Cinta Di Sudut Kota (Girl x G...

By Blackary05

88.6K 3.5K 456

Hanza, seorang wanita yang merupakan pimpinan dari salah satu sindikat perdagangan gelap, tanpa sengaja diper... More

1. Pertemuan
2. Sebuah Rasa
3. Dua sisi yang berbeda
4. Menghilang
5. Sakit dan Cemburu
6. Cinta dan Pengakuan
7. Awal Sebuah Dendam
9. Berkumpul Kembali Dalam Cinta

8. Saatnya Pembalasan

8.2K 329 56
By Blackary05

Author POV*

Beberapa menit setelah Antony bersama empat orang pasukan evil pergi meninggalkan Jinx yang tergeletak di pinggir jalan, tibalah Zhenzhen, samuel beserta beberapa anak buah Hanza di tempat itu. Zhenzhen berlari ke arah Jinx saat melihat orang yang disayanginya tergeletak lemas dengan beberapa tetes darah segar yang masih mengalir melalui hidung dan mulutnya.

"Jinx...Jinx..bangunlah Jinx!"ucap Zhenzhen sambil menggoyangkan lengan Jinx.

"Zheen...Kat...Katrin...tolong dia-" Jinx berkata dengan susah payah.

"Apa yang terjadi dengan Katrin?" tanya Zhenzhen

"Anak buah Wilson dan pa..pa..sukan Evil ...ah....me..mereka mem..membawa Katrin-" Jinx lalu tidak sadarkan diri.

"Sam...bawa mobilnya kemari, kita bawa Jinx ke rumah sakit!" ucap Zhenzhen

"Iya Zhen—" Samuel lalu membawa mobilnya mendekati tempat di mana Jinx tengah terbaring. Zhenzhen dengan sigap membopong tubuh Jinx dan memasukkannya ke dalam mobil.

"Kita cari rumah sakit terdekat, aku tidak mau terjadi apa-apa dengan Jinx!" perintah Zhenzhen sambil tetap memeluk tubuh Jinx yang tidak sadarkan diri.

"Baik Nona Zhen—" sahut anak buah Hanza yang saat itu menjadi supir.


Lima belas menit kemudian mereka pun tiba di sebuah rumah sakit. Jinx langsung mendapatkan perawatan di ruang gawat darurat. Sementara itu Zhenzhen menunggu dengan cemas di luar ruangan. Samuel yang sedari tadi menemani Zhenzhen akhirnya membuka pembicaraan.

"Sebaiknya aku segera menelpon Boz Hanza dan memberitahu keadaan kita saat ini." Ucap Samuel

"Cobalah Sam, barangkali dia sudah bisa dihubungi saat ini." Sahut Zhenzhen lemas

"Baiklah, aku akan coba menghubunginya, sebaiknya kamu mencari sebotol minuman dingin untuk menenangkan hatimu." Ucap Samuel

"Aku tidak akan kemana-mana sampai mengetahui kondisi Jinx." Balas Zhenzhen

"Hal itu akan memakan waktu yang cukup lama Zhen. Jinx sudah sakit, jangan sampai kamu juga ikut sakit. Kamu harus kuat untuk bisa menjaganya nanti. Kamu juga harus kuat untuk membalaskan semua yang telah dilakukan oleh anak buah Wilson terhadap Jinx dan Katrina. Maka dari itu kamu harus menjaga kondisimu Zhen." Tutur Samuel

"Iya Sam, aku mengerti. Biarlah aku menunggu Jinx di sini sebentar lagi." Sahut Zhenzhen.

"Baiklah kalau begitu tinggalah di sini. Aku akan mencarikan beberapa makanan kecil untukmu." Ucap Samuel sambil berlalu Zhenzhen

Samuel lalu meninggalkan Zhenzhen untuk mencari makanan. Zhenzhen masih menunggu Jinx di luar ruang gawat darurat. Sampai akhirnya sebuah panggilan masuk membuyarkan lamunannya.

"Halo Hanz—" ucap Zhenzhen saat menerima panggilan dari Hanza

"Zhen...maafkan aku, sinyal telpon sangat tidak bersahabat di tempat transaksi tadi. Aku baru saja sampai markas dan melihat begitu banyak pesan dari operator bahwa kalian mencoba menghubungiku dari tadi. Apa ada hal penting yang ingin kamu sampaikan?" tanya Hanza di seberang telpon

"Hanz....aku sedang di rumah sakit untuk menunggu Jinx. Maaf aku tidak bisa bercerita panjang lebar. Aku hanya bisa memberitahumu satu hal bahwa anak buah Wilson telah menghajar Jinx dan anak buah kita serta menculik Katrina. Saat ini Katrina tengah dibawa oleh anak buah Wilson menuju markas mereka." Sahut Zhenzhen

"Apaaa? Beritahu aku posisimu saat ini, aku akan segera ke sana!" ucap Hanza

"Aku berada di rumah sakit Costa Medistra bersama Samuel." Sahut Zhenzhen

"Baiklah..aku akan segera ke sana." Hanza lalu mengakhiri pembicaraan dengan Zhenzhen

Hanza tiba di rumah sakit Costa Medistra bersama Yosi. Mereka akhirnya berhasil menemui Zhenzhen dan Samuel. Bertepatan dengan itu, dokter yang merawat Jinx keluar dari ruang gawat darurat.

"Keluarga dari Nona Jinx!" Dokter tersebut berseru memanggil keluarga Jinx

"Ya, kami keluarganya Dok, bagaimana kondisi Jinx?" tanya Zhenzhen

"Saat ini kondisinya sudah sedikit membaik. Banyak luka pada organ dalam yang diderita oleh Nona Jinx. Sepertinya akibat tindakan kekerasan. Tulang lengannya juga mengalami sedikit keretakan. Pemulihannya akan memakan cukup banyak waktu, namun demikian, nyawanya saat ini sudah terselamatkan. Paling tidak untuk satu bulan ke depan dia harus mendapatkan perawatan dan pengawasan dari rumah sakit."

"Terimakasih dokter, kami mempercayakan kesehatan Jinx pada Anda. Untuk masalah pembiayaan, anda tidak usah khawatir. Berikan semua yang terbaik untuk saudara kami. Saya akan menaruh uang muka sebagai jaminan pembiayaan." Ucap Hanza

"Apakah kami sudah boleh melihatnya sekarang?" tanya Zhenzhen

"Maaf Nona, untuk dua jam ke depan kami akan merawat Nona Jinx di ruang pemulihan. Jika kondisinya stabil maka kami akan merawatnya di kamar biasa. Namun jika kondisinya memburuk maka dengan berat hati saya sampaikan bahwa kami akan merawatnya di ruang intensif untuk pengawasan lebih lanjut."Dokter tersebut mencoba menjelaskan dengan ramah.

"Baiklah dokter, kami percayakan seluruh penanganan medis pada anda." Sahut Hanza

"Baiklah, jika demikian saya permisi untuk kembali ke ruang perawatan." Ucap dokter itu

"Terimakasih Dokter—" ucap Hanza lalu mendekati Zhenzhen

"Tenanglah Zhen, Jinx sudah berada di tangan yang tepat."Ujar Hanza sambil menepuk-nepuk bahu sahabatnya itu.

"Iya Hanz....Aku hanya....aku-"Zhen tidak mampu melanjutkan kata-katanya karena saat itu juga Hanza menarik Zhenzhen ke dalam pelukannya.

"Dia gadis yang kuat, aku yakin Jinx akan pulih dan kembali bergabung bersama kita." Hanza berusaha menguatkan Zhenzhen

"Iya Zhen, Jinx pasti akan kembali bersama kita. Bagaimana dengan Katrin Boz Hanz?" Yosi yang sedari tadi diam akhirnya ikut berbicara. Mendengar perkataan Yosi, Hanza lalu melepaskan pelukannya.

"Kita akan memikirkan rencana untuk menyelamatkannya Yosi. Sebaiknya kita mencari tempat yang aman untuk membicarakan masalah ini. Ayo kita ke taman di sebelah itu!" Sahut Hanza sambil menujuk sebuah taman kecil yang berada di dekat bangunan rumah sakit.

"Apa tidak sebaiknya kita segera menyelamatkannya Boz?" tanya Samuel ketika sampai di taman.

"Tidak perlu—-" sahut Hanza

"Apa maksudmu Hanz? Apa kamu akan membiarkan Katrina berada dalam cengkraman Wilson. Bukankah kamu sendiri sudah mengetahui sifat bajingan itu seperti apa. Bagimana mungkin kamu bersikap seolah-olah tidak peduli akan keselamatan Katrina. Lihatlah Jinx, dia sampai mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan Katrina karena dia tahu bahwa Katrina sangat berarti untukmu. Lalu mengapa kini kamu tidak berusaha untuk menyelamatkannya Hanz?"Zhenzhen sedikit emosi. Melihat hal tersebut Hanza hanya tersenyum penuh arti.

"Tenangkan dirimu Zhen. Jika hatimu dipenuhi oleh amarah maka otakmu tidak akan bisa berpikir dengan jernih. Aku tahu bahwa kamu sangat marah terhadap Wilson karena telah melukai Jinx. Aku sangat paham akan hal itu. Namun bukan berarti kita langsung bertindak gegabah dan melakukan serangan tanpa rencana pada Wilson. Itu sama saja dengan bunuh diri."Hanza mencoba menjelaskan

"Maafkan aku Hanz, aku sudah terbawa emosi-" ucap Zhenzhen

"Aku bisa mengerti perasaanmu saat ini karena aku juga merasakan hal yang sama. Hanya saja terdapat sedikit perbedaan. Kamu mengkhawatirkan satu orang sedangkan aku mengkhawatirkan dua orang. Satu orang adalah saudaraku yakni Jinx, satunya lagi adalah orang yang aku cintai, Katrina. Aku pun sama marahnya dengan dirimu Zhen. Namun kemarahan hanya akan membawa kita pada kehancuran. Aku sangat yakin jika Wilson menunggu pembalasan dari kita. Jika itu yang dia inginkan, mari kita buat dia terus berharap."ucap Hanza

"Lalu apa yang akan kita lakukan Boz, apakah kita hanya akan menunggu saja?" tanya Yosi

"Tentu saja tidak Yosi, terlebih dahulu kita akan menyusun sebuah rencana untuk menaklukkan Wilson. Aku sangat yakin jika sebentar lagi dia akan menghubungi kita dan melakukan sebuah penawaran atau pun sebuah ancaman. Aku tidak bisa membiarkan lebih banyak korban berjatuhan dari pihak kita jika menyerbu markas Wilson tanpa perencanaan terlebih dahulu. Wilson adalah bajingan terlicik yang pernah aku temui. Kita harus berhati-hati jika berurusan dengan bajingan itu." Sahut Hanza

"Apa kita perlu meminta bantuan dari luar Boz?"tanya Samuel

"Aku akan pertimbangkan hal itu Sam." Balas Hanza

"Oh iya Hanz, aku hampir lupa. Tadi saat aku menemukan Jinx, sebelum pingsan dia sempat mengatakan beberapa hal kepadaku." Ucap Zhenzhen

"Apa itu Zhen?"

