A FIRST PERFECT [21+]

lilumither által

2M 53.1K 2.9K

⚠️ 🔞 Kehidupan Reyna di kantor menjadi lebih buruk ketika foto topless nya tersebar. Bukan hanya foto toples... Több

[00] SINOPSIS & GUIDELINES
[01] EROTIC PICTURES AND VIDEO
[02] Your Somewhat Place
[03] MAHAGITA Group And Relationship Chart
[04] Fit is hit
[05] Fit is Hit (2)
[06] She is in danger
[07] He is Dangerous
[08] Desire
[09] Desire (2)
[10] Bastards
[11] Dead Meat
[12] Jealously
[13] Craving
[14] Usual day in office
[15] Another Scandal?
[16] Floor Plan, Relationship Chart, and Female Cast
[17] Punishment?
[18] His Girl-Friend
[19] It's complicated
[20] Lucky Chance
[21] Please don't be in love with someone else
[22] Seduction
[23] LUST
[24] Virginity
[25] Incapability
[26] Regretful
[27] Something feels off
[28] Confrontation
[29] Demand
[30] Caught Red Handed
[31] Messy
[32] Where do i start
[33] Break Up
[34] Insane
[35] Test Pack
[36] Revealed
[36.1] Suspect Board
[37] Baffled
[38] Here we go again
[39] Fearless
[40] False Accusation(?)
[41] Down Payment
[43] Hotspring (2)
[44] Hotpsring (3)
[45] Hotspring (4) + Special Part
[46] Hotspring (5)
[47] Important person
[48] Resign
[49] A heart to heart

[42] Hot Spring (1)

28K 768 99
lilumither által

Reyna meneguk alkohol yang ada di depannya sekali lagi. Seharusnya liburan yang MG Tech adakan untuk para karyawan ini bisa membuat beban lepas sejenak setelah berbulan-bulan disibukkan hanya soal peluncuran produk. Tapi Reyna masih merasa hari pertama liburan ini biasa saja. Mungkin karena mereka baru sampai tiga jam yang lalu dan terpaksa harus berkumpul di ruang besar ini untuk acara pembukaan.

Harusnya Reyna bisa lebih bahagia karena mereka mendapat liburan di resort ala Jepang yang dimiliki salah satu sub perusahan MAHAGITA karena ini benar-benar penginapan kesukaan Reyna apalagi ada fasilitas onsen. Tapi ada yang membuat perasaannya tetap hampa padahal ia sudah melampiaskan kekesalannya pada Gaby.

Reyna kembali meraih sloki alkohol ketika menyadari Melvin telah duduk di sampingnya. Mungkin tahu bahwa Reyna tidak nyaman apalagi daritadi harus meladeni obrolan yang dilontarkan pegawai-pegawai cowok lain.

Lalu ketika tangan Melvin terasa menyusup diam-diam lewat yukata yang Reyna pakai dan meraba pahanya, Reyna hanya mendengus. Sadar dengan tujuan Melvin sebenarnya. 

Meskipun Reyna menikmati apa yang Melvin lakukan, sialnya ia malah membayangkan wajah Darren. Alkohol ini sepertinya benar-benar membuat Reyna gila.

Acara minum-minum yang disebut acara pembukaan ini sudah berlangsung nyaris tiga jam. Beberapa orang sudah kembali ke kamarnya masing-masing. Beberapa lagi memilih untuk tidur di ruangan ini. Mungkin sudah tidak sanggup menggerakkan kaki mereka. Beberapa orang lagi memilih untuk melanjutkan acara dan bersenang-senang  dalam keadaan mabuk.

Sementara itu, Reyna sengaja tidak minum terlalu banyak. Atau ia akan benar-benar kehilangan kesadaran dan membiarkan dirinya tanpa pertahanan di sini. Reyna tidak bisa menjamin dirinya aman karena pegawai cowok memandangnya dengan cara berbeda sejak foto dan videonya bersama Darren dulu tersebar.

Tapi setidaknya Reyna bisa merasa aman karena ada Melvin yang duduk di sampingnya dan juga Darren mengawasi dari meja yang berada paling sudut. Ngomong-ngomong soal Melvin, Reyna juga tidak bisa mengatakan dirinya aman, karena Melvin lah yang menyentuh tubuhnya saat ini. Sejak Reyna membuka jalan bagi Melvin di pub hotel minggu kemarin, cowok itu menjadi lebih leluasa padanya.

Lalu saat mata Reyna bertemu dengan Darren dan untuk sekilas Reyna tahu Darren menatap tajam dari sana, sejak tadi. Mungkin cowok itu tahu apa yang terjadi di bawah meja ini lewat ekspresi Reyna.

