The Unwanted Queen || COMPLET...

By aristaptr

978K 76.3K 2K

[Sequel of I'm The Queen of Demon Kingdom] Evander Nicolas Harrison, putra dari Lord Xavier kini telah menjad... More

Hello!
The Unwanted Queen || 1
The Unwanted Queen || 2
The Unwanted Queen || 3
The Unwanted Queen || 4
The Unwanted Queen || 5
The Unwanted Queen || 6
The Unwanted Queen || 7
The Unwanted Queen || 8
The Unwanted Queen || 9
The Unwanted Queen || 10
The Unwanted Queen || 11
The Unwanted Queen || 12
The Unwanted Queen || 13
The Unwanted Queen || 14
The Unwanted Queen || 15
The Unwanted Queen || 16
The Unwanted Queen || 17
The Unwanted Queen || 18
The Unwanted Queen || 19
The Unwanted Queen || 20
The Unwanted Queen || 21
The Unwanted Queen || 22
The Unwanted Queen || 23
The Unwanted Queen || 24
The Unwanted Queen || 25
The Unwanted Queen || 26
The Unwanted Queen || 27
The Unwanted Queen || 28
The Unwanted Queen || 29
The Unwanted Queen || 30
The Unwanted Queen || 31
The Unwanted Queen || 32
The Unwanted Queen || 33
The Unwanted Queen || 34
The Unwanted Queen || 35
The Unwanted Queen || 36
The Unwanted Queen || 37
The Unwanted Queen || 38
The Unwanted Queen || 39
The Unwanted Queen || 40
The Unwanted Queen || 41
The Unwanted Queen || 42
The Unwanted Queen || 43
The Unwanted Queen || 44
The Unwanted Queen || 45
The Unwanted Queen || 46
The Unwanted Queen || 47
The Unwanted Queen || 48
The Unwanted Queen || 49
The Unwanted Queen || 50
The Unwanted Queen || 51
The Unwanted Queen || 52
The Unwanted Queen || End
The Unwanted Queen || Extra Part II
New Story!
Warning!

The Unwanted Queen || Extra Part I

11.1K 823 1
By aristaptr

Happy Reading Guys🖤
Don't forget to follow, vote, and comment on this story!
******

Kini Alissya tengah memperhatikan beberapa pelayan yang sedang menata sebuah kamar yang nantinya akan digunakan sebagai kamar tidur anaknya. Karena kelahiran anaknya hanya tinggal menghitung hari. Tentu semua persiapan untuk anaknya harus ia persiapkan mulai sekarang.

Seperti saat ini, kamar itu telah diisi dengan keranjang tidur dan semua perlengkapan bayi. Tetapi Alissya belum bisa menentukan pakaian yang tepat untuk anaknya nanti, karena ia tidak tahu jenis kelamin anak yang ada di dalam kandungannya. Meskipun William bisa melihat jenis kelamin kandungannya, Alissya tetap bersikeras untuk merahasiakannya. Ia ingin kelahiran anaknya nanti menjadi kejutan bagi semua orang.

"Queen, lebih baik anda duduk di sofa sambil mengawasi mereka. Anda akan kelelahan jika terus berdiri di sini." Ujar Grace dengan wajah khawatir. Namun tidak dengan Alissya yang tersenyum melihat kekhawatiran wanita itu.

"Tidak apa-apa Grace, aku baik-baik saja. Aku ingin melihatnya dari sini,-"

"Tina, bisa kau pindahkan ini dan taruh di sudut ruangan? Sepertinya lebih baik ini di taruh di sana." Ujar Alissya segera mengalihkan pembicaraannya dengan Grace membuat wanita itu hanya bisa menghela nafas pelan.

"Apakah di sini Yang Mulia?" Tanya Tina sambil menaruh sebuah lampu meja.

"Tepat, terima kasih Tina."

"Baik Yang Mulia."

Setelah semua peralatan bayinya telah tersusun rapi, semua pelayan segera meninggalkan Alissya dan Grace di dalam sana.

"Yang Mulia, benarkah anda akan pergi ke pusat kota saat pesta perayaan nanti?"

Alissya yang mendengar pertanyaan Grace langsung menganggukkan kepalanya.

"Aku ingin menghabiskan waktu berdua dengan Yang Mulia Raja, sebelum nantinya dia akan sibuk dengan tugas kerajaan dan aku yang akan sibuk mengurus anakku."

"Anda benar, sebentar lagi penerus kerajaan akan lahir. Bukankah tinggal tersisa tiga minggu lagi Yang Mulia?"