"Jinx mengatakan bahwa anak buah Wilson membawa Katrina bersama hmmm jika tidak salah pasukan Evil." Sahut Zhenzhen

"Pasukan Evil? Rupanya Wilson sudah merasa sangat terdesak ingin menghancurkan kita sehingga dia mengeluarkan pasukan elit ciptaannya."Sahut Hanza

"Pasukan elit?"tanya Zhenzhen

"Iya Pasukan Evil adalah sebuah pasukan khusus yang dibentuk oleh Wilson untuk menghancurkan lawan-lawannya. Orang-orang yang tergabung dalam pasukan itu tidak lebih dari sebuah mesin pembunuh. Mereka hanya akan mengikuti perintah dari orang yang memprogramnya." Jelas Hanza

"Aku tidak mengerti Boz-" sahut Samuel

"Mereka ditempa dalam suatu kamp khusus Sam. Bukan hanya itu, Wilson melibatkan beberapa tim ahli serta beberapa orang dari kalangan militer untuk membentuk pasukan tersebut. Wilson dan tim ahli tersebut telah melakukan serangkaian uji coba terhadap kurang lebih 25 orang pilihan. Namun dalam masa pelatihan, satu persatu kandidatnya gugur. Hanya empat spesimen yang tersisa dan terbentuklah pasukan Evil itu dengan berbagai penyempurnaan. Mereka telah merubah empat orang spesimen yang tersisa menjadi mesin pembunuh yang terprogram. Ada beberapa obat yang disuntikkan serta alat yang ditanamkan pada tubuh mereka sebagai pengendali. Dulunya, anak buah Wilson sendiri sempat menjadi korban keganasan dari pasukan Evil tersebut sehingga Wilson kembali menarik serta menonaktifkan pasukan Evil lalu meminta tim ahli untuk memperbaikinya. Kurasa kini pasukan Evil itu sudah siap untuk mewujudkan cita-cita busuk Wilson." Hanza mengakhiri penjelasannya

"Sungguh mengerikan, apa yang harus kita lakukan untuk melawan mesin-mesin pembunuh itu?" tanya Zhenzhen

"Kurasa mereka tidak jauh berbeda dengan manusia pada umumnya. Hanya saja mereka kuat dan terlatih serta otaknya sepenuhnya dikendalikan oleh Wilson. Aku akan mencoba menghubungi Kasuya untuk mendapat penjelasan tentang permasalahan ini." Sahut Hanza

"Kasuya? Siapa itu Boz?" tanya Yosi

"Kasuya adalah salah satu kawan kita yang bekerja di dalam badan intelijen. Dia tergabung dalam badan intelijen internasional. Meski demikian, tidak ada yang mengetahui bahwa ayahnya adalah seorang Yakuza. Kasuya sendiri tergabung dalam badan intelijen dengan tujuan melindungi bisnis ayahnya serta mengetahui pergerakan lawan-lawannya. Bergabung dalam badan intelijen akan membuka seluruh informasi yang ingin diketahuinya serta akan memberinya strategi yang jitu untuk mengembangkan usaha ayahnya tanpa tercium oleh aparat keamanan."

"Apakah Kasuya sedang berada di sini atau di negaranya?" tanya Zhenzhen

"Aku akan menghubunginya untuk mengetahui keberadaannya."sahut Hanza

"Kriiinggg....kriingggg...kriiiing-" telpon Hanza berdering

"Bajingan, apa yang kamu inginkan dariku?" tanya Hanza begitu menjawab sebuah panggilan masuk. Rupanya Wilsonlah yang melakukan panggilan tersebut.

"Hahahahaha Hanza, belajarlah untuk bersikap sedikit ramah kepadaku. Nyawa mainan kecilmu ini sedang berada di tanganku, jadi kuharap kamu menjaga sikapmu saat berbicara padaku."ucap Wilson

"Katakan apa yang kamu inginkan dariku?" Hanza terlihat mengepalkan tangannya menahan amarah.

"Hmmmm..tidak banyak, aku hanya ingin kamu minta maaf sambil berlutut di depanku. Oh ya, satu hal lagi-" Wilson menggantungkan kalimatnya.

"Katakan saja semua sehingga aku bisa mengetahui isi otak kotormu itu!" seru Hanza

"Hahahahahaha, sepertinya aku mendengar sebuah amarah dan rasa putus asa dari nada bicaramu. Apakah kini nyalimu sudah ciut untuk menghadapiku? Kemanakah perginya Hanza yang begitu sombong dan selalu berjalan dengan angkuhya? Baiklah akan aku katakan satu lagi keinginanku padamu. Jika kamu menginginkan mainan kecilmu ini selamat maka datanglah ke markasku yang berada di dekat pelabuhan sambil membawa seluruh surat saham atas kepemilikan usaha-usaha yang sedang kamu jalankan."ucap Wilson

"Keparat,...kamu tidak bisa mengambil semua jerih payah yang sudah aku kumpulkan selama bertahun-tahun!" sahut Hanza

"Oh...begitu hahahahaha, baiklah...itu artinya kamu harus merelakan mainan kecilmu ini menjadi santapan dari anjing-anjingku. Atau kamu lebih rela jika gadis ini aku siksa dan aku berikan untuk dijadikan pemuas nafsu secara bergilir dari anak buahku?"tanya Wilson

"Bajingan....! Kamu akan menerima akibatnya jika sampai kamu menyentuh gadis itu!"Hanza sedikit mengancam

"Ahaaaa....aku begitu takut mendengar gertakan manismu itu sayangku. Aku sangat menyukai tipe wanita pembrontak sepertimu, tentu akan sangat menyenangkan bila kamu bisa jadi pelayanku hahahahahaha. Menaklukkanmu adalah impianku dari dulu. Terlebih lagi setelah kamu membunuh beberapa orang anak buahku. Aku tentu harus menagih semua kerugian yang aku derita oleh karena ulahmu itu. Aku tidak akan berbicara panjang lebar lagi. Datanglah ke markasku yang ada di dekat pelabuhan. Aku akan memberimu waktu selama satu minggu untuk mengumpulkan semua surat-surat yang aku minta. Berdandanlah yang cantik ketika menemuiku, barangkali aku akan mempertimbangkan lagi untuk menjadikanmu salah satu wanitaku ahahahahaha-" Wilson lalu menutup telponnya.

"Bajingaannn-" seru Hanza seolah meneriaki ketidakberdayaannya.

"Apakah Si Bajingan Wilson itu yang menghubungimu?" tanya Zhenzhen

"Iyah Zhen, keparat itu memintaku untuk berlutut dan meminta maaf di hadapannya. Selain itu dia memintaku untuk menukarkan seluruh saham milik kita serta semua surat-surat berharga kita dengan Katrina."sahut Hanza

"Benar-benar bajingan keparat. Kita harus segera bertindak Hanz!" ucap Zhenzhen

"Masih ada waktu beberapa hari untuk menyusun strategi. Bajingan itu memintaku datang ke markasnya dan membawa semua hal yang dia minta satu minggu lagi." Sahut Hanza

"Boz, kita masih memiliki dua orang yang menyamar di kubu Wilson. Barangkali saat ini adalah waktu yang tepat untuk menggunakannya." Samuel tiba-tiba memberikan usul.

"Ide yang sangat bagus Sam, aku sampai lupa jika kita memiliki dua orang yang menyamar menjadi anak buah Wilson."sahut Hanza

"Kapan kamu akan menggunakan mereka?" tanya Zhenzhen

"Setelah kita menyusun rencana Zhen." Sahut Hanza

"Mengapa tidak menyuruh mereka saja yang membunuh Wilson Boz Hanz?" tanya Yosi

"Tidak semudah itu anak muda, Wilson adalah orang yang sangat waspada terhadap keselamatan dirinya. Perlu otak yang cerdas jika kamu ingin membunuhnya tanpa melukai dirimu sendiri." Jawab Hanza

"Hari sudah malam, kurasa sebaiknya kalian semua pulang. Biarkan aku yang menjaga Jinx di sini." Kata Zhenzhen

"Apa kamu yakin Zhen?" tanya Hanza

"Yakin Hanz, aku tidak ingin kita semua kelelahan. Jika Jinx sudah keluar dari ruang pemulihan, dokter akan memindahkannya ke kamar sehingga aku juga bisa menjaganya sekaligus beristirahat di kamarnya." Sahut Zhenzhen

"Baiklah kalau begitu, untuk malam ini kamu yang bertugas menjaga Jinx. Besok pagi aku akan meminta Bibi Marta untuk menggantikanmu. Kurasa Bibi Marta lebih pandai dalam mengurus hal-hal seperti ini."ucap Hanza

"Baiklah Hanz, kalian pulanglah. Aku bisa menjaga Jinx malam ini." Sahut Zhenzhen

"Hubungi kami jika kamu membutuhkan bantuan. Ada empat orang anak buah kita di sini yang akan menemanimu. Hanya untuk berjaga-jaga jika kamu membutuhkan sesuatu."ucap Hanza

"Baiklah, terimakasih Hanz."sahut Zhenzhen

"Kalau begitu kami pamit pulang. Jangan lupa untuk menghubungiku jika kamu membutuhkan bantuan!" ucap Hanza

"Hmmmm—-" Zhenzhen menganggukkan kepalanya

Akhirnya Hanza beserta yang lainnya pulang dan meninggalkan Zhenzhen untuk menjaga Jinx di rumah sakit. Tidak ada pembicaraan apapun selama perjalanan pulang. Hanza tampak sibuk dengan pikirannya. Mencoba memikirkan berbagai cara untuk memberikan balasan yang setimpal pada Wilson. Sesampainya di markas, Hanza langsung menuju kamarnya. Mencoba membaringkan badannya sambil terus berpikir dan mencari cara untuk membalaskan dendamnya.


Hanza POV*

Aku tidak menyangka jika Wilson akan bertindak sejauh itu. Bajingan itu pasti sudah sangat lama memata-mataiku. Kali ini aku tidak bisa menganggap remeh ancamannya. Katrina sedang berada dalam cengkramannya. Aku juga tidak bisa menyerahkan begitu saja semua surat-surat kepemilikan saham di seluruh perusahaan yang aku punya. Aku tahu akal busuk Wilson. Setelah mendapatkan semua yang dia inginkan, sudah pasti dia akan tetap membunuhku dan yang lainnya. Aku harus memikirkan cara untuk melawannya. Aku juga sangat mengkhawatirkan Jinx, aku berharap dia akan baik-baik saja. Aku membutuhkan Zhenzhen untuk membalaskan dendam ini. Tapi bagaimana mungkin aku memintanya sementara Jinx sedang terbaring sakit. Mungkin lebih baik jika Zhenzhen tetap bersama Jinx saja. Aku akan mencoba meminta bantuan Kasuya untuk menyusun rencana.

Katrina pasti sangat ketakutan di tempat Wilson. Apa yang akan dilakukan bajingan itu terhadap gadis kecilnya. Aku tidak bisa membayangkan perasaan Katrina saat ini. Dia baru saja sembuh dan sekarang harus berhadapan lagi dengan kekerasan seperti ini. Aku akan menghancurkan bajingan itu jika dia berani menyentuh apa yang menjadi milikku. Bertahanlah Katrina, aku pasti datang menjemputmu.


