Kekasih Buat Kekasihku

By udangkece

718 118 48

Delapan tahun pacaran. Ditemani sampai menyelesaikan pendidikannya. Tak banyak menuntut ditengah kesibukan. D... More

Part 1 - Dia Telah Mendua
Part 2 - Wanita Pilihannya
Part 3 - Panti Jompo
Part 4 - Rumah Singgah
Part 5 - Amin Paling Serius
Part 6 - Aplikasi Billdate
Part 7 - Bad Cheese Cake
Part 9 - Kebetulan Lagi
Part 10 - Satu Permintaan
Part 11 - Dicintai Dan Mencintai
Part 12 - Menabrak Mobil Porsche
Part 13 - Hari Baik Atau Buruk
Part 14 - Red Flag
Part 15 - Naksir Berat
Part 16 - Pelukan Eratmu
Part 17 - Kunci Yang Tak Bisa Diduplikasi
Part 18 - Jangan Lupa Bahagia
Part 19 - Trust Issue
Part 20 - Menjadi Penyembuh
Part 21 - Resah dan Gelisah

Part 8 - Dibalik Aplikasi Billdate

22 5 2
By udangkece

***********
[RASANYA TIDAK IKHLAS, MENERIMA KEBAIKAN DARI ORANG TERJAHAT]
***********

Gagal pada pria kedua bikin Puja stress sampai mau gila. Emangnya Mindy butuh cowok yang gimana sih. Kalau ditanya, Mindy bilang gak butuh cowok. Damn! Kayaknya Puja harus memperbaharui beberapa hal di biodatanya Mindy. Padahal Puja merasa tahu banget soal Mindy. Tapi kenapa masih gagal sih?

Reza jadi pihak yang memberikan tanda gagal untuk kencan kali ini. Ternyata bagi Reza, Mindy bukan tipenya. Puja melihat ke arah Mindy yang sedang melayani customer. Argh, mau sampai kapan cewek itu begini? Terlihat baik-baik saja padahal tidak.

Sudah pukul 8 malam. Sebab hujan, Joissy Restoran tidak terlalu ramai. Bukannya mau bersyukur, tapi hal itu melegakan hati setiap pegawai. Setidaknya hari ini tidak terlalu capek.

"Mindy Leora, gue pulang duluan ya. Dipaksa banget gue ikut acara keluarga. Padahal itu boring parah."ucap Puja sambil merapikan barang-barangnya dan dimasukkan ke dalam tas.

"Jelas lo mau menghindari Om lo yang galak itu. Pakai bikin alasan boring."

"Ya, itu juga sih. Tapi lo gak apa-apa sendirian?"tanya Puja menyakinkan. Rayen, cowok yang tadinya jadi partner Mindy, sedang pergi untuk memesan beberapa bahan yang sudah habis.

"Gak ada masalah. Kalau ada tiga pelanggan pun, gue masih bisa handle."

"Kalau ada apa-apa, call me. Gue bisa kok langsung lari dari rumah kesini."ucap Puja menyakinkan. Mindy mengangguk paham. Dia melambaikan tangan dan menyaksikan kepergian cewek itu.

Tempat ini sangat sepi tanpa Puja. Mindy duduk dan terdiam beberapa saat. Sampai bunyi pintu terbuka terdengar. Cowok dengan wajah datar yang menelusuri tiap sudut sebelum benar-benar duduk. Dalam pengamatan Mindy, dia mencari posisi paling nyaman. Setelah duduk, ia membuka laptopnya. Well, mungkin dia salah satu pekerja yang sibuknya luar biasa. Mindy segera menaruh menu di atas meja.

"Ini menunya, mas. Kalau mau pesan, bisa panggil saya."

"Ah, buatkan saya apapun. Saya lapar banget dan butuh makanan yang enak. Apa saja, terserah kamu."ucap cowok itu. Mindy mengangguk paham. Dia segera ke dapur.

Mau masak apa ya? Ini sih kesempatan emas untuk melakukan eksperimen. Mindy memutuskan untuk memasak sesuatu yang gak ada dalam menu. Satu dari sekian menu buatannya yang sudah dicatat dalam buku.