"Iya, sebentar lagi aku akan bertemu dengannya." Ujar Alissya dengan tersenyum senang sambil mengusap lembut perutnya.

Di sela perbincangan mereka, Alissya melihat seorang pelayan datang menghampirinya dengan sebuah amplop di tangannya.

"Maaf mengganggu kenyamanan anda Yang Mulia. Saya diperintah Raja untuk memberikan surat ini pada anda." Ujar pelayan itu menunduk hormat sambil memberikan amplop coklat di tangannya.

"Surat?" Gumam Alissya bingung. Namun segera ia terima dan meminta pelayan itu untuk pergi.

Grace yang berada di samping Alissya juga tak kalah penasaran pada amplop coklat yang ada di tangan Alissya. Tanpa pikir panjang Alissya segera membuka amplop tersebut dan mengambil isinya.

Dan betapa terkejutnya saat Alissya melihat tulisan yang tertera di dalamnya.

"Ini undangan pernikahan!" Pekik Alissya terkejut.

"Pernikahan?"

Alissya segera memberikan amplop tersebut pada Grace, dan wanita itu tersenyum saat mengetahui Thezza akan melangsungkan pernikahan dengan Leonard.

"Oh astaga! Akhirnya mereka meresmikan hubungan mereka. Kapan acaranya?" Tanya Alissya dengan sangat antusias.

Grace kembali membaca isi undangan itu, "Acaranya akan berlangsung tiga hari lagi Yang Mulia."

"Baiklah, kita harus segera mempersiapkan hadiah untuk mereka. Ayo Grace!" Ujar Alissya dan langsung melangkah keluar dengan langkah cepat.

Grace yang melihat itu seketika membulatkan matanya. "Yang Mulia, anda harus berhati-hati." Teriak Grace sambil mengejar Alissya yang sudah jauh berada di depannya.

Grace tidak habis pikir terhadap Alissya. Saat sedang hamil tua pun wanita itu masih sibuk beraktivitas. Bahkan kegiatan yang dilakukan wanita itu tidak ada habisnya. Alissya tidak pernah merasa khawatir sedikitpun, tetapi Grace-lah yang sangat mengkhawatirkan keadaan wanita itu.

*****

Di dalam ruang kerja miliknya, Evan terlihat sibuk menatap semua dokumen yang ada di hadapannya. Tangannya sangat lihai menulis dan membalikkan halaman demi halaman. Kedua alisnya tampak bertaut saat membaca beberapa dokumen yang menurutnya perlu diperbaiki. Tetapi kadang kala sudut bibir pria itu terangkat saat melihat dokumen yang menurutnya sangat baik. Hingga akhirnya konsentrasi pria itu buyar saat mendengar suara ketukan pada pintu ruangannya.

"Masuk." Tihtah Evan pada seseorang di luar sana.

Evan pun melihat Steve masuk dengan membawa beberapa dokumen lagi ditangannya. Saat itu juga Evan menyandarkan tubuhnya sambil menghela nafas berat.

"Apa kau akan membuatku mati secara perlahan?"

"Saya tidak berani untuk melakukannya Yang Mulia." Ujar Steve sambil menahan tawanya.

Evan menatap tajam Steve, namun segera ia memalingkan wajahnya menghadap jendela. Di luar terlihat awan hitam mulai berkumpul, menandakan sebentar lagi akan turun hujan.

"Apa yang dilakukan istriku?"

"Ratu sedang menyiapkan hadiah untuk Putri Thezza, Yang Mulia." Evan yang mendengar itu hanya mengangguk singkat.

"Baiklah, terus awasi dia. Segera kabari aku jika terjadi sesuatu." Setelah mengatakan hal itu, Evan segera meminta Steve untuk meninggalkan ruangan.

Evan kembali menatap dokumen yang ada dihadapannya. Namun pria itu seketika berdiri dan berjalan menuju jendela. Tatapan pria itu begitu dingin. Terlihat jelas jika ia tengah memikirkan sesuatu.

Sebentar lagi penerus kerajaan ini akan lahir. Evan benar-benar harus merencanakan dengan matang untuk menjaga penerusnya. Ia tidak ingin seseorang kembali mengincar keluarganya. Meskipun ia bisa mengatasi semua masalah yang datang kepadanya, tetapi ia tidak bisa memprediksi masa depan.

"Apa yang sedang kau pikirkan nak?"

Evan yang mendengar suara Crystal seketika membalikkan tubuhnya. Ia pun tersenyum lalu menghampiri ibunya yang telah duduk di salah satu sofa yang ada di sana.

"Hanya memikirkan rencana kedepannya." Timpal Evan sambil menempati tempat duduk dihadapan ibunya.