Katrina POV*

Dadaku sesak menahan pilu. Bagimana tidak, aku melihat Jinx mati-matian bertempur demi melindungiku. Aku tidak bisa membantunya, bahkan hanya untuk menarik pelatuk pistol sekecil ini pun aku tidak mampu. Aku benar-benar gadis bodoh dan tidak berguna. Maafkan aku Jinx, kamu terluka parah karena aku. Seorang laki-laki berdiri di hadapan tubuh Jinx yang tergeletak tidak berdaya.

"Jiiinxx—" Aku mulai terisak saat kulihat tubuh Jinx tergeletak lemas dan tidak bergerak lagi. Oh Tuhan, kumohon selamatkanlah nyawa Jinx. Hanza....di manakah dirimu saat ini.

Mereka lalu membawaku pergi meninggalkan Jinx yang tengah tergeletak di tepi jalan. Aku hanya bisa berdoa semoga Zhenzhen segera datang menolongnya. Sekitar satu jam perjalanan akhirnya aku mencium aroma air laut. Aku tidak tahu kemana mereka akan membawaku.

"Turun!" teriak laki-lagi yang menjadi otak dari pengroyokan terhadap Jinx. Aku tidak berkata - apa, aku segera turun karena tidak ingin memperburuk keadaanku saat ini. Laki-laki itu menarik lenganku dan membawaku ke sebuah ruangan yang nyaris mirip seperti sebuah ruang tamu.

"Tunggu di sini! Jika kamu berani kabur lagi maka kupastikan peluru-peluru ini akan bersarang di badanmu yang indah ini." Laki-laki itu mengancamku dengan pistol yang baru saja dikeluarkannya.

"Keributan macam apa yang tengah kamu buat Antony?" sebuah suara dari seorang pria barat yang sepertinya aku kenal, Wilson.

"Ah...Tuan Wilson, maafkan saya tuan. Saya membawakan anda sebuah mainan yang bisa memancing Hanza untuk datang ke hadapan anda."sahut laki-laki yang ternyata bernama Antony.

"Hahahahahahaha, bagus Antony...pekerjaaan yang bagus. Aku tahu jika kamu tidak akan mengecewakanku. Hei...gadis kecil, kita berjumpa lagi." Ucap Wilson yang membuatku jijik.

"Hanza tidak akan membiarkanmu hidup setelah apa yang kamu perbuat pada Jinx." Entah dari mana keberanianku muncul untuk mengeluarkan kata-kata seperti itu.

"Hahahahahahaha, siapa itu Jinx?" tanya Wilson

"Teman baik Hanza yang sudah dipukuli oleh anak buahmu. Hanza tidak akan tinggal diam mengetahui semua ini. Aku bukanlah siapa-siapa untuk Hanza. Percuma kamu menahanku di sini."ucapku

"Wowww...aku sungguh ketakutan mendengar gertakanmu gadis kecil hahahahahaha. Dengar, aku akan menghubungi Hanza. Kita lihat saja nanti, seberapa berharganya dirimu bagi wanita itu. Jika kamu cukup berharga, dia akan menuruti semua keinginanku. Kita lihat saja nanti hahahahah." Wilson kembali tertawa puas. Aku sungguh benci melihat wajah itu lagi.

"Nikmati saja sisa waktumu sebelum Hanza datang dan menghancurkan semua yang menjadi milikmu!" Aku tersenyum sinis mengingat sifat Hanza yang pasti akan sangat marah bila seseorang berusaha mengambil apa yang menjadi miliknya.

"Baiklah, kita lihat saja nanti. Antony..!"

"Ya Tuan Wilson?"

"Masukkan monyet kecil ini ke dalam tahanan! Aku ingin dia tetap hidup. Kita masih membutuhkannya, setidaknya sampai wanita sialan itu datang kemari dan memenuhi keinginan kita." Ucap Wilson

"Baik Tuan. Ayo cepat!" ucap Antony sambil menarik tanganku dengan kasar.

Laki-laki itu memasukkan aku ke sebuah tempat yang berisi terali besi. Ternyata di dalam ruangan itu ada orang lain. Mereka juga sepertinya menjadi tahanan bajingan Wilson.

"Ini akan menjadi tempat tinggalmu, setidaknya sampai Hanza datang kemari." Ucap Antony lalu pergi meninggalkanku setelah mengunci ruangan ini.

"Apa laki-laki itu juga menangkap dan menahan kalian di sini?" tanyaku pada enam orang wanita yang kini datang mendekatiku.

"Iyah, laki-laki keparat itu menculik kami dan menahan kami di sini. Sudah hampir satu minggu kami berada di tempat ini." Ujar salah seorang dari mereka.

"Berdoalah, aku berharap Hanza akan segera datang menolong kita." Ucapku pada mereka.

"Siapa itu Hanza?" tanya salah seorang yang lainnya.

"Nanti kalian juga akan mengetahuinya."sahutku. Sepertinya aku tidak akan kesepian di tempat ini. Paling tidak, apa yang aku takutkan tidak terjadi, mungkin belum untuk saat ini.


Author POV*

Keesokan harinya Hanza tampak sibuk menghubungi seseorang. Waktu yang tersisa hanya enam hari lagi untuk menyiapkan segala sesuatu yang akan digunakan memberikan serangan balasan pada Wilson.

"Kasuya, bisakah kamu datang ke tempatku hari ini?" tanya Hanza saat berbicara pada seseorang melalui telpon,

"Apakah ada sesuatu yang teramat sangat penting sehingga Boz Hanza sendiri yang langsung menghubungiku?" tanya orang yang bernama Kasuya

"Kurang lebih begitu Kasuya. Aku membutuhkan bantuanmu." Sahut Hanza

"Apa yang bisa aku lakukan untukmu Hanz?" tanya Kasuya

"Datanglah kemari, maka aku akan memberitahumu semua hal." Sahut Hanza

"Baiklah, siang ini aku akan tiba di sana. Kebetulan aku akan melintasi jalur menuju markasmu siang ini." Sahut Kasuya

"Baiklah, sampai jumpa nanti siang-" sahut Hanza lalu memutuskan panggilan telpon.

"Wili, tolong panggilkan Bibi Marta kemari!"ucap Hanza saat Wili melintas di depannya.

"Baik Nona Hanza." Sahut Wili. Tak berapa lama, Bibi Marta datang menemui Hanza.

"Ada apa gerangan Nona Hanza memanggil saya?" tanya Bibi Marta

"Aku butuh bantuan Bibi untuk menjaga Jinx. Pagi ini, ikutlah bersamaku ke rumah sakit! Untuk beberapa hari ke depan kuharap Bibi bisa menjaganya di sana supaya Zhenzhen bisa istirahat untuk sementara waktu."jawab Hanza

"Lalu bagaimana dengan Nona Hanza sendiri? Siapa yang akan menyiapkan makanan dan keperluan untuk Nona Hanza?" tanya Bibi Marta

"Jangan khawatirkan tentang hal itu Bibi, yang terpenting sekarang adalah kesembuhan Jinx. Aku juga membutuhkan Zhenzhen untuk membantuku melawan Wilson. Seperti yang Bibi ketahui bahwa Katrina sedang berada dalam tahanan Wilson. Bajingan itu pula yang menyebabkan Jinx terbaring di rumah sakit." Hanza mengepalkan kedua tangannya menahan amarah yang kembali bergejolak di hatinya.

"Saya tahu perasaan Nona Hanza. Maaf jika saya tidak bisa membantu apa-apa." Ucap Bibi Marta seolah ikut larut dengan perasaan Hanza.

"Bibi sudah sangat membantuku selama ini. Baiklah, persiapkanlah perlengkapan Bibi untuk pergi ke rumah sakit. Jika sudah selesai, kita segera berangkat." Ucap Hanza

"Baik Nona, saya segera bersiap-siap-" jawab Bibi Marta

Beberapa menit kemudian, mereka pun berangkat menuju rumah sakit tempat di mana Jinx dirawat. Hanza dan Bibi Marta langsung menuju kamar Jinx. Tampak Zhenzhen sedang duduk menikmati secangkir kopi hitam. Anak buah Hanza datang membawakan beberapa perlengkapan yang telah disiapkan oleh Bibi Marta.

"Letakkan saja di situ, biarkan nanti Bibi Marta yang menyusunnya! Kalian boleh pergi"ucap Hanza pada anak buahnya

"Baik Boz-" sahut anak buah Hanza lalu pergi dari kamar itu.

"Bibi Marta, nanti tolong dirapikan semua peralatan yang Bibi siapkan tadi!" ucapHanza

"Baik Nona Hanza." Sahut Bibi Marta

"Bagaimana keadaannya Zhen?" tanya Hanza

"Sudah jauh lebih baik Hanz. Kondisinya sudah stabil selama diobservasi di ruang pemulihan sehingga dokter memindahkanya tadi malam ke kamar ini." Jelas Zhenzhen

"Syukurlah kalau begitu. Apakah Jinx sudah sadarkan diri?" tanya Hanza

"Sudah dari sejak dipindahkan dari ruang pemulihan, hanya saja setelah itu Jinx tertidur dengan lelap. Mungkin karena efek obat pengurang nyeri yang membuatnya jadi tertidur."sahut Zhenzhen

"Hmmm, sepertinya itu lebih baik dari pada dia harus merasa kesakitan. Aku sudah menyuruh Bibi Marta untuk menggantikanmu hari ini. Kamu bisa pulang untuk mandi dan beristirahat." Ujar Hanza

"Lalu..bagaimana dengan rencana kita untuk membalas perbuatan bajingan itu?" tanya Zhenzhen

"Aku sudah menghubungi Kasuya. Siang ini dia akan datang ke markas kita. Aku harap dia dapat membantu kita memberikan informasi tentang pasukan evil dan bajingan itu." Jawab Hanza

"Haa..aanz—-" Jinx tiba-tiba memanggil Hanza

"Jinx...kamu sudah sadar-" seru Hanza lalu melangkahkan kakinya mendekati tempat tidur Jinx

"Jinx—-"Zhenzhen segera menghampiri Jinx

"Z..Zhen—-"Jinx berusaha tersenyum saat melihat Zhenzhen.

"Jangan banyak bicara dulu Jinx. Kamu tidak usah memikirkan apa-apa. Kamu aman di tempat ini." Ucap Hanza

"Di mana ini Hanz?" tanya Jinx

"Di rumah sakit, Zhenzhen menemukanmu sedang pingsan setelah bertarung melawan anak buah Wilson." Sahut Hanza

"Katrin....bagaimana dengan Katrina?" Jinx sedikit tersentak saat teringat dengan Katrina.

"Sudahlah, jangan memikirkan dia. Aku yakin Wilson tidak akan membunuhnya. Bajingan itu membutuhkan Katrina dalam keadaan hidup untuk dijadikan umpan. Wilson menjadikan Katrina sebagai umpan untuk memancingku datang ke markasnya."sahut Hanza

"Lalu apa yang akan kamu lakukan Hanz? Wilson adalah lelaki gila, aku takut dia akan menyiksa Katrina. Terlebih lagi saat ini pasukan Evil kini sedang bersamanya. Kurasa bajingan itu akan semakin menjadi-jadi." Ucap Jinx

"Benarkah pasukan Evil itu sekuat rumor yang beredar?" Zhenzhen ikut membuka suara.