Reyna juga sadar, Darren tidak berani memarahi atau menyeretnya menjauh karena cowok itu juga sadar diri bahwa ia tidak memiliki hak. Reyna paham selain itu Darren juga tidak ingin jarak mereka kembali terentang jauh. 

Tanpa sadar, Reyna menggigit bibirnya. Hingga saat ini cowok itu masih mengharapkannya.  Padahal Reyna dengan jelas mengatakan bahwa ia tidak bisa memastikan perasaannya masih sama ketika nantinya cowok itu berhasil mengungkap semua pelaku yang berhubungan dengan masalah yang menimpanya.  

Reyna merasa bersalah, namun keinginannya untuk sedikit membalas dendam juga masih ada. Darren pernah membuatnya merasa sakit, maka Reyna ingin Darren kurang lebih merasakan hal yang sama. 

Maka ia biarkan tangan Melvin terus naik ke pangkal paha sementara cowok itu mengobrol dengan pegawai lain di depan mereka. Sejujurnya Reyna tidak menyukai melakukan hal semacam ini di tempat umum. Namun mungkin pengaruh alkohol membuatnya menjadikan hal itu bukanlah masalah

Untungnya orang-orang yang duduk di depannya juga tidak curiga kenapa wajah Reyna begitu merah. Alkohol telah menjadi kambing hitamnya. Lantas jemari Melvin menyusup semakin dalam hingga mengusap celana dalam yang Reyna pakai.

Reyna menggigit bibir, menikmati denyutan di semua pembuluh darah juga di bagian bawah tubuhnya setiap kali sentuhan Melvin membawa nikmat. Melvin memang tidak selihai Darren, tapi Reyna tidak peduli.

"You look like you're enjoying this party, Reyn" ucap Darren yang tau-tau berada di depannya. 

Reyna terpaku untuk sejenak. Seolah merasa tertangkap basah. Tapi bukankah ini yang dia mau? Ide yang entah darimana datang ingin membuat Darren sama tersiksanya dengan dirinya. 

Tapi Darren seolah memandangnya rendah dan membuat Reyna menyesal membiarkan Melvin menyentuhnya. 

Tidak. Reyna tidak boleh kelihatan menyedihkan. "I am," jawab Reyna singkat sambil tersenyum, seolah menantang ucapan Darren. 

Melvin berdehm. Tangannya sudah berhenti meraba paha Reyna sejak kedatangan Darren tiba-tiba ke mejanya. 

"Reyn. Kayaknya lo udah harus balik ke kamar," ujar Melvin sambil membawa Reyna. 

Reyna mengangguk pelan. Tidak mengindahkan raut kecewa yang muncul dari wajah Darren. Benar. Reyna belum bisa sepenuhnya berdamai dengan kejadian itu. Darren setidaknya harus merasakan sakit yang sama.

Reyna tidak peduli Darren akan menganggapnya murahan. Toh baginya, karir dan pencapaian di kantor lah yang menjadi tolak ukur nilai dirinya. Orang-orang hanya bisa membicarakannya di belakang, sementara karir Reyna akan terus bersinar. Yah itu setidaknya jika Reyna bisa fokus dan tidak membiarkan interupsi dari kehidupan percintaan. 

Tapi sejujurnya Reyna tidak ingin kembali ke kamar. Karena Pram yang entah tau darimana tentang ketidakharmonisan hubungannya dengan Vanya dan Sella membuat mereka sekamar padahal kamar-kamar lain diisi 10 hingga 15 orang karyawan. Untungnya Sella tidak ikut dan Reyna hanya harus menghadapi kecanggungan ini dengan Vanya.

Masih jauh dari pintu kamar, Melvin menghentikannya. 

"Jujur aja Reyn. Lo manfaatin gue buat manas-manasin Darren, kan?" ucap Melvin. 

Reyna memalingkan wajahnya tapi belum berniat berjalan kembali. Apa yang Melvin ucapkan  tidak sepenuhnya benar karena awalnya Reyna menerima Melvin hanya untuk melampiaskan hasrat yang selama ini terpaksa berpuasa. 

Melvin mendengus. Mungkin keadaan Reyna yang masih tipsy  tidak memungkinkan untuk merespon percakapan serius. 

"That's okay. Kita satu tujuan. Karena gue pun suka ngelakuin ini. Gue bisa bikin cowok itu lebih sakit, kalau lo mau," ujar Melvin.

Reyna hanya tertawa kecil. Namun kepalanya yang terasa sakit pengaruh alkohol membuatnya hanya ingin merebahkan diri sekarang. Ia lalu berjalan menuju kamar. Namun baru menggeser sedikit slide door itu, Reyna terhenti. 

Reyna membatu dalam keterdiamannya.

Di dalam kamar itu, meskipun dalam keremangan Reyna bisa melihat sepasang manusia tengah bergumul. Desahan demi desahan yang tertahan terdengar jelas di telinga Reyna. Atasan mereka berdua sudah tidak terpasang. Benar-benar topless. 

