kemudian ia menuju kepala sang kekasih melihat luka yang terbuka hingga menyebabkan robekan yang cukup besar.

"Haruskah kita kerumah sakit sekarang, luka di kepala nya tidak bisa hanya diobati dengan obat merah" khawatir Chayoung membuat Taehyung tersenyum manis.

"Tidak perlu kerumah sakit, cukup diobati olehmu saja aku rasanya sudah sembuh sayang"

"Yak Ahjussi, jangan bercanda! Ini luka yang cukup serius!"

"Luka ku akan sembuh kalau kau menciumku, dan tidur sembari memeluk ku"

"Ahjussi, jangan mengada-ada! Ayolah kita kerumah sakit!"

"Besok saja ya, aku tidak bertenaga untuk menuju kesana"

Taehyung beranjak menaiki ranjangnya, kemudian perlahan masuk kedalam selimut tebal dan mulai berbaring disana.

"Sini sayang, ini sudah terlalu larut"

"Tapi bagaimana dengan....

"Sudah jangan dipikirkan, pria brengsek itu hanya masalah kecil!"

Chayoung hanya mengangguk pelan kemudian menyusul Taehyung berbaring disampingnya.

Mereka pun saling berpelukan begitu erat, Taehyung mendekap tubuh snag gadis begitu erat seperti akan takut kehilangan sosok gadis itu. Bahkan ia terus menciumi perut buncit sang gadis hingga akhirnya ia tertidur lelap.

***










-Seoul, South Korea-

Suara dentuman musik menggema di seluruh ruangan, bau asap tembakau begitu menyengat indera penciuman, serta begitu banyak nya minuman alkohol berbagai merk tersaji di meja bar.

Semua orang menikmati musik yang sedang dimainkan, terlebih lagi tiga namja berwajah tampan itu sedang menikmati suasana malam itu.

Mingyu dan Eunwoo sedang berjoget bersama beberapa wanita, mereka tampak mabuk berat hingga membiarkan beberapa wanita itu menggerayangi tubuh mereka.

Berbeda halnya dengan Jungkook, ia memilih minum sendirian di pojokan.
Ia melamun melihat suasana klub miliknya, akhirnya klub malam yang hampir bangkrut itu kembali ramai setelah ia kelola kembali.

Jungkook menggelengkan kepalanya melihat kedua temannya sedang asik menari bersama para wanita jalang, sebenarnya ia berminat untuk gabung namun ia kembali mengurungkan niatnya.

"Ternyata hidup tanpa pasangan lebih nikmat, sendiri lebih baik" gumam Jungkook seraya terkekeh pelan.

Saat ia sedang meneguk minumannya, matanya terfokus pada satu perempuan yang sedang duduk sendirian di meja bar, tampilan nya terlihat kacau, Jungkook merasa jika ia mengenal wanita itu namun ia takut salah mengira.

"Hei Jung, ada beberapa jalang yang ingin mengajakmu bermain, kau mau pilih yang mana?" Ucap Mingyu yang datang menghampiri sahabat nya itu.

"Aku ingin yang sangat berpengalaman, bisakah kau menyuruhnya ke kamar lantai atas, aku menunggunya disana" perintah Jungkook pada mingyu.

"Baiklah Jung, kau tunggu saja aku akan membawanya, tapi bolehkan aku memakai kamar sebelah untuk ku bermain dengan beberapa jalang?"

"Terserah kau saja"

Jungkook bergegas menuju lantai atas menuju kamarnya, ia memilih untuk mandi terlebih dahulu dan menyiapkan alat pertempuran agar bisa menyeimbangi gadis jalang yang akan bermain dengannya.

"Alat kontrasepsi sudah, vibrator, dildo, borgol juga sudah. Lalu apa lagi ya?" Gumam Jungkook seraya berpikir.

"Ah iya, obat perangsang!" Buru-buru Jungkook menuangkan wine kecangkir lalu memasukkan obat perangsang kedalam nya agar jalang itu meminumnya.