"Iya Zhen, kamu bisa melihat sendiri apa yang mereka lakukan kepadaku. Entahlah, mereka sepertinya bukan manusia. Mereka seperti binatang buas yang siap memakan dan mengoyak mangsanya kapan saja. Mereka seperti mesin pembunuh yang tidak memiliki perasaan. Sepertinya mereka juga tidak bisa merasakan sakit." Tutur Jinx

"Aku sudah meminta bantuan Kasuya untuk membantu kita menangani masalah ini. Sebenarnya aku tidak enak untuk meminta Zhenzhen untuk ikut bersamaku melawan Wilson. Aku tahu bahwa Zhenzhen ingin menjagamu di sini. Sama halnya ketika aku ingin menjaga Katrina saat dia sakit. Namun untuk hari ini saja, aku ingin mengajak Zhenzhen untuk ikut berunding bersamaku siang ini dengan Kasuya dan yang lainnya. Besok, Zhenzhen bisa kembali menemanimu di sini Jinx." Ucap Hanza sambil tersenyum.

"Apa maksudmu Hanz? Kamu akan bertempur melawan Wilson tanpa Zhenzhen? Bisakah kamu mempercayakan keselamatanmu di tangan anak buahmu?"tanya Jinx

"Entahlah Jinx, kurasa aku harus membawa lebih banyak orang." Sahut Hanza

"Ini bukan masalah berapa banyak orang. Ini adalah masalah orang yang benar-benar bisa kamu percaya untuk bertempur bersamamu, menjaga keselamatanmu." Sahut Jinx mulai sedikit meninggi.

"Kamu juga membutuhkan Zhenzhen di sini." Sahut Hanza

"Dan kamu jauh lebih membutuhkannya Hanz. Aku juga berharap Zhenzhen dapat membalas semua perbuatan yang dilakukan oleh bajingan Antony kepadaku, bukankah begitu Zhen?" Jinx beralih pada Zhenzhen.

"Kurasa, apa yang dikatakan oleh Jinx memang benar Hanz. Kondisi Jinx di sini sudah aman, kamu tidak perlu terlalu mengkhawatirkannya. Lagi pula bukankah kamu bisa meminta bantuan Nina untuk sesekali waktu memantau keadaan Jinx, setidaknya sampai kita kembali dari misi yang kita kerjakan. Tanganku juga sudah terasa gatal ingin meremukkan tulang-tulang Antony." Ucap Zhenzhen

"Baiklah, jika kalian berpendapat seperti itu. Bibi Marta akan menjagamu selama di rumah sakit ini Jinx. Aku juga akan menghubungi Nina untuk memantau perkembangan masa pemulihanmu. Siang ini Kasuya akan tiba di markas kita. Aku harus segera kembali ke markas." Jelas Hanza

"Baiklah, aku mengerti dan kamu tidak usah mengkhawatirkan aku selama ada Bibi Marta bersamaku. Lagi pula aku bisa menelpon Wili untuk membawakan keperluanku." Sahut Jinx

"Oke, kami pulang dulu. Hubungi kami jika kamu atau pun Bibi Marta membutuhkan bantuan." Sahut Hanza

"Iya—"jawab Jinx

"Bibi Marta, aku serahkan semua tentang Jinx pada Bibi." Ucap Hanza

"Baik Nona Hanza."Sahut Bibi Marta.

Hanza dan Zhenzhen lalu meninggalkan Jinx bersama Bibi Marta. Mereka segera kembali ke markas untuk menyambut kedatangan Kasuya. Sesampainya di markas, Zhenzhen kemudian membersihkan dirinya dan beristirahat untuk sejenak. Sedangkan Hanza berada di ruang kerjanya menunggu kedatangan Kasuya. Sembari menunggu Kasuya, pikiran Hanza menerawang memikirkan nasib Katrina. Ada rasa sakit yang dia rasakan manakala mengingat gadis kecilnya berada dalam cengkraman Wilson. Cepat-cepat ditepisnya pikiran buruk yang tiba-tiba datang.

"Tok...tok...tok..." Suara pintu diketuk dari luar.

"Ya masuk!"Sahut Hanza

"Nona Hanza, Tuan Kasuya sudah tiba." Ucap Wili begitu berhadapan dengan Hanza.

"Oh..Baiklah, terimakasih Wili. Aku akan segera ke ruang tamu. Tolong siapkan minuman untuk menyambutnya! Oh ya, tolong panggilkan juga Zhenzhen dan Samuel untuk ikut bergabung dengan Kasuya!" ucap Hanza

"Baik Nona Hanza, saya permisi." Sahut Wili lalu keluar dari ruang kerja Hanza. Lima menit kemudian Hanza dan yang lainnya sudah bergabung di ruang tamu.

"Halo Kasuya, senang bisa melihatmu lagi-" ujar Hanza sambil menjabat tangan Kasuya.

"Hahahaha halo Nona Hanza, senang bisa bertemu lagi denganmu. Kamu tidak berubah Hanz, masih sama seperti dulu." Puji Kasuya sambil mencium punggung tangan Hanza.

"Hahahahaha, kamu terlalu memujiku Kasuya. Bagaimana dengan bisnis ayahmu?" tanya Hanza.

"Bisnisnya baik, bahkan teramat sangat baik. Aku tahu jika aku diundang kemari bukan untuk membicarakan bisnis ayahku. Apa yang bisa aku lakukan untukmu Hanz?" tanya Kasuya tanpa basa-basi.

"Baiklah, sebelum aku menjelaskan duduk permasalahannya, aku ingin memperkenalkan rekan-rekanku. Ini Zhenzhen, lalu samuel, satu lagi Jinx sedang dirawat di rumah sakit dan yang terakhir adalah-"

"Aku pulaaaaangggg-" Yosi tiba-tiba muncul dari pintu depan.

"Nah..ini yang terakhir, namanya Yosi. Duduklah Yosi!" Ujar Hanza melanjutkan ucapannya yang terpotong karena kedatangan Yosi.

"Kenapa Jinx dirawat di rumah sakit?" tanya Kasuya

"Akan aku ceritakan semuanya padamu. Kamu sendiri sudah mengetahui sepak terjang Wilson, bukan?" tanya Hanza

"Iya, selama aku bekerja di badan intelijen, aku pernah mendapat tugas untuk mengawasi pergerakan dari anak buah Wilson. Terakhir kali kudengar dia mengadakan transaksi yang sangat besar di Moscow. Aku juga mendapatkan tugas untuk menyelidiki eksperimen yang sedang dilakukan oleh Wilson." Jelas Kasuya

"Apakah eksperimen yang kamu maksudkan adalah pasukan Evil?" tanya Hanza

"Tepat sekali. Secara kasarnya, Wilson merupakan ancaman bagi keamanan internasional karena jika percobaannya berhasil dan diperluas maka dia akan mampu menciptakan pasukan mesin pembunuh dalam skala besar. Tujuan awalnya mungkin untuk menjaga dirinya dari serangan musuh, akan tetapi badan keamanan internasional mengkhawatirkan bahwa Wilson akan memperbanyak spesimennya dengan tujuan menghancurkan pemerintahan yang sedang berjalan." Sahut Kasuya

"Lalu kenapa tidak ada yang berani menindaknya?" tanya Hanza

"Wilson itu licin bagaikan belut, berlari segesit kijang, berbahaya seperti singa jantan, punya intuisi tajam seperti elang, pandai mengendus bahaya seperti anjing dan licik seperti srigala. Tidak mudah untuk menangkapnya. Meski kamu bisa menangkapnya maka belum tentu kamu bisa menghukumnya, justru aparat hukum yang berusaha menangkapnya akan bernasib mengenaskan." Ucap Kasuya

"Yeah...aku sepertinya bisa memahami hal itu. Bajingan itu memang pria yang sangat gila. Apa saja yang kamu ketahui tentang pasukan Evil?" tanya Hanza

"Pasukan Evil adalah sekumpulan orang yang sudah mendapatkan berbagai jenis uji coba. Terdapat sebuah alat yang ditanam pada bagian tubuh mereka untuk mengendalikan seluruh perintah menuju otaknya. Wilson sebagai pemegang kendali atas semua perintah tersebut pastilah memiliki sebuah alat pengontrol. Ibaratnya sebuah mobil-mobilan yang digerakkan dengan remote kontrol maka seperti itulah Wilson mengendalikan pasukan Evil. Dari informasi yang aku dapatkan, konon Wilson bersama beberapa para peneliti kini sedang berusaha mengembangbiakan sebuah virus berbahaya. Tapi informasi itu belum dapat dipastikan kebenarannya. Satu hal yang sudah pasti hanyalah tentang pasukan Evil itu. Jika kita berhasil menemukan mesin pengendali otak pasukan Evil, maka kita tidak perlu bersusah payah untuk melawan mereka. Cukup tutup akses perintah yang masuk ke otak mereka." Jelas Kasuya.

"Aku sangat yakin jika Wilson menyimpan mesin pengendali itu bersamanya. Kita harus mencari tahu hal itu. Kebetulan aku memiliki dua orang anak buah yang sedang menyamar di kediaman Wilson. Barangkali mereka dapat membantu misi pencarian kita." Ucap Hanza

"Bingoooo, itu kabar yang sangat baik. Jika memang demikian adanya maka kita tidak akan kesulitan untuk menerobos ke dalam markas Wilson. Aku memiliki sebuah mainan baru yang pasti menarik bagimu." Ucap Kasuya sambil tersenyum.

"Apa itu, bisakah kamu memperlihatkannya kepadaku?" tanya Hanza

"Tentu saja aku akan memperlihatkannya pada kalian.

"Yosi mau lihat, Yosi mau lihat." Seru Yosi dengan semangatnya.

"Ini dia-" ucap Kasuya sambil membuka sebuah kotak yang berisikan banyak bola-bola kecil seukuran kelereng.

"Apa kita akan bermain kelereng?" Yosi bertanya dengan polosnya.

"Hahahahahaha....iya Yosi, kita akan bermain kelereng bom bersama Wilson." Sahut Kasuya.

"Tolong jelaskan pada kami Kasuya!"Ucap Zhenzhen

"Baiklah, ini adalah jenis mini bom terbaru. Daya ledaknya setara dengan dua buah granat. Satu butir bom mini ini mampu menghancurkan sebuah mobil. Cara membawanya serta memakainya sangat mudah. Kalian cukup menaruhnya di beberapa tempat yang ingin kalian ledakkan, setelah itu kalian cukup menekan alat pemicunya dan Booooom. Semuanya akan hancur menjadi berkeping-keping." Jelas Kasuya

"Lalu..apa rencanamu dengan menggunakan mini bom itu?" tanya Hanza

"Bukankah tadi kamu mengatakan padaku jika kamu masih memiliki dua orang anak buah yang menyusup di kediaman Wilson?"tanya Kasuya

"Iya betul." Sahut Hanza

"Saatnya memanfaatkan mereka untuk memuluskan rencana kita. Berikan beberapa buah mini bom ini pada mereka. Perintahkan mereka untuk menaruhnya di setiap pos-pos penjagaan serta gudang senjata yang dimiliki Wilson. Dengan demikian, kita tidak harus bersusah payah untuk menghadapi anak buah Wilson saat hari penyerangan nanti. Aku hanya membawa dua kotak bom hari ini. Satu kotak berisi satu alat pemicu, dan satu alat pemicu mampu mengontrol sampai 20 butir mini bom. Jadi akan kuberikan satu padamu Hanza dan satu lagi biarkan aku sendiri yang memegang pemicunya. Ini hanya untuk berjaga-jaga. Jika saat kamu sedang menghadapi Wilson dan merasa terdesak maka tekanlah alat pemicu mini bom ini untuk menimbulkan ledakkan di gudang senjata Wilson. Hal ini tentunya akan mengalihkan perhatiannya dan kamu bisa menyerangnya saat itu. Besok kita akan membuat peta, di mana saja bom ini akan kita letakkan. Jadi jangan sampai di antara kita ada yang melintasi wilayah itu. Berhasil tidaknya rencana kita ini sangat tergantung pada anak buahmu yang sedang menyamar di kubu Wilson." Kasuya menjelaskan dengan panjang lebar tentang rencananya.