Dia mencari bahan yang masih banyak. Ada ikan kakap dan tempe. Dibuatnya ikan kakap honje dengan kuah yang tidak terlalu pekat. Dan ditambah tempe goreng dengan sambal matah. Tak seperti biasanya, Mindy menambahkan beberapa bahan yang sebenarnya tidak sesuai dengan motto Joissy Restoran. Sesekali melanggar aturan tidak apalah. Yang penting, Jodin gak tahu.

Ditaruhnya di atas meja dengan nasi panas. Tanpa nanya soal minuman, Mindy menyajikan air putih hangat. Dia tidak mau mengganggu cowok itu. Cowok yang tak menoleh sedikitpun padanya, dan hanya fokus dengan laptopnya. Mindy duduk di meja kasir. Gak perlu takut sendirian di tempat ini. Kalau ada penjahat, satpam yang jaga di depan siap maju paling depan.

Tiba-tiba, datang lagi customer baru. Mindy bersiap untuk melayani, tapi terdiam saat melihat orang itu.

Teman-temannya Syafril.

Gila ya, dari semua restoran yang ada di daerah ini, kenapa mereka harus kesini? Sesungguhnya, Mindy gak ada masalah sama mereka. Tapi wajar dong kalau merasa asing dan canggung?

Sepertinya gak cuma Mindy yang begitu, tapi mereka juga. Tiga orang yang kini saling tatap-tatapan hendak keluar dari tempat itu. Bahkan mereka sedang saling berbisik.

"Masuk aja! Mau makan kan?"ucap Mindy ramah.

Audrin berjalan ke arah Mindy. "Kalau lo gak nyaman, gue sama yang lain bisa pindah kok. Kami juga paham perasaanmu."

"Ayolah, gue gak ada masalah sama kalian. Lagian, cuma lo doang yang gue kenal."

Audrin mengangguk. Emang sih, cuma Audrin yang berkenalan langsung sama Mindy. Kalau yang lain, hanya melihat fotonya di Instagram. Gak ada yang gak kepo waktu Syafril mengumumkan pertunangannya secara official. Potret pertunangan itu pernah di-share ke grup kampus sebagai topik pembicaraan.

"Oke, thanks Mindy. By the way, gue terjebak disini sama yang lain karena gak mau kena macet di Sudirman. Ada konser Westlife di GBK. Jadi, kami benar-benar gak tahu lo kerja disini."Ucap Audrin. Sebenarnya gak dijelaskan juga gak apa-apa.

"Ya, it's ok. Dan - ini menunya."

Mindy kembali ke meja kasir. Melihat cowok yang sedang menikmati ikan kakap honje itu. Kayaknya, cowok itu suka deh. Terlihat dari anggukan kepalanya beberapa kali saat makanan itu masuk ke dalam mulutnya. Tak disangka, mata cowok itu bertemu dengan matanya. Mindy langsung mengalihkan pandangan. Customer pasti tidak suka diliatin seorang pramusaji saat sedang makan.

Suara Audrin membuatnya berjalan ke arah mereka. Menulis pesanan dan segera membuatnya. Cukup singkat, sebab mereka hanya memesan nasi goreng. Menu yang tidak terlalu rumit untuk dibuat.

Lagi, Mindy duduk di meja kasir. Tidak melakukan apa-apa selain membalas pesan dari Puja. Curhatan cewek itu tentang Om-nya yang galak. Tatapan Mindy kembali pada teman-temannya Syafril.

Agak sulit diterima, tapi Syafril punya circle pertemanan yang sehat. Mereka baik, berhati-hati bicara dan asik. Sangat positive vibes kalau kata anak muda jaman sekarang. Hal tentang Syafril memang cenderung sempurna. Kecuali soal dia selingkuh dua kali. Meski perselingkuhan itu tak serius, tapi Mindy sangat membenci hal itu. Sungguh!

"Totalnya 240 ribu ya. Mau bayar pakai apa?"tanya Mindy sambil menaruh bill-nya.