"Bagaimana keadaan daddy?"

"Dia baik-baik saja, kau tidak perlu khawatir. Sekarang, bahkan dia sudah sibuk mengurus masalah kerajaan."

Evan menghela nafas berat. Ia tak habis pikir dengan ayahnya yang langsung pergi mengurus pekerjaan setelah ia pulih benar.

"Lalu apa yang akan mommy lakukan sekarang?" Crystal yang mendengar pertanyaan dari Evan seketika menampilkan senyuman yang penuh arti. Tak lama Crystal beranjak lalu berkacak pinggang dihadapan Evan.

"Mommy akan menyusul ayahmu, lalu pergi berlibur mengelilingi desa dan mungkin tidak akan pulang beberapa hari ini."

Sontak Evan membulatkan matanya saat mendengar ucapan ibunya. "Yang benar saja,-"

"Apa mommy terlihat seperti orang yang sedang bercanda?"

"Baiklah, anggap saja ucapan mommy itu benar. Tapi bagaimana,-" belum saja Evan menyelesaikan ucapannya, Crystal dengan cepat memotongnya.

"Baiklah, mommy akan pulang sebelum perayaan dimulai. Bagaimana?" Ujar Crystal berusaha bernegosiasi dengan putranya.

Evan yang sudah kalah telak akhirnya mau tidak mau menyetujui keinginan ibunya. Lagipula, ia hanya ingin kedua orang tuanya hadir untuk mengikuti pesta perayaan kemenangan mereka yang masih tertunda sampai saat ini. Sebelum kedua orang tuanya pergi untuk tinggal di desa lain.

*****

Halaman pack house sudah dipadati oleh para tamu undangan yang akan menyaksikan pernikahan Alpha dan Luna Silvermoon Pack, tetapi mereka masih tidak kunjung melihat kedatangan Raja dan Ratu dari Kerajaan Demon. Tamu undangan yang sangat ditunggu-tunggu semua orang terutama Thezza.

"Sebentar lagi acara dimulai, tapi kenapa Alissya belum datang juga?" Resah Thezza yang tengah duduk bersama ibu dan ayahnya.

Queen Nora yang melihat kegelisahan putrinya hanya mampu menggeleng heran. "Dia pasti datang, kenapa kau sangat gelisah seperti itu. Lebih baik kau menemani Leonard menyambut tamu."

Thezza mendengus sebal, tetapi ia tidak bisa membantah ucapan ibunya. Lagipula ia juga belum sempat menyapa tamu yang datang, karena sedari tadi pikirannya hanya terfokus pada Alissya.

Tetapi saat Thezza ingin beranjak dari tempat duduknya, ia mendengar suara lantang yang mengatakan jika Raja dan Ratu Kerajaan Demon telah datang. Semua orang pun berdiri dan menunduk hormat atas kedatangan mereka. Namun tidak dengan Thezza yang terlihat bahagia saat melihat kedatangan sahabatnya itu.

"Maaf kami terlambat." Ujar Alissya menghampiri Thezza dan orang tuanya.

"Tidak Yang Mulia, anda datang tepat waktu." Sahut Queen Nora dan tersenyum pada Alissya.

"Aku kira kau tidak akan datang, aku menunggumu dari tadi." Ujar Thezza.

Alissya terkekeh pelan, "Tentu saja aku datang. Bagaimana mungkin aku tidak menghadiri pernikahan sahabatku ini." Sahut Alissya membuat Thezza tersenyum senang.

Acara pun segera dimulai. Acara diawali dengan pengangkatan Leonard menjadi Alpha dari Silvermoon Pack, lalu dilanjutkan dengan acara pernikahan Leonard dan Thezza sekaligus pengangkatan Thezza menjadi Luna Silvermoon Pack.

"Semua berakhir dengan indah." Ujar Alissya di dalam pelukan Evan.

"Tentu saja Queen. Mereka yang telah melalui masa-masa sulit, suatu hari pasti akan merasakan kebahagiaan dalam hidup mereka.

Acara pun berlangsung dengan sangat meriah. Semua orang terlihat sangat gembira. Termasuk Alissya yang sangat gembira melihat kebahagiaan sahabatnya.

*****

Seminggu telah berlalu begitu cepat, Alissya mendengar kabar jika seluruh pemukiman warga yang terkena dampak akibat peperangan telah selesai diperbaiki. Bersamaan dengan itu, pesta perayaan kemenangan pun telah selesai disiapkan. Istana telah dihias dengan indah, begitu pula dengan jalanan kota kerajaan demon yang telah disulap sedemikian rupa. Lampu-lampu menghiasi sepanjang jalan, membuat kota itu menjadi terang benderang.