"Bagaimana jika Wilson berusaha melarikan diri?" tanya Hanza

"Hahahahahaha..aku harap kali ini dia tidak akan bisa kabur seperti dulu lagi. Aku akan mengerahkan teman-temanku yang bertugas di seberang laut. Jika dia berani melewati daerah teritorial jalur udara maka teman-temanku akan memberinya peringatan untuk berbalik arah, jika Wilson memaksa menerobos masuk maka kami boleh menembaknya karena melakukan penerbangan tanpa ijin dan melewati batas teritorial." Jelas Kasuya

"Bagaimana jika dia memakai jalur darat?" tanya Hanza

"Tentunya kamu akan lebih mudah mengatasinya Hanz. Kerahkan anak buahmu untuk berjaga-jaga di setiap jalur yang mungkin dilintasi oleh Wilson. Selanjutnya terserah padamu, akan kamu apakan bajingan itu."Sahut Kasuya

"Aku akan mengaturnya Boz Hanz." Ucap Samuel

"Baiklah Sam, untuk jalur darat aku serahkan padamu. Tapi bagaimana seandainya dia melewati jalur laut?" Hanza kembali bertanya

"Siapkan dua buah perahu boat untuk mengejarnya!" sahut Kasuya

"Kapan kita akan melaksanakan rencana ini?" tanya Zhenzhen

"Segera setelah anak buah kalian mampu memberikan denah dari markas Wilson serta berhasil meletakkan mini bom di tempat yang tepat. Itulah waktunya kita untuk melakukan serangan balasan." Sahut Kasuya

"Aku segera menghubungi mereka." Ucap Hanza

"Lebih cepat lebih baik, aku berharap sebelum satu minggu, kita sudah mampu melaksanakan rencana ini." Ujar Kasuya

"Ya, kuharap begitu. Bagaimana pun kita harus selalu waspada. Aku mempunyai sebuah ide tambahan."ucap Hanza sambil tersenyum

"Bisa kamu bagi dengan kami Hanz." Balas Zhenzhen

"Kita kerahkan beberapa orang anak buah kita untuk melakukan penyerangan ke gudang senjata Wilson yang berada di perbatasan kota. Aku rasa hal itu sedikit tidaknya akan memecah konsentrasi mereka."sahut Hanza

"Wah, ide yang brilian Hanz. Mari bersulang untuk rencana ini! Ucap Kasuya

"Cheerrrsssss-" Mereka pun bersulang setelah menyusun rencana awal untuk melakukan penyerangan ke dalam markas Wilson.

Keesokan harinya Hanza, Zhenzhen, Kasuya, Samuel dan Yosi kembali berkumpul untuk membicarakan kelanjutan rencana mereka. Tampak selembar kertas putih yang cukup besar membentang di atas meja pertemuan.

"Denah apa ini?" tanya Zhenzhen

"Itu gambar denah yang dikirim oleh anak buah kita. Mereka mengirimkannya pagi tadi. Setelah menerima gambar itu lalu aku perbesar dan langsung mencetaknya."sahut Hanza

"Hebat, anak buahmu ternyata sangat bisa diandalkan Hanz." Puji Kasuya

"Baiklah, puji memujinya nanti saja Kasuya. Sekarang denah sudah berada di tangan kita, sebaiknya kita mulai menyusun strategi penyerangan." Ucap Hanza

"Hahahahahaha, jika itu yang kamu mau. Ayo kita mulai! Pertama-tama aku ingin memegang semua nomor telpon genggam kalian. Kita harus selalu dalam kontak. Begitu juga kalian, harus menyimpan nomor telponku. Aku akan memantau dari udara dengan helikopter. Apakah kamu memilikinya Hanz?" tanya Kasuya

"Tentu saja aku memilikinya, kamu bisa memakainya jika akan menggunakan jalur udara."sahut Hanza

"Bagus, artinya semua jalur sudah kita kuasai. Jalur darat akan di awasi oleh Samuel. Jalur laut Zhenzhen dan Yosi sedangkan aku akan mengawasi jalur udara. Kelebihan persiapan akan jauh lebih baik dari pada kekurangan persiapan di saat-saat genting." Ucap Kasuya

"Aku tidak mengkhawatirkan masalah biaya atau pun alat yang terpakai. Aku hanya ingin rencana kita berhasil." Sahut Hanza

"Kalau begitu, kamu harus bisa menyelundupkan mini bom ini ke markas Wilson. Kita akan meledakkan beberapa tempat ini, lalu ini, kemudian ini dan 3 tempat ini." Ucap Kasuya sambil menunjuk beberapa tempat yang ada pada denah.

"Bukan masalah besar, aku akan meminta anak buahku yang sedang berada di sana untuk mengatur hal tersebut. Kurasa itu tidak akan sulit untuk mereka." Sahut Hanza

"Baguslah kalau begitu. Oh iya, aku memiliki beberapa alat lagi yang harus kalian gunakan saat penyerangan nanti." Ucap Kasuya sambil mengeluarkan beberapa buah alat seperti headset dan handy talky.

"Handy talky?" tanya Zhenzhen

"Tepat sekali Zhen, ini akan mempermudah komunikasi kita tanpa harus mengkhwatirkan masalah sinyal yang hilang atau di luar jangkauan. Anggota intelijen biasa menggunakannya untuk memperlancar komunikasi saat pengamanan area. Jangkauannya bisa mencapai 48 km serta tahan dalam berbagai cuaca. Handsfree ini tentunya akan memudahkan kita berkomunikasi tanpa harus memegang HT ini."sahut Kasuya

"Hahahahaha...betapa beruntungnya kami memilikimu Kasuya." Puji Hanza

"Nanti saja puji memujinya Hanz." Sahut Kasuya

"Ah...pakailah kalimatmu sendiri Kasuya, jangan meniru ucapanku!" Balas Hanza

"Hahahahahaha-" Semua orang di ruang pertemuan itu tertawa.

Dua hari kemudian.....

"Boz...kami sudah berada di dekat lokasi, siap menunggu perintah selanjutnya." Ucap seorang laki-laki di seberang telpon.

"Bagus...serang gudang persediaan mereka sekarang juga!" ucap Hanza

"Baik Boz." Sambungan diputus.

"Ayo semuanya, sudah waktunya kita mengambil posisi!" ucap Hanza kepada seluruh teman-temannya.


Malam semakin larut, Hanza dan yang lainnya segera bergerak mendekati markas Wilson yang berada di pelabuhan. Sementara itu Antony tampak datang dengan tergesa-gesa mencari Wilson di ruang kerjanya.

"Tuan....Gawat Tuan-"Ucap Antony dengan raut wajah cemas.

"Ada apa Antony, kenapa kamu terlihat begitu cemas?" tanya Wilson

"Tuan Wilson, beberapa orang telah masuk dan memporak-porandakan gudang persediaan kita di perbatasan kota." Sahut Antony

"Oh..Shit! Siapa yang berani-beraninya membuat urusan dengan kita?" tanya Wilson

"Sepertinya itu serangan balasan dari Hanza Tuan." Sahut Antony

"Apa..? Besar sekali nyali wanita sialan itu. Apakah dia tidak takut jika aku membunuh mainan kesayangannya itu?" ujar Wilson

"Mungkin dia sudah mengetahui rencana anda yang akan tetap membunuhnya setelah semua surat-suratnya Tuan dapatkan sehingga Hanza memilih melakukan serangan secara mendadak untuk menggagalkan rencana anda." Antony mencoba menganalisa.

"Baiklah, kita akan menyambutnya di sini. Kurasa penyerangan di gudang itu hanyalah sebatas umpan. Perketat penjagaan di setiap ruangan. Jangan sampai wanita sialan beserta anak buahnya berhasil menerobos ke tempat kita! Pergunakan pasukan Evil untuk menghadangnya!" Perintah Wilson

"Baik Tuan." Sahut Antony

"Satu lagi Antony, bawa gadis kecil itu kemari!"Perintah Wilson

"Baik Tuan Wilson, saya akan membawa gadis itu kehadapan anda." Antony lalu keluar dari ruangan Wilson.

Sementara itu di luar ruangan, Hanza dan yang lainnya berhasil menyelinap ke dalam markas Wilson tanpa banyak perlawanan. Hanza segera mencari keberadaan Wilson. Zhenzhen dan Samuel mencari keberadaan pasukan Evil, sedangkan Yosi sedang berusaha mencari tempat Katrina disekap. Kasuya mencari mesin yang menjadi pusat pengendali pasukan Evil.

"Kurasa ini tidaklah sesulit yang kita bayangkan." Ucap Samuel

"Jangan berkata seperti itu, kita belum tahu apa yang akan kita temui di depan. Aku harus menemukan bajingan Antony dan membalaskan semua perbuatannya terhadap Jinx." Ucap Zhenzhen

"Hahahahaha, aku tidak sabar melihat adegan itu." Sahut Samuel

Tiba-tiba dua orang pria berbadan besar muncul di hadapan mereka. Sorotan mata mereka penuh dengan nafsu untuk membunuh.

"Bersiap-siaplah Sam, kurasa kita harus menghadapi pasukan terkuat ciptaan Wilson." Ujar Zhenzhen

"Oh..inikah penampakan dari pasukan Evil? Tidak seganas yang aku bayangkan." Sahut Samuel.

"Ayo kita akhiri semua ini!"ucap Zhenzhen.

Pertempuran sengit pun terjadi antara Zhenzhen dan Samuel yang melawan dua personil dari pasukan Evil. Mereka mengerahkan seluruh tenaga untuk melawan anggota dari pasukan Evil. Mereka sama-sama kuat. Sepertinya pertempuran akan berlangsung lama.


Sementara itu di tempat lainnya, Yosi akhirnya menemukan tempat penyekapan Katrina. Yosi segera menghampiri sel yang tengah terkunci itu.

"Apakah Kalian melihat Katrina?" tanya Yosi pada wanita-wanita yang berada dalam sel itu

"Anak buah Wilson baru saja membawanya keluar. Apakah kamu datang utnuk menyelamatkannya?" tanya seorang wanita

"Iya benar, aku datang bersama Boz Hanza untuk menyelamatkan Katrin." Sahut Yosi

"Jika demikian, tolonglah bawa kami bersama kalian. Tolong bebaskan kami." Ucap wanita lainnya.

"Tapi ruangan ini terkunci, aku akan membukanya setelah aku menemukan Katrina."Sahut Yosi

"Kuncinya tergantung di dekat lemari itu, tolonglah bukakan pintu ini terlebih dahulu. Setelah itu, kami tidak akan meminta bantuanmu lagi." Ucap salah seorang wanita dari dalam sel.