"Debit aja deh. By the way, lo belum kenal mereka kan? Ini Poppy sama Arri."kata Audrin sambil mengenalkan dua orang itu. Setelah perkenalan singkat, Audrin melakukan pembayaran. Berterima kasih dan segera pergi. Pembicaraan mereka tak lepas dari macet yang mungkin akan awet sampai tengah malam.

Mindy mengecek jam tangannya. Masih satu jam lagi. Harapan terbesarnya, jangan ada lagi pelanggan yang datang. Capek cuy! Bukan soal masaknya, tapi ngebersihin mejanya dan cuci piring.

Sampai pukul 21.45 WIB, tidak ada tanda pelanggan. Kayaknya, doa dan harapan Mindy langsung terkabul. Dia menunggu dengan tenang, sampai pelanggan terakhirnya pergi.

"Permisi! Boleh minta bill-nya?"tanya cowok itu sambil mengangkat tanganya. Mindy yang hampir tertidur langsung mencari kertasnya. Pembayaran ini tidak akan tercatat di mesin kasir. Soalnya, menunya tidak ada dalam aplikasi. Mindy menghitung berdasarkan harga bahan baku.

"Maaf ya, Mas. Karena menunya gak ada di daftar, jadinya saya tulis tangan saja."

"Ya, no problem."

"Makanan ini enak banget. Lain kali, saya pasti akan datang kesini."komentarnya setelah pembayaran berhasil. Satu kalimat biasa yang bikin Mindy kegirangan. Senang sekali ketika masakannya mendapatkan pujian.

"Ah, terima kasih atas pujiannya."

Cowok itu mengangguk singkat. Ia segera pergi dengan buru-buru. Manusia di Kota Jakarta kebanyakan workaholic. Sibuk kerja sampai lupa menikmati hidup. Sudah bukan hal aneh bagi Mindy yang sering jadi pengamat. Dia sendiri kesulitan mencari kesibukan. Setelah berpindah ke shift malam, ia berhenti jadi sukarelawan di panti. Dia gak dikasih izin sama ibu yang mengurus disana. Katanya kasihan kalau Mindy sampai kelelahan. Hey, sumber penyakitnya itu bukanlah fisik tetapi psikis.

***

Siapapun pasti bakal ngerasain ini. Cowok yang meninggalkan ceweknya setelah pacaran 8 tahun. Banyak yang berubah. Banyak yang harus dibiasakan. Terkadang, muncul rasa bersalah. Terkadang, ingin bertemu meski cuma berbasa-basi. Tapi semua itu gak mungkin terjadi.

Lebih mudah musuh menjadi teman, ketimbang mantan menjadi teman.

Disini, di apartemennya Billy, Syafril menghabiskan sore setelah pulang kantor. Apartemen yang lebih tampak seperti tempat penyimpanan server ketimbang rumah. Dia emang punya skill luar biasa di dunia IT. Gak heran, dia lebih milih kerja dengan client dari luar negeri. Tak perlu heboh berangkat kerja pagi-pagi sekali dan menikmati kemacetan yang menyebalkan. Udah gitu, gajinya gak seberapa. Gaji dengan pekerjaan ini bisa membuat Billy menghasilkan uang dua sampai tiga kali lipat ketimbang pegawai di Indonesia.

"Bro, mau minum apa?"tanya Billy sambil mengatur kacamatanya.

"Kopi ada gak?"

"Ada dong. Tunggu bentar ya."ucap Billy sambil pergi ke dapur. Syafril duduk sambil menelusuri setiap sudut yang tertangkap matanya. Billy benar-benar sukses. Dia yang dulu sering minta ditraktir, sekarang jadi kaya dengan apartemen mewah.

Beda dengan Syafril. Masih stuck di posisi yang sama.

Kata pepatah, wanita seperti ladang rezeki bagi lelaki. Lelaki dengan wanita A akan berbeda ketika dengan wanita B. Entah kenapa, sejak pisah dengan Mindy, Syafril seperti terjebak dalam sangkar. Tidak punya peningkatan, baik secara penghasilan maupun jabatan. Ia anggap itu karma. Ia terima dengan lapang dada dan berharap Mindy bisa menemukan bahagianya.