Tok
Tok
Tok

Suara pintu diketuk begitu mengejutkan lamunan Jungkook, lalu dengan cepat ia membukakan pintunya.

Ia tampak sedikit tercengang melihat gadis yang masuk kedalam.
Gadis bersurai pendek itu memiliki warna kulit yang begitu putih, meski payudara nya ranum tapi tetap terlihat seksi dimata sang pria, serta penampilannya kali ini membuat birahi Jungkook mulai menaik.

Tanpa disuruh, sang gadis langsung duduk di atas ranjang kemudian menatap wajah sang pria dengan tatapan nakal.

"Tuan, terimakasih sudah memilihku"

"Berterima kasihlah kepada temanku, karena dia yang menawarkan mu untukku" ucap Jungkook, ia memberikan segelas minuman kepada sang gadis kemudian menyuruhnya menghabiskan minuman tersebut.

"Lalu, siapa nama mu gadis cantik?"

"Namaku Valerie, tuan Jeon."

"Sepertinya itu hanya nama panggung saja" batin Jungkook menatap sang gadis

"Baiklah, sekarang tolong puaskan aku, jika permainan mu memuaskan aku akan memberikan mu satu juta won untuk dua malam"

"Hah? Jinjja? Yang benar saja tuan Jeon??" Kaget nya bukan main

"Apa aku terlihat bercanda sekarang?"

"Tidak tidak, baiklah aku akan melakukannya dengan baik."

Valerie telah menghabiskan minumannya, tanpa menunggu waktu yang lama efek obat perangsang itu mulai terasa di tubuhnya. Ia mulai merasakan tubuhnya berdesir.

Jungkook menyeringai saat melihat sang gadis mulai gelisah, bahkan puting payudara dibalik baju nya yang super tipis itu mulai menerawang, terlihat begitu mencuat.

"Aaahhh tuan nikmathh" Jungkook terkekeh mendengar suara desahan dari samping kamarnya, ia sudah mengira jika Mingyu bermain tidak hanya dengan satu wanita, sudah pasti tiga atau empat wanita, terdengar dari suaranya yang begitu gaduh.

Tak mau menghiraukan suara-suara ghoib di samping kamarnya, Jungkook menghampiri Valerie yang masih terduduk di atas ranjang dengan perasaan gelisah.

Jungkook membuka laci nakasnya kemudian mengambil vibrator berwarna ungu muda serta dasi yang akan ia ikatkan ke pergelangan tangan sang gadis.

"Jika aku bermain secara kasar apa kau siap?" Tanya Jungkook seraya mendekat.

"Aku sangat siap tuan, itu sudah biasa bagiku"

"Malam ini tiada ampun bagimu!"

"A-aku akan menikmatinya tuan Jeon, dan akan memuaskan mu sesuai yang kau mau"

Jungkook yang sudah bernafsu langsung melucuti semua pakaian sang gadis, kemudian mendorongnya hingga terbaring diatas ranjang.

Ia mencekik leher sang gadis dan menindih tubuhnya, kali ini Jungkook akan bermain secara kasar hingga pagi menjelang.

"Aahh tuan, aku sangat menyukai permainan lidahmu" Jungkook mulai menjilati setiap inci tubuh sang gadis hingga dibawah sana begitu basah dibuatnya.

"You're so wet, honey~

"Aku ingin kau mengerang, mendesah begitu keras sampai aku begitu bergairah menghujammu" bisik Jungkook ditelinga sang gadis.

Dengan nakalnya, kedua jari Jungkook masuk kedalam lubang senggamanya menyentuh titik G-spot sang gadis hingga tubuhnya mengejang.

"Aaahhh Tuan Jeon Jungkook, aaahh jeballl"

Ikatan dasi dipergelangan tangan Valerie tidak cukup kuat hingga dengan mudah terlepas, ia tak kuat menahan geli disekujur tubuhnya.