"Baiklah-" ucap Yosi lalu bergegas mencari kunci yang dimaksud wanita tadi. Yosi menemukan beberapa buah kunci dan berhasil membukakan sel tersebut.

"Terimakasih anak muda-" ucap Wanita itu namun tidak dihiraukan oleh Yosi karena dia mendengar teriakan Katrina dari lantai atas.

Yosi segera berlari melalui tangga. Namun rupanya dua orang anggota pasukan Evil sudah menghadangnya. Yosi tersenyum dengan riang. Entahlah apa arti senyum itu. Tanpa diduga, Hanza juga berada di tempat itu.

"Yosi, berhati-hatilah. Inilah yang disebut dengan pasukan Evil!"Hanza mencoba memperingatkan Yosi

"Yosi dengan senang hati akan menghadapinya Boz Hanz. Ayo kemarilah, saatnya bermain-main dengan pedang baruku!" ucap Yosi sambil meloncat kegirangan.

Pertempuran sengit kembali terjadi antara Hanza, Yosi dengan dua pasukan Evil lainnya. Meski berbadan kecil, Yosi sangatlah lincah dalam memainkan pedangnya. Yosi dengan begitu mudahnya berlari menghindari serangan lawan serta sesekali menorehkan pedangnya di punggung lawannya.

"Yosi! Berhentilah bermain-main. Ayo kita segera habisi mahluk-mahluk ini!" Seru Hanza

"Baik Boz." Sahut Yosi sambil mengayunkan pedangnya dan mengarahkan pada lawannya. Tanpa diduga ternyata pedang itu patah. Yosi terpana melihat pedang barunya patah menjadi dua. Kesempatan itu digunakan oleh lawannya untuk menghajar Yosi menggunakan sebuah kayu yang sangat besar. Namun Hanza secepat kilat menarik badan Yosi dan menyelamatkannya.

"Boz Hanz...terimakasih." Ucap Yosi

"Jangan sampai lengah Yosi. Gunakan ini!" Hanza menyerahkan sebuah pedang hitam legam kepada Yosi.

"Boz..ini-"

"Gunakan saja Yosi. Aku mengijinkanmu menggunakannya kali ini." Ucap Hanza sambil tersenyum.

"Hehehehe terimakasih Boz. Ayo kalian, majulah!" ucap Yosi kembali menantang dua orang pasukan Evil yang berada di hadapan mereka.

"Hyaaaaaaaat. Rasakan ini!" ucap Yosi sambil berlari ke arah salah satu pasukan Evil sambil mengayunkan pedang pemberian Hanza.

"Craaashhh...bletakk bruuukkk-" Yosi berhasil memisahkan kepala salah satu anggota pasukan Evil dengan sekali tebas dan tubuh tanpa kepala itu pun jatuh ke lantai.

"Kerja yang bagus Yosi!" puji Hanza

"Hahahahahaha sangat menyenangkan Boz. Pedang ini sungguh bagus. Bolehkah aku memotong kepala mahluk besar di depan kita yang satunya lagi Boz?" tanya Yosi

"Tentu saja Yosi, bersenang-senanglah. Tapi jangan berlama-lama. Aku akan mencari bajingan Wilson itu." Ucap Hanza

"Baik Boz." Sahut Yosi sambil menyeringai. Pertempuran sengit kembali terjadi antara Yosi dan lawannya. Yosi berhasil menghindar dari benda-benda besar yang dilemparkan oleh lawannya. Lalu secara tiba-tiba Yosi bergerak ke arah belakang lawannya dan menebas lengan lawannya. Cipratan darah mewarnai lantai yang semula berwarna putih.

"Mari kita akhiri semua ini-" ucap Yosi lalu mengayunkan kembali pedangnya sekuat tenaga ke arah leher lawan. Dengan sekali tebas, Yosi mampu memisahkan kepala lawannya yang tengah hilang keseimbangan karena sebuah lengannya sudah terpotong lebih dulu.

"Yosi menang, Yosi menang-" Seru Yosi meloncat-loncat kegirangan. Yosi kembali mencari keberadaan Katrina.


Sementara itu di tempat lainnya Zhenzhen dan Samuel masih berjuang sekuat tenaga melawan dua orang pasukan Evil. Rupanya dua orang pasukan Evil ini memiliki kekuatan yang jauh lebih hebat dibandingkan dengan dua lainnya. Zhenzhen dan samuel mulai terlihat kelelahan. Nafas mereka mulai memburu akibat pertarungan yang tidak kunjung usai.

"Bruuukk-" sebuah pukulan mendarat di perut Samuel.

"Bruukkk-" kini giliran tubuh Zhenzhen yang dipukul menggunakan sebuah papan yang keras. Tubuh Zhenzhen terlempar cukup jauh. Samuel hendak menolong Zhenzhen akan tetapi lawannya kembali menghujamkan pukulan bertubi-tubi. Anggota pasukan Evil yang menjadi lawan Zhenzhen lalu mendekati tubuh Zhenzhen. Mencengkram leher Zhenzhen dan bersiap-siap menghabisi nyawanya. Zhenzhen berusaha meronta dan mengambil pisau kecil yang terselip di pinggang kanannya dan menancapkan ke bahu lawannya. Hal itu membuat anggota pasukan Evil itu kian menjadi-jadi. Diangkatnya tubuh Zhenzhen dan dilemparkannya ke dinding. Zhenzhen benar-benar kehabisan tenaga, Lawannya kini sudah berada tepat di depannya dan bersiap-siap akan menghabisi nyawanya dengan cara mencekik lehernya. Zhen-zhen merasa bahwa ini adalah akhir dari hidupnya hingga cengkraman tangan pasukan Evil itu semakin melemah dan..

"Bruuukkk-" kedua pasukan Evil itu jatuh dan pingsan tanpa sebab. Zhenzhen dan Samuel saling pandang melihat kenyataan di depan mata mereka. Dua buah pedang mereka sudah patah akibat melawan pasukan Evil, begitu juga dengan senjata api mereka yang terlempar entah kemana saat bertempur tadi.

"Apa yang terjadi dengan mereka?" tanya Samuel sembari membantu Zhenzhen untuk bangkit.

"Entahlah Sam, kurasa Kasuya berhasil menemukan mesin pengendali dari pasukan Evil." Sahut Zhenzhen

"Bisa jadi—" sahut Samuel

"Oh..itu dia senjata kita yang sempat terlempar tadi. Ayo kita ambil! Jika Kasuya sudah berhasil menonaktifkan mesin pengendali pasukan Evil, itu artinya lawan-lawan kita selanjutnya hanyalah manusia biasa. Kurasa tidak terlalu berat." Ucap Zhenzhen

"Apa kamu yakin jika kamu masih cukup kuat?" tanya Samuel

"Apa perlu aku buktikan Sam?"tanya Zhenzhen

"Hahahaha, tidak usah. Simpan saja tenagamu. Kita nyaris kehilangan nyawa menghadapi mesin-mesin pembunuh tadi." Sahut Samuel.

"Kalau begitu, ayo kita segera mencari Antony. Aku tidak sabar ingin meremukkan tulang-tulangnya."Ucap Zhenzhen

"Ayo, kita ke atas!" Seru Samuel dan mereka pun menaiki tangga untuk menuju lantai atas. Sesampainya di lantai atas, mereka bertemu dengan Yosi.

"Hei Yosi, apakah kamu sudah menemukan Katrina?" tanya Zhenzhen

"Belum Zhen, katanya dia dibawa pergi oleh anak buah Wilson." Sahut Yosi

"Berapa banyak orang yang sudah kamu bunuh Yosi? Lihatlah pedang itu masih berlumuran darah, yeakh...sebaiknya kamu lap dulu." Ucap Samuel

"Hanya dua Sam, kata Boz Hanz, itu adalah anggota pasukan Evil." Sahut Yosi

"Benarkah? Kamu berhasil membunuh mereka berdua?" Zhenzhen nampak kaget

"Iyah Zhen, Boz Hanz meminjamkan pedang Harasikage kepadaku. Pedang ini benar-benar kuat. Aku bisa memotong kepala mereka dengan sekali tebas. Bukankah ini pedang yang sangat bagus?" tanya Yosi

"Hahahahaha... iyah Yosi, itu pedang yang sangat bagus. Lalu kemana perginya Hanza?" tanya Zhenzhen

"Boz Hanz sedang mencari Wilson, sedangkan aku sedang berusaha mencari Katrin. Begitu banyak ruangan di lantai ini. Aku nyaris memasuki seluruh ruangan akan tetapi tidak menemukan Katrin." Sahut Yosi

"Sepertinya Wilson membawa Katrina bersamanya." Sahut Samuel

"Perasaanku juga mengatakan hal yang sama Sam. Bajingan itu pasti menggunakan Katrina sebagai sandera jika keadaannya terdesak. Ayo, kita harus membantu Hanza mencarinya!" ucap Zhenzhen

"Braaaakkk-"sebuah pintu dihempaskan dengan paksa. Terlihat Antony bersama delapan orang anak buahnya kini berusaha menghadang Zhenzhen dan yang lainnya.

"Hahahahahaha selamat datang di kediaman kami. Kalian rupanya tidak tahu etika. Undangan itu berlaku dua hari lagi akan tetapi kalian datang mendahului. Maka dari itu ijinkan aku Antony yang akan menyambut kalian dengan menu seadanya." Ucap Antony sambil memberikan kode kepada anak buahnya.

"Oh..rupanya kamulah bajingan yang bernama Antony? Perlihatkan pada kami daftar menu yang kalian miliki!" Balas Zhenzhen

"Serang dan bunuh budak-budak sialan ini!" Seru Antony pada seluruh anak buahnya. Pertempuran sengit kembali terjadi antara Zhenzhen, Yosi dan Samuel dengan delapan orang anak buah Antony. Pertempuran tidak berlangsung lama karena Zhenzhen, Yosi dan Samuel bukanlah tandingan anak buah Antony. Melihat hal tersebut, Antony berusaha melarikan diri. Namun Zhenzhen yang menyadari hal tersebut, secepat kilat mengejar antony.

"Mau pergi kemana kamu bajingan? Kenapa begitu terburu-buru? Bukankah pestanya belum dimulai?" tanya Zhenzhen sambil menghadang Antony.

"Dor...Dorrr—" Antony melepaskan dua buah tembakan mengenai perut Zhenzhen.

"Rasakan itu—" ucap Antony

"Hahahahahahahaha, dasar bodoh!" Zhenzhen tiba-tiba tertawa.

"A..a..apa? Ka...ka..kamu masih bisa tertawa?" tanya Antony gugup

"Tentu saja, pelurumu tidak bisa menembus kulitku karena aku sudah mengenakan rompi anti peluru. Kini saatnya kamu merasakan balasan atas perbuatanmu pada Jinx." Gertak Zhenzhen.

"Jangan coba-coba maju atau aku akan menembak kepalamu!" Seru Antony

"Uhhhhhh takutttt ahahahahaha. Rasakan ini!" ucap Zhenzhen lalu berlari zigzag menghindari tembakan Antony lalu menyerang tubuh lelaki itu dari samping.

"Brruuukk—" Sebuah pukulan telak mengenai pinggang Antony.