"Nih, kopi paling mantap yang gue order dari Singapura."

"Niat amat. Seenak apa sih?"

"Lo coba dulu deh, bro. Baru berkomentar."tegas Billy. Syafril meneguknya beberapa kali. Ternyata benar, kopi mahal itu punya rasa yang mahal juga. Mau tampilan luarnya sama, rasanya sangatlah berbeda.

"Approved sih."

Billy tersenyum bangga. "Jadi, udah gimana?"tanya Syafril lagi.

Billy menarik nafas. "I don't know apa yang terjadi sama dia. Tapi dia benar-benar gak cocok sama dua cowok pilihan lo itu. Gue rasa, Puja bakal mikir tiga kali buat pakai Billdate lagi atau engga."

Syafril menghela nafas panjang. Padahal dua cowok itu adalah pilihan yang terbaik. Sangat tidak mungkin Syafril gak tahu soal cewek itu. Delapan tahun bersama, seharusnya luar dalam sudah diketahui dengan pasti.

"Lo ada solusi gak, Bil?"

Billy memutar bola matanya. Memainkan rubik yang jadi makanan sehari-harinya. "Selama ini kita cuma nyari seseorang yang sesuai sama spesifikasi lo. Gimana kalau coba dengan pilihan orang lain?"

"Orang lain yang lo maksud?"

"Ada Audrin, Poppy atau Arri. Maybe mereka punya insight yang berbeda tentang Mindy. Lagian lo ngapain sih masih mikirin dia?"tanya Billy.

"Hmm, merasa bersalah."

"Hidup berjalan cuy. Kalau lo mikirin Mindy mulu, kapan mikirin istri sama anak lo?"

"Singkatnya begini."ucap Syafril serius. "Semisal gue menjebak elo bertahun-tahun. Terus akhirnya lo sadar dan marah sama gue, gue harus berbuat apa?"

"Ya, lo minta maaf lah."

"Lo mau maafin gue?"

"Belum tentu sih."

"Nah, ketika lo gak mau maafin gue, gue akan menebus rasa bersalah itu dengan cara apapun. Ini bukan soal Mindy atau bukan. Ini soal kesalahan besar yang udah gue lakukan."kata Syafril yakin.

"Well, sekarang terserah lo deh. Mau ngikutin intuisi atau ngasih kepercayaan sama gue. Lagian, kemarin anak-anak ketemu sama Mindy. Lucky, mereka gak tahu soal Billdate yang gue bikin."

"Ha? Ketemu dimana?"tanya Syafril kaget.

"Di Joissy Restoran. Mereka hangout bareng tapi gak sadar kalau di GBK lagi ada konser Westlife. Akhirnya makan dulu deh disana."

Syafril dan Billy merahasiakan soal Billdate dari teman-temannya. Ayolah, akan muncul perdebatan di antara mereka. Terutama Audrin dan Poppy. Sebagai sesama cewek, mereka mengandalkan perasaan untuk tiap hal. Sedikit banyak mereka tahu gimana perasaan Mindy.

"Jadi gimana, bro? Kalau begini terus, Puja bakal uninstall aplikasi itu. Cowok terakhir bernama Reza yang lo cari dengan susah payah, jadi orang yang menekan tombol gagal. Impresi dia tentang Mindy ada di bawah rata-rata."ucap Billy kayak lagi presentasi hasil report sebuah proyek.

Setelah mempertimbangkan cukup lama, Syafril mengangguk setuju.



--UBI--
I'm back! :)

Continue Reading

You'll Also Like

2.9M 302K 50
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
1M 42.8K 37
Mereka teman baik, tapi suatu kejadian menimpa keduanya membuat Raka harus menikahi Anya mau tidak mau, sebagai bentuk pertanggungjawaban atas apa ya...
3.4M 49.7K 32
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
837K 79.4K 51
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...