Rakyat perlahan mulai memadati jalan. Banyak orang dari luar kerajaan yang juga ikut merayakan. Tak hanya itu, Alissya pun juga ikut bergabung di dalam kerumunan itu dan tentunya dengan Evan yang terus berada di samping wanita itu untuk menjaganya.

Senyuman tak pernah pudar dari wajah Alissya. Ia merasa sangat senang melihat kebahagiaan dari semua orang yang ada di sana. Mereka merayakan pesta dengan penuh kebahagiaan. Dihiasi dengan penuh canda dan tawa.

Alissya membeli beberapa makanan dan juga pernak-pernik yang indah. Hingga akhirnya pandangannya tertuju pada sebuah sekumpulan orang yang tengah berdiri di pinggir danau.

"Apa yang sedang mereka lakukan?" Tanya Alissya.

Evan pun melihat ke arah pandang Alissya dan kemudian tersenyum, "Mereka sedang menulis keinginan mereka di lampion, lalu mereka akan menaruhnya di atas air danau."

Alissya terkesima dengan apa yang ia lihat. Danau yang semula gelap perlahan mulai terang di penuhi dengan lentera lampion. Pemandangan indah yang tidak pernah ia temui sebelumnya.

"Bagaimana kalau kita juga membuatnya?" Ujar Alissya dengan semangat membuat Evan terkekeh pelan.

"Tentu Queen."

Saat itu juga Evan meminta Steve untuk membawakan satu buah lampion untuk mereka. Seperti yang lainnya, Alissya juga menulis keinginannya dengan Evan yang menulis di salah satu sisi lampion lainnya.

Setelahnya, mereka langsung menaruh lampion itu di atas air dan membiarkan angin menghembus lampion itu, membawanya ke tengah danau.

Evan mendekati Alissya dan memeluk tubuh wanita itu dari belakang. Mereka masih menatap lampion yang telah mereka lepaskan dengan tulisan keinginan mereka masing-masing.

"Apa yang kau tulis Queen?"

Alissya dengan cepat menatap Evan sambil memicingkan matanya.

"Itu rahasia Lord. Hanya aku dan dewi bulan yang tahu." Cibir Alissya membuat Evan mendengus sebal.

"Baiklah, lagipula aku sudah melihatnya." Sahut Evan dengan santainya, tetapi tidak dengan Alissya yang langsung membulatkan matanya.

"Apa?! Kau melihatnya?!"

Dengan santai Evan mengangguk, "Tulisanmu sangat besar Queen, dan cahaya dari lampion itu memantulkan tulisanmu. Tentu aku bisa dengan jelas melihatnya,-"

"Tapi tenang saja, aku akan merahasiakannya."

Alissya yang mendengar itu seketika menganga tak percaya, sedangkan Evan tidak bisa menahan tawanya saat melihat ekspresi dari istrinya.

"Itu tidak adil! Astaga.. Seharusnya kau tidak membacanya! Arrgg.. Kau menyebalkan Lord!" Kesal Alissya sambil menghentakkan kakinya dan pergi meninggalkan tempat itu.

Evan yang melihat itu segera menyusul Alissya. "Baiklah maafkan aku Queen, aku akan menghapusnya dalam ingatanku."

"Itu mustahil!"

"Hei itu benar, jadi jangan marah ya sayang."

"Tidak!"

"Oh ayolah."

Evan terus mengejar Alissya yang terlihat sangat kesal. Bahkan semua orang yang melihat pertengkaran itu hanya bisa menggelengkan kepalanya heran. Bagaimana mungkin seorang Raja dan Ratu kerajaan demon yang terkenal dengan kehebatan mereka bisa bersikap seperti remaja yang tengah memasuki masa pubertas. Tetapi mereka sangat senang melihat kemesraan mereka berdua.

******

Continue Reading

You'll Also Like

260K 22.9K 52
((COMPLETED)) Werewolf series #2 Tentang kisah Alpha Davion, pada cerita My Heart (cor meum) bagian "Alpha's Meeting" ((Kisah tentang seorang gadis b...
9.3K 780 7
Perjalanan baru dimulai ketika Bele telah nyaman dengan kehidupan barunya setelah merasakan patah hati terbesar, penyebab rasa sakit itu muncul kemb...
252K 653 9
konten dewasa 🔞🔞🔞
960K 40.1K 21
Membuat harem kemudian berlindung dibalik tubuh para cogan? Itulah pemikiran bodoh Olivia Rosalind, sosok gadis manis penyuka cogan yang seringkali b...