"Rasakan itu, pelurumu sudah habis bukan? Hahahahaha. Kini kamu akan merasakan semua yang telah kamu perbuat pada Jinx!" seru Zhenzhen

"Arrgghhhh—" Antony berteriak saat Zhenzhen menghujamkan tendangannya tepat di alat vital Antony.

"Bagaimana rasanya haahhh? Itu belum seberapa, aku akan membuatnya semakin menarik." Ucap Zhenzhen sambil kembali menghujamkan pukulan demi pukulan ke tubuh Antony.

"Ampun...tolong...aku menyerah-" Terdengar ucapan memelas dari Antony.

"Teruslah memohon, semakin banyak kamu memohon maka semakin banyak pukulan yang akan kamu terima." Balas Hanza

"Tolong..aku memohon padamu." Ucap Antony sambil berusaha menyeret badannya di lantai utnuk menggapai kaki Zhenzhen.

"Dengar, aku tidak bisa memaafkanmu begitu saja. Aku sudah berjanji pada Jinx bahwa aku akan membunuhmu."sahut Zhenzhen

"Arggghhh—" Zhenzhen menarik kakinya yang terkena goresan pisau yang dihujamkan tiba-tiba oleh Antony

"Keparat, ternyata kamu masih memiliki nyali untuk melukaiku. Baiklah jika itu maumu. Aku akan memberikanmu ganjaran yang setimpal."Ucap Zhenzhen

"Zhennnn, tangkap—" ujar Yosi sambil melemparkan sebuah pedang padaku

"Hmmm baiklah, aku juga ingin mencoba ketajaman pedang ini." Ucap Zhenzhen sambil menyeringai.

"Arrrrrrrrrggghhh-" terdengar sebuah jeritan keras dari Antony sebelum akhirnya tubuhnya tergeletak tak bernyawa.

"Sudah selesai, ayo kita cari Hanza!" Ajak Zhenzhen dan mereka pun kembali menyusuri lantai demi lantai hingga sampailah mereka di lantai ke empat.

"Hei..kalian—" Kasuya tiba-tiba muncul dari sebuah bilik.

"Kasuya—"

"Apakah pasukan Evil sudah bisa dilumpuhkan? Aku sudah mencoba menonaktifkan konektivitas mesin pengendali dengan otak mereka." tanya Kasuya

"Ya sudah. Ternyata dugaanku benar bahwa itu adalah hasil pekerjaanmu." Sahut Zhenzhen

"Kasuya, kamu telah menyelamatkan nyawa kami dari ancaman dua anggota pasukan Evil. Sedangkan dua orang lagi sudah dibunuh oleh Yosi dengan pedang Harasikage milik Hanza." Samuel ikut menimpali.

"Baguslah. Aku juga sudah berhasil mengcopy data-data penting yang ada di komputer Wilson. Kita tinggal mencari keberadaan Hanza dan Katrina. Kurasa sebaiknya kita berpencar. Tadi aku mendengar sebuah helikopter mendarat di atas gedung ini. Sepertinya itu helikopter milik Wilson yang tadi aku temukan sedang terparkir di belakang gedung. Barangkali dia berniat melarikan diri. Aku harus mengambil helikopter dan mencegahnya jangan sampai kabur." Ucap Kasuya

"Baiklah Kasuya. Aku akan menghubungimu jika terjadi apa-apa. Kami akan melanjutkan mencari Hanza dan Katrina." Balas Zhenzhen

Kasuya pun pergi menuju tempat helikopternya diparkirkan. Sementara itu, Zhenzhen dan yang lainnya masih berusaha mencari keberadaan Hanza dan Katrina. Di ruang yang berbeda tampak Wilson tengah terburu-buru memasukkan beberapa alat ke dalam tasnya. Hingga akhirnya...

"Braaaakk—" Hanza membuka pintu ruangannya dengan paksa.

"Ahaaaaa...Hanza. Selamat datang di markasku. Sepertinya kamu datang terlalu awal. Pestanya belum mulai tapi kamu sudah tiba." Ucap Wilson

"Hahahaha...tidak apa-apa Wilson. Aku adalah orang yang sangat menghargai waktu. Aku datang lebih awal karena tidak ingin ketinggalan semenit pun persiapan acara pestamu." Balas Hanza

"Duduklah dulu. Barangkali kita bisa minum segelas anggur untuk merayakan pertemuan ini—" ucap Wilson

"Hmmm terimakasih. Sayangnya aku sudah berhenti minum anggur sejak enam bulan lalu." Sahut Hanza

"Oh..sayang sekali. Itu artinya aku harus menghajarmu lebih cepat." Sahut Wilson

Pertempuran kini terjadi antara Hanza dan Wilson. Kedua pihak sama-sama kuat dan menguasai ilmu bela diri. Keduanya saling melayangkan pukulan dan tendangan untuk menjatuhkan lawan.

"Hahahahaha, tidak kusangka ternyata kamu hebat juga Hanza. Tawaranku untuk mengajakmu bergabung denganku masih berlaku jika kamu mau." Ucap wilson seraya menghapus darah yang keluar dari sudut bibirnya.

"Terimakasih atas tawaranmu Wilson. Namun kurasa aku lebih senang menjalankan usahaku tanpamu." Balas Hanza

"Woohaaa, aku mengerti. Itu artinya kamu harus mati ditanganku hari ini." Ucap Wilson sambil menembakkan senjatanya ke arah Hanza. Tembakan Wilson hanya mengenai udara kosong karena Hanza sudah terlebih dahulu menghindar dan bersembunyi di balik lemari. Wilson menembak ke arah persembunyian Hanza dengan membabi buta. Hanza mengamankan dirinya dibalik lemari besi milik Wilson sambil menyiapkan senjatanya.

"Duarrrrrr—"terdengar sebuah bunyi ledakan yang cukup keras dari lantai bawah.

"Duarrrrr—" Sebuah ledakan susulan kembali terdengar.

"Berhentilah menembakiku atau akan kuhancurkan seluruh gedung milikmu!"Gertak Hanza dari balik lemari.

"Oh ya? Biarlah jika itu maumu. Mari kita hancur bersama-sama!" ucap Wilson

"Apakah aku baru saja mendengar sebuah nada putus asa dari mulutmu Wilson?" tanya Hanza

"Apa pedulimu dengan hal itu. Aku tidak selemah yang kamu pikir. Kesalahan terbesarmu adalah merasa bahwa dirimu terlalu pintar."Balas Wilson

"Oh ya? Begitukah?" tanya Hanza

"Ayo keluar!" terdengar Wilson membuka pintu yang berada disebelah ruangannya dan terdengar seperti sedang menyeret seseorang.

"Hanza, lihatlah! Aku membawa mainan kesayanganmu. Kamu bisa keluar dari persembunyianmu dan menyerahkan remote itu kepadaku." Ucap Wilson

"Lepaskan dia atau kuhancurkan seluruh gedung ini!" Hanza kembali mengancam Wilson.

"Hahahahaha, aku tahu jika gadis ini adalah barang berharga untukmu. Jika tidak, mana mungkin seorang Hanza akan bersusah payah datang ke tempat ini." Ucap Wilson

"Apa maumu bajingan?" tanya Hanza sambil tetap mengacungkan senjata ke arah Wilson.

"Berikan remote itu padaku! Maka gadis ini akan kulepaskan." Sahut Wilson

"Aku tidak bisa mempercayaimu." Balas Hanza

"Baiklah, aku tidak punya pilihan lain. Akan kubawa gadis ini sebagai jaminan keselamatanku. Jika kamu berani berbuat macam-macam maka aku tidak akan segan-segan membunuh gadis ini!" Ancam Wilson sambil melepaskan ikatan tangan dan plester di mulut Katrina.

"Lekas ambil tasku! Kamu akan ikut terbang bersamaku." Ucap Wilson

"Hannzzz-"Jerit Katrina saat Wilson menarik kerah baju Katrina sambil mengacungkan senjata pada kepala Katrina.

"Tenanglah Katrina, aku tidak akan membiarkan bajingan itu membawamu." Sahut Hanza

"Hahahahaha..bermimpilah Hanza. Cepat masukkan semua barang-barang itu!" perintah Wilson pada Katrina. Hanza berusaha menenangkan dirinya menyaksikan pemandangan di depannya.

"Ayo bawa tas itu dan lekas naik ke tangga!"Seru Wilson dengan senjata masih diarahkan pada kepala Katrina. Hanza hanya bisa memandang Katrina yang pasrah mengikuti semua perintah Wilson. Hanza lalu mengikuti mereka dari belakang sambil terus mengacungkan senjatanya.


Mereka akhirnya sampai di sebuah ruang tanpa atap yang ternyata merupakan tempat pendaratan helikopter milik Wilson. Sebuah Helikopter terlihat sudah siaga menunggu kedatangan Wilson. Hanza dengan cepat menghubungi Kasuya saat melihat Wilson akan masuk ke dalam helikopter bersama Katrina.

"Kasuya, kamu dimana?" tanya Hanza

"Aku sudah berada dalam helikopter. Kudengar ada suara helikopter dari atap gedung. Jadi aku menyiapkan diriku di sini untuk berjaga-jaga jika Wilson berniat melarikan diri." Balas Kasuya.

"Bagus, Wilson sudah berada di dalam helikopter bersama Katrina. Aku akan berusaha mengejarnya. Tolong ikuti Wilson. Aku akan menyelamatkan Katrina." Hanza lalu mengejar helikopter yang akan segera tinggal landas.

"Hanza, jangan gila. Aku akan menyusulmu!" sahut Kasuya

"Tidak ada waktu lagi Kasuya. Tolong ikuti helikopternya dari belakang!" Seru Hanza sambil berusaha meraih sebuah pegangan pada bagian bawah helikopter.

"Zhen...segera hidupkan kapal boatmu. Aku sedang berusaha mengejar Wilson dengan helikopter. Hanza dan Katrina berada di dalam sana. Aku khawatir terjadi apa-apa dengan Hanza. Tolong ikuti dengan kapal boatmu!" Seru Kasuya

"Perintah diterima kapten, aku dan Yosi segera berangkat. Kami sudah di depan kapal boat." Sahut Zhenzhen


Helikopter yang ditumpangi oleh Wilson dan Katrina mulai meninggalkan atap gedung dari markas Wilson dan menuju ke arah laut. Wilson tidak mengetahui bahwa Hanza bergelantungan di bagian bawah dan masih mencoba untuk terus memanjat naik ke dalam Helikopter. Sementara itu tidak jauh di belakang Wilson, Kasuya sudah menyusulnya dengan menggunakan helikopter. Zhenzhen pun segera memacu kapal boatnya mengikuti pergerakan helikopter.

"Tuan, sepertinya ada sesuatu di bawah helikopter kita." Ujar sang pilot kepada Wilson

"Biar kulihat dari jendela. Ahaaaa...rupanya wanita sialan itu sedang berusaha untuk masuk kemari." Ujar Wilson

"Hanzaaa—-" Katrina berteriak saat melihat ke arah bawah helikopter. Hanza berada di sana.

"Hanzaaaa....menyerahlah. Kamu tidak akan bisa menangkapku." Wilson berteriak-teriak kepada Hanza.

"Bajingan, aku sudah sejauh ini. Tidak akan kubiarkan kamu lolos." Sahut Hanza dengan teriakan yang sama kerasnya.