Lalu saat Reyna berusaha melihat siapa dua orang itu, ia menahan napas. 

Vanya dan Jovan!? 

"Mereka kan kakak adik?" 

Mata Reyna melebar sempurna mendengar gumaman kecil Melvin yang spontan keluar. Cowok itu rupanya ikut mengintip. 

Lalu ketika Reyna berniat masuk ke dalam kamar itu, Melvin menariknya menjauh, sejauh-jauhnya dari ruangan tersebut, tanpa menimbulkan suara.  

"Lo ngapain? Gak liat mereka lagi apa?" bentak Melvin tanpa sadar begitu mereka sampai di koridor lain. 

"Maka dari itu, bukannya gue harus berhentiin mereka? Lo bilang mereka kakak adik?" Reyna terlihat begitu terguncang sekaligus frustasi. 

Melvin memegang kepalanya yang terasa sakit. Dirinya juga sedang mencerna hal ini. Ini salahnya tidak mencari tahu lebih menyeluruh dan detail tentang orang-orang yang berada di dekat Reyna. 

Yah seperti asal usul Reyna. Melvin juga tidak tahu asal sebenarnya cewek yang tiba-tiba Pram masukkan ke kantor sebagai pegawai baru jika Melvin tidak mencari tahu terlebih dahulu. 

"Gini..." ucap Melvin dengan tangan yang bertengger di bahu Reyna. "Gue bilang mereka kakak adik karena gue inget Vanya pernah hadir pesta bareng mami-nya Jovan. Jadi, gue kira gitu," lanjutnya. Sedikit menyesal kenapa hal tadi keluar refleks tanpa ia pikirkan terlebih dahulu. 

"Bingung juga jelasinnya. Pastinya gue gak tau karena you know Reyn, keluarga Haury gede banget, udah susah ditrace dan dibikin silsilah. Kayak ... gue gak tahu tentang keluarga Darren atau temen-temennya kecuali gue minta orang buat nyari tau," jelas Melvin.

"Dan karena saking gedenya ... kalau ada yang nikah antar sepupu udah biasa. Soalnya jaraknya udah jauh banget, kemungkinan."

"Jadi maksud lo bisa jadi mereka sepupu atau kakak-adik beneran?" 

Melvin tampak berpikir. "Ada banyak kemungkinan lain juga, sih. Yang jelas. Pasti ada alasan kenapa Vanya gak ngasih tau lo selama ini.  Gue yakin mantan lo juga tau soal ini. Sebelum lo mutusin tetap masuk, pikirin gimana reaksi Vanya. Pikirin perasaannya juga." 

Reyna menggigit bibir kuat-kuat.  Meskipun Reyna sedikitnya tahu bagaimana seluk beluk keluarga Haury, ia tetap merasa terguncang di saat kepalanya tidak bisa diajak berpikir begini. Apalagi dihadapkan pemandangan seperti tadi. 

Vanya adalah cewek terpolos dan termanis yang pernah Reyna temui. Jika Vanya memakai baju sedikit terbuka atau berada di club, pelaku yang mengajaknya pasti Reyna. Namun melihat Vanya dalam situasi tadi, Reyna tidak tahu bagaimana menempatkan Vanya dalam pandangannya. 

Reyna akhirnya memutuskan menyusup ke kamar pegawai cewek lain untuk tidur karena setelah kembali mendekati kamarnya dan Vanya, desahan Vanya masih terdengar jelas. 

Spam emoji di sini dong

Kasih tahu aku apa yang kalian pikirin habis baca part ini

anw ini ngetiknya via hp enggak di laptop kayak biasa, jadi mungkin banyak yg typo karena error mulu tiap ngesave. sebel karena mesti ulang ngetik terus :/

Olvasás folytatása

You'll Also Like

588K 56K 45
Demi menghindari sebuah aib, Gus Afkar terpaksa dinikahkan dengan ustadzah Fiza, perempuan yang lebih dewasa darinya. Gus Afkar tidak menyukai Fiza...
83K 1.7K 32
[minors do not interact 🔞] Perkenalkan: Renata. Terakhir pacaran lima tahun yang lalu. Alasan putus? Well, klise tapi membekas sampai sekarang: dise...
224K 2.8K 15
⚠️ Konten mengandung hal yang dewasa, brutal dan banyak bahasa yang kasar! CERITA AKAN DI PRIVATE SECARA ACAK JIKA INGIN BACA PART LENGKAP DI HARAPK...
185K 6.3K 39
21+ Rea dan Elang adalah korban dari orang tua yang tidak bertanggung jawab. Tinggal dipanti asuhan sedari kecil membuat Rea yang tertutup dan pendia...