Valerie terus mengerang saat merasakan dibawah sana begitu basah akibat cairan orgasme nya yang telah keluar, namun pria yang berada tepat didepan selangkangan nya tak menghiraukannya justru ia terus menjilati klitorisnya bahkan terus mengocok kedua jari nya didalam sana, alhasil Valerie berkali-kali orgasme sampai membanjiri ranjang.

"Aahh tuannhh" tubuh sang gadis melemas, Jungkook tak membiarkan Valerie hanya berdiam diri.

Dengan kasarnya ia menarik tubuh Valerie hingga ia menungging, Jungkook yang sudah berlutut diatas ranjang kini sudah full naked menunjukkan dada bidangnya, perut sixpacknya serta kejantanan yang begitu besar didepan mata Valerie.

Sang gadis yang melihatnya tertegun, bahkan ia berkali-kali menelan kasar Saliva nya, meski sudah biasa melihat penis pria dengan ukuran yang tak lazim tapi tetap saja ia terpukau dengan milik namja tampan dihadapannya.

"Suck my dick!"

"Harus sampai keluar!"

Tanpa di bimbing mulut seksi Valerie bergerak dengan lihai nya, kejantanan Jungkook memenuhi bibir seksi itu bahkan sesekali ia tersedak karena begitu panjang penis nya.

"Nnghh uhukk"

"Ouhhh fuck!"

"Masukkan lebih dalam lagi jalang!"

"Aaahhh please lebih dalam lagi nghh"

Valerie tampak kuwalahan, ia sampai terbatuk-batuk saat memaksa seluruh batang penis itu masuk kedalam tenggorokan nya.

"Ahhaku sudah tak tahan nghhh"

Jungkook mencabut penisnya dari dalam mulut Valerie kemudian ia mengambil alat kontrasepsi dan memasang di kejantanan nya.

"Kenapa memakai kondom tuan?"

"Ada masalah memangnya?"

"Hanya saja aku tidak terbiasa bermain dengan pria yang menggunakan kondom"

"Aku tidak bisa sembarangan bermain dengan wanita, apalagi wanita jalang seperti mu, jika mau bermain denganku harus menggunakan kondom karena aku tidak ingin menghamili wanita jalang!"

Degh!

Hati Valerie serasa teriris saat mendengarnya, begitu rendahnya ia dimata sang pria, meski kenyataan nya memang benar begitu namun Valerie tetap merasakan sakit yang teramat.

Saat Valerie terdiam, dengan kasarnya Jungkook melesakkan kejantanannya kedalam lubang senggama sang gadis tanpa peringatan hingga sang gadis mengerang kesakitan.

"Akhh Tuan, sakkitt"

Tak menghiraukan sang gadis, Jungkook terus menggoyangkan pinggulnya sampai sang gadis terhentak-hentak.

"Aaahhh"

"Ah"

"Aaahhh"

"Please fuck me harder"

"Hujam vagina ku lebih dalam nghh"




















Udah jangan lama-lama ngen nya, tar pada mupeng.












Vote dan komen nya, juseyo.






TBC.

Continua a leggere

Ti piacerΓ  anche

408K 26.8K 18
Re-Upload Mature Content 21+ [FANFICTION BTS BOOK 1] [Disarankan untuk follow author terlebih dahulu] Kehidupan Yu Hyejin amat sangat manis sebelumn...
8.5K 954 20
Mature 21+!! Entahlah, apakah aku harus bersyukur atau harus mengutukinya? Dia terlihat seperti penyelamatku. Malam itu aku ingat jelas bagaimana ibu...
38.5K 1.6K 49
hanya menceritakan tentang lee eunji yg terkenal dgn sifat kemesumannya dan menyukai kim taehyung seorang laki-laki yg sangat populer di kampusnya da...
35.9K 5K 19
Duda anak satu? Beberapa orang menganggap itu keren tapi ada juga yang menganggap itu sebuah kesialan. Siapa coba yang ingin di tinggal istri pergi s...