"Hahahahah sayang sekali. Sepertinya kamu harus membuat sebuah pilihan. Apakah kamu tahu jika menjadi orang baik itu sangatlah susah. Aku tahu jika kamu sedang berusaha menjadi orang baik. Lihatlah ini!" seru Wilson

"Tidaaaakk—" Katrina meronta saat Wilson mencoba menyeretnya ke depan pintu helikopter.

"Apa yang kamu lakukan Wilson. Hentikan itu!" Hanza kembali berteriak melawan angin.

"Hahahahaha, sudah kukatakan bukan. Menjadi orang baik itu tidak mudah. Kamu memilih untuk membunuhku atau harus menyelamatkan gadis ini. Semua itu terserah padamu. Enyah kau dari sini hahahaha-"Wilson mendorong tubuh Katrina keluar dari helikopter.

Secepat kilat Hanza menyusul tubuh Katrina yang terjun ke dalam air laut. Hanza berusaha sekuat tenaga untuk menjangkau Katrina. Sesekali Hanza mengambil nafas dan menyelam kembali untuk mencari Katrina. Kasuya yang melihat hal tersebut segera menghubungi Zhenzhen.

"Zhen...segera menuju koordinat 125, Hanza dan Katrina terjatuh dari helikopter di koordinat itu." Ucap Kasuya

"Baiklah, lima menit lagi kami sampai di sana." Sahut Zhenzhen

"Aku masih berusaha mengejar Wilson." Ucap Kasuya. Sementara itu Wilson kembali duduk dan tertawa penuh kemenangan di dalam helikopternya.

"Rasakan itu wanita sialan!" ujar Wilson

"Tuan, ada sebuah panggilan masuk di radio kita-"Sang pilot kembali berseru

"Jawab saja!"Perintah Wilson

"Kepada pilot helikopter GX 405, anda harus berbalik arah sebelum helikopter anda ditembak atas dugaan terlibat penerbangan yang tidak sah karena akan segera melewati kawasan udara wilayah perbatasan. Sekali lagi kami peringatkan. Anda akan keluar dari zona legal wilayah perbatasan. Kami dapat menembak pesawat anda karena terlibat dalam penerbangan yang tidak sah.

"Bagaimana ini Tuan Wilson?" tanya sang pilot.

"Putar haluan, aku tidak mau kita mati konyol." Sahut Wilson

"Bersiaplah Tuan, kita akan memutar haluan." Ujar sang pilot.

"Tampaknya helikopter itu terus mengikuti kita dari tadi. Apa urusannya dengan kita?" tanya Wilson.

"Saya kurang tahu Tuan." Sahut sang pilot

Zhenzhen dan Yosi telah sampai pada titik koordinat yang dikatakan oleh Kasuya. Mereka mencari-cari jika ada tanda-tanda dari Hanza atau Katrina.

"Bagaimana ini Zhen?" tanya Yosi

"Kita sudah berada di koordinat yang benar. Lihatlah petunjuk koordinat di kapal ini." Sahut Zhenzhen

"Bryuuurrr-" Hanza tiba-tiba muncul ke permukaan bersama Katrina.

"Itu Boz Hanza!" Yosi berseru kegirangan.

"Ayo lemparkan tali dan pelampung!"Zhenzhen lalu mendekatkan kapal mereka pada Hanza dan Katrina.

"Yosi, bantu aku menaikkan Katrina!" pinta Zhenzhen

"Hanz, kini giliranmu!" ucap Zhenzhen sambil mengulurkan tangannya ke arah Hanza.

"Haaahh..haaaahh..hahhh—-"Hanza berusaha mengatur nafasnya.

"Uhuukkk..uhuuukkk..hueeek-" Katrina yang terlihat sangat lemas mulai terbatuk -batuk hingga mengeluarkan air laut yang sempat tertelan.

"Syukurlah kalian selamat." Ucap Zhenzhen

"Bagaimana dengan bajingan itu Zhen?" tanya Hanza

"Sudahlah Hanz, kita pikirkan itu belakangan saja. Saat ini keselamatan kalian adalah hal yang terpenting." Sahut Zhenzhen

"Haaaanzz-" Katrina memanggil Hanza dengan lirih

"Istirahatlah, kamu pasti sangat kelelahan." Ucap hanza sambil membelai wajah Katrina

"Zheeeenn..kamu masih di situ?"Suara Kasuya terdengar melalui handy talky

"Copy..iya kapten. Hanza dan Katrina sudah berhasil kami temukan dalam keadaan selamat." Sahut Zhenzhen

"Sempurna! Maka kali ini biarkanlah aku memberikan sebuah pertunjukkan gratis untuk kalian semua. Segera bawa kapalmu ke daratan! Kasuya tampaknya sangat bersemangat.

"Baiklah kapten Kasuya. Kalian berpeganganlah, aku akan menambahkan kecepatan kapal." Ucap Zhenzhen

Lima belas menit kemudian akhirnya mereka sampai di pantai. Samuel datang dengan tergesa untuk membantu mereka mengaitkan jangkar kapal. Suara Kasuya kembali terdengar melalui HT.

"Ladies and gentleman lihatlah pertunjukan udara kami sebentar lagi. Oh ya, sampaikan pada Hanza agar dia mengucapkan salam perpisahan pada Wilson." Terdengar suara Kasuya yang sangat nyaring melalui HT.

"Ini Hanza yang berbicara." Sahut Hanza

"Hahahah...hai Hanza, senang bisa mendengar suaramu lagi. Sebaiknya kamu segera mengucapkan salam perpisahan pada Wilson sebelum terlambat." Ucap Kasuya

"Apa maksudmu?" tanya Hanza

"Aku masih membawa remote mini bom yang kedua. Sebelum masuk ke dalam markas Wilson, aku sempatkan diri untuk menaruh 4 butir mini bom di dalam helikopternya yang sedang terparkir di belakang gedung. Aku sengaja membawa mereka kembali kemari agar kamu dan yang lain bisa melihat kematiannya." Sahut Kasuya

"Jadi maksudmu kamu akan-"ucapan Hanza terhenti

"Iya, segeralah ucapkan selamat tinggal kepadanya. Aku akan menunggu perintahmu untuk meledakkan helikopternya." Sahut Kasuya memotong pertanyaan Hanza.

"Baiklah-" Seutas senyum menghiasi bibir Hanza

"Zhen...berikan telponmu padaku. Aku ingin menghubungi Wilson." Pinta Hanza

"Untuk apa Hanz?" Zhenzhen kebingungan mendengar permintaan Hanza

"Nanti kamu akan tahu sendiri jawabannya."Sahut Hanza tersenyum penuh arti.

"Halo.. Wilson." Ucap Hanza saat telponnya tersambung

"Siapa ini?" tanya Wilson

"Hanza."

"Rupanya kamu masih hidup. Bagaimana kamu bisa menghubungiku? Bukankah kamu sedang mengejar mainanmu ke dalam laut?" Wilson berusaha menyembunyikan rasa cemasnya.

"Hahahahaha, dewi fortuna sedang berada di pihakku Wilson. Tujuanku menelponmu hanyalah untuk mengucapkan salam perpisahan. Kuharap setelah ini kamu akan tenang di alam sana. Ahaaa..itu dia helikoptermu sudah terlihat dari sini" Jawab Hanza

"A...a.apa maksudmu berbicara seperti itu?" tanya Wilson

"Selamat tinggal Wilson. Kasuya.....sudah waktunya!" seru Hanza melalui HT

"Baik, perintah dilaksanakan Jendral!"sahut Kasuya

"Duaaarrrrrrr...duaaarrrrrr—-" Ledakan yang sangat dasyat menghancurkan helikopter milik Wilson menjadi puing-puing kecil. Hanza dan yang lainnya terpana melihat ledakan yang terjadi di angkasa. Helikopter itu sepertinya benar-benar hancur tanpa sisa.

"Kerja bagus kapten Kasuya." Puji Hanza lewat HT

"Nanti saja puji memujinya Jendral. Aku harus mendaratkan helikopter ini terlebih dulu."sahut Kasuya yang kontan membuat semua yang mendengar suara Kasuya melalui HT ikut tertawa.

"Boz...sejak kapan Boz Hanz menjadi jendral?" tanya Yosi

"Sejak Kasuya menjadi kapten kapal hahahaha-" sahut Hanza yang disambut tawa oleh teman-temannya.

"Ayo sebaiknya kita segera kembali ke markas kita. Nanti saja lanjutkan pembicaraan di sana." Zhenzhen memberi usul.

"Ya, sebaiknya memang begitu. Katrina harus segera mengganti bajunya yang basah. Jangan sampai dia kedinginan dan sakit lagi." Ucap Hanza

"Sudah ada kamu yang akan menjadi penghangatnya. Kurasa setelah ini Katrina tidak akan sakit lagi." Sahut Zhenzhen dengan santai

"Ah....sepertinya kamu sedang membicarakan dirimu dan Jinx." Balas Hanza

"Hei..hei..hei...tidakkah kalian memandangku? Aku masih anak-anak dan kalian orang dewasa yang dengan seenaknya membicarakan masalah seperti itu di depanku." Protes Yosi

"Hahahahahaha...maafkan kami Yosi-" sahut Zhenzhen sambil mengacak-acak rambut Yosi.

"Kamu kedinginan?" tanya Hanza pada Katrina saat berada di dalam mobil Van.

"Hu um-" sahut Katrina setengah bergumam sambil menganggukkan kepalanya.

"Kemarilah!" Hanza menarik tubuh Katrina ke dalam pelukannya.

"Maafkan aku Hanz karena selalu menyusahkanmu."Katrina menyandarkan kepalanya di bahu Hanza.

"Aku yang seharusnya meminta maafmu. Maafkan aku Katrin. Kuharap setelah kejadian ini, aku bisa memperbaiki semua kesalahanku dan membuat semuanya kembali normal." Sahut Hanza

"Bagaimana keadaan Jinx?" tanya Katrina

"Kamu boleh menengoknya besok siang. Sebentar lagi malam akan berganti menjadi pagi. Sebaiknya kita membicarakan hal ini nanti saja."Ujar Hanza

"Iyah—-" sahut Katrina sambil mengeratkan pelukannya pada tubuh Hanza.

Mereka semua akhirnya kembali ke markas besar Hanza dalam keadaan selamat. Wilson sudah hancur bersama dengan puing-puing pesawat. Semua perjuangan yang dilakukan tidak berakhir sia-sia. Mereka berjuang untuk menang.

*tbc*

Continue Reading

You'll Also Like

SCH2 By xwayyyy

General Fiction

137K 18.8K 49
hanya fiksi! baca aja kalo mau
25.8K 541 10
18+ Pasca pemerkosaan yang dilakukan ayahnya, Maya diseret ke dalam panti rehabilitasi mental. Kekasihnya, Alesia telah meninggalkannya. Kini Maya ha...
4K 235 24
ID 🇮🇩 • [END] • Sibuna Sherel, keberadaannya menjadi sosok paling ditakuti di sekolah SMA Foxglove Distrik Selatan. Dia bisa dengan mudah mengintim...
361K 135 9
FOLLOW AKUN INI DULU, UNTUK BISA MEMBACA PART DEWASA YANG DIPRIVAT Kumpulan cerita-cerita pendek berisi adegan dewasa eksplisit. Khusus untuk usia 21...